Ikan Tuna adalah ikan yang paling tahan banting berkembangbiak di lautan, terus berenang tanpa henti. 400 juta tahun, akhirnya terbebas dari rantai genetik dari kelezatan di atas meja. Namun, terlintas dalam benak segelintir manusia serakah yang kembali menjadikannya sebagai hidangan lezat. Hanya dalam tempo 3 dekade setelah sukses berevolusi, ikan tuna kembali menjadi ikan yang paling malang.
Pasar Real Estat Tiongkok Terus Memburuk, Jumlah Rumah Lelang Meningkat, Tingkat Transaksi Rendah
oleh Xia Dunhou dan Liu Fang
Jumlah rumah lelang yang terdaftar di pengadilan Tiongkok terus bertambah. Pada Januari tahun ini, jumlah rumah berbagai tipe yang telah disita pengadilan guna dilelangkan kepada masyarakat telah melebihi 100.000 unit. Naik hampir 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara volume transaksi menurun tajam. Para ahli mengatakan bahwa kondisi pasar real estat Tiongkok yang memburuk akan terus berlanjut karena perekonomian Tiongkok secara keseluruhan berada dalam resesi yang berkepanjangan.
Data pengawasan yang dirilis oleh “China Index Academy” menyebutkan, jumlah rumah dari berbagai tipe yang disita pengadilan mencapai 100.400 unit pada Januari tahun ini, termasuk 51.400 unit hunian, menunjukkan kenaikannya sebanyak 48,2% dibandingkan dengan angka pada periode yang sama tahun lalu.
Properti yang dilelang ini sudah terus bertambah sejak tahun 2020. Pada tahun 2023, jumlah total properti real estate dan residensial komersial yang terdaftar untuk dilelang mencapai 796.000 unit, meningkat 36,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dimana unit residensial meningkat sebesar 43%.
Frank Tian Xie, seorang profesor di Aiken School of Business, University of South Carolina Amerika Serikat, berpendapat bahwa masih ada perbedaan antara jumlah yang dilaporkan oleh “China Index Academy” dengan situasi yang sebenarnya.
“Jadi peningkatan jumlah ini tentu saja menunjukkan bahwa pasar real estat Tiongkok saat ini sedang terpuruk. Namun angka lelang itu sendiri, menurutnya masih direndahkan. Di bawah intervensi administratif, (angka lelang itu) tidak sepenuhnya mencerminkan realitas pasar,” ujarnya.
Setelah lewatnya 3 tahun lockdown ketat epidemi, perekonomian Tiongkok mengalami pukulan berat. Para ahli menjelaskan bahwa jatuhnya pasar real estat saat ini, jatuhnya harga rumah, penutupan pabrik, dan meningkatnya pengangguran tentu saja berkontribusi terhadap pengurangan kemampuan untuk membayar angsuran KPR.
“Banyak orang melihat bahwa harga rumah telah jatuh ke titik di mana utang yang harus mereka bayar masih lebih besar daripada harga rumah dijual. Mereka tentu sadar bahwa dana yang ditanamkan untuk membeli rumah tidak akan dapat ditarik kembali, sehingga banyak orang menghentikan pembayaran angsuran,” kata Frank Tian Xie.
Meskipun jumlah rumah lelangan terus bertambah, tetapi jumlah transaksi yang benar-benar terjadi sangat minim. Menurut data yang disajikan oleh “China Index Academy”, bahwa tingkat transaksi terhadap bangunan yang dilelang pengadilan Tiongkok pada tahun lalu hanya 18,4%. Sedangkan pada bulan Januari tahun ini, angka tersebut turun menjadi 12,63%.
Kolumnis Epoch Times Wang He mengatakan : “Rendahnya tingkat transaksi rumah yang dilelang pengadilan menunjukkan bahwa tidak ada warga yang bersedia memasuki pasar real estat Tiongkok. Ini karena mereka berprediksi bahwa harga properti masih bisa turun, prospek ekonomi belum jelas. Hal ini mencerminkan bahwa perekonomian Tiongkok secara keseluruhan masih terguncang dan genting.”
