Senator Amerika Desak Tiongkok Bebaskan Profesor yang Ditahan karena Pendapatnya

Pada 1 Agustus, profesor Sun Wenguang, 84  tahun, dibawa pergi oleh polisi dari rumahnya di Kota Jinan, Provinsi Shandong, selama wawancara telepon langsung dengan media outlet independen Voice of America (VOA).

Sejak itu, pihak berwenang Tiongkok telah memberikan sedikit informasi tentang keberadaan Sun. VOA baru-baru ini melaporkan pada 5 Agustus bahwa Sun telah dipindahkan dari hotel yang dikelola militer di mana dia ditahan ke sebuah lokasi yang dirahasiakan.

Anggota Senat AS dan Dewan Perwakilan Rakyat sekarang mendesak Beijing untuk segera membebaskannya.

Lantang tentang isu-isu hak asasi manusia dan kritis terhadap kebijakan pemerintah di Tiongkok, Sun, seorang profesor fisika di Universitas Shandong, telah mengalami pengawasan dan intimidasi terus menerus oleh otoritas Tiongkok selama bertahun-tahun.

Selama wawancara 1 Agustus, Sun mengkritik taktik “diplomasi dolar” Tiongkok, karena negara tersebut berkomitmen untuk menghabiskan dana dalam jumlah besar untuk proyek-proyek infrastruktur asing daripada membelanjakan uang untuk memperbaiki masalah-masalah dalam negeri.

“Masyarakat biasa [Tiongkok] miskin, dan kita harus berhenti melemparkan uang ke Afrika,” kata Sun.

Tiba-tiba, ada keributan di latar belakang suara Sun dan terdengar dia sedang berteriak: “Adalah ilegal bagi Anda untuk masuk ke rumah saya. Ini adalah kebebasan saya bicara!” Kemudian, sambungan telepon tersebut terputus.

Senator AS Marco Rubio (R-Fl.) menyatakan keprihatinannya tentang Sun dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke VOA. “Otoritas Tiongkok semakin agresif dan tak tahu malu dalam upaya mereka untuk mematikan kebebasan berbicara dan hak-hak dasar lainnya. Kami sangat prihatin dengan keselamatan dan kesejahteraan Profesor Wenguang Sun, dan mendesak pembebasannya segera dan tanpa syarat,” katanya, menurut laporan VOA 5 Agustus.

Rubio juga secara terbuka mengomentari insiden tersebut melalui Twitter pada 2 Agustus: “Setiap kali Anda mendengar retorika berlebihan tentang bagaimana kita berada di ambang ‘tirani’ atau ‘otoritarianisme’ di Amerika, ingatlah seperti apa tirani yang sebenarnya. Di #Tiongkok, polisi menangkap seorang kritikus Xi ketika dia berada di tengah-tengah wawancara langsung.”

Sementara itu, anggota Kongres, Chris Smith (RN.J.), anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR dan wakil ketua Congressional Executive Committee on China, sebuah lembaga pemerintah yang memantau masalah hak asasi manusia di Tiongkok, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 2 Agustus. “Orang-orang Tiongkok dan Amerika harus terus bekerja sama menuju hari ketika seseorang seperti Prof. Sun dapat secara terbuka membagikan pendapatnya, melalui pers bebas, tanpa takut akan pembalasan.” (ran)

ErabaruNews