Home Blog Page 10

Ayah Membalas Troll Setelah Mengungkapkan Putrinya yang Berusia 8 Tahun Sudah Memiliki Rumah Senilai Hampir Rp 7 Miliar

EtIndonesia. Bagi banyak orang yang mengalami keadaan ekonomi dunia yang amburadul saat ini, gagasan untuk memiliki properti sendiri tampak seperti mimpi belaka.

Harapan kita untuk menikah suatu hari nanti dan membeli rumah selamanya untuk membesarkan keluarga kita pupus karena kombinasi buruk dari inflasi global, gaji rendah, dan krisis biaya hidup yang semakin tinggi.

Dengan pemikiran tersebut, seorang pria di Australia menjadikan misi hidupnya untuk memastikan anak-anaknya tidak tumbuh dengan bertanya-tanya apakah mereka akan memiliki rumah sendiri.

Pengusaha kelahiran Victoria, Cam McLellan, mulai memberikan uang saku mingguan kepada ketiga anaknya – termasuk putrinya yang berusia delapan tahun, Ruby, dengan harapan dapat mengajari mereka bertanggung jawab atas keuangan mereka.

Pada tahun 2022, ketiganya – yang juga termasuk Angus, 14 tahun dan Lucy 13 tahun- menyisihkan £3.000 (sekitar Rp 60 Juta) yang telah mereka tabung untuk deposit rumah dengan empat kamar tidur.

Sekarang, dua tahun kemudian, rumah tersebut kini bernilai £500.000 (sekitar Rp 10 miliar), setelah nilainya meroket.

Cam – CEO sebuah perusahaan investasi properti – mengatakan kepada Today.com bahwa keputusan dia dan istrinya Felicity untuk memberikan sejumlah uang kepada anak-anak mereka untuk ditabung berasal dari ketakutan bahwa ‘dalam waktu 10 tahun’, mereka akan kesulitan untuk membeli rumah sendiri.

Karena takut akan ‘harga yang sangat mahal’ dan pada akhirnya akan memaksa mereka untuk kembali ke ‘bank ibu dan ayah’, mereka mendorong anak-anak mereka untuk menabung sedini mungkin.

Namun tampaknya – meskipun langkah mereka berhasil – keluarga McLellan mengklaim telah menjadi sasaran trolling yang kejam, dan beberapa kritikus bahkan menuduh Cam dan Felicity mengeksploitasi anak-anak mereka.

“Sangat mudah bagi seseorang yang tidak memiliki harta benda atau belum berkorban, menjadi marah karenanya dan mudah untuk menargetkan anak muda yang memiliki kelebihan,” Cam membela tindakan tersebut.

“Gaya hidup generasi muda sangat flamboyan akhir-akhir ini. Saya melakukan tiga pekerjaan, tidak keluar rumah, saya menjual mobil. Generasi muda perlu berkorban dan menunda kepuasan.”

Dia melanjutkan: “Tidak ada solusi yang mudah, tetapi meskipun anak-anak saya sudah mendapatkan cukup uang untuk memulai, mereka bukanlah orang yang sukses. Mereka punya kekuatan, tapi siapa pun juga bisa.”

Ketiga anak tersebut saat ini sedang menyewakan properti tersebut – menjadikan mereka salah satu tuan tanah termuda di dunia – dan dilaporkan sudah mencari rumah kedua untuk dibeli.

Dan – menurut ayah Cam – mereka pada akhirnya akan menjual properti aslinya dengan harga mahal, memberi mereka deposit yang besar untuk membeli rumah mereka sendiri ketika saatnya tiba. (yn)

Sumber: tyla

KEBAIKAN ITU KEREN “Melamar Pekerjaan”

0

Saat dia bergegas ke tempat wawancara, dia menyadari bahwa dia terlambat. Dia merasa sangat menyesal karena dia tahu hal itu akan berdampak buruk pada pewawancara. Namun saat memasuki ruang wawancara, pewawancara tidak terlihat kecewa. Dia tersenyum dan memberitahunya bahwa itu tidak masalah, apa yang sebenarnya terjadi?

Pakar Bahasa Tubuh Mengungkapkan Tiga Tanda ‘Jelas’ Seseorang Berbohong

EtIndonesia. Semua orang pastinya menginginkan kejujuran, tidak ada orang yang ingin dibohongi oleh orang lain apalagi orang-orang terdekatnya sekalipun. Namun ada saja orang yang memanfaatkan kesempatan untuk berbohong demi keuntungan dirinya sendiri.

Pakar bahasa tubuh terlatih FBI memiliki semua jawaban yang Anda butuhkan dan mudah-mudahan Anda bisa mengenali pembohong dari jarak jauh dan menjauhinya selamanya.

Scott Taylor memiliki karir yang kuat selama 30 tahun di bidang keamanan, bekerja untuk FBI dan… sebagai penyelidik utama di Teluk Guantanamo. Ya, Anda membacanya dengan benar.

Riwayat pekerjaan yang intens dari pria berusia 51 tahun ini telah memberinya pandangan yang tajam dalam mengenali bahasa tubuh yang cerdik.

Menurut Scott, ada sejumlah tanda utama yang harus diwaspadai. Namun daftar lengkap perilaku yang harus diwaspadai jauh lebih panjang…

Menjilati bibir

Kalau soal menjilat bibir, kita harus hati-hati.

Scott mengatakan: “Ketika orang berbohong, kita melepaskan kortisol, hormon stres, dan hal ini mengeringkan mulut kita serta memperlambat produksi air liur kita.”

Berkedip cepat

Jika Anda melihat seseorang berkedip lebih sering dari biasanya, itu mungkin pertanda dia berbohong.

Scott mengatakan kepada Femail: “Kita berkedip 12 hingga 14 kedipan per menit, dan orang-orang yang berada di bawah tekanan kecepatan kedipannya meningkat.”

Meskipun penelitian di masa lalu menunjukkan hal yang sebaliknya, ternyata orang-orang lebih sering mengedipkan mata setelah mereka berbohong sehingga patut diwaspadai setelah dicurigai berbohong.

Menelan ludah

Sama seperti menjilat bibir, karena hormon stres membuat mulut kita kering, calon pembohong mungkin akan menelan ludahnya dengan sangat jelas.

Scott menjelaskan bahwa perilaku seperti ini mungkin terjadi secara tidak sadar, tetapi ini adalah salah satu tanda utama yang harus diwaspadai.

Nasihat yang sangat berharga untuk diingat selama obrolan intens Anda berikutnya… (yn)

Sumber: tyla

Ambisi Tidak Tersembunyikan ! Pangkalan Militer Besar PKT Berada di Dekat Taiwan

oleh Chen Yue

Menteri Luar Negeri Republik Tiongkok Joseph Wu Jaushieh pada Rabu (20/3/2024) mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mendirikan pangkalan militer yang sangat besar di terumbu karang sekitar Pulau Taiping. Analisis menunjukkan bahwa ambisi Partai Komunis Tiongkok tidak dapat lagi disembunyikan.

“Selain perselisihan antara Filipina dengan Tiongkok, Ia merasa semua orang juga mengetahui bahwa ketiga pulau yang dimiliki Tiongkok, yakni Subi Reef, Fiery Cross Reef, dan Mischief Reef telah dibangun menjadi pangkalan militer yang sangat besar di Laut Tiongkok Selatan, dan ketiga pangkalan militer ini sangat dekat dengan Pulau Taiping kami,” kata Joseph Wu Jaushieh.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ada kapal perang Tiongkok yang melakukan patroli setiap harinya terhadap pangkalan militer di Laut Tiongkok Selatan. Joseph Wu menekankan bahwa dalam menanggapi ketegangan yang meningkat saat ini, Taiwan harus mengambil langkah-langkah strategis yang damai untuk menyelesaikan perselisihan di wilayah tersebut.

Sejak tahun 2013, Partai Komunis Tiongkok telah memulai proyek reklamasi dan konstruksi di wilayah sengketa Kepulauan Nansha dan menipu Amerika Serikat dengan mengklaim bahwa kepulauan tersebut tidak akan dijadikan pangkalan militer. Namun, lembaga pemikir Amerika Serikat merilis sebuah laporan pada tahun 2017 yang menyebutkan, bahwa Partai Komunis Tiongkok telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan pulau buatan Subi Reef, Fiery Cross Reef, dan Mischief Reef, termasuk membangun perlengkapan militer dan penempatan pesawat tempur, rudal, dan sebagainya.

Analisis menunjukkan bahwa ambisi ekspansi militer Partai Komunis Tiongkok tidak dapat lagi disembunyikan.

“Ada dua tujuan utama yang ingin dicapai oleh PKT. Yang pertama yaitu demi persaingan dengan negara-negara di sekitar Laut Tiongkok Selatan guna mendapatkan kedaulatan laut, merebut energi dasar laut yang bernilai tinggi dan kaya akan mineral untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan militer PKT. Tujuan lainnya adalah untuk membangun sejumlah besar “pangkalan militer di atas pulau karang/terumbu” di Laut TIongkok Selatan yang akan dimanfaatkan sebagai “tembok besar di laut” untuk membendung armada laut dari Australia dan Amerika Serikat bila nantinya PKT benar-benar ingin melakukan reunifikasi lewat kekerasan,” kata Tang Hao, seorang komentator politik.

Proyek pangkalan militer PKT dituduh tidak mematuhi hukum.

Mark, seorang blogger saluran militer terkenal mengatakan : “Menurut keputusan Mahkamah Internasional tahun 2016, sembilan garis putus-putus yang diusung oleh Partai Komunis Tiongkok itu adalah ilegal. Klaim Partai Komunis Tiongkok atas kedaulatan pulau di Laut Tiongkok Selatan itu tidak sah, tidak didukung oleh hukum internasional”.

PKT melakukan ekspansi militer besar-besaran di Laut Tiongkok Selatan, hal itu semakin menimbulkan kekhawatiran dari negara-negara tetangga dan dunia.

Ketika berkunjung ke Filipina pada 19 Maret, Menteri Luar Negeri AS A. Blinken menegaskan kembali bahwa hubungan pertahanan AS – Filipina “sekuat baja”. Ia juga menyatakan keprihatinan AS terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh Partai Komunis Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.

Analisis menunjukkan bahwa kerja sama antara Amerika Serikat dengan Filipina dapat mengurangi ketegangan di Selat Taiwan.

Bagi Mark, dikarenakan pangkalan militer terdekat yang disewakan oleh Filipina kepada militer AS hanya berjarak antara 100 hingga 200 kilometer dari Taiwan. Hal ini jelas membuat militer AS lebih dekat dengan Taiwan. Tetapi menjadi hambatan bagi militer Tiongkok untuk menyerang Taiwan. Entah disadari atau tidak, banyak kebijakan Serigala Perang Xi Jinping belakangan ini telah mendorong banyak negara untuk berpihak ke Barat.” (sin)

Melania yang Muncul Bersama Trump Memberi Isyarat akan Kembali pada Kegiatan Kampanye Presiden

oleh Zhang Ting

Mantan ibu negara AS Melania pada Selasa (19 Maret), muncul di depan umum bersama mantan Presiden Donald Trump di Palm Beach, Florida untuk mengikuti pemilihan pendahuluan presiden dari Partai Republik. Hal ini diduga merupakan sebuah isyarat mengenai kemungkinan mereka kembali dalam kegiatan kampanye Presiden 2024.