Selama pertemuan Dua Sesi, Partai Komunis Tiongkok berulang kali menghimbau masyarakat agar tidak pesimis terhadap perekonomian Tiongkok yang tak lama lagi bisa pulih kembali. Namun kolumnis Epoch Times, Wang He yakin, bahwa perekonomian Tiongkok sedang menghadapi masalah serius. Frank Tan Xie juga bersikap pesimis terhadap hal itu, dan mengatakan bahwa boleh saja PKT membanggakan dirinya, tetapi tidak seorang pun di dunia yang percaya. (sin)
Terjadi Kebakaran dan Ledakan di 2 Pabrik di Hubei, Tiongkok, Saksi Mata : Ada Orang yang Bekerja di Dalam Pabrik
oleh Luo Tingting
Kebakaran yang terjadi pada sebuah pabrik elektronik di Huanggang, Provinsi Hubei, Tiongkok menyebabkan terbakar dan ledakan beruntun pabrik kimia yang berada di sebelahnya pada 11 Maret 2024 malam. Saksi mata mengatakan bahwa ada karyawan yang sedang bekerja di kedua pabrik tersebut. Ledakan yang terjadi cukup keras, sampai mengguncangkan kaca jendela. Saksi mata berucap : “Mengerikan.”
Berita yang beredar di Internet menyebutkan bahwa ledakan itu terjadi di perusahaan kimia yang bernama Haiyan Zinc Industry. Ledakan yang memekakkan telinga terdengar bersamaan dengan terbakarnya pabrik. Ada banyak warga setempat yang datang menonton di TKP sampai berteriak karena terkejut oleh suara ledakan.
Saksi mata Mr. Hu dalam rekaman videonya mengatakan : “Ini sudah ledakan yang keempat, kami semua berlari pulang. Sangat mengerikan. Coba Anda bayangkan, ledakan itu mengguncang jendela dan lantai rumah warga yang berada tak jauh dari lokasi kejadian. Nyala api melesat tinggi ke langit malam, tepat di hadapan saya. Wah, menakutkan.”
Mr Hu juga mengatakan : “Ledakan pertama terjadi pada pukul 07.30 malam, seperti awan jamur. Ledakan kedua terjadi pada pukul 07.37, ledakan ketiga pada pukul 07.39, dan ledakan keempat pada pukul 07.45.” Ia juga mengatakan Ini adalah pertama kalinya melihat terjadinya ledakan. Ia tidak menyangka hal menakutkan seperti itu terjadi di kota kecil ini. Ia mengaku tidak tahu bahan apa yang ada di dalam pabrik itu”.
Seorang karyawan Haiyan Zinc dalam tanggapannya kepada reporter media mengatakan : “Kebakaran di perusahaan elektronik Xinyuan yang berada di sebelahlah yang menyebabkan pabrik kita juga ikut terbakar bahkan meledaknya bahan kimia”.
Tak lama kemudian sejumlah petugas pemadam kebakaran setempat tiba di lokasi untuk memadamkan api. Mr. Huang, seorang pedagang setempat mengatakan kepada reporter media bahwa TKP sudah diblokir, warga dipaksa menjauhi TKP.
Mr. Huang mengatakan : “Ada karyawan yang sedang bekerja malam di kedua pabrik tersebut, dan bau yang tersebar dari lokasi kebakaran sangat menyengat hidung, memaksa warga menjauh.”
Personil Biro Manajemen Darurat Huanggang mengatakan kepada media bahwa api saat ini sedang dipadamkan dan korban jiwa belum diketahui.
Selanjutnya, China Central Television menyatakan api telah padam, tidak ada korban jiwa dalam ledakan tersebut, dan hanya tiga orang yang mengalami luka ringan. Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan. Karena PKT selalu menyembunyikan fakta tentang bencana dan kecelakaan, menyebabkan masyarakat tetap ragu terhadap informasi atau pernyataan yang disampaikan oleh pihak berwenang.
