Bristol Didesak Putus Hubungan dengan Tiongkok Menentang Pengambilan Organ Paksa

LONDON – Sebuah kota di Inggris sedang didesak untuk mengakhiri hubungannya dengan sebuah kota yang mirip dengan kota di Tiongkok menetang pengambilan organ Tiongkok dari tahanan hati nurani.

Banyak kota-kota di Inggris yang dibuat kembar dengan salinannya di luar negeri. Bristol, di barat daya negara tersebut, kembar dengan Guangzhou, Tiongkok selatan.

Para penggiat kampanye dari Bristol Against Forced Organ Harvesting (BAFOH) mengatakan Tiongkok menggunakan para tahanan hati nurani sebagai “bank organ hidup” untuk transplantasi-tranplatasi atas permintaan dan Bristol harus meningkatkan kecepatan bersama dengan Guangzhou.

Tiongkok mengklaim bahwa organ yang digunakan dalam transplantasi tersebut bersumber dari kematian-kematian alami dan sumbangan-sumbangan publik. Organisasi transplantasinya mengatakan bahwa mereka telah berhenti menggunakan organ dari tahanan yang dieksekusi pada 2015. Namun, tidak ada cara untuk memverifikasi secara independen apakah pernyataan-pernyataan tersebut benar.

Guangzhou memiliki rumah sakit transplantasi terbesar di dunia, menurut BAFOH.

Seorang wartawan Korea baru-baru ini telah mengungkapkan satu hati seharga ₤100.000 dari sebuah rumah sakit di Guangzhou, selama penyelidikan atas dugaan-dugaan pengambilan organ.

Para peneliti telah memperkirakan bahwa rumah sakit Tiongkok melakukan antara 60.000 dan 100.000 transplantasi organ setiap tahun.

Kelompok-kelompok seperti BAFOH dan DAFOH (Doctors Against Forced Organ Harvesting) telah lama mengatakan bahwa ada “bukti yang luar biasa” bahwa pengambilan organ paksa adalah satu-satunya cara Tiongkok agar dapat melakukan begitu banyak transplantasi.

Selain itu, kepercayaan masyarakat luas di Tiongkok bahwa tubuh adalah sakral dan tidak boleh mengambil atau memindahkan apapun dari tubuh sebelum dimakamkan.

Pada tahun 2010, misalnya, hanya 37 orang yang menyumbangkan organ mereka secara sukarela. Setelah kampanye yang dipimpin rezim, pada tahun 2016, jumlah tersebut telah meningkat menjadi 4.080. Pada satu waktu, ada sekitar 300.000 orang yang menunggu transplantasi organ di Tiongkok, yang berarti permintaan jauh melebihi jumlah organ yang disumbangkan dengan cara sukarela.

TAHANAN HATI NURANI

Satu-satunya sumber organ yang masuk akal, kata BAFOH, adalah para tahanan hati nurani seperti praktisi Falun Gong, Muslim Uighur, Kristen rumah, dan Buddha Tibet.

Dari kelompok-kelompok ini, para peneliti percaya bahwa pasokan utama untuk organ yang dipanen tersebut adalah dari praktisi Falun Gong, latihan meditasi yang telah dianiaya oleh rezim Tiongkok sejak tahun 1999.

Laporan tahun 2006 oleh penyelidik David Matas dan David Kilgour mengatakan bahwa organ-organ vital “telah diambil dalam keadaan tanpa daya untuk dijual dengan harga tinggi, kadang-kadang untuk orang-orang asing, yang biasanya menunggu lama untuk sumbangan sukarela dalam mendapatkan organ-organ seperti itu di negara asal mereka.”

kampanye menentang transplantasi organ  di Bristol
Marvin Rees, walikota Bristol, berbicara di New York pada 18 September 2017. (Bryan Bedder / Getty Images untuk Concordia Summit)

BAFOH mengajukan petisi ke Dewan Kota Bristol menyerukan untuk mengakhiri pengaturan tersebut.

Becky James dari BAFOH mengatakan bahwa ada “tingkat keterlibatan” jika sebuah kota dibuat kembar dengan kota yang ada di Tiongkok.

“Jika Anda memiliki kota yang dibuat kembar dengan kota yang ada di rezim Tiongkok, maka ia akan menerima uang dari Tiongkok dalam investasi,” katanya. “Ada banyak area-area luas Bristol yang sedang dibangun kembali menggunakan uang Tiongkok.”

Namun walikota Bristol Marvin Rees mengatakan kota tersebut tidak berniat memutuskan hubungan dengan Guangzhou dan bahwa ia sedang bekerja sama dengan rezim Tiongkok “tentang semua masalah hak asasi manusia ini,” menurut BBC.

James mengatakan bahwa walikota “berada dalam posisi yang sulit karena sikap Inggris saat ini mengenai pengambilan organ.”

Sir Alan Duncan dari Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris mengatakan pada tahun 2016 bahwa praktik pengambilan organ adalah menjijikkan, tetapi skeptis jika itu dilakukan “secara sistematis” di Tiongkok atau sama sekali, dan mengatakan ada kekurangan bukti yang kuat.

Dia mengatakan dia telah menerima informasi dari otoritas Tiongkok tentang kebijakan donasi organ mereka, yang mengklaim sumbangan mereka ditangani dalam “kerangka hukum yang jelas yang memenuhi standar-standar internasional.”

Negara-negara lain telah melewati gerakan tertulis untuk mengecam pengambilan organ atau melarang warga bepergian ke Tiongkok untuk transplantasi.

Parlemen Eropa mengeluarkan deklarasi tertulis untuk menghentikan pengambilan organ dari tahanan hati nurani pada tahun 2016, dan Kongres AS dengan suara bulat mengeluarkan sebuah resolusi yang mengecam pengambilan organ yang disetujui negara di Tiongkok pada tahun yang sama.

Baru-baru ini, dalam laporan 2018 mereka, bipartisan Komisi Eksekutif Kongres Amerika Serikat tentang Tiongkok telah memilih dan fokus pada pengambilan organ dari para tahanan nurani yang dieksekusi sebagai bidang perhatian bagi Amerika Serikat. Mereka juga mendesak rezim Tiongkok “untuk melarang secara eksplisit dalam undang-undang nasional tentang pengambilan organ dari para tahanan yang dieksekusi.” (ran)

Rekomendasi video:

‘Ngeri’, Dokter Ungkap Kejahatan Pengambilan Organ Tubuh di Tiongkok