JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali mengidentifikasi minat investasi investor furniture Tiongkok ke Indonesia. Minat investasi tersebut menurut BKPM akan dilakukan dalam bentuk merelokasi pabrik. Pasalnya, pabrik yang mereka miliki akibat biaya operasional di Tiongkok yang terus meningkat serta ketersediaan bahan baku rotan di Indonesia.
Menurut BKPM, kurang lebih 200 pengusaha furniture dari kota Dongguan, Provinsi Guangdong, Tiongkok akan menjadi salah satu target pemasaran investasi yang dilakukan.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Franky Sibarani, yang baru saja mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kunjungan ke Tiongkok menyampaikan, perubahan struktur ekonomi di Tiongkok ke arah konsumsi, sehingga industri manufakturnya banyak yang relokasi ke luar.
“Wacana terkait biaya operasional pabrik furniture di Provinsi Guangdong serta ketersediaan bahan baku produk furniture menjadi faktor pendukung rencana relokasi tersebut. Kita bersaing dengan Vietnam, India dan Myanmar untuk menarik relokasi industri tersebut,” ujarnya dalam keterangan kepada media dikutip, Rabu (6/4/2016).
Menurut Franky, industri furniture yang berminat melakukan relokasi ke Indonesia tergolong sektor industri padat karya yang merupakan sektor prioritas BKPM. BKPM akan melakukan kegiatan pemasaran investasi akhir April mendatang. Beberapa daerah diharapkan dapat berpartisipasi seperti dari Cirebon, Sukabumi dan Jepara. (asr)