Pada hari yang sama, ledakan gas terjadi di Tambang Batubara Xieqiao milik Huaihe Energy Holding Group di Provinsi Anhui, menjebak 24 orang karyawan yang terjebak dalam sumur penggalian. China Central TV menyebutkan, bahwa pasca kecelakaan tersebut, 22 orang berhasil diselamatkan, 7 orang diantaranya meninggal dunia, sedangkan 2 orang yang terjebak dalam sumur penggalian masih belum berhasil dihubungi, dan sedang dalam pencarian. (sin)
Israel Bertekad Serang Rafah, Orang No.2 di Hamas Mungkin Sudah Tewas
Hingga Senin (11 Maret) prospek gencatan senjata antara Israel dengan Hamas masih suram, dan Israel tetap bertekad untuk melancarkan serangannya ke Kota Rafah. Selain itu, ada media yang mengungkapkan bahwa pemimpin kedua Hamas mungkin telah tewas dalam serangan udara
oleh Yi Jing
Bagi sebagian besar umat Islam, 11 Maret menandai awal Ramadhan. Israel sebelumnya telah menyatakan bahwa jika Hamas menolak melepaskan sandera Israel yang tersisa, Israel akan melancarkan serangannya ke kota-kota Gaza selatan untuk menekan Hamas mulai bulan Ramadhan.
Presiden AS Joe Biden padai Senin menyatakan keprihatinannya atas operasi militer pihak Israel.
Joe Biden menuturkan, dia (Netanyahu) semestinya lebih berfokus terhadap hilangnya nyawa warga tak berdosa akibat operasi militer yang diambil. Menurut pendapatnya, tindakan tersebut dapat lebih merugikan Israel daripada membantu menyelesaikan masalahnya.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu membantah pernyataan Biden hari itu.
Netanyahu mengatakan : “Jika yang dirinya maksud adalah ia sedang menjalankan kebijakan untuk kepentingan pribadinya, bertentangan dengan keinginan mayoritas warga Israel serta merugikan kepentingan Israel, maka dia salah dalam kedua hal tersebut”.
Menyusul pemboman terhadap kamp Al-Nusseirat di Gaza tengah, media mengungkapkan pada Senin, bahwa tentara Israel sedang memverifikasi apakah pemimpin militer nomor dua di Hamas, Marwan Issa telah tewas dalam serangan udara tersebut.
Jika Marwan Issa dipastikan tewas, maka sejauh ini ia akan menjadi pejabat tertinggi Hamas yang terbunuh dalam serangan tentara Israel.
Hingga saat ini, baik pihak militer Israel maupun Hamas belum memberikan komentar atas hal ini. (sin)
Moody’s Menurunkan Peringkat Kredit Vanke ke Status Sampah, PKT Mendorong Perbankan Memberikan Dukungan
NTD
China Vanke Group, sebuah perusahaan real estat terkemuka yang berstatus BUMN Tiongkok telah diturunkan peringkatnya oleh lembaga pemeringkat internasional Moody’s.
Moody’s pada Senin (11 Maret) menarik peringkat penerbit Vanke “Baa3”, dan menempatkan semua peringkat dalam tahapan “sedang ditinjau untuk penurunan peringkat”. Dikatakan bahwa tindakan pemeringkatan tersebut mencerminkan kekhawatiran atas kemampuan Vanke untuk memulihkan penjualannya dan meningkatkan aksesnya terhadap pendanaan. Selain itu, Moody’s juga menetapkan peringkat keluarga perusahaan “Ba1”, dan menurunkan peringkat utang tanpa jaminan dari “Ba1” menjadi “Ba2”. Padahal peringkat di bawah “Ba1” biasanya disebut tingkat sampah.
Moody’s juga memasukkan semua rating Vanke ke dalam daftar pantauan downgrade.
Moody’s menunjukkan bahwa di tengah penurunan yang berkepanjangan pada pasar real estat Tiongkok, kontrak penjualan perumahan Vanke telah menurun dan ketidakpastian mengenai saluran pembiayaan terus meningkat. Moody’s memperkirakan metrik dari kredit, fleksibilitas keuangan, dan penyangga likuiditas Vanke akan terus melemah dalam satu hingga satu setengah tahun ke depan.
Sejak tahun 2021, industri real estate Tiongkok telah terjerumus ke dalam krisis utang yang semakin parah dari tahun ke tahun. Sejauh ini, perusahaan real estate besar seperti China Evergrande dan Country Garden tidak lagi mampu membayar kembali utangnya.
Dalam tiga bulan terakhir, Vanke juga mulai menjual aset berkualitas tinggi dengan harga miring. Pekan lalu, terdengar berita bahwa permintaan Vanke untuk memperpanjang utangnya ditolak kreditur, membuat dunia luar semakin khawatir dengan likuiditas perusahaan Vanke. Sementara itu investor pun berbondong-bondong menjual obligasi dan saham Vanke. Saham A Vanke pernah turun sampai lebih dari 5%, bahkan harga saham A Vanke di Bursa Hongkong turun melebihi 7%.
Untuk mencegah Vanke lagi-lagi menjadi raksasa Tiongkok yang merusak kredibilitas terhadap pasar real estat Tiongkok, PKT buru-buru turun tangan untuk menyelamatkan Vanke.
Reuters melaporkan bahwa regulator komunis Tiongkok baru-baru ini memanggil beberapa lembaga keuangan dan meminta bank-bank besar Tiongkok agar membantu dengan memperkuat kemampuan pembiayaan Vanke.
Menurut sumber yang mengetahui langsung masalah ini, ia mengatakan bahwa Dewan Negara Tiongkok telah melakukan intervensi langsung dan meminta lembaga keuangan untuk mengambil tindakan cepat. “Perbankan perlu memastikan pembiayaan (Vanke); perusahaan asuransi perlu memperpanjang jangka waktu utang swasta, juga menjamin pembayaran kembali obligasi publik”.
Beberapa analis mengatakan bahwa usaha penyelamatan Vanke oleh otoritas PKT terkait dengan latar belakang Vanke yang merupakan perusahaan milik negara Tiongkok. Pemegang saham terbesar Vanke adalah BUMN “Shenzhen Metro Group”, yang memegang 33,4% saham Vanke. Hal ini menyebabkan banyak investor menganggapnya sebagai benteng terakhir pasar real estat Tiongkok. Jika Vanke dibiarkan pailit, maka industri real estate Tiongkok akan mengalami masalah besar. (sin)
AS Kirim Pasokan Kemanusiaan ke Gaza, Sementara Peralatan Pelabuhan Terapung Sedang Dalam Perjalanan
oleh Yu Liang dan Chi Xiao
Militer AS pada Minggu (10 Maret), menyebutkan bahwa Amerika Serikat bersama Yordania memberikan putaran baru bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina di Gaza, dengan mengirimkan melalui udara 10.000 lebih paket makanan.
Paket bantuan kemanusiaan dijatuhkan dari pesawat kargo ke wilayah pesisir Jalur Gaza bagian utara.
Pihak militer AS mengatakan bahwa pada Minggu bahwa bantuan makanan berupa beras, tepung, pasta dan makanan kaleng yang jumlahnya melebihi 11.500 paket telah dikirim ke warga Palestina di Gaza
Data di Pentagon menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah mengirimkan lewat udara sekitar 135.000 paket makanan dalam bulan ini yang dimulai pada 2 Maret untuk menghindari krisis kemanusiaan di Gaza.
Sejak perang Israel-Hamas, sekitar 2,3 juta orang di Gaza terpaksa mengungsi dan menghadapi kekurangan makanan, air, dan obat-obatan.
Gedung Putih mengatakan bahwa pengiriman bantuan lewat udara akan diteruskan dan Israel juga mendukung operasi bantuan tersebut.
Selama akhir pekan, Presiden Biden mengatakan Amerika Serikat akan membangun pelabuhan terapung sementara untuk membantu kelancaran dalam pengiriman bantuan ke Gaza melalui laut.
Pada Sabtu (9 Maret) sebuah kapal Angkatan Darat (USAV) dari Komando Pasokan Ekspedisi ke-3 Korps Lintas Udara ke-18 berlayar dari pangkalan militer di Virginia menuju ke Mediterania timur untuk membantu pembangunan pelabuhan terapung tersebut.
Pentagon mengatakan pada Jumat (8 Maret) bahwa pengoperasian pelabuhan terapung tersebut memerlukan waktu hingga 60 hari. (sin)
Universitas Harvard Mengadakan Forum Bertemakan Kejahatan PKT Tentang Pengambilan Paksa Organ dari Tubuh Hidup
oleh Yi Jing
Universitas Harvard pada Kamis (7 Maret) mengadakan sebuah forum bertemakan kejahatan Partai Komunis Tiongkok tentang pengambilan organ paksa dari tubuh hidup para tahanan hati nurani.
Dalam forum tersebut para ahli membahas bukti pengambilan organ yang dilakukan secara sistematis oleh PKT dari para tahanan hati nurani, juga mengenai tindakan penanggulangannya yang harus diambil oleh pihak Barat.
“Begitu mereka (PKT) mendapatkan klien, maka pembunuh demi mengambil organ dapat mereka lakukan,” kata David Matas, seorang pengacara hak asasi manusia Kanada yang terkenal.
David Matas pernah bersama mendiang David Kilgour, mantan anggota parlemen Kanada menerbitkan laporan investigasi independen tentang pengambilan paksa organ yang dilakukan PKT pada Juli 2006.
Laporan tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa PKT secara sistematis melakukan aktivitas kriminal pengambilan organ dari tubuh orang yang masih hidup, yang target utamanya adalah praktisi Falun Gong.
“Yang pertama adalah mereka (Partai Komunis Tiongkok) ingin menyingkirkan orang-orang yang mereka anggap sebagai musuh politik, baik benar atau salah. Yang kedua adalah mereka ingin menghasilkan uang, sehingga mereka membuka pintu bagi lembaga transplantasi yang mereka dirikan untuk menggaet keuntungan dengan memperdagangkan organ tubuh manusia,” kata David Matas.
Film dokumenter “State Organs” yang menceritakan tentang sebuah keluarga yang mengalami kesulitan untuk menemukan seorang pemuda yang dihilangkan secara paksa juga diputar pada hari tersebut. Film ini menggunakan sejumlah besar informasi nyata dari tangan pertama untuk mengungkap rantai kriminal pengambilan organ tubuh dari tubuh hidup yang dilakukan oleh PKT.
Anh Cao, Ketua Klub Falun Dafa Universitas Harvard dan salah seorang penyelenggara forum mengatakan, bahwa dirinya berharap forum yang juga disponsori bersama oleh Harvard University Asia Center ini dapat menjadi bukti penyajian tentang pengambilan organ paksa yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok kepada khalayak ramai, selain juga ingin agar kaum akademisi bisa menaruh perhatian terhadap kejahatan tersebut.
“Kami memiliki terlalu banyak bukti (tentang pengambilan paksa organ dari tubuh hidup), namun masalahnya adalah bagaimana memilih dan menyajikannya secara sistematis,” kata Anh Cao.
Han Junqing, ayah dari praktisi Falun Gong New York, Han Yu, yang juga seorang praktisi Falun Gong, yang menjunjung tinggi keyakinan “Sejati-Baik-Sabar” dianiaya sampai mati dalam penjara oleh Partai Komunis Tiongkok pada Mei 2004. Han Yu menceritakan adegan saat dirinya melihat jenazah sang ayah.
“Yang paling jelas saya lihat adalah sayatan panjang dari tenggorokannya sampai ke perut yang dijahit dengan benang hitam tebal. Ketika saya menekan perutnya, saya menemukan batu es yang keras di dalamnya,” kata praktisi Falun Gong Han Yu.
Pada 2007, ketika Han Yu membaca laporan online mengenai pengambilan organ dari tubuh hidup yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok, dia baru sadar bahwa ayahnya mungkin telah dibunuh secara brutal demi mengambil organ tubuhnya.
“Setelah saya melihat laporan itu, pikiran saya langsung tertuju pada apa yang dialami ayah, kemudian saya percaya bahwa organ ayah saya telah diambil secara hidup-hidup. Hati saya sangat hancur dan sakit,” kata Han Yu.
David Matas percaya bahwa di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat atau Kanada, sangat penting bagi dokter maupun pihak rumah sakit untuk melapor kepada kementerian kesehatan negara berapa jumlah transplantasi yang dilakukan warga negara di luar negeri, dan mempublikasikan datanya. Dengan cara ini diharapkan dapat mengekang kejahatan kemanusiaan ini.
Laporan investigasi terbaru yang dikeluarkan oleh Organisasi Internasional untuk Investigasi Penganiayaan terhadap Falun Gong tahun lalu menunjukkan, bahwa kejahatan ini sampai sekarang masih dilakukan oleh PKT, bahkan targetnya tidak terbatas terhadap kelompok Falun Gong, tetapi telah meluas ke seluruh masyarakat. (sin)
Masalah Properti Hong Kong Merefleksikan Salah Urus yang Dilakukan Beijing
Salah urus Beijing terhadap bekas koloni Inggris ini telah merusak banyak hal yang sangat berarti bagi Tiongkok
Milton Ezrati
Selama bertahun-tahun, Hong Kong memiliki pasar properti terkaya di dunia. Harga hunian dan komersial begitu tinggi sehingga pemerintah kota memberlakukan pajak dan biaya yang dirancang untuk mencegah pembelian, mengurangi permintaan, dan menciptakan lingkungan yang lebih terjangkau.
Meskipun biaya yang tinggi menyebabkan kesulitan, namun hal ini juga merupakan tanda bahwa kota ini merupakan tempat yang sangat menarik untuk tinggal dan berbisnis. Bahkan setelah Beijing mengambil alih kedaulatan atas kota ini dari Britania Raya pada 1997, daya tarik tersebut tetap ada, mendorong perusahaan multinasional asing untuk membuka kantor di kota ini dan perorangan untuk mendirikan rumah di sana agar dekat dengan bisnis mereka.
Namun, ketika pada 2020, Beijing menghancurkan sistem undang-undang pro-bisnis yang ditinggalkan Inggris, daya tarik tersebut mulai sirna dengan cepat. Banyak perusahaan asing yang pindah dari Hong Kong, begitu juga dengan banyak orang-orang bertalenta. Nilai properti anjlok, yang secara efektif mengumumkan kematian obyek wisata kota dan keuntungannya bagi Tiongkok.
Langkah Beijing pada 2020 bukanlah upaya pertama (tidak diragukan lagi tidak disengaja) sebagai langkah melenyapkan daya tarik kota ini. Pada 2003, Tiongkok mencoba untuk mengganggu perlindungan hukum bagi individu dan kontrak bisnis yang telah membuat “wilayah administratif khusus” ini menjadi tempat yang menarik untuk bekerja dan berbisnis. Protes massal pada saat itu memaksa pihak berwenang di Beijing mengalah.
Meskipun ada protes massal pada tahun 2020, Beijing tak mundur. Mereka telah menetapkan National Security Law (NSL) atau Undang-Undang Keamanan Nasional serta memaksakan masalah ini, dengan kekuatan polisi dan militer yang cukup besar. Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut, perlindungan hukum untuk kontrak dan individu berakhir. Bisnis mulai meninggalkan Hong Kong dengan segera.
Dampaknya sangat luar biasa. Menurut Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, sekitar 700.000 orang Tionghoa telah meninggalkan kota ini sejak NSL diberlakukan. Penduduk asing juga telah banyak yang pergi, tetapi yang lebih jelas adalah bagaimana bank-bank global, perusahaan pelayaran, dan bisnis lainnya juga telah pergi ke lokasi yang lebih akomodatif. Banyak perusahaan besar, seperti Goldman Sachs dan JP Morgan, telah memindahkan aset dan personilnya ke lokasi lain di Asia, terutama ke Singapura.
Secara keseluruhan, sekitar 40 persen perusahaan Amerika yang beroperasi di Hong Kong pada 2019 telah meninggalkan kota ini, dan setengah dari semua perusahaan asing yang masih beroperasi di kota ini melaporkan niat mereka untuk pergi. Pencatatan saham dan obligasi baru di pasar keuangan Hong Kong telah turun sekitar 90 persen sejak 2020.
Jon Hartley dari MacDonald-Laurier Institute yang bergengsi di Kanada memperkirakan bahwa pendapatan per kapita kota ini sekarang sekitar 10 persen lebih rendah daripada yang seharusnya terjadi jika Beijing tidak melakukan perubahan pada tahun 2020, bahkan dengan mempertimbangkan dampak dari pandemi COVID-19 dan tindakan kegagalan nol-COVID dari Beijing yang justru memperlambat pemulihan Tiongkok.
Dengan kondisi seperti itu, tidaklah mengherankan jika real estat Hong Kong telah kehilangan sekitar 25 persen nilainya sejak tahun 2021. Transaksi properti-di pasar primer dan sekunder-hanya mencapai sekitar 50 miliar dolar Hong Kong tahun lalu, turun 30 persen dari tahun 2019.
Rumah super mewah telah kehilangan seperempat nilainya hanya dalam 18 bulan terakhir. Persediaan rumah di pasar berada pada level tertinggi sejak 2007. Harga sewa juga turun. Hasil sewa pada berbagai properti seperti itu kini dihitung hampir 3 persen. Dengan ketergantungan yang besar pada real estate, anggaran kota juga menderita dan mengantisipasi defisit $13 miliar untuk tahun fiskal yang dimulai 1 April.
Yang pasti, perlambatan umum dalam laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok secara keseluruhan telah berperan dalam keruntuhan ini karena salah satu daya tarik Hong Kong adalah kedekatannya dengan negara yang ekonominya berkembang pesat.
Suku bunga tinggi juga berperan karena patokan dolar Hong Kong memaksa pihak berwenang di sana untuk mengikuti kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan bukannya penurunan suku bunga People’s Bank of China.
Namun, tak satu pun dari pertimbangan ini dapat menjelaskan kerugian dramatis yang diceritakan di atas. Para pelaku bisnis dapat dengan mudah menunggu perubahan kebijakan suku bunga dan peningkatan ekonomi Tiongkok. Hal itu sudah terjadi di masa lalu. Penyebabnya adalah NSL dan bagaimana hal itu secara fundamental mengubah lingkungan bisnis di Hong Kong.
Demi membendung laju penurunan harga properti, pihak berwenang Hong Kong telah membalikkan undang-undang yang diberlakukan lebih dari satu dekade lampau untuk menahan kenaikan harga. Bea materai 15 persen untuk penduduk non-permanen kini sudah tidak ada lagi, begitu juga dengan bea 7,5 persen untuk pemilik rumah yang sudah ada.
Kota ini juga telah membatalkan pajak balik nama atas penjualan kembali properti dalam waktu kurang dari dua tahun. Aturan visa juga telah dilonggarkan untuk mendorong migrasi masuk para pekerja. Meskipun masuk akal bagi pihak berwenang Hong Kong untuk membuat perubahan seperti itu, dan mereka dapat memperlambat laju erosi harga, tetapi perubahan ini juga menandakan kepanikan.
Pada akhirnya, tidak ada yang bisa dilakukan oleh pemerintah kota ini untuk mengubah masalah yang sebenarnya: NSL. Dan yang lebih parah lagi, Beijing menekan undang-undang keamanan yang lebih ketat lagi – yang berjudul Pasal 23 – di Hong Kong. Undang-undang baru ini, meskipun seolah-olah ditujukan hanya untuk agen asing, sejauh ini hanya menuntut warga negara Tiongkok. Jika belum jelas, perlindungan undang-undang yang pernah menarik bagi kontrak dan individu di kota ini sudah lama hilang. Tak ayal lagi, Singapura menikmati keadaan ini. Hal ini membuat banyak bisnis, talenta, dan kekayaan yang sekarang mengalir keluar dari Hong Kong.
Sementara itu, pihak berwenang di Beijing tampaknya tidak menyadari atau tidak peduli bahwa mereka membunuh angsa yang pernah secara teratur bertelur emas untuk Tiongkok. (asr)