Home Blog Page 340

Bila Serang Taiwan Beijing Hadapi Pilihan Hidup dan Mati

0

Shi Shan

Pada 4 Mei 1919, mahasiswa di Beijing mengobarkan suatu aksi pelajar. Sebanyak lebih dari 3.000 mahasiswa berkumpul di sekitar Lapangan Tiananmen. Karena tidak mendapat respon cepat dari pemerintah pusat waktu itu, yakni Pemerintah Beiyang, aksi pelajar itu pun berubah menjadi pengrusakan dan perampasan. Tidak hanya berdampak pada instansi negara, bahkan juga membakar kediaman Menhub Cao Rulin, serta penganiayaan terhadap mantan Menhub yakni Zhang Zongxiang hingga gegar otak, Zhang kala itu bertanggung jawab atas urusan diplomatik. Setelah keseluruhan aksi tersebut usai, Pemerintah Beiyang tidak menangkap siapa pun, tidak menembak atau memberi tekanan, bahkan malah mencopot sejumlah pejabat.

Aksi tersebut disebut juga Gerakan 4 Mei. Dampak Gerakan 4 Mei terhadap Tiongkok amatlah besar, dan terbagi menjadi dua lapisan, yang pertama adalah pasca Gerakan 4 Mei, dimulailah suatu gerakan kebudayaan baru di Tiongkok, yang menyangkal Tiongkok lama, dan sepenuhnya menyambut pemikiran politik, ekonomi, serta budaya Barat; yang kedua adalah, politik Tiongkok memasuki suatu situasi baru, dari yang tadinya adalah proses politik yang membaik secara perlahan, telah berubah menjadi revolusi kekerasan yang mendesak dan kurang toleransi.

Tentu, salah satu akibat yang terparah adalah munculnya partai komunis di Tiongkok. Inilah alasan mengapa PKT (Partai Komunis Tiongkok) setiap tahun selalu merayakan Gerakan 4 Mei. Sebenarnya, awalnya Partai Nasionalis (Kuo Min Tang, red.) juga merayakan Gerakan 4 Mei, adalah dikarenakan Gerakan 4 Mei telah membuat banyak pemuda ikut bergabung dengan Kuo Min Tang di Selatan. Kemudian Chiang Kai-Shek menyerbu ke utara, menggulingkan Pemerintah Beiyang, dan mengambil alih pemerintah pusat, bagi mereka kontribusi Gerakan 4 Mei sangatlah besar.

Tempat dikobarkannya Gerakan 4 Mei adalah Peking University (PKU), dua dekade lalu ada sebuah patung. Di atasnya ada sebuah bola bumi, dengan dua huruf di bawahnya. Huruf S melambangkan Sains, dan huruf D melambangkan Demokrasi. Mahasiswa PKU menyimpulkan, sains menopang bola, demokrasi bahkan tidak bisa menopang bola. Dalam dialek utara, maknanya adalah baik sains maupun demokrasi, sama sekali tak berguna.

Sains dan demokrasi, disebut-sebut sebagai semangat Gerakan 4 Mei. Partai Nasionalis dan Partai Komunis sangat menghormati gerakan ini, dan memandangnya sebagai simbol kebangkitan rakyat Tiongkok. Hanya saja, demokrasi dan sains sebagai semangat Gerakan 4 Mei itu, di Daratan Tiongkok saat ini sudah lenyap tak berbekas Hari ini di Tiongkok, siapa pun yang berani berbicara soal demokrasi, pasti akan diblokir, menghilang, dan berakhir tragis.

Hari ini kita bukan menilai baik buruk Gerakan 4 Mei, ini sudah menjadi sejarah Tiongkok. Namun penulis selalu meragukan apakah sejarah pasti akan mengalami kemajuan, juga sering menyesalinya. Sun Yat-Sen dan Yuan Shikai sebagai elite Tiongkok generasi lama, dengan cara yang relatif damai telah menggantikan kekuasaan tertinggi di Tiongkok, tetapi orang-orang dari generasi yang lebih maju pasca Gerakan 4 Mei, justru sejak saat itu cenderung anarkis, bertarung sampai hidup dan mati. Sains dan demokrasi, sepertinya jika tidak ada budaya mentolerir, saya menyebutnya “tuan Teror”, ending-nya belum tentu akan sempurna.

Pada 4 Mei tahun ini, kantor berita Xinhua News menerbitkan serangkaian artikel, tentu saja bukan memuji Gerakan 4 Mei, melainkan memanfaatkan 4 Mei untuk mempropagandakan Xi Jinping. Xi mengemukakan empat sasaran bagi kaum muda yakni: memiliki idealisme, mau berjuang, rela menderita, bertanggung jawab. Tanpa sains, tanpa demokrasi, tentu tidak akan ada toleransi masyarakat. Di dalam pernyataan pihak pemerintah itu, sedikit disinggung soal pemuda, lebih banyak menyebut Xi Jinping, pada dasarnya dapat disimpulkan, bagi PKT, pemuda yang baik adalah pemuda yang tunduk dan rela mengalami penderitaan, dan bukan pemuda yang bisa berpikir dan mau berjuang.

Salah satu yang diharapkan PKT dilakukan oleh para pemuda Tiongkok adalah menjalani wajib militer, sebagai persiapan menghadapi perang berskala besar yang kemungkinan akan segera dimulai. Ini bukan hanya membesar-besarkan persoalan, besar kemungkinan ia akan berkembang menjadi perang dunia yang bersifat memusnahkan suatu bangsa. PKT sendiri juga sangat memahami, begitu perang dimulai, besar kemungkinan yang akan dihadapinya bukan tentara Taiwan, melainkan tentara AS, Jepang, Inggris, dan negara Barat lainnya.

Apakah kita benar-benar mengetahui apa itu perang? Selain darah dan api, apa makna perang itu? penulis pikir, kesan sebagian besar orang terhadap perang, sebenarnya adalah imajinasi yang dibentuk oleh otak manusia sendiri ditambahi dengan sedikit bumbu romantika di dalamnya, yang berbeda sangat jauh dengan perang yang sebenarnya.

Penulis memiliki dua orang sesepuh, yang menjadi prajurit di masa perang dulu, satunya mengabdi di pasukan Partai Nasionalis (Kuo Min Tang), dan satu lagi mengabdi di pasukan Partai Komunis, keduanya telah almarhum beberapa tahun silam. Saat penulis masih muda, saya sering bertanya kepada mereka tentang perang, baik sesepuh dari pihak Partai Nasionalis yang kalah perang, maupun sesepuh dari pihak Partai Komunis yang menang perang itu, ekspresi keduanya begitu mirip. Ekspresi itu begitu kompleks, sangat kaya akan tingkatan, dan sangat sulit diutarakan. Sesepuh yang mengabdi pada pasukan Partai Komunis itu, bergabung dengan PKT sejak 1938, sudah bisa dibilang cukup senior. Setelah 1960, karirnya di militer tidak begitu bagus, menghadapi keluhan dari para kaum muda, ia selalu menasihati: sudah cukup bagus, patut disyukuri, sebagian besar telah meninggal dunia. Setiap kali bicara soal ini, ekspresinya yang kompleks itu akan selalu tampak.

Sekarang PKT sedang mempersiapkan suatu peperangan, baik sebagai pengambil keputusan perang atau sebagai perencana perang, sepertinya sangat sedikit orang yang benar-benar pernah terlibat dalam perang riil. Beberapa hari lalu ketua dari Kepala Staf Gabungan AS yakni Mark Milley diwawancarai oleh majalah “Foreign Policy”, saat membicarakan kemungkinan meletusnya Perang Selat Taiwan, ia secara khusus menekankan, perang sesungguhnya sangat berbeda dengan berbicara perang di atas kertas, menyerang Taiwan mungkin akan meraih keberhasilan terbatas, tapi harga yang harus dibayar teramat tinggi.

Bobot dari kalimat ini terletak pada berbicara soal perang di atas kertas. Mayoritas orang Tiongkok, termasuk saya sendiri, saat berbicara soal kemungkinan terjadinya perang di masa mendatang, sebenarnya adalah berbicara soal perang di atas kertas. Di dunia ini, satu-satunya negara yang selalu berperang, adalah Amerika Serikat, jadi perkataan seorang panglima besar Amerika Serikat akan selalu membuat orang merenunginya lebih mendalam.

Setelah usainya Perang Korea 1953 silam, pasukan militer RRT pada dasarnya tidak pernah mengalami perang besar apapun, satu-satunya perang besar setelah itu adalah perang selama 1 bulan terhadap Vietnam pada 1979. Sebenarnya, RRT telah melakukan sejumlah operasi militer yang sesungguhnya. Salah satu yang paling intens adalah operasi militer terhadap Taiwan, baik perang udara, perang laut, maupun perang anti-pendaratan, dan sebelum 1971, pernah terjadi beberapa kali. Tapi semuanya hanyalah perang terbatas, yang tidak meningkat menjadi perang besar.

Perang terhadap India di era 1960-an juga hanya perang terbatas, rentang waktunya juga hanya satu bulan lebih. RRT menghabiskan waktu sembilan bulan untuk menumpuk logistik secara diam-diam, lalu berperang tanpa mengumumkannya, dan mengobarkan serangan mendadak, setelah menang perang segera menghentikan perang lalu menarik pasukannya. Cara ini sangat mirip dengan Perang Vietnam pada 1979. Karena dalam perang modern sebelum era informasi, terutama yang diadu adalah pasokan logistik, perang ekonomi negara, dengan kemampuan Beijing, sama sekali tidak bisa melangsungkan suatu perang menyeluruh, maka hanya bisa melakukan strategi menyerang diam-diam. Agak menyerupai dengan perkelahian di jalanan, menyerang orang lain secara tiba-tiba saat sedang lengah, setelah berhasil memukul lawan lalu buru-buru berhenti dan berdamai. Taktik menyerang diam-diam ala preman seperti ini, juga pernah digunakan sekali menghadapi Uni Soviet pada perang di Ostrov Damansky pada 1969.

Bicara soal taktik perang semacam ini, orang Jepang lebih lihai. Pada 1941 Jepang diam-diam menyerang Pearl Harbour, meraih kemenangan gemilang, selama sekitar satu setengah tahun AL Amerika tidak mampu menguasai Samudera Pasifik. Menurut pemikiran Jepang, orang Amerika takut mati, dan akan terjadi selisih pendapat di dalam negeri AS, akhirnya dipastikan akan berunding gencatan senjata dengan Jepang. Inilah pemikiran para pengambil keputusan di Jepang pada masa itu. Tentu saja hasilnya sama sekali berbeda, akhir dari cerita itu tidak lagi dibahas dalam artikel ini.

Saat diwawancarai, Jenderal Milley mengatakan, untuk menyerang Taiwan, Beijing mau tidak mau harus melakukan serangan amfibi, dipadukan dengan pasukan terjun payung dan serangan udara, helikopter, rudal, dan segala persiapan persenjataan yang memungkinkan. Ia berkata, hanya untuk melintasi perairan sejauh seratus mil saja pada dasarnya sudah sangat menantang, mereka juga harus memastikan keamanan di bawah laut, agar terhindar dari serangan kapal selam. Ia berkata, jika RRT menyerang Taiwan, akan membayar tumbal yang sangat mahal.

PKT belum tentu memikirkan soal harga dan biaya, yang dipikirkan hanya hasil, Beijing adalah realis sejati yang tiada duanya, konsekuensialis, hanya mementingkan kemenangan. Satu tradisi terbesar RRT, yang juga pusaka bagi militer komunis adalah, tidak melakukan perang yang tidak diyakini akan menang, semua perang harus diperhitungkan secara cermat berulang kali. Ini tentu saja merupakan salah satu inti sari dalam seni perang, dan bukan merupakan kekurangan. Itulah sebabnya setelah begitu lama berkuasa, PKT mengalami banyak konflik dengan luar negeri, tapi sangat jarang berperang. Disimpulkan dengan kalimat sederhana, perang yang tak bisa dimenangkan, tidak akan pernah mau berperang.