Melania Trump mengisyaratkan bahwa dia bakal kembali menjadi sorotan publik menjelang pemilihan presiden.

Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah dia akan kembali ke kampanye Trump, mantan ibu negara itu tersenyum dan cuma mengatakan : “Nantikan terus”.

Trump berhasil unggul telak dalam pemilihan pendahuluan di Florida, menerima seluruh 125 suara delegasi Florida. Setelah perhitungan suara mencapai 98%, Trump sudah memperoleh 81,2% suara, Sedangkan kandidat lainnya dari Partai Republik Nikki Haley yang mengundurkan diri dari pencalonan, hanya memperoleh 13,9% suara. Dan Gubernur Florida Ron DeSantis menerima 3,7% suara.

Sejak Trump meluncurkan kampanye kepresidenannya pada November 2022, istrinya, Melania, tetap bersikap low profile, ia tidak mau menonjolkan diri. Dia juga tidak menghadiri sidang pengadilan Trump. Penampilan bersama Trump dan Melania yang paling menonjol dalam beberapa bulan terakhir adalah saat pemakaman ibunda Melania, Amalija Knavs.

Dalam wawancara pada acara TV “Meet the Press” di NBC tahun lalu, Trump pernah mengatakan bahwa Melania akan muncul dalam kegiatan kampanye “pada saat yang tepat, tidak lama lagi”.

“Dia orang yang dapat menjaga privasi, orang yang luar biasa, orang yang sangat percaya diri dan sangat mencintai negara kita”, kata Trump.

“Sejujurnya, saya ingin menjauhkan dia dari kegiatan kampanye – itu (kegiatan kampanye) memang menjengkelkan”, tambahnya.

Melania juga terkenal dengan ketatnya menjaga privasi selama berada di Gedung Putih. Dalam siklus kampanye baru yang diluncurkan Trump, pada dasarnya dia tidak tampil dalam kegiatan kampanye, kecuali menghadiri upacara peluncuran kampanye Trump tahun 2024 di Mar-a-Lago, Florida pada  November 2022. 

Pada 19 Maret 2024, mantan Presiden Trump dan mantan ibu negara Melania meninggalkan tempat pemungutan suara di Palm Beach, Florida setelah memberikan suara di pemilihan pendahuluan Partai Republik. (Giorgio Viera/AFP)

Seorang sumber mengatakan kepada majalah “People” di AS, bahwa Melania baru akan berada di lokasi ketika dibutuhkan, namun dia lebih suka berada di luar rapat umum atau pertemuan, bahkan begitu pula jika itu diadakan di perkebunan keluarga mereka di Mar-a-Lago.

“Dia akan hadir jika diperlukan, namun jika tidak diperlukan, dia lebih memilih untuk tidak muncul. Jika sebuah acara dipenuhi staf kampanye dan orang banyak, bahkan di Mar-a-Lago, dia akan berusaha menghindarinya,” kata sumber tersebut.

Akhir-akhir ini, Melania Trump sedang berfokus untuk mencari peluang kuliah buat putranya, Barron Trump yang pada  Rabu 20 Maret berusia 18 tahun. (sin)

Gelombang Penutupan TK Sedang Melanda Tiongkok, Guru TK Terpaksa Ganti Haluan

0

NTD

Gelombang penutupan sekolah taman kanak-kanak kembali melanda Tiongkok akhir-akhir ini. Karena itu banyak guru TK yang menganggur terpaksa beralih profesi ke bidang lain, seperti menjadi penyiar web (webcast), perawat jari tangan wanita atau pria, ada pula yang menjadi pekerja sosial.

Dalam beberapa hari terakhir, topik berita yang beredar di Internet Tiongkok dengan judul seperti “Guru sekolah TK yang lahir tahun 1990an telah beralih profesi menjadi manicure atau pedicure, penyiar web”, atau “Gelombang penutupan sekolah TK pada akhirnya juga akan berdampak terhadap universitas”, telah menarik perhatian masyarakat.

Pada awal bulan ini (1 Maret), Kementerian Pendidikan Tiongkok melaporkan bahwa, jumlah seluruh taman kanak-kanak di Tiongkok pada 2023 adalah 274.400 sekolah, berkurang sebanyak 14.800 sekolah dibandingkan dengan tahun 2022 (lebih dari 5%). Padahal jumlah taman kanak-kanak di Tiongkok pada tahun 2022 sudah berkurang sebanyak 5.610 sekolah dibandingkan dengan tahun 2021 (hampir 2%). Ini adalah penurunan pertama kalinya dalam sejarah. 

Pada 17 Januari tahun ini, merilis Biro Statistik Nasional Tiongkok pada 17 Januari, hanya terdapat 9,02 juta bayi baru lahir pada tahun 2023, sebuah rekor terendah. Namun, data resmi Partai Komunis Tiongkok sering kali menyembunyikan situasi yang merugikan, dan data sebenarnya mungkin lebih serius.

Seiring dengan berkurangnya jumlah kelahiran, penutupan TK pun terus terjadi.

Akibat penutupan sekolah TK, baik lembaga sekolah maupun para gurunya mulai memikirkan penyelamatan diri : Sekolah mulai dialihkan menjadi “tempat penitipan anak terintegrasi”. Seorang kepala sekolah TK swasta berusia 43 tahun memutuskan untuk beralih profesi mengurus rumah jompo, atau penitipan orang lansia. Sedangkan para gurunya beralih menjadi perawat kuku jari tangan, menjadi penyiar web (webcast), ada pula yang beralih sebagai pekerja sosial.

Topik tersebut langsung memicu perbincangan hangat di Internet Tiongkok.

Seorang penulis bacaan di Douban bernama “Xìma gan san lao” menulis di blog : “Ini adalah tren yang tak terhindarkan. Gelombang yang bermula dari taman kanak-kanak, beberapa tahun lagi SD, lalu SMP, SMA, kemudian universitas, yang akhirnya akan berdampak luas. Yang berkurang itu tak lain adalah tenaga kerja. pasangan resmi dan jumlah kelahiran yang semakin berkurang. Menggunakan aritmatika sekolah dasar saja kita sudah dapat menghitung bagaimana keadaan Tiongkok dalam 50 tahun ke depan”.

Netizen “Lang xíng tian xia” menulis : “Jumlah kelahiran tahun lalu saja cuma 9,02 juta, hanya setengah dari jumlah kelahiran tahun 2016 (17,86 juta). Anak-anak kelahiran tahun lalu ini masih butuh waktu 2 tahun lagi untuk masuk TK. Jadi dengan kata lain, setengah dari TK yang didirikan 16 tahun lalu itu perlu ditutup selama 2 tahun. Bayangkan saja apa artinya ini ? Kemudian dalam 7 tahun ke depan, setengah dari sekolah dasar yang ada harus ditutup, kemudian merembet ke sekolah menengah dan seterusnya. Dan hal yang paling menakutkan adalah penurunan jumlah kelahiran ini hanya akan menjadi semakin buruk, tidak akan pernah bisa bangkit lagi”.

Beberapa komentar netizen antara lain : “Ada terlalu banyak pasangan saat ini yang tidak ingin memiliki anak. Kebijakan nasional yang satu anak di masa lampau menjadikan populasi Tiongkok secara bertahap menurun, tentu saja banyak taman kanak-kanak yang tutup”. “Pria atau wanita usia berkeluarga tetapi belum mau menikah itu sangat banyak. Jumlah pasangan suami istri yang tidak menginginkan anak tidak sedikit. Penurunan angka kelahiran itu tidak hanya berdampak pada sekolah TK, tetapi juga kebidanan, kemudian susu bubuk, mainan anak, efek dominonya secara langsung mempengaruhi 80% industri di masyarakat”.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) bisa melakukan apa saja untuk mencapai tujuan yang diinginkan tak peduli itu benar atau salah. Dahulu rezim PKT menerapkan “pemaksaan aborsi”, sekarang “pemaksaan kelahiran”. Setelah kebijakan keluarga berencana yang brutal dijalankan selama 40 tahun, akibatnya adalah populasi Tiongkok menurun tajam. Setelah sadar dari kesalahan itu, PKT tiba-tiba mengeluarkan kebijakan yang memaksa pasangan untuk memiliki anak lebih dari satu. Namun, upaya untuk mengangkat kembali penurunan demografi ini sudah sangat terlambat. (sin)

Serangkaian Insiden Mobil Menabrak Orang-orang di Tiongkok Memicu Kekhawatiran, Alasan di Baliknya Menjadi Sorotan

0

Tang Rui – NTD

Serangkaian insiden menggenaskan terjadi di Tiongkok, termasuk pembunuhan teman sekelas oleh seorang siswa di bawah umur di Provinsi Henan. Bahkan, menabrak orang-orang dengan mobil secara sengaja di banyak tempat yang menimbulkan keprihatinan.

Pada 19 Maret, rangkaian tabrakan mobil terjadi di Beijing, Shenyang dan Provinsi Zhejiang, yang mengakibatkan puluhan korban jiwa.

Pada 19 Maret malam, di Persimpangan Distrik Dongcheng Beijing, sebuah mobil berwarna hitam tiba-tiba melaju kencang ke jalur kendaraan sepeda motor, menyebabkan sejumlah pengendara sepeda motor dan pejalan kaki terluka di tempat kejadian, kondisinya dalam keadaan kacau balau.

Pada hari yang sama, di Distrik Tiexi, Shenyang, dekat Jalan Lingkong Kedua, sebuah mobil juga menabrak jalur khusus kendaraan bermotor dan menabrak pejalan kaki, menewaskan setidaknya tiga orang dan melukai dua orang.

Warga Shenyang berkata: “Anda menyeberang jalan ah, ya, semua darah. Mobil ini adalah Audi, dikendarai ke jalur khusus kendaraan tidak bermotor, roda dua di atas.”

Pada hari yang sama, sebuah mobil sedan menabrak para pelajar di Sekolah Kejuruan Taizhou di Provinsi Zhejiang, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 16 orang lainnya.

Polisi melaporkan bahwa para pelaku telah dikendalikan dan ditangkap, penyebab kecelakaan sedang diselidiki.  Akan tetapi, terjadinya insiden semacam itu dalam sehari telah menimbulkan keprihatinan.

“Dikarenakan banyak penduduk sebenarnya dalam situasi saat ini, tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga dalam berbagai aspek dalam keadaan putus asa atau tertekan. Dalam beberapa tahun terakhir sejak epidemi, banyak perusahaan swasta dan perusahaan tutup dan terlilit hutang, dan mereka sebenarnya berada di ambang kehancuran mental. Hal pertama yang ingin dia lakukan adalah mengungkapkan ketidakpuasannya kepada pihak berwenang dan masyarakat,” ujar wakil ketua dan kepala eksekutif Partai Demokratik Tiongkok, Jie Lijian.

Sementara itu, komentator Tiongkok, Li Linyi berkata: “Apakah dia menargetkan rakyat atau pemerintah, dia melakukannya karena keluhannya. Karena memang pejabat yang menjaga stabilitas lebih berkuasa, pada kenyataannya, ketidakpuasan ini tidak bisa dilampiaskan, jadi menurut saya, kemungkinan besar menyebabkan tabrakan yang disengaja seperti ini. Faktanya, ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Tiongkok sudah seperti tong mesiu, sekarang Anda tidak tahu apakah Anda aman saat keluar rumah, jadi jika terus seperti ini, saya pikir cepat atau lambat sesuatu yang besar akan terjadi di Tiongkok daratan. Insiden ” Tiongkok ” ini adalah yang pertama kali terjadi di dunia.

Hingga saat ini, penyebab sebenarnya dari insiden tersebut dan jumlah korban yang sebenarnya tidak diketahui.

Analisis menunjukkan bahwa di bawah sistem Partai Komunis Tiongkok, seluruh masyarakat seperti tong mesiu, tetapi perilaku balas dendam seperti ini masih tidak diharapkan.

“Kami juga berharap bahwa teman-teman yang pendendam ini, Anda memiliki sesuatu, tidak menggunakan cara ekstrem seperti ini untuk membalas dendam kepada kelompok masyarakat ini. Perbuatan seperti ini sangat tidak diinginkan dan akan menyebabkan banyak orang yang tidak bersalah kehilangan nyawa dan menghancurkan keluarga mereka,” kata Jie Lijian. (Hui)

Gambar ‘Paling Menarik’ yang Diduga Menunjukkan Monster Loch Ness ‘Masih Sulit Dijelaskan,’ Kata Pakar

EtIndonesia. Koleksi foto lengkap yang dilaporkan menunjukkan monster Loch Ness yang sulit ditangkap telah dirilis minggu ini – dan gambar-gambar tersebut masih menarik bagi pria yang menghabiskan tiga dekade mencari monster misterius itu.

“Itu adalah gambaran permukaan yang paling menarik dari fenomena tersebut,” kata pakar Loch Ness Steve Feltham kepada Daily Mail, Selasa. “Mereka masih menentang penjelasan,” tambahnya.

Foto-foto tersebut diambil oleh Chie Kelly pada tahun 2018 dan memperlihatkan sosok mirip “ular” di permukaan danau di Inverness, Skotlandia.

Lima belas fotonya dirilis musim panas ini dan mendapat pujian tinggi dari Feltham dan pada hari Selasa (19/3), semua 71 foto yang diambil oleh Kelly dari “Nessie” dibagikan oleh podcast The Cryptid Factor.

Kelly takut diejek karena percaya pada binatang itu sehingga dia menyembunyikan foto-foto itu dari publik hingga Agustus lalu ketika dia memutuskan untuk mempublikasikannya bertepatan dengan perburuan Loch Ness terbesar dalam 50 tahun.

Kelly, yang bekerja sebagai penerjemah, sedang memotret putri dan suaminya setelah makan siang di Dores Inn ketika dia melihat sesuatu bergerak di permukaan air.

“Saya baru saja memotret dengan kamera Canon saya Scott dan putri kami Alisa, yang saat itu berusia lima tahun, ketika sekitar 200 meter dari pantai, makhluk ini bergerak dari kanan ke kiri dengan kecepatan tetap,” kata Kelly kepada Telegraph. “Kadang-kadang berputar dan berguling. Kami tidak pernah melihat kepala atau lehernya. Setelah beberapa menit, ia menghilang begitu saja dan kami tidak pernah melihatnya lagi.”

Foto-fotonya menunjukkan dua punuk bulat yang menonjol keluar dari air. Pada awalnya, dia mengira itu adalah sepasang berang-berang, tetapi makhluk itu tidak pernah muncul ke udara dan “tampak seperti ular.”

Feltham setuju.

“Menurut saya mereka bukan berang-berang – makhluk ini jauh lebih kecil dari yang ada di gambar – atau penyelam. Tampaknya juga ada dua objek,” katanya kepada Mail. “Mereka tentu memerlukan penyelidikan lebih lanjut.”

Ada 10 dugaan penampakan Nessie tahun lalu, sehingga tercatat 1.156 penampakan hingga saat ini, menurut daftar monster Loch Ness. (yn)

Sumber: nypost

50 Orang Kelompok Bersenjata Hamas Tewas, 180 Orang Lainnya Tertangkap Dalam Serangan Tentara Israel

oleh Yi Jing

50 orang kelompok bersenjata Hamas tewas dalam serangan tentara Israel pada  Selasa (19 Maret). Di hari yang sama, Israel kembali menyatakan tekadnya untuk melancarkan serangan darat dan menghancurkan kamp Hamas di Rafah.

Militer Israel mengatakan bahwa dalam serangan berkelanjutan terhadap Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza tersebut Selasa itu, pasukan IDF telah membunuh lebih dari 50 orang militan Hamas, seorang tentara cadangan tewas dalam pertempuran tersebut.

Menurut laporan, tentara Israel menyerbu Rumah Sakit Shifa hanya dalam waktu 15 menit, menangkap sekitar 180 orang militan Hamas yang tidak menaruh curiga, dan menyita sejumlah besar uang tunai.

Perdana Menteri Israel menekankan pada hari yang sama bahwa dirinya telah menjelaskan kepada Presiden AS Joe Biden, bahwa untuk menghancurkan pasukan Hamas di Rafah, Israel harus melakukan invasi darat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan : “Kami bertekad untuk sepenuhnya melumpuhkan militan Hamas di kamp Rafah. Tidak ada cara lain selain melancarkan serangan darat.”

Namun demikian, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel hari itu memperingatkan bahwa serangan darat Israel ke Rafah tanpa “rencana yang jelas” dapat menimbulkan “bencana”.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang sedang mengunjungi Filipina berencana akan melakukan perjalanan lagi ke Timur Tengah.

Blinken mengatakan bahwa dia akan terus berupaya menengahi perjanjian gencatan senjata sementara antara Israel dengan Hamas untuk menjamin pembebasan sandera, sambil juga membahas lebih jauh soal bantuan kemanusiaan ke Gaza dan isu rekonstruksi pasca perang. (sin)

Seorang Pria Mengalami Koma dengan Peluang Bertahan Hidup 4%, Setelah Mencabut Rambut yang Tumbuh di Selangkangannya

EtIndonesia. Seorang pria Texas secara ajaib selamat dari cobaan medis yang rumit – mengalahkan peluang 4% yang menurut laporan dokter berikan kepadanya.

Penderitaan Steven Spinale, seorang ayah berusia akhir 30-an, disebabkan oleh upayanya menghilangkan rambut yang tumbuh ke dalam dari area selangkangannya, menurut Daily Mail.

Dia berakhir dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis.

“Kami tidak pernah kehilangan kepercayaan ketika orang lain melakukannya,” kata saudara perempuannya, Michelle, di TikTok minggu ini.

Dia telah mencatat pengalaman mendekati kematian kakaknya sejak dia dirawat di rumah sakit pada akhir tahun 2022.

“Semua [dokter] dapat mengetahui apakah dia mengalami pendarahan internal yang berasal dari suatu tempat. Sedikit yang kami tahu bahwa itu akan menjadi kekhawatiran terkecil,” tulis Michelle di halaman GoFundMe yang telah mengumpulkan lebih dari 8.000 dolar untuk perawatannya.

“Dia menolak dengan cepat sampai dia jatuh dan diberi alat bantu hidup,” tambahnya.

“Dia tertular bakteri langka yang merusak tubuhnya dan mematikan seluruh organnya. Dia sangat septik dan syok.”

Spinale yang tertular sepsis – ketika tubuh seseorang merespons infeksi secara tidak tepat dan organ-organ menjadi rusak parah – hanyalah awal dari mimpi buruk ini, tambah saudara perempuannya.

Saat di rumah sakit, ia juga menderita influenza A dan pneumonia ganda di kedua paru-parunya, serta sindrom gangguan pernapasan akut.

Dia mengalami koma yang diinduksi secara medis selama tiga minggu, menurut saudara perempuannya.

Michelle memberi judul pada video baru-baru ini yang mengklaim bahwa dokter berkata: “Steven tidak akan keluar hidup-hidup,” dan bahwa dia “diberitahu bahwa dia tidak memiliki aktivitas otak.”

Di klip lain, dia menulis bahwa peluang Steven untuk bertahan hidup adalah sekitar 4%.

@michellebell111 Replying to @Travel girl #brotherskeeper #wakingupfromacoma #coma #spinalestrong #drsmakemistakes ♬ Never Give Up – Motiversity & Coach Pain & Dr. Jessica Houston

Dia harus menjalani operasi jantung terbuka, menghabiskan dua minggu di tempat tidur berputar untuk membantu pernapasannya dan cairan terus-menerus dikeluarkan dari paru-parunya.

Namun, secara ajaib, dia selamat dan mendapatkan kembali kemampuan berjalan pada akhir tahun 2023.

“Kami tidak pernah kehilangan harapan atau keyakinan,” Michelle memberi judul pada TikTok lainnya, yang diposting minggu lalu.

“Dan syukurlah kami tidak melakukannya karena lihat dia sekarang!” (yn)

Sumber: nypost

Pemerintah Inggris Mengeluarkan Larangan Merokok bagi Siapa pun yang Lahir Setelah Tahun 2009

EtIndonesia. RUU baru yang diperkenalkan hari ini (20 Maret) oleh Pemerintah Inggris, dikatakan memenuhi komitmen Perdana Menteri untuk menciptakan generasi bebas rokok yang akan berupaya menyelamatkan ribuan nyawa dan miliaran pound untuk NHS (Layanan Kesehatan Nasional – Inggris).

Bersamaan dengan RUU tersebut, denda langsung juga akan diberlakukan untuk menekan penjualan produk tembakau dan vaping di bawah umur.

Aturan baru juga akan diberlakukan untuk membatasi rasa vape, kemasan dan mengubah cara vape ditampilkan di toko-toko untuk melindungi anak-anak.

Merokok, yang merupakan satu-satunya pembunuh terbesar yang dapat dicegah di Inggris, merugikan NHS dan perekonomian sekitar £17 miliar per tahun.

Kebiasaan yang sangat membuat ketagihan ini menunjukkan bahwa empat dari lima perokok mulai merokok bahkan sebelum berusia 20 tahun dan terus menjadi kecanduan selama sisa hidup mereka.

Hal ini kemudian memberikan tekanan besar pada NHS, dengan seseorang dirawat di rumah sakit karena kondisi terkait merokok hampir setiap menit di Inggris.

Jadi, berdasarkan RUU Tembakau dan Vape baru yang diperkenalkan hari ini, anak-anak yang berusia 15 tahun ke bawah pada tahun ini tidak akan pernah bisa membeli rokok secara legal untuk memastikan bahwa generasi mendatang terlindungi dari dampak berbahaya dari merokok.

Saat ini, tindakan merokok tidak akan dikriminalisasi, namun pendekatan bertahap yang dilakukan pemerintah berarti siapa pun yang secara legal dapat membeli tembakau sekarang tidak akan dicegah untuk melakukan hal tersebut di masa depan.

Menanggapi peningkatan besar dalam jumlah anak-anak yang menggunakan vape, RUU tersebut juga akan memperkenalkan kebijakan baru yang membatasi rasa dan kemasan vape yang sengaja dipasarkan kepada anak-anak.

Kekuasaan tersebut juga akan memungkinkan pemerintah untuk mengubah cara vape ditampilkan di toko-toko, menjauhkan mereka dari pandangan anak-anak dan menjauh dari produk-produk yang menarik bagi mereka, seperti permen.

Dampak kesehatan jangka panjang dari vaping tidak diketahui dan nikotin yang terkandung di dalamnya bisa sangat membuat ketagihan, dan penarikan diri terkadang menyebabkan kecemasan, kesulitan berkonsentrasi, dan sakit kepala.

Meskipun vaping dapat berperan dalam membantu perokok dewasa untuk berhenti, anak-anak tidak boleh melakukan vape.

Berdasarkan RUU tersebut, kewenangan aparat penegak hukum juga akan diperkuat dengan ‘denda di tempat’ sebesar £100 untuk menegakkan undang-undang baru dan membatasi penjualan produk tembakau dan vaping di bawah umur.

Ini merupakan tambahan dari denda maksimum £2.500 yang sudah dapat dikenakan oleh otoritas setempat. Memberikan sampel vape gratis kepada anak di bawah 18 tahun juga tidak sah lagi.

Selain itu, pemerintah Inggris juga telah berkomitmen untuk melarang penjualan dan pasokan vape sekali pakai mulai April 2025 berdasarkan undang-undang lingkungan hidup yang terpisah.

Vape sekali pakai telah menjadi pendorong utama di balik meningkatnya jumlah vaping di kalangan remaja Inggris, dengan proporsi pengguna vape berusia 11 hingga 17 tahun yang menggunakan vape sekali pakai meningkat hampir sembilan kali lipat dalam dua tahun terakhir.

Pemerintah telah mengumumkan pendanaan untuk mendukung perokok agar berhenti merokok dengan dana sebesar £70 juta untuk layanan ‘berhenti merokok’ di tingkat lokal.

Skema ‘swap to stop’, misalnya, memberikan akses gratis ke perangkat vape serta dukungan perilaku untuk membantu perokok dewasa berhenti dari kebiasaan tersebut dan meningkatkan hasil kesehatan.

Perdana Menteri Rishi Sunak berkata: “Jika kita ingin membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita, kita perlu mengatasi satu-satunya penyebab terbesar dari penyakit, kecacatan dan kematian yang dapat dicegah: merokok.”

“Itulah sebabnya, bersamaan dengan langkah-langkah baru untuk mengekang peningkatan vaping di kalangan remaja, kami juga mewujudkan komitmen kami untuk menciptakan generasi bebas rokok dan menghentikan anak-anak kita agar tidak kecanduan rokok berbahaya dan produk nikotin lainnya.

“Perubahan penting ini akan menyelamatkan ribuan nyawa dan miliaran poundsterling untuk NHS kami, memberikan sumber daya baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pengobatan pasien di seluruh Inggris.”

Menteri Kesehatan dan Sosial Victoria Atkins menambahkan: “Merokok membunuh. Merokok merenggut sekitar 80.000 nyawa di Inggris setiap tahun dan menyebabkan satu dari empat kematian terkait kanker. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita mengambil tindakan tegas untuk melindungi generasi mendatang dari produk-produk berbahaya ini.

“Hari ini adalah tonggak sejarah yang signifikan, mewakili kebijakan kesehatan terbesar yang dapat dicegah dalam satu generasi dengan rancangan undang-undang pertama yang bertujuan mencegah anak-anak dan remaja kita menjadi korban kecanduan nikotin seumur hidup.

“Undang-undang penting ini akan memastikan generasi mendatang memiliki kehidupan yang lebih sehat, sekaligus meningkatkan kapasitas NHS dengan menghilangkan tekanan besar yang disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan merokok.” (yn)

Sumber: tyla

Kiat Membersihkan Microwave dalam Hitungan Menit yang Perlu Dicoba Semua Orang

EtIndonesia. Ketika berbicara tentang pekerjaan dapur, saya rasa kita semua sepakat bahwa tidak ada yang lebih ‘bandel’ daripada microwave yang kotor.

Membersihkan pintu, interior, meja putar yang sangat membandel…

Kadang-kadang kita perlu waktu begitu lama hingga membuat kita benar-benar malas untuk membersihkannya.

Kita semua berpikir bahwa kita harus membersihkannya dengan sabun setiap minggu, namun kenyataannya mungkin hasilnya kurang memuaskan.

Nah, bagaimana jika saya beritahu Anda bahwa ada cara cerdik yang menjanjikan untuk membuatnya jauh lebih mudah?

TODAY telah berbincang-bincang dengan pakar Leslie Reichert dan Jessica Ek dari The Cleaning Institute, yang memberikan nasihat mereka yang sangat berharga dan membuat hidup kita jauh lebih mudah dalam prosesnya.

Mengenai cara termudah untuk membersihkan microwave, Ek menjelaskan: “Bersihkan tumpahan agar tidak terpanggang, yang lebih sulit untuk dihilangkan. Jika Anda bertindak lebih cepat, Anda mungkin hanya perlu menyekanya dengan handuk kertas atau kain.”

Bertindak pada saat ini akan menyelamatkan Anda dari rasa jengkel di kemudian hari.

Tapi microwave Anda juga memiliki filter.

Ek mengatakan: “Selalu ikuti instruksi pabrik untuk membersihkan filter. Biasanya ini juga bisa dilakukan dengan air hangat atau panas dan sedikit sabun cuci piring. Biarkan filter meresap, lalu gosok dengan hati-hati. Biarkan kering sebelum dimasukkan kembali ke dalam microwave.”

Catatan…

Sedangkan untuk membersihkan bagian luar? Tampaknya sudah cukup jelas tetapi selalu ada lebih banyak hal yang perlu dipelajari.

“Bersihkan bagian dalam dan luar microwave Anda. Ini termasuk mengelap gagang pintu dan tombol. Anda bisa menggunakan campuran jus lemon atau cuka, atau sedikit sabun cuci piring dan air.”

Dan tentu saja, jangan abaikan meja putar.

Ek melanjutkan: “Untuk meja putar, Anda dapat melepasnya dan mencucinya di wastafel dengan air sabun, atau bahkan memasukkannya ke dalam mesin pencuci piring jika aman untuk mesin pencuci piring.

“Pastikan meja putar sudah dingin sebelum dicuci dan dikeringkan sebelum dikembalikan ke microwave.”

Membersihkan microwave Anda dengan cuka

Sedangkan Reichert telah menawarkan keahliannya tentang cara terbaik memanfaatkan cuka untuk hasil yang bersih dan berkilau.

Bahan:

1/2 gelas air

1/2 cangkir cuka putih

Mangkuk yang aman untuk microwave

Spons basah atau kain mikrofiber

Petunjuk:

Masukkan air dan cuka ke dalam mangkuk dan panaskan dalam microwave dengan suhu tinggi hingga campuran mendidih dan jendelanya mengepul.

Biarkan microwave mendingin selama beberapa menit, lalu seka bagian dalamnya dengan spons atau kain.

Membersihkan microwave Anda dengan jus lemon

Bahan:

1 jeruk nipis

Kain lap atau kain bersih

Mangkuk yang aman untuk microwave

Sekitar 1/2 gelas air

Petunjuk:

Peras semua jus lemon dari lemon Anda ke dalam mangkuk dan campurkan dengan 1/2 air.

Panaskan campuran selama beberapa menit lalu diamkan [di dalam microwave] sebelum mengelapnya. Uapnya dapat membantu menghilangkan kotoran yang menempel.

Dengan soda kue

Bahan:

Bubuk soda kue

Kain lap/bersih

Mangkuk yang aman untuk microwave

Air hangat

Tambahkan beberapa sendok makan soda kue ke dalam semangkuk air hangat.

Petunjuk:

Masukkan ke dalam microwave dan nyalakan selama sekitar tiga hingga lima menit, atau hingga microwave terisi uap.

Diamkan campuran di dalam microwave tertutup agar uapnya meresap ke dalam kotoran.

Lap hingga bersih!

Anda juga bisa melakukan dengan cara yang lebih simpel.

Taburkansoda kue ke dalam microwave,(lepas meja putar terlebih dahulu) dan gunakan semangkuk air hangat untuk menggosok soda kue lalu bersihkan.

Selamat mencoba! (yn)

Sumber: tyla

Perairan Berusia 12 Miliar Tahun Ditemukan Mengambang di Luar Angkasa, 140 Triliun Kali Jumlah Air di Lautan Dunia

EtIndonesia. Meskipun kita sudah terbiasa dengan para ahli yang menemukan benda-benda seperti asteroid dan lubang hitam di luar angkasa, air bukanlah hal yang umum.

Namun, penemuan yang dibuat tahun lalu sangat baik dan benar-benar mengejutkan penemuan sebelumnya.

Pada tahun 2011, dua tim astronom menemukan reservoir air terbesar dan terjauh yang pernah terdeteksi di alam semesta – dan hal ini membuat banyak penggila ruang angkasa bersemangat.

Apa yang membuat penemuan ini menarik adalah kenyataan bahwa badan air tersebut jauh lebih besar daripada air mana pun yang ditemukan di Bumi.

Para ilmuwan memperkirakan dalam temuan mereka jumlah air yang ditemukan setara dengan 140 triliun kali lipat jumlah air di lautan dunia.

Itu banyak air.

Namun sebelum para pecinta ruang angkasa berkesempatan untuk melihat perairan dari teleskop mereka, langkah mereka terhenti.

Hal ini terjadi karena air mengelilingi lubang hitam besar yang disebut quasar, yang berjarak lebih dari 12 miliar tahun cahaya.

Pengamatan yang dilakukan para ilmuwan telah mengungkap masa ketika alam semesta baru berusia 1,6 miliar tahun.

Matt Bradford, seorang ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, berbicara tentang penemuan tersebut dan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa air dapat ditemukan di seluruh alam semesta.

“Lingkungan di sekitar quasar ini unik karena menghasilkan air dalam jumlah besar,” katanya.

“Ini merupakan bukti lain bahwa air tersebar di seluruh alam semesta, bahkan pada masa-masa paling awal.”

Quasar dianggap sebagai benda langit yang sangat besar dan memancarkan energi dalam jumlah besar. Gas dan debu yang jatuh ke dalam lubang hitam supermasif, yang berada di pusatnya, memancarkan radiasi elektromagnetik ke seluruh spektrum elektromagnetik.

Kedua kelompok astronom mempelajari quasar tertentu yang disebut APM 08279+5255, yang menampung lubang hitam 20 miliar kali lebih besar dari matahari dan menghasilkan energi yang setara dengan seribu triliun Matahari.

Tim Bradford dapat memperoleh lebih banyak informasi tentang air tersebut, terutama massanya yang luar biasa ketika mereka mendeteksi beberapa ciri spektral air.

Uap air tersebar di area berukuran ratusan tahun cahaya, dan suhunya sangat dingin -53 °C, yang anehnya sebenarnya cukup hangat menurut standar ruang angkasa.

Sebelum penemuan ini, para astronom belum pernah menemukan uap air yang ada sejauh ini di awal alam semesta. Ada air di tempat lain di Bima Sakti – namun sebagian besarnya membeku dalam es. (yn)

Sumber: unilad

New York Times, Setelah Bertahun-tahun Membela PKT, Kini Merencanakan Serangan Terhadap Shen Yun

Memiliki catatan panjang menyepelekan atau mengabaikan seriusnya pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok, The New York Times sekarang menargetkan para aktivis oposisi Tiongkok di Amerika Serikat

Petr Svab – The Epoch Times

The New York Times selama hampir enam bulan telah mempersiapkan sebuah artikel yang menyerang Shen Yun Performing Arts, demikian yang diketahui oleh The Epoch Times.

Komunikasi yang diperoleh The Epoch Times menunjukkan bahwa artikel tersebut, yang masih belum dipublikasikan, akan dimanfaatkan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) dalam kampanye penindasan transnasional terhadap Shen Yun.

Shen Yun yang berbasis di New York, dengan misi untuk menghidupkan kembali budaya tradisional Tiongkok dan slogannya adalah “Tiongkok Sebelum Komunisme”, telah menjadi duri utama bagi Beijing selama hampir dua dekade.

Dalam kampanyenya, PKT menggunakan berbagai macam taktik untuk menghalangi Shen Yun – yang setiap tahun tampil di hadapan satu juta orang di seluruh dunia – termasuk mencoba menekan berbagai teater untuk membatalkan pertunjukan, menganiaya anggota keluarga para seniman di Tiongkok. Bahkan, menyalahgunakan sistem hukum Amerika Serikat untuk kepentingan mereka.

FBI pada Mei lalu menangkap dua orang yang dicurigai sebagai agen PKT yang mana telah mencoba menyuap seorang agen FBI yang menyamar sebagai pejabat IRS  (Internal Revenue Service – lembaga pemerintah federal Amerika Serikat yang mengumpulkan pajak dan menetapkan hukum pendapatan dalam negeri) dengan puluhan ribu dolar sebagai upaya untuk mencabut status nirlaba Shen Yun.

Serangan berikutnya terhadap Shen Yun, tampaknya datang dari surat kabar terbesar di Amerika, The New York Times.

Dua reporternya Michael Rothfeld dan Nicole Hong – yang terakhir ini mulai mengerjakan topik tentang Shen Yun setelah menghabiskan waktu selama enam bulan di desk The New York Times Tiongkok – secara khusus memburu para mantan artis yang mungkin telah meninggalkan perusahaan itu beberapa tahun lalu dengan membawa perasaan dendam, demikian menurut catatan yang diperoleh The Epoch Times.

Banyak seniman Shen Yun adalah praktisi Falun Gong, sebuah latihan meditasi yang mana para pengikutnya dianiaya secara brutal oleh PKT – menjadikan perusahaan ini sebagai target utama rezim dan proksinya. Beberapa tarian Shen Yun mencakup penggambaran artistik dari penganiayaan tersebut.

“Kami mengetahui wartawan ini menargetkan untuk wawancara [dengan] sekelompok kecil yang mungkin memiliki sesuatu yang buruk untuk dikatakan tentang Shen Yun, dan tampaknya mengabaikan sebagian besar [seniman] yang melihat waktu mereka di Shen Yun secara positif dan sangat bermanfaat,” kata Ying Chen, wakil presiden Shen Yun, kepada The Epoch Times.

“Flowing Sleeves,” dari program Shen Yun Performing Arts 2009. (Shen Yun Performing Arts)

“Kami juga mengetahui bahwa beberapa orang yang diwawancarai ini dengan bebas melakukan perjalanan ke Tiongkok, yang menimbulkan tanda bahaya besar karena biasanya siapa pun yang bekerja untuk Shen Yun atau diketahui berlatih Falun Gong akan berada dalam bahaya besar jika kembali ke Tiongkok – tetapi orang-orang ini melakukannya dengan bebas dan berulang kali. Kami juga memiliki catatan komunikasi yang menunjukkan bahwa beberapa orang yang diwawancarai ini sangat senang dengan pengalaman mereka di Shen Yun, namun sekarang mengatakan hal yang sebaliknya kepada The New York Times,” katanya.

“Semua ini menunjukkan bahwa The New York Times sangat fokus untuk menyerang kami, dan membangun sebuah cerita  sekitar wawancara yang meragukan,” imbuhnya.

Berusaha Mencoreng Nama Baik

Dokumen internal PKT menunjukkan bahwa PKT menganggap kampus Shen Yun di bagian utara New York, yang disebut Dragon Springs, sebagai “markas besar” kegiatan praktisi Falun Gong untuk melawan penganiayaan.

“Serang markas dan basis Falun Gong di luar negeri secara sistematis dan strategis,” demikian bunyi salah satu dokumen arahan PKT yang diperoleh The Epoch Times.

Dokumen lain menetapkan industri tertentu untuk dikooptasi dalam penindasan transnasional terhadap Falun Gong, menyerukan mobilisasi “orang-orang yang bersahabat dengan Tiongkok seperti para ahli, cendekiawan, wartawan … yang memiliki pengaruh lebih besar di Amerika Serikat dan negara-negara Barat untuk berbicara mewakili kami, dan berusaha untuk membuat lebih banyak media asing menerbitkan lebih banyak laporan yang menguntungkan kita.”

Wakil direktur Falun Dafa Information Center (FDIC), sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memantau penganiayaan terhadap Falun Gong, Larry Liu,  mengatakan bahwa The New York Times tampaknya melakukan rencana penindasan transnasional tersebut. 

The New York Times menerbitkan bagian berjudul “China Rules” pada edisi 25 November 2018. Bagian tersebut memuat tulisan besar mandarin dengan latar belakang merah dan laporan cemerlang tentang Partai Komunis Tiongkok, sekaligus mengkritik Amerika Serikat. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

“Artikel ini mungkin akan menjadi impian PKT yang menjadi kenyataan,” kata Liu.

Tak lama setelah Nicole Hong kembali ke New York pada tahun lalu setelah bertugas dengan tim The New York Times Tiongkok di Seoul, beberapa mantan penari Shen Yun mulai menerima email darinya dan Rothfeld. Sejumlah pertanyaan yang dikirim melalui email terkadang sangat spesifik dan membuat para seniman merasa bahwa para pewarta mencoba menggali informasi yang dapat digunakan untuk melawan perusahaan, kata Liu.

Seorang mantan penari hanya ditanyai tentang satu insiden spesifik yakni cedera lutut.

Menurut Liu, para wartawan tampaknya mencoba membuat narasi yang menunjukkan bahwa para penari tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai, sebuah narasi palsu yang didorong oleh PKT untuk memfitnah Falun Gong.

The Epoch Times berbicara dengan puluhan seniman Shen Yun dan anggota keluarga mereka serta siswa dan guru di dua sekolah yang berafiliasi dengan Shen Yun. Mereka menggambarkan lingkungan yang penuh dengan tuntutan, namun dengan kultur yang sehat dan komunitas yang mendukung. Pernyataan tentang kurangnya perawatan medis atau pengobatan mendorong respon yang mendalam.

“Itu benar-benar sampah,” kata Kay Rubacek yang putra dan putrinya tampil bersama Shen Yun. Ms Rubacek adalah seorang filmmaker yang portofolionya meliputi film dokumenter pemenang penghargaan dan program “Life & Times” di NTD.

“Setiap orang yang menonton pertunjukan, melihat Shen Yun, mereka dapat melihat bahwa para penari ini menyukainya. Mereka benar-benar mencintai apa yang mereka lakukan,” tegasnya. 

Putra-putrinya mulai bersekolah di Fei Tian Academy of the Arts, sebuah sekolah seni swasta kelas 5-12, saat mereka berusia 13 dan 14 tahun. Dia sangat berhati-hati dalam memilih sekolah, karena dia ingin anak-anaknya mengenal kampus dan para pengajarnya.

“Saya sangat berhati-hati dalam menyekolahkan anak-anak saya. Saya sangat protektif terhadap mereka,” katanya. “Jadi agar saya merasa nyaman bagi mereka untuk pergi ke sekolah asrama, saya harus memeriksa semuanya, dan saya memeriksa semuanya.”

Jalur tarian di sekolah tersebut memberi siswa kemungkinan untuk mengikuti audisi untuk Shen Yun sambil berlatih di Perguruan Fei Tian di kampus yang sama, dan itulah apa yang dilakukan oleh anak-anaknya – dengan sukses besar, katanya.

Dia ingat bahwa tak lama setelah bergabung dengan sekolah, putranya terbentur jari kakinya saat latihan menari. Dia dibawa untuk rontgen, yang menunjukkan adanya patah tulang. Guru tarinya bersikeras bahwa dia tidak bisa bergabung dengan kelas tari lagi sampai patah tulangnya sembuh total.

Dia mengambil jeda sebagai kesempatan untuk fokus pada peregangan, menjadi salah satu penari yang paling fleksibel dalam kelompok.

“Tingkat kepositifan yang saya lihat datang dari mereka dan kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan cukup luar biasa dan sesuatu yang saya harapkan bisa saya miliki saat masih anak-anak,” kata Rubacek.

Dia terkejut ketika mengetahui bahwa The New York Times akan mencoba mencemarkan nama baik anak-anaknya sebagai bagian dari suatu organisasi yang tidak baik.

Penari Shen Yun berlatih tarian klasik Tiongkok secara rutin di fasilitas mereka di Orange County, N.Y., dalam foto file ini. (Courtesy of Shen Yun)

Ancaman yang Nyata’

“Narasi palsu yang tampaknya dikejar oleh Times adalah keprihatinan besar bagi kami karena dapat menciptakan bahaya yang nyata,” kata George Xu, wakil presiden Dragon Springs.

Dia mengatakan beberapa bulan  lalu pihak berwenang lokal dan federal dikerahkan untuk melawan apa yang mereka yakini sebagai ancaman kredibel yang ditimbulkan oleh seorang pria Tiongkok yang memposting di media sosial tentang keinginannya untuk menjadi bagian dari “regu kematian” dan juga sebuah video yang menunjukkan dirinya sedang mengisi senapan AR-15.

Pria itu “menyebarkan narasi palsu yang sama dan telah berbicara dengan beberapa orang yang sama dengan yang diwawancarai oleh New York Times,” kata Xu.

“Pada satu titik, pria ini diketahui berada di area kampus kami. … Kami memiliki polisi negara bagian yang berpatroli di pintu masuk kami, dan semua orang dalam keadaan waspada. Ini sangat serius.”

The Epoch Times memperoleh salinan pemberitahuan kepada penegak hukum, yang memperingatkan polisi tentang pria tersebut berdasarkan informasi yang diperoleh dari FBI.

Membidik Posisi Puncak

Shen Yun memiliki kebanggaan sebagai perusahaan tarian klasik Tiongkok terkemuka di dunia, berkembang dari satu grup pada 2007 menjadi delapan grup, masing-masing dengan orkestranya sendiri, berkeliling dunia dan tampil di hadapan lebih dari satujuta orang setiap tahunnya. The Epoch Times telah lama menjadi sponsor media Shen Yun.

Seperti halnya usaha artistik elit lainnya, tarian klasik Tiongkok membutuhkan usaha yang sangat besar, ujar beberapa penari dan guru.

“Untuk menjadi seorang seniman berkaliber tinggi, tentu saja dibutuhkan ketabahan dan kegigihan yang tinggi, dan Anda harus mengorbankan banyak waktu dan tenaga,” kata Alison Chen, yang pensiun dari Shen Yun pada  2015 untuk menjadi guru tari dan kemudian menjadi wakil ketua departemen tari di kampus Fei Tian College di Middletown, New York.

Alison Chen di kampus Fei Tian College di Middletown, N.Y., pada 19 September 2023. (Samira Bouaou / The Epoch Times)

Dia masih berusia belasan tahun ketika dia mulai berlatih dengan Shen Yun pada  2007, tak lama setelah Shen Yun didirikan. Berkat bakatnya dan pengalaman menari sebelumnya, ia diundang untuk bergabung dengan perusahaan tur dengan cukup cepat sebagai bagian dari praktikum sekolahnya. Selama bertahun-tahun, bagaimanapun, perusahaan terus meningkatkan standar. Murid Fei Tian masih diperbolehkan mengikuti audisi untuk tur sebagai bagian dari tugas kuliah mereka, namun kemampuan menari mereka harus luar biasa agar bisa lolos, ungkapnya.

Penari balet biasanya pensiun di usia 30-an dan sering kali menderita sakit kronis dan penyakit lainnya. Rata-rata, penari amatir yang lebih muda menderita sekali cedera dan penari profesional yang lebih senior mengalami 1,2 kali cedera untuk setiap 1.000 jam menari, menurut tinjauan penelitian 2015 tentang topik tersebut.

Menurut perkiraan tersebut, sebuah perusahaan tari profesional sekelas Shen Yun secara teoritis akan mengalami ratusan cedera setiap tahunnya.

Para penari dan guru yang ditemui The Epoch Times tidak memiliki statistik seperti itu, namun mereka semua setuju bahwa insiden cedera yang mereka amati di Shen Yun hanya sebagian kecil dari jumlah tersebut.

Para pemain Shen Yun berkumpul di atas panggung saat curtain call di Paramount Theatre di Cedar Rapids, Iowa, pada 24 Oktober 2021. (Hu Chen/The Epoch Times)

Cha mengaitkan rendahnya tingkat cedera ini sebagian disebabkan oleh standar pelatihan yang ketat dan penekanan pada teknik yang benar. Daripada gerakan tarian itu sendiri yang menyebabkan cedera, sering kali teknik penari yang tidak benar dari waktu ke waktu menyebabkan ketegangan atau cedera yang berlebihan, jelasnya.

“Menjaga semua orang dalam kondisi prima dan teknik mereka terus dipantau akan membantu menghindari banyak masalah,” katanya.

Di usianya yang sudah menginjak 40-an, Cha telah mengalami beberapa kali cedera saat menari. Yang terakhir, cedera ligamen  di lututnya pada  2020, mengancam untuk mengakhiri karirnya. Dia terbang ke Korea Selatan untuk menemui ahli bedah lutut kelas dunia dan setelah menjalani rehabilitasi ekstensif, dia dapat kembali ke panggung.

Jika masalah fisik menghentikan seseorang untuk melanjutkan sebagai pemain, Shen Yun sering menawarkan dia kesempatan untuk tetap bersama perusahaan dalam peran yang berbeda, seperti produksi, kata Cha.

Namun dalam banyak kasus, bukan masalah fisik yang tidak dapat diatasi oleh mereka yang memutuskan untuk mundur. Melainkan tantangan mental dan bahkan spiritual.

Secara umum, dunia seni pertunjukan elit terkenal dengan politik internal dan persaingan yang ketat, dengan ego yang saling beradu dan para seniman yang berprestasi merasa diremehkan jika dilewati untuk peran utama, demikian diakui oleh beberapa penari.

Mereka mencatat suasana yang jauh berbeda dengan Shen Yun.

Sebagai upaya untuk menggambarkan budaya Tiongkok yang otentik, para seniman perlu mempelajarinya dan mewujudkannya sendiri, dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional dan moralitas. Yang paling penting, mereka harus meninggalkan ego mereka di tempat yang jauh, kata mereka.

Tumbuh dalam masyarakat Korea Selatan yang hierarkis dan ketat, Mr. Cha mengatakan bahwa ia perlu menyesuaikan diri untuk menerima saran dari penari yang lebih muda atau bahkan guru.

Jimmy Cha berlatih di sebuah studio tari di kampus Fei Tian College di Middletown, N.Y., pada 4 Desember 2023. (Samira Bouaou / The Epoch Times)

Chen berkata, “Para guru akan mengatakan kepada kami, ‘Tidak peduli seberapa banyak yang telah Anda pelajari dan seberapa banyak yang Anda kira Anda ketahui, kita semua harus mulai dari nol.”

Mengadopsi sikap yang lebih rendah hati terhadap tarian adalah sebuah proses, ujarnya.

Dia ingat bagaimana egonya membesar setelah dia menang di divisi junior dalam kompetisi tarian klasik Tiongkok.

“Saya pikir itu adalah sarana bagi saya untuk menjadi terkenal,” katanya.

Saat itu adalah momen penting dalam karirnya yang sedang menanjak, di mana, jika dipikir-pikir, ia menyadari bahwa karakternya benar-benar diuji.

“Jika tidak ada yang benar-benar membimbing saya untuk memikirkan hal ini dengan cara yang sehat, dengan mudahnya saya bisa saja tetap berpegang pada hal tersebut,” katanya.

Berkat pengaruh positif dari guru dan teman-teman sekelasnya, ia dapat mengenali masalah ini, katanya.

“Xue wu zhi jing” – Tak ada kata selesai dalam menuntut ilmu – adalah pepatah Tiongkok yang sering ia ucapkan untuk dirinya sendiri.

“Semakin Anda sombong, semakin kecil kemungkinan Anda untuk dapat berkembang,” katanya. “Tidak peduli seberapa hebatnya Anda, selalu ada orang yang bisa mengajari Anda sesuatu yang baru.”

Namun, mengetahui kebijaksanaan dan mempraktikkannya adalah dua hal yang berbeda, menurutnya.

Tahun berikutnya, ketika ia menempati posisi kedua dalam kompetisi, ia merasa tidak tenang di dalam hatinya.

“Terlepas dari seberapa banyak saya mungkin telah menyangkalnya, sedikit banyak saya masih peduli,” katanya.

Alison Chen mengajar siswa di studio tari di kampus Fei Tian College di Middletown, N.Y., pada 19 September 2023. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

Segalanya berubah menjadi lebih buruk. Tidak seperti biasanya yang “bahagia dan penuh keberuntungan”, ia menjadi sadar diri dan gugup di atas panggung.

“Semakin saya peduli dengan penampilan saya di depan umum, semakin saya merasa tertekan saat tampil, dan terkadang hal tersebut mempengaruhi kualitas penampilan saya di atas panggung,” katanya.

Pada titik tertentu, ia menemukan dirinya berada di persimpangan jalan: melepaskan kesombongannya, atau menempuh jalan kebencian, iri hati, dan saling menuding. Setelah melakukan banyak refleksi diri, dia memilih yang pertama.

“Saya menyadari … Saya harus benar-benar mundur selangkah dan memperbaiki diri saya sendiri secara internal terlebih dahulu sebelum saya dapat terus maju,” katanya.

Dia merasa pilihan itu sangat membebaskan.

“Ini benar-benar mengajarkan saya untuk lebih bersyukur,” katanya.

Tapi tidak semua orang bisa melakukan lompatan tersebut. Mereka yang tidak, pada akhirnya akan pergi, kata beberapa anggota perusahaan.

Ada beberapa perpisahan yang kurang bersahabat selama bertahun-tahun, biasanya karena seorang anggota melanggar peraturan perusahaan, tidak bisa membuat karya yang artistik, atau menuntut rekognisi atau perlakuan khusus, kata mereka.

“Sayangnya, kami tahu bahwa orang-orang seperti inilah yang menjadi target dari Times,” kata Wakil Presiden Shen Yun, Chen.

Aktivitas Mencurigakan

Upaya The New York Times semakin mengkhawatirkan Liu ketika ia mengetahui bahwa Hong dan Rothfeld berbicara dengan Alex Scilla, seorang pria yang memiliki kepentingan bisnis yang sudah berlangsung lama di Tiongkok yang telah menjalankan kampanye ekstensif melawan Dragon Springs bersama dengan aktivis lokal Grace Woodard.

Seperti yang ditemukan oleh investigasi sebelumnya oleh The Epoch Times, Scilla dan Woodard telah terlibat dalam pengawasan properti Dragon Springs di Orange County, New York, dan telah mencoba untuk menghalangi pengembangannya dan membangkitkan liputan media yang negatif melalui serangkaian tuntutan hukum lingkungan yang tidak beralasan.

(Kiri) Alex Scilla berbicara pada audiensi publik tentang usulan pembangunan New Century di Town of Deerpark Senior Center di Huguenot, N.Y., pada 26 April 2023. (Kanan) Grace Woodard juga menghadiri audiensi publik. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

Setelah dua gugatan sebelumnya ditolak, Scilla mengajukan gugatan baru, yang, sekali lagi, tidak berdasar, kata perwakilan Dragon Springs, memandu The Epoch Times melalui berbagai bukti.

Dua terduga agen Tiongkok yang ditangkap oleh FBI pada Mei lalu, John Chen dan Lin Feng, terutama terlibat dalam sebuah skema pada awal 2023 untuk menyuap agen IRS untuk meluncurkan penyelidikan palsu guna melucuti status nirlaba dari entitas yang dijalankan oleh praktisi Falun Gong, demikian menurut surat dakwaan.

Sebelum meluncurkan skema IRS, mereka juga melakukan kegiatan yang tampak sangat mirip dengan upaya Scilla, demikian dokumen pengadilan menunjukkan.

Lin, seorang mantan atlet Tiongkok, diinterogasi oleh FBI beberapa kali dan “mengakui bahwa dia dan [Chen] melakukan perjalanan ke New York untuk mensurvei warga Falun Gong di Orange County, New York, dan mengumpulkan informasi yang akan menjadi subjek gugatan lingkungan yang dimaksudkan guna menghambat perkembangan komunitas Falun Gong di Orange County, New York,” kata jaksa penuntut federal dalam sebuah pengajuan pengadilan tahun lalu, dengan alasan bahwa kedua orang tersebut harus tetap dalam tahanan guna mencegah mereka melarikan diri ke Tiongkok.

Chen Jun, juga dikenal sebagai John Chen, menghadiri acara pro-Beijing yang ia selenggarakan di San Gabriel Mission Playhouse di California, pada Oktober 2016. (Liu Fei/The Epoch Times)

Para pendukung Chen rupanya beroperasi dari Tianjin, markas Kantor 610, sebuah badan polisi di luar hukum yang didirikan pada  1999 oleh PKT untuk memberantas Falun Gong. Penargetannya terhadap para oposan Tiongkok di Amerika Serikat membuatnya semakin dihormati di kalangan PKT, termasuk tiga kali bertemu dengan Xi Jinping, pemimpin tertinggi PKT, menurut dokumen pengadilan.

“Mereka seperti saudara sedarah,” Chen merujuk pada rekan-rekan PKT-nya dalam sebuah percakapan dengan agen FBI yang menyamar.

“Kami memulai perjuangan melawan [pendiri Falun Gong] dua puluh, tiga puluh tahun yang lalu. Mereka selalu bersama kami.”

Referensi untuk “pendiri Falun Gong” serta fakta bahwa Chen dan Lin mengarahkan skema penyuapan mereka ke kantor IRS Orange County tidak diragukan lagi bahwa entitas yang ditargetkan adalah Shen Yun, kata Liu.

Agen FBI berjalan di dekat markas besar FBI di Washington pada 15 Februari 2024. (Madalina Vasiliu / The Epoch Times)

Scilla memiliki hubungan sendiri dengan Tianjin. Berdasarkan informasi yang ditinjau oleh The Epoch Times, ia tinggal di kota metropolitan Tiongkok utara selama bertahun-tahun, dan satu-satunya sumber pendapatannya yang potensial tampaknya adalah perusahaan konsultan yang ia dirikan bersama istrinya yang berkebangsaan Tiongkok di Tianjin pada tahun 2019, tidak lama setelah ia pindah ke Amerika Serikat dan meluncurkan kampanyenya melawan Dragon Springs. Scilla sebelumnya sama sekali tidak menanggapi beberapa pertanyaan dari The Epoch Times.

Chen mengaku juga memiliki bisnis di Tianjin dan mengindikasikan kepada agen FBI yang menyamar bahwa ia mungkin ingin melakukan perjalanan ke Tiongkok dan dibayar di sana, “menyatakan bahwa aksesnya ke sumber daya di [Tiongkok] lebih kecil daripada yang ia dapatkan di Amerika Serikat,” kata jaksa.

Chen dan Lin sekarang menghadapi tuduhan bertindak sebagai agen Tiongkok yang tidak terdaftar, penyuapan, dan berbagai konspirasi, termasuk melakukan pencucian uang.

Sejarah Mengikuti Garis Partai

Pada  2001, publisher The New York Times saat itu, Arthur Sulzberger Jr, memimpin delegasi penulis dan editor surat kabar tersebut ke Beijing, di mana mereka bernegosiasi dengan PKT untuk membuka blokir situs web surat kabar tersebut di Tiongkok. Beberapa hari setelah surat kabar tersebut menerbitkan wawancara yang menyanjung pemimpin PKT saat itu, Jiang Zemin, websitenya akhir dibuka.

Arthur Sulzberger Jr., publisher The New York Times saat itu. (Yasuyoshi Chiba/AFP melalui Getty Images)

Jiang secara pribadi meluncurkan kampanye untuk “membasmi” Falun Gong, bertentangan dengan keinginan para pejabat tinggi PKT lainnya.

Ketika penganiayaan berkecamuk dengan kekejaman yang semakin menjadi-jadi, The Washington Post dan The Wall Street Journal menghasilkan liputan yang sangat kritis terhadap kekejaman rezim dan mengekspos propaganda partai yang dimaksudkan untuk menjelek-jelekkan Falun Gong.

The New York Times mengambil sikap yang berlawanan, memberikan ruang yang luas bagi propaganda rezim.

Dalam satu kasus, surat kabar tersebut bahkan mengulang kalimat bahwa praktisi Falun Gong diuntungkan oleh upaya PKT untuk mencuci otak dan memaksa mereka untuk meninggalkan keyakinan mereka.

Seorang praktisi Falun Gong, yang “masih berada di kamp penjara,” “dikutip mengatakan bahwa ‘pusat pendidikan ulang lebih nyaman daripada rumah saya’ dan bahwa ‘polisi di pusat pendidikan ulang sangat sopan dan baik hati,'” tulis salah satu artikel.

Petugas polisi menjegal dan menangkap praktisi Falun Gong di Lapangan Tiananmen di Beijing pada 14 Februari 2002. (Frederic Brown / AFP via Getty Images)

Hampir dua pertiga dari artikel-artikel surat kabar tersebut tentang Falun Gong selama 25 tahun terakhir mencakup berbagai kebohongan dan kesalahan penafsiran, yang biasanya diambil dari kamus PKT, menurut laporan terbaru dari FDIC yang diperoleh The Epoch Times.

Belasan artikel mencap Falun Gong sebagai “kultus”, “sekte”, “kultus jahat”, atau “sekte jahat”.

Dalam beberapa kasus, surat kabar tersebut mengakui bahwa pelabelan tersebut berasal dari PKT, tetapi dalam kasus lain, surat kabar tersebut memberikannya dengan suaranya sendiri.

Para ahli agama Tiongkok, peneliti hak asasi manusia, dan bahkan jurnalis yang berusaha untuk membiasakan diri dengan Falun Gong telah menyimpulkan bahwa pelabelan semacam itu tak beralasan.

Ian Johnson, yang menulis serangkaian laporan terobosan tentang Falun Gong untuk The Wall Street Journal pada tahun 2000, mengamati bahwa latihan ini “tidak memenuhi banyak definisi umum tentang kultus.”

“Para pengikutnya menikah di luar kelompok, memiliki teman di luar kelompok, memiliki pekerjaan yang normal, tidak hidup terasing dari masyarakat, tidak percaya bahwa kiamat sudah dekat dan tidak memberikan sejumlah besar uang kepada organisasi. Yang paling penting, bunuh diri sama sekali tidak diperbolehkan, begitu juga dengan kekerasan fisik,” tulisnya.

“[Falun Gong] pada dasarnya adalah sebuah disiplin yang apolitis, berorientasi ke dalam, yang ditujukan untuk membersihkan diri sendiri secara spiritual dan meningkatkan kesehatan seseorang.”

Hanya dalam beberapa artikel, The New York Times berhasil memasukkan penjelasan paling mendasar tentang kepercayaan Falun Gong – prinsip-prinsip intinya tentang Sejati-Baik-Sabar. 

Ketika semakin banyak bukti kekejaman terhadap Falun Gong terkumpul, surat kabar tersebut mengabaikannya, menurut FDIC.

Pada  2016, seorang reporter New York Times, Didi Kirsten Tatlow, bertemu dengan beberapa dokter transplantasi Tiongkok dan mendengar percakapan mereka yang menyatakan bahwa para tahanan hati nurani digunakan di Tiongkok sebagai sumber organ untuk transplantasi. Pada saat yang sama, beberapa pengacara hak asasi manusia dan peneliti telah mengumpulkan bukti substansial yang menunjukkan bahwa PKT memang membunuh para tahanan hati nurani untuk mendorong industri transplantasi yang sedang berkembang pesat, dan target utamanya adalah Falun Gong.

Tatlow sudah siap untuk melanjutkan investigasi, namun ia mengatakan bahwa ia dihalangi oleh para editornya.

Counsel China Tribunal Hamid Sabi (Kiri) dan ketua Sir Geoffrey Nice QC, pada hari pertama dengar pendapat di London pada 8 Desember 2018. (Justin Palmer)

“Kesan saya, New York Times, atasan saya pada saat itu, tidak senang bahwa saya mengejar cerita-cerita ini [tentang pelanggaran transplantasi organ], dan setelah pada awalnya mentoleransi upaya saya, membuat saya tidak mungkin untuk melanjutkannya,” katanya dalam kesaksian pada tahun 2019 di China Tribunal, sebuah panel independen yang terdiri dari para ahli yang mengkaji bukti-bukti pengambilan organ secara paksa.

Setelah mendengar lebih dari 50 saksi, termasuk jurnalis, peneliti, dokter, dan mantan tahanan Tiongkok, panel tersebut menyimpulkan pada  Juni 2019 bahwa “pengambilan organ secara paksa telah dilakukan selama bertahun-tahun di seluruh Tiongkok dalam skala yang signifikan dan praktisi Falun Gong [telah] menjadi salah satu – dan mungkin sumber utama – suplai organ.”

Keputusan akhir panel tersebut menjadi sorotan media, memicu laporan di The Guardian, Reuters, Sky News, New York Post, dan banyak media lainnya.

“Namun, The New York Times tidak berkomentar,” kata FDIC.

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, liputan koran tersebut tentang Falun Gong berubah menjadi “permusuhan secara terbuka,” kata FDIC.

Pada 2020, memanfaatkan semangat anti-rasisme pada saat itu, surat kabar tersebut memuat klaim bahwa Falun Gong melarang pernikahan antar-ras – sebuah kebohongan yang nyata, karena pernikahan antar-ras adalah hal yang biasa di antara para praktisi Falun Gong.

Artikel juga menggambarkan Falun Gong sebagai “rahasia”, “ekstrem”, dan “berbahaya” tanpa berusaha membuktikan klaim tersebut, kata laporan itu.

Kebrutalan penganiayaan, di sisi lain, diabaikan sebagai tuduhan belaka dan upaya Falun Gong untuk melawannya dicirikan sebagai “kampanye humas.”

Sejarah Keterlibatan dalam Propaganda

The New York Times memiliki sejarah kotor dalam memperkuat propaganda komunis.

Pada 1930-an, reporter andalannya untuk Rusia, Walter Duranty, yang terkenal menutup-nutupi kelaparan yang dipicu oleh Soviet di Ukraina, malahan mendapatkan Pulitzer Prize untuk hal ini.

Dalam percakapan pribadi, Duranty menegaskan bahwa ia mengetahui tentang kelaparan tersebut, menurut “Persepsi Intelijen AS tentang Kekuatan Soviet, 1921-1946” oleh pakar Soviet Leonard Leshuk.

Wartawan Walter Duranty (1884-1957), koresponden Moskow untuk The New York Times, membaca salinan Pravda, surat kabar resmi Partai Komunis Uni Soviet, sekitar tahun 1925. (James Abbe / Hulton Archive / Getty Images)

Duranty mengatakan kepada seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS di Berlin “bahwa ‘sesuai kesepakatan dengan The New York Times dan pihak berwenang Soviet’, pengiriman resminya selalu mencerminkan pendapat resmi rezim Soviet dan bukan pendapatnya sendiri,” tulis Leshuk.

Beberapa dekade kemudian, koran tersebut menugaskan seorang konsultan untuk menentukan apakah Pulitzer harus dikembalikan. Konsultan tersebut menyimpulkan bahwa itu harus dilakukan, tetapi surat kabar tersebut menolak untuk melakukannya.

Kegagalan Duranty bukanlah insiden yang terpisah, menurut “The Grey Lady Winked” oleh Ashley Rindsberg.

“Koran ini menerbitkan propaganda pro-Komunis secara terang-terangan dalam bentuk laporan berita selama tahun-tahun awal kebangkitan Uni Soviet,” dan terus melakukannya hingga tahun-tahun terakhir Uni Soviet, tulis Rindsberg.

“The New York Times secara reguler memuat laporan berita dan analisis yang ditulis oleh agen-agen komunis dan simpatisan Soviet. Jika pimpinan Times merasa bahwa laporan pro-Soviet tersebut tidak akurat atau menyesatkan, mereka tidak akan pernah melakukan apa pun.”

Mao Zedong, yang diktatornya menyebabkan kematian sekitar 80 juta orang, pernah dipuji oleh koran ini sebagai “pembaharu agraria yang demokratis.”

Pemimpin Kuba Fidel Castro berbicara kepada massa di Bani, Republik Dominika, pada 23 Agustus 1998. (Roberto Schmidt/AFP via Getty Images)

“Eksperimen sosial di Tiongkok di bawah kepemimpinan Ketua Mao adalah salah satu yang paling penting dan sukses dalam sejarah manusia,” tulis David Rockefeller dalam sebuah artikel di koran tersebut pada tahun 1973.

Ketika Fidel Castro hendak merebut kekuasaan di Kuba, The New York Times juga membantu menopang pencitraannya, dengan menyebutnya “demokratis”. Penerbit koran ini bahkan bertemu dengan Castro pada saat itu. Diktator komunis ini disambut di kantor pusat koran itu lagi pada tahun 1995, diapit oleh liputan yang baik tentang kunjungannya ke AS, dan sekali lagi pada 2.000, tulis Rindsberg.

Tom Kuntz, mantan editor di surat kabar tersebut, “prihatin” melihat Castro menikmati sambutan yang meriah di kantor dengan kerumunan staf yang mengelilingi sang diktator.

“Rasanya seperti Michael Jackson atau Elvis datang ke dalam gedung,” katanya kepada The Epoch Times.

Pengaruh PKT

Sejak penerbit The New York Times sebelumnya, Sulzberger, memutuskan untuk membawa publikasi tersebut ke tingkat global, keberadaannya di Tiongkok telah menjadi prioritas utama, dengan mempertahankan kantor biro di Beijing dan Shanghai. Namun, akses tersebut kelihatannya dilengkapi dengan persyaratan.

“Selalu ada masalah, jika Anda ingin menjadi surat kabar global, apa yang harus Anda lakukan untuk membuat Tiongkok senang dan tetap berbisnis di sana?” Kata Kuntz.

“Selalu ada tekanan, dan saya tahu mereka, seperti banyak perusahaan lainnya, berusaha mempertahankan akses ke Tiongkok.”

Pada  2012, koran ini memuat sebuah eksposur tentang kekayaan keluarga Wen Jiabao, perdana menteri Tiongkok saat itu dan salah satu suara terakhir untuk reformasi politik yang lebih ringan di antara kepemimpinan Partai.

PKT merespons dengan memblokir situs web New York Times, termasuk versi bahasa Mandarinnya yang diluncurkan beberapa bulan sebelumnya.

Para eksekutif surat kabar tersebut, termasuk Sulzberger, mencoba membujuk PKT untuk memperbaharui aksesnya.

(Kiri) Seseorang menunjukkan aplikasi New York Times pada sebuah perangkat. Apple menghapus aplikasi ini dari tokonya di Tiongkok, setelah pihak berwenang mengatakan kepada perusahaan bahwa aplikasi ini melanggar peraturan. (Kanan) Sebuah plakat dipajang di dinding di luar kantor New York Times di Shanghai pada 30 Oktober 2012. (Fred Dufour/AFP via Getty Images, Peter Parks/AFP via Getty Images)

“Kami memulai upaya lobi selama setahun, dengan harapan dapat membatalkan pemblokiran tersebut. Kami bertemu berulang kali dengan kantor informasi Dewan Negara dan Kementerian Luar Negeri; kami bekerja sama dengan kepala kantor berita Xinhua (posisi setingkat menteri) dan kepala People’s Daily (posisi setingkat menteri); kami berbicara dengan mantan direktur hubungan pemerintah Rupert Murdoch, yang memiliki hubungan keluarga dengan Departemen Propaganda Pusat; kami bahkan mencoba perundingan jalur belakang dengan sejumlah perantara yang mengaku memiliki pengaruh di kalangan orang-orang di sekitar Presiden Xi. Tentu saja, kami mencoba setiap kesempatan untuk bertemu dengan Presiden Xi sendiri, dengan harapan dapat mengulangi kesuksesan dengan Presiden Jiang,” tulis Smith, yang mempelopori pembuatan situs web berbahasa Mandarin.

Redaktur eksekutif saat itu, Jill Abramson, kemudian mengeluh dalam bukunya bahwa Sulzberger berada di belakangnya, “dengan masukan dari kedutaan besar Tiongkok, sedang menyusun surat dari Times kepada pemerintah Tiongkok yang isinya hanya meminta maaf atas cerita asli kami.”

“Drafnya menurut saya tidak pantas dan mengatakan bahwa kami meminta maaf atas ‘persepsi’ yang diciptakan oleh cerita tersebut. Tekanan darah saya naik saat membacanya,” tulisnya.

Ketika ia mengkonfrontasi penerbitnya, ia terus mengulangi, “Saya tidak melakukan kesalahan apapun” dan menyetujui untuk menulis ulang surat tersebut, katanya.

Versi finalnya masih “tidak menyenangkan,” tulis Ms. Abramson.

“Kata ‘maaf’ tetap ada dalam draf akhir surat yang saya lihat.”

Setelah  2012, desakan The New York Times untuk “menembus pasar daratan Tiongkok” menghasilkan banyak inisiatif baru, termasuk publikasi cetak, buletin, dan situs gaya hidup, tulis Smith.

Pada  2019, kantor-kantor surat kabar tersebut di Tiongkok mempekerjakan puluhan reporter, beberapa di antaranya adalah orang Tiongkok asli, beberapa koresponden – jumlah terbesar yang dimiliki oleh surat kabar tersebut di luar negeri.

Kemudian virus melanda.

Seorang pria ditangkap saat melakukan protes terhadap kebijakan nol-COVID Tiongkok, di Shanghai pada 27 November 2022. (Hector Retamal/AFP via Getty Images)

Pada Februari 2020, The Wall Street Journal memuat sebuah artikel opini oleh Walter Russell Mead yang berjudul “Tiongkok Adalah Orang Sakit yang Sebenarnya di Asia”. Artikel itu menyoroti Tiongkok karena salah menangani epidemi virus corona dan mempertanyakan kekuatan dan stabilitas Beijing.

PKT memprotes bahwa judul tersebut “diskriminatif secara rasial” dan merespons dengan mengusir tiga koresponden koran tersebut di Tiongkok.

Pada hari yang sama, pemerintahan Trump menetapkan lima media yang dikelola pemerintah Tiongkok sebagai misi asing. Bulan berikutnya, mereka membatasi personel AS untuk media pemerintah Tiongkok, yang secara de facto mengusir 60 orang.

Pada 17 Maret, PKT merespons dengan mengusir sebagian besar koresponden The Wall Street Journal, The Washington Post, dan The New York Times, memberikan mereka waktu 10 hari untuk mengemasi barang-barang mereka.

Keesokan harinya, sebuah permintaan eksplosif masuk ke kotak surat departemen iklan The New York Times. Pengembang real estate Florida, Brett Kingstone, ingin menerbitkan iklan satu halaman penuh yang meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas pandemi.

Iklan tersebut dijadwalkan tayang pada 22 Maret 2020. Iklan tersebut telah disetujui, dibayar, dicetak, dan didistribusikan pada edisi awal sebelum surat kabar tersebut tiba-tiba menarik iklan tersebut di tengah malam, sehingga iklan tersebut tidak dapat ditayangkan di sebagian besar edisi cetak.

“Iklan yang dimaksud tidak memenuhi standar kami dan seharusnya tidak muncul di The New York Times,” kata juru bicara Danielle Rhoades Ha kepada The Epoch Times melalui email.

Kantor pusat New York Times di New York City pada 7 Desember 2009. (Mario Tama/Getty Images)

“Iklan tersebut telah dihapus setelah mendapatkan tanda secara internal dari staf The New York Times.”

Dia tidak menjawab pertanyaan tentang apakah surat kabar tersebut menghadapi tekanan dari PKT terkait iklan yang dimuat.

Akan tetapi, The New York Times secara reguler telah menerbitkan advertorial propaganda yang dibayar oleh perusahaan yang dikendalikan oleh PKT.

Kingstone mengatakan bahwa seorang eksekutif New York Times mengatakan kepadanya bahwa seorang pejabat PKT telah menelepon pimpinan surat kabar tersebut dan menuntut agar iklan tersebut ditarik. The Epoch Times tidak dapat mengonfirmasi secara independen bahwa panggilan telepon itu terjadi. Upaya untuk menghubungi eksekutif tersebut untuk dimintai komentar tidak berhasil. Juru bicara surat kabar tersebut tidak mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa panggilan telepon tersebut terjadi.

Pat Laflin, mantan agen FBI dan pakar spionase ekonomi, mengatakan bahwa “mustahil” bahwa PKT tidak mencoba menekan surat kabar tersebut.

“Apa yang mereka katakan dan seberapa halus atau tidak halusnya, itu semua adalah spekulasi. Saya tidak tahu,” katanya. “Tapi apakah panggilan itu masuk? Ya.”

Sehari setelah iklan Kingstone ditarik, pada 23 Maret 2020, editor eksekutif The Wall Street Journal, The Washington Post, dan The New York Times menerbitkan surat terbuka kepada rezim Tiongkok, memohon agar pencabutan itu dibatalkan.

Mereka tidak gagal menyoroti betapa positifnya liputan mereka tentang penanganan pandemi oleh PKT yang tidak berperasaan.

“Kami telah menampilkan berita dan analisis yang mengesankan tentang kemajuan luar biasa Tiongkok dalam mengurangi penyebaran virus melalui penahanan dan mitigasi,” kata mereka. “Bahkan sekarang, dengan beberapa jurnalis kami menghadapi risiko pengusiran dalam waktu dekat, mereka melaporkan bagaimana Tiongkok memobilisasi sumber daya negara untuk mengembangkan vaksin yang dapat memberikan harapan bagi miliaran orang di sana dan di seluruh dunia.”

Pada November 2021, pemerintahan Biden melonggarkan pembatasan terhadap media Tiongkok sebagai imbalan bagi PKT yang mengizinkan reporter The New York Times, The Washington Post, dan The Wall Street Journal untuk kembali dan melakukan perjalanan ke dan dari Tiongkok dengan lebih mudah.

Sejak 2020, The New York Times telah berulang kali dikritik karena menerbitkan opini yang mendukung garis keras Beijing, termasuk salah satu opini yang ditulis oleh dewan editorialnya tahun lalu dengan judul “Siapa yang Diuntungkan dari Konfrontasi dengan Tiongkok?”

Op-ed tersebut merupakan dukungan terhadap kebijakan “keterlibatan” yang gagal dengan Tiongkok, menurut Bradley Thayer, seorang rekan senior di Center for Security Policy, pakar penilaian strategis Tiongkok, dan kontributor Epoch Times.

Dia mengkritik surat kabar tersebut karena “kejumudan ideologis di mana mereka menolak untuk melihat sifat rezim komunis sebagaimana adanya.”

Dari perspektif lain, The New York Times memiliki kepentingan dalam menghindari konfrontasi dengan Tiongkok hanya karena ingin mempertahankan akses, kata James Fanell, mantan perwira intelijen angkatan laut dan seorang ahli tentang Tiongkok.

“Saya pikir itu sudah jelas,” katanya.

The Epoch Times mengirimkan 13 pertanyaan spesifik kepada New York Times guna meminta komentar terkait tuduhan yang diuraikan dalam artikel ini, mulai dari reporternya yang hanya memburu wawancara negatif, penggambaran yang keliru tentang Falun Gong yang didasarkan pada propaganda PKT, dan bagaimana menggambarkan Shen Yun secara negatif akan membantu PKT dalam usahanya untuk menindas perbedaan pendapat di dalam dan di luar negeri.

The New York Times menolak menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, dan hanya mengatakan: “Sebagai kebijakan umum, kami tidak mengomentari apa yang boleh atau tidak boleh dipublikasikan di edisi mendatang.”