Pemerintah Jepang Hentikan Pembelian Peralatan Huawei dan ZTE

TOKYO – Jepang berencana melarang pembelian peralatan pemerintah dari Huawei Technologies Co Ltd dan ZTE Corp milik Tiongkok untuk meningkatkan pertahanannya terhadap kebocoran intelijen dan serangan cyber, sumber mengatakan kepada Reuters.

Perusahaan-perusahaan teknologi Tiongkok berada di bawah pengawasan ketat dari Washington dan beberapa sekutu terkemuka lebih dari sekedar kaitannya dengan pemerintah Tiongkok, didorong oleh kekhawatiran bahwa mereka dapat digunakan oleh Beijing untuk memata-matai.

Larangan pemerintah di Jepang berniat dikeluarkan setelah Huawei ditahan dari pasar AS dan setelah Australia dan Selandia Baru memblokirnya dalam membangun jaringan 5G.

Surat kabar Yomiuri, yang pertama kali melaporkan berita tentang larangan yang direncanakan Jepang tersebut awal 7 Desember, mengatakan pemerintah diharapkan untuk merevisi aturan-aturan internalnya tentang pengadaan sedini mungkin pada hari Senin.

Pemerintah tidak berencana untuk secara khusus menyebutkan nama Huawei dan ZTE dalam revisi, tetapi akan menempatkan langkah-langkah yang ditujukan untuk memperkuat keamanan yang berlaku bagi perusahaan-perusahaan, menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, menolak berkomentar. Namun dia mencatat bahwa negara tersebut telah melakukan komunikasi yang erat dengan Amerika Serikat pada berbagai bidang, termasuk keamanan siber (cybersecurity).

“Keamanan siber menjadi isu penting di Jepang,” katanya pada konferensi pers reguler. “Kita akan mengambil langkah tegas untuk melihatnya dari berbagai perspektif.”

ZTE menolak berkomentar. Huawei tidak segera berkomentar.

Huawei memasok beberapa peralatan jaringan ke perusahaan-perusahaan telekomunikasi swasta di Jepang, NTT Docomo dan KDDI Corp.

Dan SoftBank Group Corp memiliki hubungan yang telah lama dengan Huawei, dimana pada tahun 2011 menjadi perusahaan Tiongkok pertama yang bergabung dengan kelompok bisnis Keidanren konservatif yang berpengaruh di Jepang, dan telah bermitra dengannya dalam uji coba 5G.

“Pemerintah tidak akan membeli di mana ada masalah keamanan tetapi sulit untuk membatasi pengadaan oleh perusahaan-perusahaan swasta,” kata salah satu sumber.

Docomo dan SoftBank tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.

“Sementara mengamati perubahan, kami akan mempertimbangkan langkah-langkah yang tepat,” kata juru bicara KDDI.

Beberapa perusahaan swasta di tempat lain, bagaimanapun juga, telah menjauhkan diri dari perusahaan-perusahaan Tiongkok tersebut.

Di Amerika Serikat, anak perusahaan nirkabel SoftBank, Sprint Corp, mengatakan tidak lagi menggunakan peralatan dari Huawei ataupun ZTE. SoftBank sedang mencoba untuk menyelesaikan penjualan unitnya ke T-Mobile US Inc.

Dan BT Grup Inggris mengatakan pada hari Rabu bahwa ia sedang menghapus peralatan Huawei dari inti operasi seluler 3G dan 4G yang ada dan tidak akan menggunakan perusahaan tersebut di dalam komponen-komponen sentral yang memiliki peran utama dari jaringan berikutnya.

Saham ZTE yang terdaftar di Shenzhen naik 0,5 persen pada hari Jumat setelah meluncur 5,7 persen pada hari sebelumnya di tengah aksi jual saham global yang dipicu oleh penangkapan eksekutif puncak Huawei di Kanada atas perintah Amerika Serikat. Huawei tidak terdaftar. (ran)

Rekomendasi video:

Trump Isyaratkan Mata Mata PKT Merajalela di Amerika Serikat

https://www.youtube.com/watch?v=o_tupgGXrp4