Otoritas Tiongkok Menahan Pemimpin Gereja ‘Rumah’ Terkemuka Beserta Para Jemaat

BEIJING – Polisi telah menahan puluhan jemaat gereja dan pemimpin salah satu gereja “rumah” Protestan paling terkemuka di Tiongkok, para anggota jemaat dan aktivis mengatakan, dalam tindakan pemerintah terbaru terhadap kelompok-kelompok agama yang tidak terdaftar.

Tim polisi dan pejabat keamanan negara di kota barat daya Chengdu mendatangi rumah-rumah para pemimpin dan anggota Early Rain Covenant Church pada 9 Desember dan menahan mereka, menurut pengumuman gereja yang telah dikirim ke para anggota dan telah disampaikan kepada Reuters oleh para jemaat dan aktivis gereja.

“Saatnya telah tiba. O, Tuhan! Tidakkah Engkau mendirikan gereja ini untuk tujuan ini?” kata gereja di salah satu pengumumannya. “Kami akan menunggu Engkau, seperti orang yang selalu berjaga menunggu fajar.”

Lebih dari 100 orang diyakini telah ditahan, menurut seorang penatua gereja, yang menolak disebutkan namanya.

Baik pejabat Chengdu maupun Kementerian Keamanan Publik tingkat nasional tidak menanggapi permintaan faks untuk komentar.

Sejak pemimpin Tiongkok Xi Jinping mengambil alih jabatan enam tahun lalu, pemerintah telah memperketat pembatasan terhadap agama-agama yang dilihat sebagai tindakan pembangkangan terhadap otoritas Partai Komunis yang berkuasa.

Rezim Tiongkok mengharuskan semua tempat ibadah mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah, namun beberapa gereja menolak mendaftar, karena berbagai alasan.

Gereja Covenant tersebut adalah salah satu gereja “rumah” yang tidak terdaftar paling terkenal di Tiongkok.

Para anggota gereja tidak dapat menghubungi Pastor Wang Yi, pendiri gereja, atau istrinya, serta kelompok gereja karena platform pesan instan WeChat juga telah diblokir, kata gereja dalam sebuah pengumuman. Reuters tidak dapat menghubungi Wang untuk komentar.

Jurnalis Ian Johnson yang berbasis di Beijing, yang menulis tentang Wang dan jemaatnya dalam bukunya tahun 2017, “The Souls of China,” mengatakan di Twitter bahwa tindakan keras tersebut “benar-benar berita yang membuat cemas.”

“Saya khawatir ini bagian dari tindakan keras yang lebih besar terhadap gereja-gereja Kristen yang tidak terdaftar karena pemerintah mendorong upaya-upayanya untuk mendominasi masyarakat,” tulisnya.

Polisi telah memberi tahu Zhang Xianchi, 84 tahun, seorang penulis terkenal dan anggota gereja, untuk tidak mengunjungi gereja tersebut, karena telah dinyatakan “tidak resmi” dan bahwa semua pemimpin utamanya telah ditahan, menurut laporan dari Zhang yang dibagikan pada Reuters oleh para anggota gereja.

Sebuah video yang diposting online oleh para aktivis di Tiongkok dan luar negeri, yang tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters, menunjukkan sekelompok dari sekitar belasan polisi berpakaian preman membawa orang-orang pergi dari kebaktian ibadah. Dalam rekaman tersebut, polisi mengatakan kepada seorang wanita bahwa mereka membawa seorang pria ke biro keamanan umum kota untuk diselidiki, sementara seorang anak menangis di latar belakangnya.

Gereja-gereja di seluruh Tiongkok telah mengalami tekanan untuk mendaftar sejak seperangkat peraturan baru untuk mengatur urusan agama mulai berlaku pada bulan Februari dan meningkatnya hukuman bagi gereja-gereja yang tidak resmi. (ran)

Rekomendasi video:

Pastor ‘Dihilangkan’, Gereja Dipaksa Menyanyikan Lagu Pujian Terhadap Komunis Tiongkok

https://www.youtube.com/watch?v=pzsZi5xqVO8