Xi Tiba di Italia untuk Menandatangani Kesepakatan Penting Karena Aksi Uni Eropa yang Gigih Melawan Tiongkok

EpochTimesId – Pemimpin Tiongkok Xi Jinping tiba di Roma pada tanggal 21 Maret 2019, memulai kunjungan selama tiga hari. Dalam sebuah langkah yang mengkhawatirkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, Xi Jinping akan menandatangani perjanjian untuk menjadikan Italia sebagai negara demokrasi yang besar yang pertama bergabung dengan inisiatif One Belt, One Road, Tiongkok yang masif.

Italia, yang mencari kesepakatan ekspor baru untuk meningkatkan ekonominya yang macet, akan menjadi negara industri besar pertama di Kelompok Tujuh yang bergabung dengan proyek multi-miliar dolar, yang dirancang untuk memperluas jangkauan ekonomi dan geopolitik Beijing.

Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa sedang mempertimbangkan strategi yang lebih defensif terhadap Tiongkok menjelang KTT Uni Eropa-Tiongkok pada tanggal 9 April 2019 untuk membahas kekhawatiran mengenai praktik perdagangan dan investasi yang tidak adil dari rezim Tiongkok, yang menandai untuk pertama kalinya Uni Eopa membahas di tingkat tertinggi bagaimana menghadapi rezim komunis.

Italia

Xi Jinping akan bertemu Presiden Italia Sergio Mattarella pada tanggal 22 Maret 2019 dan akan menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pada tanggal 23 Maret 2019 sebelum melakukan perjalanan ke ibukota Sisilia, Palermo.

Lebih dari 30 kesepakatan, bernilai hingga 7 miliar euro, juga diperkirakan akan disepakati selama perjalanan tersebut dalam berbagai sektor termasuk infrastruktur, mesin, dan keuangan.

Michele Geraci, wakil menteri dari kementerian pembangunan ekonomi Italia, menulis dalam editorial opini Financial Times bahwa perjanjian Belt and Road Italia dengan Tiongkok dapat menjadi cetak biru bagi negara Eropa lainnya.

Namun, prospek perjanjian itu telah menyebabkan perselisihan baik di dalam pemerintahan koalisi dan di antara sekutu-sekutu Italia— terutama di Washington, di mana Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mendesak Roma untuk tidak memberikan “legitimasi untuk proyek kesombongan infrastruktur Tiongkok.”

Menjelang kunjungannya, Xi Jinping menulis sebuah artikel berjudul “Pakta Strategis dengan Italia” di Corriere Della Sera, surat kabar Milan, yang merayakan kesepakatan sambil menggambarkan ikatan budaya dan sejarah kedua negara.

Pemimpin Tiongkok tersebut menulis bahwa kesepakatan itu termasuk berkontribusi pada proyek pembangunan pelabuhan Italia, dan meluncurkan inisiatif baru di bidang “angkatan laut, aeronautika, aerospace, dan budaya … [untuk] mengembangkan potensi kerja sama dalam logistik pelabuhan, transportasi laut, telekomunikasi, dan sektor medis-farmasi.”

Sebelumnya, Xi Jinping menerbitkan sebuah surat kepada para guru dan siswa dari Convitto Nazionale, sebuah sekolah menengah umum di Roma, pada 17 Maret 2019 di mana ia mendorong para siswa untuk pergi ke Tiongkok untuk mengejar impian mereka, dan menjadi utusan Tiongkok-Italia di masa depan.

Sementara Xi Jinping tidak menyatakan pelabuhan mana yang termasuk dalam perjanjian, Giuseppe Conte sebelumnya mengindikasikan bahwa kota pesisir timur Trieste dan kota pantai barat Genoa, yang merupakan pelabuhan terbesar Italia, yang kemungkinan akan didanai.

South China Morning Post melaporkan pada tanggal 19 Maret 2019 bahwa ada empat pelabuhan Italia akan didanai oleh Beijing, yaitu: Genoa, Trieste, Palermo, dan Ravenna.

Jaringan transportasi Italia, termasuk pelabuhan dan kereta api, dianggap oleh Beijing penting untuk koridor ekonomi maritimnya di bawah proyek Belt and Road, yang menghubungkan selatan Eropa dengan pelabuhan di Asia Tenggara dan Afrika timur — yang akhirnya mencapai Tiongkok.

Namun, inisiatif Beijing telah dikritik karena membebani negara-negara berkembang dengan pinjaman besar yang tidak dapat mereka bayar. “Perangkap hutang” ini telah terjadi di Sri Lanka dan Maladewa karena proyek Belt and Road.

Monako dan Prancis

Xi Jinping akan mengunjungi Monako pada tanggal 24 Maret 2019 sebelum menuju ke Prancis pada hari yang sama.

Monaco Telecom, penyedia telekomunikasi utama di negara-kota, menandatangani MOU dengan raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei pada tanggal 27 Februari 2019 yang berjanji bahwa kedua perusahaan akan bekerja sama untuk mengembangkan kemampuan 5G Monaco, termasuk untuk Internet of Things, Big Data, dan layanan cloud.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat telah memperingatkan sekutu Uni Eropa-nya agar tidak menggunakan peralatan telekomunikasi Huawei dalam jaringan nirkabel generasi mendatang, yang katanya dapat digunakan oleh Beijing untuk tujuan spionase.

Tidak seperti tetangganya di selatan, Prancis tidak akan menandatangani proyek One Belt, One Road, meskipun kedua negara akan menandatangani kesepakatan di berbagai bidang termasuk energi, transportasi, pertanian, dan keuangan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada awal Maret 2019 bahwa Tiongkok akan membeli 184 pesawat Airbus A320, bernilai sekitar 18 miliar dolar Amerika Serikat. Media Tiongkok telah melaporkan kontrak dengan Airbus akan ditandatangani selama kunjungan Xi Jinping ini.

Uni Eropa dan Tiongkok

Pada hari yang sama dengan kedatangan Xi di benua itu, para pemimpin Uni Eropa di Brussels mempertimbangkan untuk mengadopsi strategi yang lebih defensif terhadap Tiongkok, setelah pada tanggal 12 Maret 2019 mencap kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sebagai “saingan sistemik.”

Uni Eropa telah semakin frustrasi dengan apa yang dilihatnya sebagai kelambatan Tiongkok untuk membuka ekonominya dan oleh gelombang pengambilalihan Tiongkok di sektor-sektor Uni Eropa yang kritis, menuduhnya telah mendistorsi pasar lokal.

Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara mengenai “kebangkitan Eropa” bahwa Tiomgkok berusaha untuk menghasilkan produk-produk canggih yang akan bersaing dengan yang dibuat di Eropa. Sementara itu, kepala perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom, seorang liberal berkebangsaan Swedia berpendapat bahwa tatanan ekonomi internasional telah berubah.

“Sejak awal mandat saya, saya telah menyerukan kesadaran nyata dan untuk membela kedaulatan Eropa. Saya akan mengatakan bahwa pada akhirnya kami memiliki masalah yang sama pentingnya dengan Tiongkok,” kata Emmanue Macron kepada wartawan ketika ia tiba untuk KTT.

Menurut draft pernyataan KTT April 2019 yang dilihat oleh Reuters, Uni Eropa mencari tenggat waktu bagi Tiongkok untuk memenuhi janji perdagangan dan investasi yang telah berulang kali didorong mundur.

Reuters berkontribusi pada artikel ini. (Nicole Hao/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI