Debat Akbar: Apakah Amerika Serikat dan Tiongkok Tidak Dapat Berdamai?

WASHINGTON — Para pengamat hubungan AS-Tiongkok dapat dimaafkan karena mengalami sedikit vertigo.

Hubungan kedua negara tersebut telah berubah dengan cepat dan drastis. Untuk membantu memahami situasi baru tersebut, Brookings Institution dan Yale University mengadakan ajang debat pada 30 Oktober.

Yang dipermasalahkan: Apakah kepetingan-kepentingan jangka panjang AS dengan Tiongkok pada dasarnya tidak serasi (selaras)?”

Sebelum debat 90 menit, 35 persen dari sekitar 200 anggota yang hadir menganggap bahwa kepentingan jangka panjang AS dan Tiongkok pada dasarnya tidak dapat berkerja dengan selaras (tidak kompatibel), 50 persen memilih “tidak” (kompatibel), sementara 15 persen bimbang, belum memutuskan.

Setelah perdebatan, empat-perlima dari yang belum memutuskan tersebut, atau 12 persen dari yang hadir, turun pada posisi “ya”: kepentingan jangka panjang tidak kompatibel.

acara debat The China debate: Are the United States and Chinese long-term interests fundamentally incompatible?
Evan Medeiros, ketua Penner Family di Asian Studies di Georgetown University, berpendapat bahwa kepentingan jangka panjang AS dengan Tiongkok pada dasarnya tidak serasi pada acara “The China debate: Are US and Chinese long-term interests fundamentally incompatible?” di Brookings Lembaga di Washington pada 30 Oktober 2018. (Wu Wei / NTD)

Mendebat untuk tim “ya”, Evan Medeiros, ketua Penner Family dalam Studi Asia di Universitas Georgetown, mengatakan bahwa karena perilaku-perilaku Tiongkok selama bertahun-tahun telah berubah dan berevolusi, asumsi-asumsi yang mendorong kebijakan AS-Tiongkok juga perlu berubah.

“Kepentingan-kepentingan AS dengan Tiongkok adalah substansial dan semakin tidak kompatibel,” kata Medeiros dalam argumen pembukaan. “Kepentingan-kepentingan AS dan Tiongkok menyimpang lebih banyak dari yang mereka padukan; dan lintasannya menuju tingkat divergensi (perbedaan) yang lebih besar daripada konvergensi (penggabungan).”

Medeiros mengatakan bahwa, menurut dokumen resmi rezim Tiongkok, Tiongkok memiliki tiga kepentingan inti: memelihara peran Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan stabilitas sosial; perlindungan wilayah dan kedaulatan dan penyatuan; dan pembangunan ekonomi dan sosial.

Karena tujuan-tujuan ini, “Kepentingan-kepentingan AS dengan Tiongkok tidak selaras (tidak kompatibel) dan menjadi makin tidak serasi,” kata Medeiros. “Perbedaan-perbedaan di dalam sistem politik kita adalah sumber ketidakpercayaan yang abadi, dan upaya-upaya Tiongkok untuk mempertahankan kontrol sosial di negaranya, terutama dengan menggunakan teknologi, hanya akan menggambarkan kontras yang makin tajam dengan Amerika Serikat.

“Sistem politik AS dipandang oleh Tiongkok sebagai ancaman. Baik media dan LSM-LSM AS terus-menerus mengkritik Tiongkok; dan tidak ada pemimpin politik Amerika yang akan menguatkan legitimasi pemimpin Partai Komunis, seperti keinginan Tiongkok.”

Mengenai kedaulatan dan wilayah, Amerika Serikat dan Tiongkok akan terus berselisih tentang Taiwan dan klaim-klaim berbagai wilayah oleh Tiongkok, kata Medeiros.

Mengenai perkembangan ekonomi, “Kenyataan praktisnya adalah, kebijakan-kebijakan yang ditempuh Tiongkok adalah yang sangat bertentangan dengan kepentingan AS.”

Medeiros mengatakan PKT menyangkal hak-hak dasar untuk minoritas-minoritas etnis dan agama, sambil semakin memperkuat penindasannya atas hak-hak asasi universal orang-orang di Tiongkok.

“Perilaku-perilaku ini tidak akan pernah diterima oleh Amerika Serikat, dan perbedaan-perbedaan tersebut hanya akan menjadi sumber kekhawatiran yang lebih besar,” katanya.

Susan Thornton, rekan senior di Paul Tsai China Center di Yale Law School, berpendapat untuk tim “tidak”, bahwa ketika ada banyak masalah yang tidak kompatibel antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, “Kami memiliki banyak kepentingan yang sama dengan Tiongkok.”

Salah satunya adalah kelanjutan dari “sistem-sistem tentang berbangsa bernegara di dalam lembaga-lembaga internasional yang kuat” saat ini dan yang lainnya adalah “kelanjutan dari sistem internasional tersebut.”

debat akbar tentang cina tiongkok dan amerika
Thomas Wright, Anggota Senior Kebijakan Luar Negeri di Brookings Institution, berpendapat bahwa kepentingan jangka panjang AS dan Tiongkok pada dasarnya tidak selaras pada acara “The China debate: Are the United States and Chinese long-term interests fundamentally incompatible?” di Brookings Institution di Washington pada 30 Oktober 2018. (Wu Wei / NTD)

Thomas Wright, rekan senior kebijakan luar negeri di Brookings Institution, menanggapi untuk tim “ya” tersebut bahwa tidak ada artinya untuk melihat hanya kesamaan antara dua negara tersebut, karena, pada waktu lalu, Amerika Serikat dan Uni Soviet juga memiliki banyak tujuan yang sama.

“Ada elemen ideologis yang semakin meningkat untuk kompetisi tersebut,” kata Wright. “Dan itu alami, itu adalah inti. Tiongkok khawatir jika tatanan internasional pimpinan AS berhasil secara global, itu akan menjadi kabar buruk bagi rezimnya.”

“Dan jika Tiongkok berhasil membuat dunia lebih aman untuk totalitarianisme, itu akan menjadi berita buruk bagi tatanan internasional liberal kita,” kata Wright.

Wright mengatakan bahwa memfokuskan pada bidang-bidang kerjasama dan meminimalkan bidang-bidang persaingan adalah sangat berisiko, karena itu akan memungkinkan terjadinya kerentanan-kerentanan yang tidak dapat dikelola di masa depan, terutama di sisi teknologi, seperti kecerdasan buatan.

Sementara Amerika Serikat mungkin telah memenangkan pertempuran-pertempuran teknologi di masa lalu, yang mungkin tidak berlanjut di masa depan.

“Kami ingin mengatakan persoalan-persoalan itu karena kita semestinya khawatir tentang siapa yang menang,” kata Wright. “Itulah yang benar-benar membuat perbedaan mendasar.” (ran)

Rekomendasi video:

Agama Dipaksa Tunduk kepada Komunis Tiongkok, Apa Jadinya?