Rencana Tiongkok Mengurangi Listrik dengan Meluncurkan ‘Bulan Buatan’ ke Ruang Angkasa

Salah satu megapolitan besar di Tiongkok memiliki rencana unik untuk menghemat biaya listrik mempertahankan lampu jalan di malam hari: dengan meluncurkan “bulan buatan” ke luar angkasa.

Media pemerintah baru-baru ini melaporkan bahwa sebuah organisasi penelitian di kota barat daya Kota Chengdu di Provinsi Sichuan, yang disebut Tian Fu New Area Science Society, telah mengembangkan semacam satelit ruang angkasa dengan lapisan reflektif yang dapat membelokkan sinar matahari arah ke bumi, mirip dengan bagaimana bulan bersinar, menurut laporan 19 Oktober oleh China Daily, surat kabar berbahasa Inggris yang dikelola negara Tiongkok.

Mengutip Wu Chunfeng, kepala pusat penelitian Tian Fu, laporan tersebut mencatat bahwa satelit tersebut memiliki delapan kali emisi cahaya bulan nyata, dan dapat mencakup 10 hingga 80 kilometer persegi.

Kota tersebut memiliki rencana-rencana untuk meluncurkan “bulan buatan” ke ruang angkasa pada tahun 2020, yang dapat menghemat sekitar 1,2 miliar yuan (sekitar $172 juta) per tahun dalam biaya listrik, menurut China Daily. Jika yang pertama berhasil, ada rencana untuk meluncurkan tiga lagi pada tahun 2022.

Proyek ini didukung oleh negara. Laporan China Daily mengutip China Aerospace Science and Industry Corp, sebuah perusahaan milik negara dan kontraktor utama untuk program luar angkasa Tiongkok, sebagai mitra.

Sebuah artikel berita 10 Oktober pada pembukaan pusat penelitian Tian Fu juga mencatat bahwa organisasi tersebut dibuat sebagai bagian dari inisiatif untuk menyatukan “inovasi militer dan sipil.” Pusat penelitian ini dibuat oleh perusahaan mikroelektronika, di mana Wu menjabat sebagai sekretaris Partai Komunis Tiongkok.

Namun penemuan ini mungkin berakhir dengan lebih banyak kerugian daripada kebaikan. John Barentine, direktur International Dark-Sky Association, sebuah organisasi penelitian nirlaba AS tentang polusi cahaya, menghitung bahwa emisi cahaya satelit buatan yang setara dengan delapan kali bulan tersebut akan sama dengan intensitas cahaya di daerah perkotaan yang sangat padat.

“’Bulan buatan’ Chengdu tersebut akan memiliki efek yang secara signifikan meningkatkan kecerahan malam hari dari kota yang sudah tercemar cahaya tersebut, akan menciptakan masalah bagi warga Chengdu, yang tidak dapat menyaring cahaya yang tidak diinginkan, serta bagi populasi satwa liar perkotaan yang tidak dapat berlindung dan menutup kelopak mata,” kata Barentine kepada Forbes dalam laporan 18 Oktober.

Cahaya buatan dapat mengganggu siklus alami banyak hewan, seperti penyu yang menetas di pantai dan kembali ke laut dengan mendeteksi kecerahan bulan; burung migran yang mengandalkan cahaya bulan dan cahaya bintang untuk bernavigasi; dan serangga yang tertarik pada cahaya (lampu buatan dapat memanaskan dan membakar mereka), menurut International Dark-Sky Association.

“‘Bulan buatan’ tersebut akan meningkatkan tingkat iluminasi (pencahayaan) di tanah dengan faktor sekitar 47,” tambah Barentine.

Sebuah artikel yang diterbitkan di media pemerintah Tiongkok Xinhua mencoba untuk menghilangkan kekhawatiran tentang efek pada ekosistem tersebut dengan mencatat bahwa kekuatan satelit pencahayaan dan durasi pencahayaan dapat disesuaikan, mengklaim bahwa emisi cahaya akan minimal, “setara dengan langit selama senja musim panas.”

Bagaimanapun jumlah pencahayaan tersebut mungkin masih mempengaruhi ritme sirkadian alami (proses biologis yang terjadi secara teratur pada interval 24-jam).

Kembali pada tahun 1990-an, para ilmuwan Rusia telah mengembangkan alat yang mirip, yang disebut Znamya. Rusia telah berencana meluncurkan spanduk ke ruang angkasa, yang akan membentang membentuk piringan berdiameter 65 kaki (19,81 meter) yang dilapisi dengan film plastik berlapis aluminium. (ran)

Rekomendasi video:

Rejim Komunis Tiongkok, Kacaukan dan Sesatkan Agama Budha

https://www.youtube.com/watch?v=j8LVdlpJRoI&t=314s