Bagi orang yang pernah ikut berperang, yang memiliki pengalaman pribadi dalam ajang perang, seperti kedua sesepuh saya itu, akan memiliki perasaan yang berbeda terhadap perang, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terlibat langsung dalam perang dan hanya bermain game perang-perangan. Inilah sebenarnya masalah yang paling dikhawatirkan oleh AS.

Karena sekarang Beijing hampir tidak pernah lagi terlibat langsung dalam perang, di kalangan petinggi PKT, satu-satunya yang pernah berperang adalah jenderal Zhang Youxia, dalam Perang Vietnam jabatan tertinggi Zhang adalah sebagai komandan resimen. Tapi Zhang Youxia bukan pembuat keputusan, orang-orang yang tidak memiliki pengalaman tempur yang sesungguhnya, bagaimana pun mereka hanya berbicara soal perang di atas kertas.

Di Tibet penulis pernah bertemu seorang prajurit tua yang pernah ikut dalam perang terhadap India, juga pernah terjun dalam Perang Saudara Tiongkok (1945 – 1949) dan Perang Korea (1950 – 1953), boleh dibilang seorang prajurit yang sudah sangat berpengalaman. Ia memberitahu penulis, sewaktu perang terhadap India, perwira junior di dalam militer RRT, ada sangat banyak yang memiliki pengalaman tempur, mereka berhasil merangkak keluar dari tumpukan mayat di Perang Korea. Prajurit seperti ini, adalah kekuatan inti dari suatu pasukan. Sementara pada pihak India, selain beberapa perwira tinggi memiliki pengalaman di PD-II, mayoritas sama sekali tidak tahu menahu soal perang, begitu perang dimulai, saat laras senapan kedua pihak saling mendekat, dalam kondisi yang kurang lebih sama, sama sekali tidak berdaya melawan.

Perang RRT terhadap Vietnam pada 1979 adalah salah satu contohnya. Sebanyak 500.000 tentara berbaris menghadapi Vietnam, di pihak Vietnam selain pasukan setempat, pasukan tempur utama Vietnam hanya kurang dari 10.000 orang, selebihnya adalah pasukan setempat, seperti polisi bersenjata PKT sekarang ini. Tapi pasukan RRT mengalami kesulitan besar dalam perang itu, korban yang berjatuhan juga sangat banyak.

Penyebabnya adalah perwira junior pada dasarnya tidak memiliki pengalaman di medan perang, begitu perang berkobar, sangat berbeda dengan kondisi saat latihan, dibandingkan dengan pasukan Vietnam yang jauh lebih berpengalaman dalam berperang, pihak mana di atas angin langsung bisa terlihat jelas.

Jika PKT menyerang Taiwan, harus mempertimbangkan intervensi pasukan AS. Oleh sebab itu situasi yang dihadapi PKT sangat menyerupai Jepang pada 1940 dan 1941. Waktu itu Jepang menyerang Asia Tenggara, harus melewati Filipina yang dijadikan markas oleh militer AS, harus menghadapi intervensi AS, jadi Jepang berinisiatif menyerang AL Amerika lebih dulu, maka terjadilah insiden Pearl Harbour. Di masa yang akan datang jika PKT akan menyerang Taiwan, mungkin akan lebih dulu menyerang pangkalan militer AS di Jepang, terutama militer AS di Okinawa. Jika militer AS diserang mendadak, jangan lupa kebiasaan PKT yang berperang tanpa pengumuman, pasti akan mengobarkan kemarahan seluruh warga AS. Pada saat itu, akan terjadi situasi seperti PD-II, sasaran militer AS sudah bukan lagi melindungi Taiwan, melainkan juga menduduki Beijing.

Dengan kata lain, begitu perang di Selat Taiwan berkobar, Beijing mungkin tidak bisa lagi seperti era 1960-an atau 1970-an silam, yang bisa mengendalikan ruang lingkup dan intensitas perang, melainkan hanya akan bisa menghadapi perang secara pasif. Pada saat itu, walaupun Beijing hendak meniru Rusia seperti Putin pun sudah tidak bisa lagi, karena Rusia sekarang masih bisa menarik pasukannya, masih bisa mengendalikan perang pada ruang lingkup tertentu.

Perang, adalah masalah besar negara, menyangkut hidup dan mati para prajurit dan rakyat, dan masalah bertahan hidupnya suatu negara, tidak bisa tidak dicermati secara serius. Itulah kalimat pertama dalam Taktik Perang Sun Tzu, bagi PKT makna pentingnya bisa dikatakan tidak berlebihan bila ditekankan secara apapun. (sud/whs)

Program Mengembalikan Hutan Menjadi Lahan Pertanian Menciptakan Ladang Tandus yang Ditolak Petani

0

oleh Li Chengyu

Program pemerintah pusat Tiongkok “mengembalikan hutan menjadi lahan pertanian” yang dianggap dunia luar sebagai proyek “Lompatan Jauh ke Depan” versi kedua telah menciptakan berbagai fenomena yang menggelikan. Seorang cendekiawan Tiongkok mengatakan bahwa untuk menyelesaikan tugas pemerintah pusat tersebut, pejabat akar rumput telah memunculkan sejumlah besar ladang tandus yang tidak ingin ditanami petani mana pun, lalu mengelabui lembaga atasan dengan menggunakan foto udara yang dibuat sedemikian rupa untuk membuktikan tugas sudah dilakukan.

Untuk memastikan “ketahanan pangan”, Partai Komunis Tiongkok (PKT) membalikkan program “mengembalikan lahan pertanian menjadi hutan” yang sudah mereka praktikkan selama beberapa dekade terakhir menjadi “mengembalikan hutan menjadi lahan pertanian”. Namun, untuk menunjukkan bahwa instruksi pemerintah pusat sudah langsung dikerjakan oleh pemerintah daerah, maka pemda melakukan berbagai cara seperti “mengembalikan jalan menjadi lahan pertanian”, “mengembalikan jembatan menjadi lahan pertanian” dan lelucon lainnya. Di Kota Chengdu bahkan meluncurkan program “mengembalikan lokasi wisata menjadi lahan pertanian”, mereka menjadikan taman ekologi mengelilingi Kota Chengdu yang telah dibiayai dengan sejumlah besar dana menjadi lahan pertanian.

Sejumlah besar video yang beredar di Internet menunjukkan bahwa untuk memperluas lahan pertanian, pemerintah daerah membabat pohon dan hutan, merusak kolam ikan, lahan peternakan, dan kebun buah-buahan petani, bahkan memusnahkan secara paksa berbagai tanaman yang bukan makanan pokok yang ditanam petani. Hal mana menyebabkan kemarahan penduduk.

Menurut artikel yang diterbitkan seorang cendekiawan Tiongkok baru-baru ini, bahwa gerakan “mengembalikan hutan menjadi lahan pertanian” juga membuat beberapa pejabat akar rumput mengeluh karena frustasi.

Artikel tersebut mengatakan bahwa untuk melindungi kebijakan bergaris merah ini, pejabat di akar rumput terpaksa “bermain sulap”. Di banyak tempat, mereka menunjukkan telah menyelesaikan tugas “memperluas lahan pertanian” lewat cara yang melawan akal sehat dengan menyediakan tanah tandus yang tidak ingin ditanami oleh siapa pun.

Ada kantor desa di 3 provinsi menerima tugas yang wajib diselesaikan dalam batas waktu yang ditentukan. Selain itu, Kementerian Pertanahan dan Sumber Daya Tiongkok pada akhir bulan Maret mengeluarkan tugas yang memaksakan pejabat daerah untuk “menyediakan lahan pertanian seluas 390 mu”, dan mengharuskan lahan tersebut sudah ditanami padi sebelum 5 Mei. Beberapa pejabat lokal mengatakan bahwa pihaknya mendapat penolakan untuk menebang pohon demi memperluas lahan dari para petani. Sementara itu, pejabat lain mengatakan bahwa bantaran sungai setempat pada awalnya memang cocok untuk beternak angsa, tetapi sekarang diubah menjadi pertanian tampaknya tidak akan ada panen.

Artikel tersebut mengatakan bahwa tugas remediasi ini melanggar akal sehat mengenai kondisi alam, karena lahan pertama yang akan ditinggalkan petani pasti berupa tanah yang tandus, yang tanpa air atau tanpa jalan, tanah yang mudah tergenang banjir, yang pasti tidak menguntungkan untuk dikelola. Selain itu, meminta petani untuk mengubah kebun buah-buahan, sayur mayur dan tanaman komersial menjadi menanam makanan pokok, dan meminta kader pedesaan menghabiskan banyak uang untuk menanam kembali tanah kosong dengan makanan pokok berupa padi-padian juga melanggar akal sehat tentang ekonomi.

Selain itu, cara hidup petani sudah berubah, tidak banyak orang yang mau kembali ke kampung halaman untuk bercocok tanam, apalagi mengolah beberapa hektar tanah yang diremediasi, beberapa di antaranya bahkan tanah berkualitas rendah. Pada akhirnya, banyak kader desa yang tidak punya pilihan lain selain membayar orang untuk menabur benih tanpa memikirkan apakah benih-benih itu bakal hidup atau mati. “Yang penting difoto udara terlebih dahulu, yang lain tidak usah dipikirkan sekarang”.

Artikel tersebut mengkritik pihak berwenang lantaran melakukan sistem akuntabilitas berbasis tekanan di berbagai tingkatan, ditambah dengan penyalahgunaan alat digital seperti perbandingan citra satelit, membentuk “birokrasi digital” dan menyebabkan berbagai situasi yang tidak masuk akal.

Sejumlah besar video dan foto yang beredar di Internet menunjukkan bahwa di banyak tempat terlihat tanah tipis diurugkan ke lantai beton lapangan alun-alun, lapangan olah raga, tempat perparkiran, bahkan bibit padi langsung ditaburkan di jalan beton, lalu difoto udara untuk menipu lembaga atasan. 

Program “mengembalikan hutan menjadi lahan pertanian” usungan PKT mengingatkan banyak orang pada era Mao Zedong tentang “menjadikan biji-bijian sebagai tugas pokok”. Xi Jinping juga berkali-kali menyebutkan “ketahanan pangan”, menuntut agar “mangkuk nasi rakyat Tiongkok harus digenggam di tangan sendiri”.

Artikel komentar di media Taiwan “Central News Agency” menunjukkan bahwa di balik program “mengembalikan hutan menjadi lahan pertanian” adalah ketakutan otoritas Beijing bahwa Tiongkok gagal berswasembada pangan, dan ketakutan yang lebih dalam terhadap embargo Barat jika PKT menggunakan kekuatan di Laut Tiongkok Selatan dan Selat Taiwan. (sin)

Elon Musk Sebut Menemukan CEO Baru Twitter untuk Menggantikan Dirinya

 Ryan Morgan – NTD

Elon Musk mengumumkan pada  Kamis 11 Mei bahwa ia telah menemukan seseorang untuk mengambil alih posisi sebagai chief executive officer (CEO) Twitter.

Musk akan tetap memiliki perusahaan media sosial ini dan akan memainkan peran teknis dalam platform, tetapi orang lain akan memimpin manajemen perusahaan sehari-hari.

“Dengan senang hati saya mengumumkan bahwa saya telah mempekerjakan CEO baru untuk X/Twitter. Dia akan mulai bekerja dalam waktu ~6 minggu! Peran saya akan beralih menjadi ketua eksekutif & [Chief Technology Officer], mengawasi produk, perangkat lunak & [operator sistem],” demikian cuitan Musk di Twitter pada Kamis sore.

Musk tidak memberikan rincian tambahan mengenai masa depan platform media sosial tersebut.

Perombakan kepemimpinan ini terjadi sekitar tujuh bulan setelah Musk mengambil alih kepemilikan platform ini pada Oktober tahun lalu.

Pergantian ini tidak sama sekali tidak terduga. Musk telah memposting di  Desember bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai CEO platform ini segera setelah ia dapat menemukan pengganti yang sesuai.

Saham Tesla Melonjak Saat Pengumuman

Twitter hanyalah salah satu dari beberapa perusahaan besar yang dimiliki Musk. Pengusaha miliarder ini juga memimpin perusahaan antariksa swasta SpaceX dan perusahaan mobil listrik Tesla.

Nilai saham Tesla turun sekitar 65 persen atau sekitar $700 miliar selama tahun 2022, karena Musk melakukan negosiasi berbulan-bulan dengan Twitter sebelum menyelesaikan pembelian. Beberapa investor Tesla menyalahkan kesepakatan Twitter atas jatuhnya harga saham Tesla dan mengklaim bahwa Musk terlalu teralihkan perhatiannya untuk mengakuisisi dan membenahi platform media sosial tersebut.

Harga saham perusahaan mobil listrik ini melonjak pada saat yang sama ketika Musk mengumumkan jadwal pergantian CEO Twitter yang baru. Lompatan ini mungkin merupakan tanda kepercayaan baru bagi para investor Tesla.

Masa Jabatan Musk sebagai CEO Twitter

Pengambilalihan Twitter oleh Musk menandai perombakan signifikan bagi perusahaan.

Dalam beberapa minggu setelah pembelian senilai $44 miliar, Musk melakukan pemutusan hubungan kerja yang signifikan. Pada bulan lalu, Musk telah memangkas sekitar 6.500 karyawan, atau sekitar 80 persen dari staf perusahaan. Twitter sekarang mempekerjakan sekitar 1.500 orang.

Musk juga mengambil langkah besar dengan mengembalikan sejumlah akun yang dilarang di bawah pemilik Twitter sebelumnya, termasuk akun mantan Presiden Donald Trump. Upaya ini bertepatan dengan dirilisnya sejumlah komunikasi internal kepada para jurnalis dalam serangkaian pemaparan yang dikenal sebagai “Twitter Files”. Paparan ini menunjukkan bagaimana karyawan Twitter berkoordinasi dengan kampanye politik dan pejabat pemerintah untuk menandai dan menghapus konten serta menangguhkan akun pengguna. Seluruh segmen dari “Twitter Files” ini juga berfokus pada pertimbangan internal perusahaan dan upaya-upaya untuk menjustifikasi penghapusan Trump.

Pengungkapan Twitter Files juga mengonfirmasi praktik yang sudah lama dirumorkan untuk membatasi pengguna Twitter secara diam-diam,  yang disebut oleh perusahaan sebagai “penyaringan visibilitas” namun sering disebut oleh para kritikus sebagai “pelarangan bayangan.”

Masa Depan Twitter

Pengumuman elon Musk pada  Kamis secara khusus menyebut platform media sosial tersebut sebagai X/Twitter. Musk telah berulang kali menggambarkan aplikasi X baru dan menyarankan akuisisi Twitter-nya akan berfungsi sebagai batu loncatan untuk aplikasi baru ini.

Meskipun Twitter dimulai sebagai situs microblogging di mana pengguna berbagi pemikiran mereka dan memberikan pembaruan tentang acara pribadi atau berita yang sedang berkembang, Musk menyarankan bahwa Twitter pada akhirnya dapat menyediakan fitur yang jauh lebih luas. Musk telah berulang kali membandingkan rencananya untuk Twitter dengan aplikasi WeChat dari Tiongkok, yang memungkinkan pengiriman pesan teks, pesan suara, penyiaran, konferensi video, game mobile, dan pembayaran mobile.

“WeChat memiliki banyak fungsi yang seharusnya dimiliki oleh Twitter,” kata Musk dalam sesi Twitter Spaces pada Desember. Dia mengatakan bahwa dia ingin mempermudah proses pembayaran melalui aplikasi Twitter dan agar aplikasi tersebut mendukung konten tulisan dan video dalam bentuk panjang – “dan dapat memonetisasinya dengan mudah.”

Dalam beberapa minggu terakhir, Musk juga mengemukakan bahwa Twitter merupakan platform video yang layak bagi para pembuat konten digital. Ia mengemukakan bahwa host Fox News Tucker Carlson dan host CNN Don Lemon dapat meluncurkan program independen mereka sendiri melalui Twitter setelah mereka berpisah dengan jaringan masing-masing. Carlson sudah bergerak maju dengan ide tersebut.

Musk telah mengambil beberapa langkah untuk mewujudkan ide aplikasi “X”. Awal bulan ini, sebuah pengajuan pengadilan dari gugatan yang diajukan oleh komentator politik konservatif Laura Loomer mengindikasikan bahwa Twitter Inc. telah direorganisasi menjadi X Corp, yang merupakan anak perusahaan dari X Holdings Corp.

Masih harus dilihat bagaimana merek “X” ini akan berkembang setelah Musk mengundurkan diri sebagai CEO Twitter. (asr)

Jahe adalah Makanan Super, tapi Tidak untuk Semua Orang: Siapa yang Harus Menghindarinya?

0

Dr. Jingduan Yang

Jahe bukan hanya bumbu masakan yang populer, tetapi juga merupakan makanan yang sehat. Namun, saat mengonsumsi akar ini, kita harus menghindari beberapa jebakan.

Mari kita bahas cara paling aman dan efektif untuk mengonsumsi jahe untuk meningkatkan efek kesehatannya.

Manfaat Kesehatan dari Jahe

Konstituen biokimiawi jahe sangat melimpah, dan komponen utamanya meliputi minyak atsiri, kurkumin, zingiberol, gingerol, pati, dan lain-lain. Komponen-komponen ini memberikan berbagai manfaat pada jahe.

1- Melancarkan pencernaan: Jahe mengandung bahan-bahan seperti gingerol dan zingiberol, yang dapat meningkatkan gerak peristaltik gastrointestinal dan meningkatkan sekresi jus pencernaan, membantu meringankan ketidaknyamanan pencernaan.

2- Mengurangi peradangan: Kurkumin dalam jahe memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, dan anti tumor, yang dapat meredakan ketidaknyamanan akibat peradangan.

3- Meredakan mual dan muntah: Minyak atsiri dalam jahe dapat meredakan mual dan muntah, terutama mual dan muntah yang disebabkan oleh kehamilan dan kemoterapi.

4- Menurunkan gula darah dan kolesterol: Kurkumin dan bahan-bahan lain dalam jahe dapat menurunkan gula darah dan kolesterol, yang membantu mencegah penyakit seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.

5- Merupakan analgesik dan antispasmodik: Gingerol dan zingiberol dalam jahe dapat meredakan rasa sakit, kram, kejang, dan nyeri otot.

Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT) menyatakan bahwa sebagian besar makanan alami dapat diklasifikasikan sebagai “dingin” atau “panas”. Makanan tersebut dapat dibagi lagi menjadi makanan dingin, panas, hangat, dan netral. Makan makanan dingin akan mendinginkan tubuh Anda, sementara makan makanan panas akan memberikan efek hangat. Dengan mengingat hal ini, kondisi tubuh dapat diatur melalui keseimbangan yang tepat antara asupan makanan dingin dan panas. Misalnya, energi jahe bersifat pedas dan hangat, jadi jahe adalah makanan yang hangat. Dalam praktik klinis PTT, jahe banyak digunakan untuk mengobati ketidaknyamanan pencernaan, nyeri artralgia dingin, demam, batuk, keengganan terhadap dingin, dan gejala lainnya.

Waktu Terbaik untuk Makan Jahe

Meskipun jahe memiliki banyak efek menguntungkan, konsumsinya tidak cocok untuk semua orang. Selain itu, kita juga harus memperhatikan waktu yang tepat untuk mengonsumsi jahe.

Ada yang mengatakan pagi hari adalah waktu terbaik untuk makan jahe dan tidak bijaksana untuk memakannya di malam hari. Komponen dalam jahe memiliki efek stimulasi pada sistem pencernaan, yang bermanfaat untuk meningkatkan gerak peristaltik gastrointestinal dan sekresi jus pencernaan, yang keduanya membantu meningkatkan nafsu makan dan pencernaan. Di pagi hari, metabolisme tubuh sedang kuat, dan mengonsumsi jahe dapat membantu mempercepat metabolisme tubuh, menyegarkan pikiran, dan membantu berperan dalam kesehatan.

Makan jahe di malam hari dapat mempengaruhi kualitas tidur, tetapi tidak seburuk yang dikatakan di internet yang mengatakan bahwa “makan jahe di malam hari seperti makan arsenik trioksida.” (Salah satu zat yang sangat beracun!)

Makan jahe di malam hari tidak cocok untuk orang yang bersemangat karena kekurangan yin ginjal. PTT percaya bahwa ginjal adalah pusat yin dan yang dalam tubuh manusia dan merupakan “fondasi bawaan”, atau fondasi kehidupan. Ginjal yin adalah sumber dari semua cairan yin dalam tubuh, yang membasahi dan menyehatkan semua organ dan jaringan. Gejala-gejala seperti sakit punggung, menstruasi yang tidak teratur, ketidaksuburan, dan kekurusan akan terjadi ketika yin ginjal kurang. Jika tidak ada masalah kekurangan yin ginjal, makan jahe dalam jumlah sedang di malam hari tanpa efek buruk adalah mungkin.

Jadi, apakah dianjurkan untuk makan jahe di siang hari? Tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa hal itu tidak dianjurkan. Menurut saya, makan jahe tidak akan merusak paru-paru atau mempengaruhi fungsi jantung.

Meskipun dianggap hangat, jahe memiliki efek yang ringan dan tidak akan membuat tubuh kepanasan. Oleh karena itu, kebanyakan orang dapat dengan aman mengonsumsi jahe dalam jumlah sedang di pagi, siang, atau malam hari.

Siapa yang Harus Berhati-hati Saat Mengonsumsi Jahe?

Selanjutnya, mari kita lihat siapa saja yang harus menghindari makan jahe.

Meskipun jahe memiliki banyak manfaat kesehatan, tidak semua orang harus mengonsumsinya. Orang dengan kondisi berikut ini sebaiknya mengurangi atau bahkan tidak mengonsumsinya sama sekali.

1- Fungsi pencernaan yang lemah: Jika orang-orang ini makan jahe secara berlebihan, hal ini dapat menyebabkan masalah seperti diare dan ketidaknyamanan pencernaan.

2- Rentan terhadap alergi: Beberapa orang rentan terhadap reaksi alergi terhadap makanan yang mengandung jahe. Jika Anda pernah mengalami kemerahan pada kulit, bengkak, gatal, atau gejala lain setelah makan jahe, hentikan konsumsi jahe.

3- Wanita hamil dan menyusui: Konsumsi jahe yang berlebihan dapat memberikan efek buruk pada janin atau bayi.

Haruskah Jahe Dikupas?

Pertanyaan lain yang sering muncul adalah, “Haruskah jahe dikupas?” PTT percaya bahwa bagian tanaman yang berbeda memiliki khasiat, rasa, dan efek yang berbeda, dan daging serta kulit jahe adalah contoh yang baik.

Kulit jahe mengandung lebih banyak selulosa dan mineral tetapi juga kurkumin, minyak jahe, dan gingerol. Terlalu banyak asupan dapat memberikan efek buruk pada tubuh. Di antara komponen-komponen ini, gingerol adalah yang paling beracun, dan konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gejala seperti ketidaknyamanan pencernaan, dispnea, dan alergi.

Dari perspektif energi dalam PTT, daging jahe bersifat pedas dan hangat, menyebabkan keringat dan menghilangkan rasa dingin. Namun, di sisi lain, kulitnya memiliki sifat pedas dan sejuk serta memiliki efek berlawanan dengan antiperspirant dan menghilangkan panas. Oleh karena itu, apakah Anda mengupas jahe bersifat situasional. Sebagai contoh, mengupasnya di musim dingin dan bukan di musim panas adalah yang terbaik.

Contoh lainnya adalah ketika Anda sedang pilek atau demam. Minum sup jahe dapat membantu tubuh mengeluarkan racun melalui keringat. Dalam hal ini, mengupas kulit jahe dan menggunakan daging bagian dalamnya saja dapat membantu menghilangkan rasa dingin dan membuat Anda berkeringat.

Jika Anda meminum teh jahe dan jujube merah sebagai minuman kesehatan, Anda tidak perlu mengupas jahe karena minuman ini dimaksudkan untuk menghangatkan tubuh, mengusir hawa dingin, dan meningkatkan kekuatan fisik. Kulit jahe akan membantu menguatkan tubuh tetapi juga menghilangkan panas.

Menyisakan kulit jahe juga dapat meningkatkan rasa saat membuat minuman jahe atau memasak. Terserah pada preferensi pribadi untuk mengupasnya atau tidak. Namun, mereka yang alergi terhadap kulit jahe mungkin harus mengupasnya agar aman.

Jingduan Yang, M.D. F.A.P.A. adalah seorang psikiater bersertifikat yang berspesialisasi dalam pengobatan integratif dan tradisional Tiongkok untuk penyakit mental, perilaku, dan fisik yang kronis. Beliau berkontribusi dalam buku “Integrative Psychiatry,” “Medicine Matters,” dan “Integrative Therapies for Cancer.” Ikut menulis “Menghadap ke Timur: Rahasia Kuno untuk Kecantikan + Kesehatan untuk Zaman Modern” oleh HarperCollins dan “Akupunktur Klinis dan Pengobatan Tiongkok Kuno” oleh Oxford Press. Yang juga merupakan pendiri Yang Institute of Integrative Medicine dan American Institute of Clinical Acupuncture serta CEO Northern Medical Center, Middletown, New York, sejak Juli 2022.

Negara-negara Asia Menghentikan Pembatasan COVID, Semakin Mendekati Normal

Aldgra Fredly – The Epoch Times

Beberapa negara di Asia telah mulai menghapus semua pembatasan COVID-19 dan memperlakukan virus ini seperti flu musiman, yang menandakan pergeseran ke fase endemik, tiga tahun setelah wabah awalnya pada tahun 2020.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan berakhirnya keadaan darurat kesehatan global COVID-19 pada 5 Mei, mengutip tren penurunan pandemi mematikan ini selama lebih dari setahun.

Menurut WHO, sekitar 17.000 orang meninggal di seluruh dunia akibat virus ini dalam 28 hari yang berakhir pada 30 April, turun dari sekitar 374.000 orang dalam 28 hari yang berakhir pada 7 Februari 2021.

“Tren ini telah memungkinkan sebagian besar negara untuk kembali ke kehidupan seperti yang kita kenal sebelum COVID-19,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers di Jenewa.

Korea Selatan

Korea Selatan telah memutuskan untuk membatalkan pembatasan COVID-19 yang tersisa, termasuk rekomendasi isolasi dan tes COVID-19 wajib untuk semua pendatang, menyusul pengumuman WHO.

Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan pada Kamis 11 Mei bahwa Korea Selatan akan menurunkan tingkat kewaspadaan COVID-19 dari “serius” menjadi “waspada” bulan depan. Mandat penggunaan masker di dalam ruangan tidak akan diberlakukan lagi, namun masyarakat masih harus mengenakan masker di rumah sakit dengan risiko infeksi tinggi.

Yoon mengatakan bahwa pasien COVID-19 tidak lagi diwajibkan untuk menjalani masa karantina selama tujuh hari dan hanya disarankan untuk mengisolasi diri selama lima hari, demikian laporan Kantor Berita Yonhap.

Negara ini telah mencabut pembatasan perbatasan COVID-19 dan menghapus aturan pemakaian masker di luar ruangan tahun lalu.

Jepang

Jepang mencabut pembatasan perbatasan COVID-19 pada 29 April, mengizinkan semua pendatang untuk masuk tanpa menunjukkan bukti vaksinasi atau hasil tes negatif. Negara ini juga mengakhiri aturan pemakaian masker pada  Maret.

Kementerian Kesehatan Jepang menghapuskan aturan karantina dan menurunkan status legal COVID-19 dari Kelas 2 ke Kelas 5 bulan ini, sehingga penyakit ini diperlakukan serupa dengan flu musiman.

Panel ahli menyetujui keputusan untuk menurunkan status COVID-19, dengan alasan kesiapan sistem perawatan kesehatan negara itu untuk menghadapi peningkatan.

Indonesia

Indonesia menghapus semua langkah penanganan COVID-19 tahun lalu, dengan alasan penurunan jumlah infeksi baru. Presiden Joko Widodo menyarankan masyarakat untuk memakai masker di tempat-tempat keramaian, tetapi ia mengatakan bahwa hal itu tidak wajib.

Jokowi mengatakan situasi COVID-19 di Indonesia terkendali setelah mengamati peningkatan selama 10 bulan pada tahun 2022, yang memungkinkan negara ini untuk mencabut pembatasan sosial berskala besar pada kerumunan dan pergerakan masyarakat.

Selama pandemi, alih-alih memberlakukan karantina wilayah secara nasional, pemerintahannya menerapkan dua sistem: PSBB, yang mengacu pada pembatasan sosial berskala besar, dan PPKM, sebuah sistem berjenjang untuk mengekang mobilitas publik.

Filipina

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. tahun lalu menyetujui untuk menghapus persyaratan tes COVID bagi wisatawan yang telah divaksinasi dan mencabut mandat penggunaan masker di dalam ruangan, kecuali di transportasi umum dan fasilitas medis.

Wisatawan yang belum divaksinasi diizinkan untuk memasuki negara itu tanpa karantina tetapi harus melakukan tes antigen 24 jam sebelum bepergian atau pada saat kedatangan, menurut Badan Informasi Filipina.

Maria Rosario Vergeire, penanggung jawab Departemen Kesehatan, mengatakan pada awal tahun ini bahwa negara tersebut akan “siap” untuk melonggarkan pembatasannya jika WHO memutuskan untuk mengakhiri keadaan darurat kesehatan global COVID-19.

“Filipina akan terus berhati-hati dan waspada, dan kami masih akan memberlakukan pembatasan yang sama seperti yang kami lakukan saat ini yang tidak terlalu ketat, tetapi kami memiliki perlindungan bahwa setiap kali kasus akan meningkat, kami memiliki perlindungan yang dapat kami andalkan dan dapat kami terapkan untuk melindungi warga Filipina dengan lebih baik,” katanya.

Malaysia

Malaysia membuka kembali perbatasannya untuk semua pelancong pada April 2022 tetapi dengan beberapa pembatasan. Pemerintah kemudian mengizinkan pelancong untuk masuk tanpa menunjukkan bukti vaksinasi atau hasil tes negatif pada Agustus 2022. Negara ini telah mencabut persyaratan penggunaan masker, menyerahkannya kepada pemilik tempat untuk memutuskan apakah akan menerapkan kebijakan masker mereka sendiri atau tidak.

Singapura

Singapura mencabut semua pembatasan perbatasan pada  Februari, mengizinkan masuknya wisatawan yang belum divaksinasi dan menghapus persyaratan tes pra-keberangkatan. Menurut situs web pemerintah, pengunjung jangka pendek yang belum divaksinasi tidak perlu lagi membeli asuransi perjalanan COVID-19.

Namun, dinyatakan bahwa pembatasan di bawah Kerangka Kerja Perjalanan yang Divaksinasi akan tetap berlaku untuk diaktifkan kembali “jika ada perkembangan internasional yang mengkhawatirkan, seperti varian baru yang parah atau tanda-tanda bahwa kapasitas perawatan kesehatan kami tertekan oleh kasus-kasus impor.”

Negara ini juga telah mencabut mandat penggunaan masker, termasuk di transportasi umum.

Taiwan

Taiwan mencabut semua pembatasan masuknya COVID-19 pada Oktober lalu. Pengunjung tidak lagi diharuskan untuk dikarantina saat masuk, atau melakukan tes PCR, tetapi mereka harus memantau kesehatan mereka selama seminggu setelah tiba, dan mendapatkan hasil negatif pada tes antigen cepat pada hari mereka tiba.

Pulau yang memiliki pemerintahan sendiri ini mewajibkan penggunaan masker di luar dan di dalam ruangan, kecuali di fasilitas kesehatan dan ambulans.

Tiongkok

Tiongkok mengakhiri semua persyaratan karantina untuk wisatawan yang masuk pada  Januari lalu. Rezim ini telah menghapus batasan jumlah penerbangan internasional yang masuk dan keluar dari Tiongkok dan membuka kembali pariwisata keluar.

Rezim ini, meninggalkan kebijakan ” nol-COVID ” yang kejam pada Desember lalu, dan juga mengakhiri persyaratan penggunaan masker di dalam dan luar ruangan, kecuali di rumah sakit dan panti jompo.

Hong Kong

Hong Kong mencabut persyaratan vaksinasi untuk semua wisatawan yang masuk setelah Tiongkok mengumumkan penghapusan kebijakan nol-COVID. Semua persyaratan tes pra-keberangkatan telah dilonggarkan, tetapi para pelancong yang datang harus melewati pemeriksaan suhu tubuh pada saat kedatangan.

Negara ini juga telah menghapus mandat penggunaan masker dan langkah-langkah jaga jarak sosial.

Thailand

Thailand mengumumkan pada Januari bahwa mereka akan mengembalikan persyaratan bagi pelancong asing untuk menunjukkan bukti vaksinasi setelah Tiongkok membuka kembali perbatasannya. Namun, pemerintah kemudian membatalkannya karena kekhawatiran bahwa hal itu dapat memengaruhi pemulihan pariwisata negara tersebut.

Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa panel ahli pemerintah menganggap persyaratan vaksinasi tidak diperlukan, dengan alasan tingkat imunisasi yang memadai secara global.

Orang-orang di Thailand tidak lagi diwajibkan untuk memakai masker. Pemerintah juga mengizinkan bar dan pub untuk beroperasi lebih lama.

Vietnam

Vietnam menghapus karantina dan pembatasan perjalanan lainnya untuk pengunjung asing tahun lalu. Wisatawan tidak lagi diwajibkan untuk melakukan tes COVID-19 sebelum memasuki negara ini.

Pemakaian masker tidak lagi diwajibkan di tempat umum. Namun, ibu kota Vietnam, Hanoi, menyatakan pada 18 April bahwa penggunaan masker akan diwajibkan di transportasi umum dan di ruang tertutup, seperti restoran dan pusat perbelanjaan.

Laos

Negara Asia Tenggara yang terkurung daratan, Laos, dibuka kembali untuk wisatawan internasional pada Mei tahun lalu. Negara ini mencabut pembatasan masuknya COVID-19 pada Desember 2022, sehingga wisatawan dapat masuk tanpa menunjukkan bukti vaksinasi atau hasil tes negatif.

Namun, pembatasan COVID-19 seperti penggunaan masker di tempat umum masih berlaku.

Associated Press berkontribusi dalam laporan ini.

Guru Bahasa Inggris dan Mahasiswa di Beijing Berdagang di Lapak dalam Pasar Malam Demi Mencari Nafkah

  • Baru-baru ini, beberapa kota tingkat pertama di Tiongkok mulai melonggarkan pembatasan terhadap para pedagang kaki lima. Jumlah warga Beijing yang mendirikan lapak di pasar malam juga meningkat, bahkan guru bahasa Inggris dan mahasiswa mendirikan lapak di pasar malam untuk mencari nafkah
  • Beberapa ekonom menunjukkan bahwa pihak berwenang terpaksa mengambil langkah-langkah ini sebagai upaya terakhir untuk bertahan dalam situasi ekonomi Tiongkok yang sedang memburuk, daya konsumsi masyarakat rendah, dan tingkat pengangguran melonjak. Ini adalah refleksi bahwa hari-hari sulit bagi rakyat Tiongkok baru saja dimulai

 oleh Tang Di

Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Tiongkok terus memburuk, menyebabkan tingkat pengangguran kaum muda tetap pada level tinggi mendekati 20%. Dalam keadaan seperti itu, Beijing, Shanghai, Shenzhen, Kunming, Hangzhou dan kota-kota tingkat satu secara berturut-turut mengumumkan pelonggaran peraturan tentang pedagang kaki lima, yang mana tidak lagi melarang warga berdagang “di pinggir jalan”, media resmi bahkan mulai mempromosikan “ekonomi emperan”.

Seorang reporter dari media Taiwan “EBC News” baru-baru ini mengunjungi Pasar Malam Tongzhou di pinggiran kota Beijing, menemukan bahwa semakin banyak anak-anak muda yang mendirikan lapak di dalam pasar malam, dan banyak dari mereka adalah intelektual berpendidikan tinggi yang juga mencari nafkah dengan menjajakan dagangannya di lapaknya dalam pasar malam.

Jeff, seorang guru bahasa Inggris yang berjualan di pasar malam mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa ia kehilangan kesempatan untuk menghasilkan uang dengan memberikan les bahasa Inggris kepada muridnya karena “kebijakan pengurangan ganda” yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Tiongkok pada tahun 2021, setelah itu dia beralih kerja di bidang yang berkaitan dengan perdagangan internasional. Namun kesempatan itu pun sirna akibat COVID-19. Sekarang ia terpaksa bergelut untuk menghidupkan keluarganya dengan berjualan di pasar malam.

Jeff mengatakan : “Coba Anda lihat itu pekerjaan baru atau peluang baru, sebenarnya tak jauh berbeda dengan mengelabui diri sendiri. Memang berjualan di emperan bisa menjadi penyelamat, membantu mengatasi kebutuhan yang darurat, tetapi dalam jangka panjang, itu hampir tidak ada artinya”.

Ada juga seorang wanita muda cantik yang menjual mie daging panggang Timur Laut di pasar malam, dia mengatakan bahwa restorannya tutup karena wabah, dia belum lulus dari universitas, sehingga dia dapat membantu orang tua meringankan beban hidup dengan berjualan di pasar malam.

Menurut sebuah laporan “chinatimes.net.cn”, setidaknya 28 kota di Tiongkok telah membuka kesempatan kepada warga untuk berdagang emperan.

Dalam hal ini, Tsai Ming-Fang, seorang profesor dari Departemen Ekonomi Industri di Universitas Tamkang, Taiwan memberi penjelasan dalam sebuah wawancara dengan Voice of America pada 9 Mei, bahwa ketika pabrikan asing menarik diri dari daratan Tiongkok, ekonomi menurun dan lapangan kerja menyusut, dan refleksi yang paling langsung adalah bahwa permintaan dalam negeri anjlok. Sedangkan ekonomi kaki lima dapat dijadikan harapan oleh warga untuk membantu memenuhi beberapa kebutuhan sehari-hari mereka.

“Saya pikir kebangkitan kembali ekonomi emperan, sampai batas tertentu mewakili perubahan dalam seluruh struktur ekonomi Tiongkok”, kata Tsai Ming-Fang.

Wu Qiang, seorang ilmuwan politik dan komentator Independen Beijing mengatakan, bahwa selama periode tiga tahun epidemi, masyarakat Tiongkok telah menjadi sasaran kontrol yang sangat ketat, dan sekarang mereka menghadapi pengangguran yang tinggi, kegagalan usaha kecil dan menengah, dan ekonomi yang hampir depresi. Lapangan kerja terus menyempit. Dengan latar belakang ini, pihak berwenang terpaksa mengizinkan warga menyambung hidup dengan berdagang di pinggir jalan. Ini adalah “kebijakan yang cukup marjinal tanpa kebijakan yang efektif dan substantif”. Bisa jadi ini menjadi catatan yang paling menyedihkan dalam sejarah RRT.

Wu Qiang mengatakan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, telah terjadi konflik yang tak terhitung jumlahnya antara warga sipil dengan petugas pamong praja. Beberapa tahun yang lalu, Beijing mengusir ratusan ribu “populasi kelas bawah” di malam musim dingin. Jenis konflik ini bukan hanya masalah sesederhana citra kota, tapi masalah ruang hidup masyarakat kelas bawah.

Sebelumnya, Davy J.Wong, seorang ekonom yang berbasis di Amerika Serikat, juga mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times pada 5 Mei, bahwa pihak berwenang Beijing tiba-tiba mengizinkan warga sipil berjualan di pinggir jalan karena pihak berwenang sadar bahwa perekonomian sedang memburuk, daya konsumsi menurun.

Dia mengatakan bahwa setelah tiga tahun wabah, simpanan rakyat Tiongkok pada dasarnya telah habis terpakai. Setelah mencabut kebijakan pencegahan epidemi yang ketat, rakyat menemukan bahwa simpanan mereka benar-benar ludes.

Davy J.Wong mengatakan : “Daya konsumsi masyarakat masih akan terus merosot di masa depan, perekonomian (Tiongkok) secara keseluruhan akan turun. Setelah ekonomi sempat rebound singkat karena pencabutan lockdown ketat, hari-hari sulit yang sesungguhnya segera akan menyusul.” (sin)

Xi Jinping Berkacamata Hitam dan Bermasker Menginspeksi Kawasan Baru Xiong’an Didampingi PM Li Qiang

0

oleh Li Jing

Kawasan Baru Xiong’an di Provinsi Hebei disebut sebagai “proyek pencapaian” Xi Jinping, tetapi dianggap sebagai “calon proyek terbengkalai” oleh dunia luar. Pada 10 Mei, Xi Jinping menginspeksi kawasan tersebut dengan didampingi oleh Perdana Menteri baru Li Qiang.

Menurut laporan China Central TV, Ni Yuefeng, Sekretaris Komite Partai Provinsi Hebei, Wang Zhengpu Gubernur Provinsi Hebei, PM. Li Qiang, Cai Qi, Anggota Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral PKT dan Direktur Kantor Umum Komite Sentral PKT, Ding Xuexiang, Anggota Komite Tetap Biro Politik Komite Pusat PKT dan Wakil Perdana Menteri Dewan Negara, mendamping Xi Jinping melakukan inspeksi di Kawasan Baru Xiong’an.

Dalam rekaman yang disiarkan oleh media resmi PKT CCTV, Xi Jinping mengenakan kacamata hitam dan bermasker saat menyampaikan pidato di lokasi pembangunan Stasiun Antarkota Xiong’an dan proyek Pusat Perdagangan Internasional, sedangkan Li Qiang, Cai Qi dan pejabat lainnya berdiri untuk mendengarkan bimbingan Xi Jinping.

Selain itu, dalam simposium tentang pembangunan Kawasan Baru Xiongan, Li Qiang dan Cai Qi ditempatkan di sekitar Xi Jinping dengan jarak tertentu antara tempat duduk mereka dengan Xi Jinping. Setelah pidato Xi Jinping, Li Qiang menekankan bahwa instruksi penting Xi Jinping harus “dipelajari dan dipahami serta diterapkan dengan baik”.

Xiong’an merupakan kawasan bary yang diusulkan oleh Xi Jinping pada tahun 2014. Otoritas PKT sangat mementingkan kawasan baru tingkat nasional ini, untuk dijadikan tempat memposisikannya “program-program milenium dan acara nasional”. Media pemerintah bahkan membandingkannya dengan Zona Ekonomi Khusus Shenzhen dan Kawasan Baru Shanghai Pudong.

Namun, Profesor Zhang Tianliang sebelumnya menunjukkan dalam program “Tianliang Time” bahwa Kawasan Baru Xiong’an sama dengan program “Swasembada Dalian” (menghamburkan dana), “Kebijakan Nol Kasus” (mencegah penyebaran epidemi), “Satu Sabuk dan Jalan” dan “Penyatuan Taiwan dengan Kekerasan”. yang semuanya akan menjadi proyek otoritas PKT yang terbengkalai.

Sangat jarang kunjungan Xi Jinping ke Kawasan Baru Xiong’an didampingi oleh Perdana Menteri Tiongkok. Sekali pun PM. Li Keqiang di masa lalu pun belum pernah mendampingi Xi ke kawasan tersebut. Kequali Li Qiang kali ini. 

Li Qiang adalah mantan Kepala Sekretaris Xi Jinping ketika menjabat sebagai Sekretaris Komite Partai Provinsi Zhejiang. Xi Jinping mencalonkan Li Qiang sebagai perdana menteri Dewan Negara pada bulan Maret tahun ini setelah Xi Jinping mendobrak praktik PKT untuk memulai masa jabatan ketiganya. Setelah Li Qiang menjabat, dia pertama-tama memposisikan Dewan Negara sebagai organ politik, yang harus melaksanakan kehendak Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok. Li Qiang juga merevisi aturan kerja Dewan Negara dan mengatur studi pidato Xi secara reguler, yang menimbulkan rasa pesimis dunia luar terhadap Li Qiang.

Komentar media Jepang : Li Qiang bakal memikul “kesalahan” bila gagal memimpin Dewan Negara

Baru bulan lalu, Nikkei Asian Review menerbitkan sebuah artikel analisis editor senior surat kabar tersebut, Katsuji Nakazawa. Menurut artikel tersebut, Li Qiang tidak memiliki pengalaman kerja di pemerintahan pusat, sedangkan pendahulunya semuanya menjabat sebagai wakil perdana menteri. Dia, yang telah mengoperasikan lockdown Kota Shanghai, bukanlah figur yang populer di kalangan masyarakat Tiongkok.

Artikel tersebut percaya bahwa jika Tiongkok gagal mencapai target pertumbuhan 5% setahun, kemampuan memimpin Li Qiang kemungkinan besar akan dipertanyakan. “Taruhannya tidak kecil. Jika Li Qiang gagal, maka Xi Jinping juga dapat dimintai pertanggungjawaban atas kesalahannya mempromosikan bawahan dekat”.

Komentator urusan terkini Li Linyi mengatakan kepada The Epoch Times pada 7 April tahun ini, bahwa Xi Jinping mungkin menunjukkan sikap yang seolah-olah tidak ingin mengendalikan Li Qiang, tetapi ingin membiarkannya melakukan sesuatu sesuai rencananya, padahal Xi Jinping ingin mengendalikan segalanya. Tindakan Li Qiang ini mungkin tidak banyak berpengaruh terhadap penyelamatan ekonomi dan melindungi partai. Namun, di bawah sistem otokratis PKT, terutama model kerja sama yang buruk dari sistem Xi Jinping – Li Qiang ini bakal menghantarkan partai komunis Tiongkok menuju jalan kehancuran. (sin)

Hasil Studi Baru : Epidemi Obesitas Dikaitkan dengan Faktor yang Tak Terduga

0

Harry Lee

Sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Metabolism telah mengungkapkan bahwa tingkat metabolisme basal (BMR) pada populasi di Amerika Serikat dan Eropa telah menurun selama tiga dekade terakhir, yang berpotensi berkontribusi pada meningkatnya epidemi obesitas di kedua wilayah tersebut.

Laju metabolisme basal, atau pengeluaran energi basal, mengacu pada energi yang dibutuhkan per unit waktu bagi tubuh untuk mempertahankan fungsi-fungsi vital seperti bernapas, sirkulasi darah, dan menjaga suhu tubuh. Sederhananya, BMR adalah jumlah kalori yang dibakar tubuh saat beristirahat. BMR adalah salah satu komponen dalam total pengeluaran energi tubuh. Komponen lainnya adalah pengeluaran aktivitas, yaitu jumlah kalori yang dibakar saat melakukan aktivitas fisik, seperti berlari atau berjalan.

Menurut penelitian tersebut, yang menganalisis data dari hari ini hingga akhir 1980-an dari hampir 4.800 orang dewasa di Eropa dan Amerika Serikat, total pengeluaran energi harian yang disesuaikan telah menurun secara signifikan sejak tahun 1990-an. Data menunjukkan penurunan sekitar 7,7 persen pada pria dan 5,6 persen pada wanita. Dalam hal pengeluaran energi basal yang disesuaikan, pria mengalami penurunan 14,7 persen dari waktu ke waktu, sementara penurunan wanita adalah 2 persen dan tidak dianggap signifikan. Namun, para penulis mencatat bahwa kumpulan data yang lebih besar dari pengukuran BMR dari hampir 10.000 orang dewasa di 163 studi selama 100 tahun terakhir menegaskan penurunan pada pria dan wanita.

“Kesimpulan yang mengejutkan adalah kita menghabiskan lebih sedikit energi saat beristirahat sekarang daripada yang dilakukan individu 30-40 tahun yang lalu!” John Speakman, seorang profesor di Chinese Academy of Sciences di Shenzhen, Tiongkok, dan penulis utama penelitian ini, menulis di Twitter. “Besarnya efek tersebut cukup untuk menjelaskan epidemi obesitas.”

Speakman membahas kurangnya signifikansi dari penurunan pengeluaran energi basal pada wanita, dengan mengaitkannya pada penyertaan data dari satu studi saja. “Jika data dari satu studi itu dihilangkan, trennya juga sangat signifikan pada wanita.”

Telah diterima secara luas bahwa perubahan berat badan terkait dengan ketidakseimbangan antara energi (kalori) yang dikonsumsi melalui makanan dan energi yang dikeluarkan (kalori yang dibakar) untuk mempertahankan hidup dan melakukan aktivitas fisik.

BMR memainkan peran penting, terhitung sekitar 60 hingga 75 persen dari total pengeluaran energi harian seseorang, terutama bagi mereka yang memiliki pekerjaan yang tidak banyak bergerak. Angka ini secara langsung berdampak pada tingkat pembakaran kalori seseorang dan pada akhirnya memengaruhi apakah seseorang mempertahankan, menambah, atau menurunkan berat badan.

Secara umum diyakini bahwa epidemi obesitas terutama disebabkan oleh penurunan tingkat aktivitas fisik dan peningkatan asupan makanan. Namun, penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat aktivitas fisik sebenarnya telah meningkat baik pada pria maupun wanita, tetapi total pengeluaran energi telah menurun secara signifikan, bersamaan dengan penurunan pengeluaran energi basal. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa peningkatan aktivitas fisik selama waktu luang-seperti joging atau berenang-mengimbangi peningkatan progresif dalam perilaku tidak aktif.

Mengapa Laju Metabolisme Basal Menurun Selama Beberapa Dekade?

Faktor yang mungkin penting dalam menjelaskan penurunan ini adalah makanan. “Pola makan telah berubah secara drastis selama 100 tahun terakhir,” kata Speakman.

Para penulis penelitian menunjukkan bahwa selama abad ke-20, pola makan masyarakat mengalami banyak perubahan, termasuk jumlah dan jenis karbohidrat, serat, dan lemak yang dikonsumsi. Sebagai contoh, pada 1910, lemak hewani menyumbang lebih dari 90 persen dari asupan lemak, tetapi saat ini, lemak hewani hanya menyumbang kurang dari 15 persen.

Para peneliti melakukan percobaan pada tikus untuk mengeksplorasi kemungkinan dampak dari perubahan pola makan ini, yang memungkinkan pola makan yang terkontrol dan terpantau dengan baik. Hasilnya menunjukkan bahwa asupan lemak jenuh dapat menjadi faktor penting dalam pengeluaran energi basal yang lebih rendah. Lemak jenuh, yang ditemukan dalam keju, mentega, dan daging, umumnya dianggap tidak sehat, sementara lemak tak jenuh, yang ditemukan terutama dalam makanan nabati seperti kacang-kacangan, alpukat, dan minyak zaitun, dianggap sehat. Temuan ini dapat mengindikasikan bahwa pergeseran pola makan kita dari lemak hewani ke lemak nabati selama satu abad terakhir mungkin telah berkontribusi pada penurunan pengeluaran energi, yang memengaruhi tingkat metabolisme kita dan dengan demikian membuat obesitas menjadi lebih mungkin terjadi.

Namun, para peneliti mengakui bahwa penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan.

Selain itu, aspek lain dari pola makan, seperti asupan serat, juga dapat mempengaruhi tingkat metabolisme dan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Faktanya, sebuah uji coba terkontrol secara acak dari tahun 2017, yang mengamati 81 orang dewasa, menemukan bahwa asupan serat memengaruhi tingkat metabolisme saat istirahat. Namun, mekanisme yang tepat tentang bagaimana serat dapat meningkatkan metabolisme masih terus dipelajari.

Faktor-faktor Lain yang Mungkin Terjadi pada Penurunan Laju Metabolisme

“Tempat pertama yang harus dilihat adalah pasokan makanan kita, tetapi kita juga perlu melihat racun lingkungan, seperti plastik, pestisida, bahan kimia lainnya, dan lain-lain.,” Dr. Christopher Palmer, asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School yang berspesialisasi dalam hubungan antara metabolisme dan kesehatan mental, yang tidak menjadi bagian dari penelitian ini, menulis di Twitter. “Sesuatu di lingkungan kita meracuni mitokondria kita.”

Mitokondria, organ kecil di dalam sel, memainkan peran sentral dalam metabolisme energi dengan mengubah energi dari makanan menjadi bentuk yang dapat digunakan tubuh.

Dr. Anders Rehfeld, seorang peneliti fisiologi sperma manusia dari Denmark, memiliki keprihatinan yang sama dan mencatat penurunan jumlah sperma selama 40 tahun terakhir. Dia menulis di Twitter bahwa “perubahan yang begitu cepat dan meluas jelas menunjukkan adanya penyebab lingkungan.” Paparan bahan kimia lingkungan dan perilaku gaya hidup yang tidak sehat adalah dua alasan utama penurunan jumlah sperma secara global, Dr. Shanna Swan, salah satu ahli epidemiologi lingkungan dan reproduksi terkemuka di dunia dan penulis studi tentang sperma, mengatakan kepada The Epoch Times pada Maret.

Cara Mempercepat Metabolisme

Mengapa metabolisme melambat adalah “fenomena yang kompleks,” ujar Konstantinos Spaniolas, direktur Pusat Penurunan Berat Badan Bariatrik dan Metabolik di Universitas Stony Brook, kepada The Epoch Times. Namun, dengan mengetahui mengapa hal itu terjadi akan mengarah pada cara-cara baru untuk memerangi obesitas. “Saya pikir bagian yang penting adalah apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya.”

Spaniolas menambahkan bahwa meningkatkan aktivitas fisik adalah salah satu cara untuk meningkatkan profil metabolisme dan obat-obatan serta pembedahan juga diperlukan untuk mengobati obesitas.

Beberapa dokter naturopati menyatakan bahwa penyembuhan metabolisme harus didahului dengan penurunan berat badan. Sebuah artikel ilmiah tahun 2005 menunjukkan bahwa diet makanan yang seimbang dan lengkap-dirancang untuk mengurangi atau mencegah resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas insulin, dan membangun otot-dapat meningkatkan metabolisme.

Meningkatkan metabolisme juga dapat melibatkan tidur yang cukup, manajemen stres, dan suplementasi nutrisi.

Keterbatasan Studi

Para penulis studi mengakui bahwa salah satu keterbatasan utama adalah desain cross-sectional, yang tidak memungkinkan untuk membangun hubungan sebab akibat antara perubahan tingkat metabolisme dan perubahan tingkat obesitas. Selain itu, meskipun telah menyesuaikan pengeluaran energi basal dengan usia dan komposisi tubuh, faktor-faktor lain mungkin perlu dipertimbangkan.

Partisipan penelitian ini mungkin tidak mewakili populasi yang mendasarinya, dan penurunan BMR jangka panjang mungkin berasal dari faktor metodologis. (asr)

Studi Minuman Populer Menemukan 95 Persen Mengandung Plastikizer

0

Jesie Zhang – The Epoch Times

Para peneliti Spanyol menemukan dalam sebuah studi terhadap 75 sampel minuman bahwa hampir semuanya mengandung plasticizer-lapisan kimiawi yang membuat plastik menjadi lentur dan lembut-dan semakin banyak gula, semakin banyak pula kandungan plasticizer di dalamnya.

Plasticizer adalah bahan polimer yang ditambahkan ke plastik untuk fleksibilitas dan daya tahan yang diinginkan, dengan bisphenol A, juga dikenal sebagai BPA, dan ftalat yang paling umum digunakan.

Bahan-bahan ini juga digunakan dalam barang-barang sehari-hari seperti wadah penyimpanan makanan, makanan kaleng, dan beberapa perlengkapan mandi.

Namun, jumlah plasticizer yang berlebihan dalam makanan dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati, ginjal, dan sistem reproduksi.

Hal ini juga telah dikaitkan dengan penyebab keguguran, kelainan bawaan, dan bahkan kanker.

Diterbitkan di Environment International, para peneliti menganalisis sampel air, cola, jus, anggur, dan minuman panas dan menemukan bahwa terlepas dari kemasannya, gula tambahan ditemukan paling signifikan.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa lebih dari 95 persen minuman mengandung setidaknya satu dari 19 bahan pemlastis yang kami analisis, yang menunjukkan keberadaan senyawa-senyawa ini di mana-mana dan paparannya dalam kehidupan kita sehari-hari,” jelas Julio Fernández Arribas.

Fernández Arribas adalah penulis pertama dari penelitian ini dan seorang peneliti dari Institute of Environmental Assessment and Water Research (IDAEA) dari Dewan Riset Nasional Spanyol.

Mereka mendeteksi tingkat kontaminasi tertinggi pada minuman ringan bergula dan jus dengan tambahan gula, dengan rata-rata 2.876 nanogram per liter dan 2.965 ng/L, masing-masing.

Tingkat kontaminasi terendah ditemukan pada air kemasan (2,7 ng/L) dan kopi (24 ng/L), diikuti oleh anggur, minuman ringan tanpa gula, teh, dan jus tanpa tambahan gula.

Air keran Barcelona memiliki tingkat yang jauh lebih tinggi daripada air kemasan, masing-masing 40,9 ng/L dan 2,7 ng/L plasticizer, yang menurut para peneliti terutama disebabkan oleh bahan kimia yang mungkin berasal dari pipa air plastik yang digunakan di Spanyol.

“Salah satu hasil yang paling mencolok adalah pengamatan bahwa minuman manis memiliki tingkat plasticizer yang lebih tinggi, terutama karena adanya 2-ethylhexyldiphenyl phosphate (EHDPP),” ujar peneliti IDAEA sekaligus penulis utama studi tersebut, Ethel Eljarrat.

EHDPP berkaitan dengan peningkatan risiko menderita beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan rahim.

Yang mengejutkan, jenis kemasan-kaca, plastik, atau kaleng-tidak terlalu penting dalam menentukan kadar plasticizer dalam minuman.

Mereka menemukan bahwa lapisan plastik pada tutup logam botol kaca melepaskan delapan senyawa terpisah ke dalam minuman, dan dalam kasus satu merek jus, botol kaca mengandung kadar plasticizer sepuluh kali lebih tinggi daripada kemasan lainnya.

Minuman dengan Pemanis Buatan

Minuman berpemanis lazim di sejumlah negara, terutama di kalangan pria dewasa muda, yang meramalkan kenaikan berat badan populasi yang terus berlanjut dan beban penyakit kronis yang tinggi.

Misalnya, sebuah studi populasi terhadap 3.430 orang dewasa menemukan bahwa hampir setengah dari orang dewasa Australia telah mengonsumsi minuman tinggi gula dalam seminggu terakhir.

Konsumsi jus buah adalah yang paling banyak, yaitu hampir 40 persen, diikuti oleh soda 29 persen, soda dengan pemanis buatan 18 persen, minuman olahraga delapan persen, dan minuman berenergi empat persen.

Sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Amerika Serikat, Inggris, dan Norwegia, konsumsi soda yang lebih tinggi dikaitkan dengan laki-laki, usia yang lebih muda, ketidakberuntungan sosial ekonomi, seringnya mengonsumsi makanan untuk dibawa pulang, obesitas, dan diagnosis penyakit jantung atau depresi.

Selain itu, kadar bahan pemlastis dalam makanan Australia umumnya rendah, menurut survei terbaru Food Standards Australia & New Zealand (FSANZ).

Mereka menganalisis tujuh pemlastis ftalat, adipat, dan sitrat yang mungkin digunakan dalam bahan kemasan makanan.

“Perkiraan paparan makanan untuk konsumen Australia berada di bawah Nilai Panduan Berbasis Kesehatan yang diakui secara internasional, dan tidak ada risiko kesehatan yang cukup besar yang teridentifikasi untuk populasi Australia,” kata FSANZ. (asr)

Siberian Husky Sebesar Beruang Memikat Semua Orang Dengan Mata Birunya yang Bersinar

0

Louise Chambers – The Epoch Times

Seekor Siberian husky raksasa dengan mata biru yang tajam telah menghebohkan dunia maya dengan perawakannya yang menakjubkan.

Siberian Husky SeQuoi Tenko lahir pada 7 Januari 2020. Ia menjadi teman kesayangan Nicole Spahn, 32 tahun, saat ia berkendara ke utara dari rumah ibunya di Wisconsin, Amerika Serikat untuk menjemputnya, dua bulan kemudian.

“Saya sebelumnya telah bertemu dengannya pada  Februari setelah saya menaruh uang jaminan untuknya. Saya sangat bersemangat untuk memiliki seekor Siberian husky yang bisa saya ajak berolahraga bersama,” kata Spanh kepada The Epoch Times.

(Courtesy of Nicole Spahn)

Spahn pertama kali melihat foto SeQuoi dan tertarik pada titik putih di dahinya. Dia langsung merasa bahwa mereka “saling memiliki.”

“Lucunya, titik putih itu telah memudar, dan selain bintik putih di dadanya dan beberapa bintik putih di cakarnya, pada dasarnya dia berwarna merah pekat,” kata Spahn.

Meskipun Spanh tidak pernah bertemu dengan induk Quoi, yang keduanya adalah husky Siberia yang terdaftar di American Kennel Club, ia tahu bahwa induknya berbulu pendek dan berwarna hitam pekat, sementara bapaknya “sangat berbulu” dan sebagian besar berwarna merah pekat dengan beberapa bintik putih.

Spanh, yang tinggal di Teton Valley di luar Jackson Hole, Wyoming, awalnya kesulitan memilih nama untuk anak anjing barunya. Dia kemudian memilih SeQuoi Tenko setelah menggabungkan dua referensi yang bermakna.

(Courtesy of Nicole Spahn)

“SeQuoi saya ambil dari kata sequoia… mereka adalah beberapa pohon tertinggi di dunia. Saya ingin dia menjadi besar, kuat, dan bertenaga. Tenko, saya diberitahu, adalah bahasa Jepang yang berarti ‘rubah surgawi,” katanya. 

Spanh dan Quoi sangat mengagumi salju Wyoming dan telah menjadi tak terpisahkan. Karena Spanh bekerja dari jarak jauh, pasangan ini menghabiskan hari di rumah bersama dan mencurahkan pagi dan malam hari untuk “petualangan mini” mereka.

“Jika musim dingin, kami akan bermain ski di pedalaman atau skijor, di musim panas, kami akan bersepeda gunung atau sepeda motor trail bersama,” katanya. 

(Courtesy of Nicole Spahn)

Pasangan ini senang mencoba hal-hal baru. Mereka telah mengendarai jet ski dan mobil salju, mendayung papan dayung, mendaki gunung, dan melakukan petualangan berkemah di pedalaman bersama.

“Saya pikir ikatan kami berasal dari kemampuan saya untuk memenuhi kebutuhannya sebagai Siberian husky,” kata Spinh.

Namun, memelihara husky bukanlah hal yang mudah. Trah ini dilaporkan sangat menuntut dan dibutuhkan kerja keras untuk membuat mereka tetap bahagia dan patuh.

“Siberian Husky adalah anjing pekerja, mereka dikenal sebagai seniman pelarian dan dapat merusak jika tidak dirangsang dengan benar,” kata Spinh. 

Oleh karena itu, mereka membutuhkan pemilik yang memiliki banyak waktu untuk mereka dan yang dapat membantu memberikan stimulasi mental dan fisik yang tepat.

“Secara umum, husky membutuhkan lebih banyak pelatihan daripada anjing lainnya,” kata Spinh.

(Courtesy of Nicole Spahn)

“Dorongan memburu mangsa yang sangat tinggi” pada husky dapat membuat mereka mendapat masalah karena mereka suka mengejar rusa, elk, rusa besar, dan bahkan ternak. Meskipun Spinh berhasil dengan pelatihan penguatan positif hingga Quoi berusia 9 bulan, sayangnya, husky ini pernah ditodongkan pistol oleh seorang peternak karena mengejar ternak. Spinh sejak itu belajar cara menggunakan kalung elektronik dari pelatih khusus ras untuk membantu mengingat dan mengatakan bahwa gadget tersebut telah menjadi “pengubah permainan”.

Tantangan besar dalam memiliki husky adalah mengajari mereka untuk memanggil kembali dari hewan liar dan ternak, yang sering kali melibatkan penyewaan pelatih profesional dan membeli peralatan listrik.

“Semua ini merupakan investasi finansial yang besar, hanya untuk memastikan anjing dapat menjalani kehidupan yang baik,” kata Spinh, sambil menambahkan, “Mereka juga dikenal sebagai anjing  pemilih, jadi bersiaplah untuk membuang banyak uang untuk camilan dan mengganti makanan mereka saat mereka bosan.

(Courtesy of Nicole Spahn)

“Singkatnya, mereka adalah diva dari dunia anjing!” katanya.

Meskipun Quoi  berbulu merah lembut dengan mata birunya yang tajam terlihat sehat di foto-foto Instagram-nya, anak anjing raksasa ini memiliki masalah kesehatan yang tidak terlihat: epilepsi, yang menurut dokter hewan Spinh adalah masalah genetik.

“Saat ini belum ada tes genetik untuk mengetahui apakah seekor husky merupakan pembawa epilepsi, jadi Anda harus mengandalkan pembiak yang berpengalaman,” kata Spinh, sambil menyarankan, “Pembiak yang baik akan bisa memberikan silsilah induk dan bapaknya kepada Anda, sehingga Anda bisa menelusuri garis keturunan mereka.”

Meskipun Spinh menyatakan bahwa dia tidak akan menukar Quoi – yang merupakan “anjing jiwa dan sahabat terbaiknya” – dengan apa pun di dunia ini, dia sangat menganjurkan orang untuk melakukan banyak penelitian tentang orang yang mereka beli anak anjingnya.

Untuk memastikan kesehatan genetik anjing, Spinh menyarankan untuk mengadopsi anjing yang lebih dewasa dari organisasi penyelamatan yang menampung banyak anjing yang membutuhkan rumah  penuh kasih sayang. Sementara itu, petualangan mereka terus berlanjut.

“Quoi dan saya benar-benar melakukan segalanya bersama-sama,” katanya. (asr)

Para Pemimpin Negara Mengenakan Baju Tenun Songke Manggarai Pada Hari ke-2 KTT ASEAN di Labuan Bajo

0

ETIndonesia- Saat hari kedua perhelatan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis, 11 Mei 2023. Para pemimpin negara ASEAN tampak mengenakan baju tenun songke Manggarai.

Dari Foto yang dirilis BPMI Setpres, Presiden Joko Widodo terlihat mengenakan tenun berwarna biru menyambut kedatangan para pemimpin di lobi Hotel Meruorah. Para pemimpin negara juga terlihat mengenakan tenun dengan warna yang beragam.

Songke adalah tenun khas masyarakat Manggarai yang berdiam di sisi barat Pulau Flores. Kain tenun ini wajib dikenakan saat acara-acara adat, antara lain saat kenduri (penti), membuka ladang (randang), hingga saat musyawarah (nempung).

Kain ini umumnya berwarna dasar hitam, sedangkan warna benang untuk sulam umumnya warna-warna yang mencolok, seperti merah, putih, oranye, dan kuning. Setiap motif mengandung arti dan harapan dari orang Manggarai dalam hal kesejahteraan hidup, kesehatan, dan hubungan baik antara manusia dan sesamanya, manusia dengan alam, maupun dengan Sang Pencipta.

Selepas semua pemimpin berkumpul di ruang tunggu naratetama lobi hotel, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin untuk berfoto bersama. Dengan latar belakang kapal pinisi, seluruh pemimpin tampak menyilangkan tangannya dan bergandengan.

Setelah itu, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin menuju Komodo Ballroom di Meruorah Convention Center untuk mengikuti Sesi Retreat KTT ke-42 ASEAN. (BPMI Setpres/asr)

Serangan Balasan Sudah Dekat, Tiga Front Serangan Ukraina

Shen Zhou

Seberapa besar perubahan yang akan ditimbulkan akibat serangan balasan yang sewaktu-waktu mungkin dilakukan Ukraina, telah dibahas terus menerus oleh berbagai pihak luar. Bulan Mei suhu udara meningkat secara signifikan, tanah yang berlumpur dan lunak dengan cepat mengering, pasukan Ukraina sepertinya mulai melakukan serangan penjajakan di banyak tempat, serangan balasan musim semi dan musim panas akan segera diluncurkan. Pasukan Ukraina memiliki tiga opsi garis serangan yang bisa dipilih, terutama tergantung situasi medan perang mana yang lebih menguntungkan, agar lebih dapat mengambil inisiatif.

1. Langsung Merebut Krimea

Jika Ukraina balas menyerang dari kawasan Kherson di selatan, dan langsung menyerang Krimea, hal ini dipandang sebagai operasi yang paling inovatif.

Jika Ukraina berhasil merebut kembali Krimea, maka AL dan AU Rusia akan kehilangan pangkalan mereka di Krimea, besar kemungkinan akan sulit menguasai Laut Hitam. Rudal anti-kapal Ukraina mungkin dapat membuat aksi Armada Laut Hitam Rusia menjadi sangat terbatas, dan rudal anti udara membuat jet tempur Rusia tidak akan berani sembarangan beraksi. Ada harapan Ukraina akan merebut kembali jalur transportasi Laut Hitam.

Sangat besar makna politik bagi Ukraina dengan merebut kembali Krimea, hal ini akan menyebabkan Istana Kremlin langsung terjerumus ke dalam krisis politik. Jalur serangan balasan pasukan Ukraina merebut kembali Krimea sangat menggoda, tapi tingkat kesulitan dan risikonya juga sangat besar.

Pertama-tama pasukan serangan balasan Ukraina harus menyeberangi Sungai Dnipro dengan skala besar dari sisi Kherson, ponton atau jembatan apung yang dibuat insidentil kemungkinan besar akan menjadi sasaran serangan meriam dan roket Rusia, pesawat tempur Rusia mungkin juga akan melakukan serangan udara; dan berapa lama ponton dapat bertahan sulit dipastikan, pasukan dan peralatan yang dikonsentrasikan di sekitarnya juga dalam kondisi relatif berbahaya.

Jika pasukan Ukraina berhasil menyeberangi sungai, dan menerobos garis pertahanan Rusia, sepanjang perjalanan langsung menyerbu Krimea, pasokan logistik akan sangat krusial. Pasokan logistik Ukraina harus menyeberangi sungai, jalur logistik akan menjadi semakin panjang, sehingga semakin berisiko akan dirampok oleh pasukan Rusia. Pasukan Ukraina mau tidak mau harus membagi kekuatan pasukan, untuk membangun garis pertahanan di sepanjang jalan, menahan Rusia yang mungkin akan menyerang ke selatan.

Setelah kekuatan utama Ukraina memasuki Krimea, jika Rusia menyerang ke selatan, mungkin akan memblokir Ukraina di Krimea, dan memutus jalur logistik darat Ukraina; bahkan tank dan panser Ukraina yang lebih canggih pun tidak akan banyak berguna, kekuatan pasukan Rusia mungkin akan kembali berada di atas angin, akibatnya akan sulit diprediksi.

Diperkirakan panglima Ukraina akan memutuskan dengan sangat hati-hati, tidak akan membiarkan kekuatan utama serangan baliknya berada dalam bahaya. Serangan balasan Ukraina mungkin dapat mengakibatkan korban tewas maupun terluka cukup besar pada pihak Rusia, tapi jika bersua dengan kekuatan utama yang paling elite, maka akan terjebak menjadi pasif dan kerugiannya lebih besar daripada keuntungannya.

2. Serangan Mendadak Di Front Tengah

Jalur serangan balasan yang paling aman bagi pasukan Ukraina seharusnya adalah dari kota bagian tengah Zaporizhzhia menyeberangi Sungai Dnipro, lalu melancarkan serangan ke arah selatan.

Rentang sungai di kawasan Zaporizhzhia agak sempit, sebagian besar kawasan di pesisir timurnya berada di tangan Ukraina, jika pasukan Ukraina dapat menyeberangi sungai dengan aman, pasokan logistik relatif lebih lancar. Setelah pasukan Ukraina menyeberangi sungai, juga akan lebih mudah bermarkas, untuk mencari peluang ke selatan, utara, atau ke timur, ruang untuk manuver lebih besar; walaupun serangan gagal, masih bisa mundur dengan aman.

Zaporizhzhia tergolong kota berukuran sedang, agak cocok dijadikan basis transit dalam serangan balik pasukan Ukraina, pasukan Rusia berulang kali menyerang kawasan ini dengan rudal dan pesawat nirawak, tapi efek serangannya sangat terbatas. Rusia memperkirakan bahwa Ukraina kemungkinan besar akan melakukan serangan balasan dari tempat ini, jadi Rusia telah menempatkan pertahanan yang kokoh di kawasan selatan dari kota Zaporizhzhia ini.

Beberapa bulan terakhir, Rusia terus meningkatkan serangan di Donetsk, timur Ukraina, jelas-jelas mengetahui pasukan Ukraina kemungkinan besar akan menjadikan Zaporizhzhia, tapi justru tidak berupaya menyerang Zaporizhzhia. Ini berarti pasukan Rusia menyadari kekuatan prajuritnya tidak memadai, dan tidak yakin dapat terus mendorong maju sampai ke Zaporizhzhia, sehingga tidak berani berhadapan langsung berseberangan sungai dengan Ukraina di wilayah tengah.

Sejak pasukan Rusia membatalkan rencananya menyerang Kiev, kekuatan serangan utama semua digunakan di wilayah timur Ukraina, dan mengambil posisi bertahan di wilayah timur dan selatan. Walaupun bisa meraih sedikit kemajuan di wilayah Timur, sebenarnya pasukan Rusia juga berada dalam posisi berbahaya, selalu sulit terlepas dari perang atrisi yang saling tarik ulur. Misalnya Rusia dapat maju dari daerah tengah menuju pesisir timur Sungai Dnipro, pertahanan setelah itu akan jauh lebih mudah, juga lebih besar kemungkinan menjadi kartu as untuk bernegosiasi, tapi pasukan Rusia sudah tidak mempunyai kekuatan itu.

Pasukan Rusia telah menempatkan garis pertahanan berusaha mencegah serangan balasan Ukraina ke selatan, pihak Ukraina telah memperoleh ratusan unit tank, tapi diprediksi Ukraina tidak akan melakukan serangan berhadapan secara membabi buta.

Dari tengah ke timur wilayahnya begitu luas, pasukan Ukraina akan selalu dapat menemukan titik kelemahan Rusia. Ukraina dapat menyisakan sebagian pasukannya, menyusuri pesisir timur Sungai Dnipro menyerang ke arah selatan atau berpura-pura menyerang, sedangkan sebagian lainnya mengitari samping garis pertahanan utama Rusia, dan menyerang Rusia dari belakang. Pasukan serangan balasan dari dua arah jika dilakukan secara menjepit, akan membentuk kepungan terhadap pasukan Rusia yang bertahan di tengah, berdasarkan kondisi mental pasukan Rusia saat ini, cara ini mungkin akan membuat mereka melarikan diri meninggalkan basisnya, pertahanan yang telah disusun seksama itu mungkin bisa dihancurkan tanpa upaya berarti.

Pasukan Rusia di wilayah timur mungkin akan datang memberikan bantuan, menghadang pasukan Ukraina yang menyerbu; tapi menilai dari perlengkapan yang ada dan kualitas serdadu saat ini, pasukan Rusia kemungkinan telah kehilangan kemampuan tempur mobilitas berskala besar yang efektif, jadi walaupun dibentuk suatu pasukan bala bantuan, sepertinya akan sulit membendung pasukan Ukraina yang dipersenjatai lengkap dan terlatih sistematis.

Baik pasukan Ukraina memukul keras pasukan bala bantuan timur Rusia, maupun sukses mengepung pasukan pertahanan tengah Rusia, keduanya akan menjadi serangan balasan yang berhasil. Memang penting bagi Ukraina untuk merebut kembali wilayahnya, namun mengalahkan pasukan Rusia adalah yang paling utama.

3. Serangan Kuat Wilayah Timur

Pada September 2022, pasukan Ukraina di luar dugaan melakukan serangan balasan berskala besar dari arah timur laut, dan berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah, terutama karena pertahanan Rusia yang lemah. Setelah Rusia menambah pasukannya, diutamakan untuk memperkuat serangan di timur Ukraina, juga menempatkan kembali pertahanan mendalamnya.

Serangan balasan Ukraina masih bisa dilakukan dari tengah atau selatan, memaksa sebagian pasukan Rusia dari timur bergerak ke selatan memberikan bantuan. Setelah memperoleh banyak kendaraan lapis baja bantuan NATO, sebagian kemampuan mobilitas pasukan Ukraina mungkin telah melampaui Rusia, pasukan Ukraina dapat mencari peluang untuk membinasakan pasukan bala bantuan Rusia yang bergerak ke selatan, juga dapat bergerak dengan cepat ke utara, lalu melancarkan serangan keras dari timur, ada kemungkinan bisa melakukan serangan secepat kilat tanpa sempat dibalas oleh Rusia.

Walaupun pasukan Rusia berkumpul di daerah timur, tapi semangat perangnya tidak tinggi. Jika Ukraina dapat dengan cepat menerobos garis pertahanan Rusia, akan menyebabkan kekacauan dan mengalahkan Rusia. Walaupun korban di pihak Ukraina mungkin sangat besar, tapi daya bunuh terhadap pasukan Rusia yang padat bermarkas juga akan sangat besar, kerugian perlengkapan di pihak Rusia mungkin juga lebih banyak, hal ini dapat kembali mematahkan semangat tempur pasukan Rusia.

Salah satu syarat bagi Ukraina untuk melakukan gempuran dari timur adalah pasukan Rusia dipaksa memberi bantuan ke selatan, jika tidak maka pasukan Ukraina tidak akan mengambil risiko itu. Risiko pasukan Ukraina menyerang balik dari timur, lebih besar daripada menyerang balik dari jalan tengah, tapi hasil perolehannya juga lebih besar, ada kesempatan menghancurkan kekuatan utama pasukan Rusia, sekali gebrakan dapat memutar balikkan situasi perang. Pasukan AS dan NATO seharusnya akan terus memberikan bantuan intelijen bagi pihak Ukraina, tidak akan membiarkan Ukraina menempuh risiko, dan jika menemukan peluang akan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Kekuatan pasukan Ukraina mungkin tidak cukup kuat menerobos pertahanan Rusia di sepanjang wilayah timur, tapi hanya dengan menerobos sebagian saja, kubu pertahanan Rusia dapat dihancurkan, pasukan Ukraina juga bisa menarik pasukan bila sudah menang, dengan tujuan membinasakan pasukan Rusia dalam jumlah besar, sewaktu-waktu mengubah mobilitas serangan dan pertahanan. Tingkat kesulitan Ukraina mempertahankan garis logistik di wilayah timur tidak akan lebih besar dibandingkan di wilayah lain, apalagi setelah beberapa bulan terus berperang sengit melawan Rusia, dan telah berhasil membendung serangan Rusia. 

Kemungkinan Hasil Serangan Balik

Pada 27 April lalu, Sekjend NATO Jens Stoltenberg secara terbuka mengungkapkan, NATO telah memberikan 230 unit tank kepada Ukraina, dan lebih dari 1.550 unit kendaraan lapis baja, serta melatih dan mempersenjatai lebih dari 9 brigade panser baru Ukraina. Jelas, NATO sangat yakin dengan perlengkapan dan standard pelatihannya, mengisyaratkan kemampuan tempur pasukan Ukraina yang baru dilatihnya tersebut melebihi pasukan Rusia. Ada pula informasi menyebutkan, pasukan Ukraina mungkin telah membentuk 12 brigade tempur baru.

Menurut statistik, pasukan Ukraina setidaknya telah berhasil merampas 549 unit tank Rusia, setelah diperbaiki sebagian bisa diterjunkan dalam perang serangan balasan, pasukan Ukraina sendiri juga terus memperketat latihan. Pihak luar berpendapat pasukan serangan balasan yang dipersiapkan secara seksama oleh Ukraina mungkin mencapai 80.000 orang. Pada Maret lalu, saat serangan Rusia di wilayah timur sedang gencar-gencarnya, sempat mengira Ukraina mungkin memiliki sekitar 200.000 orang tentara cadangan.

Berapapun jumlahnya, Ukraina telah mengumpulkan kekuatan serangan balasan yang relatif besar, juga memperoleh kendaraan lapis baja yang krusial, seharusnya mampu menerobos garis pertahanan Rusia yang rapuh. Hanya dari pihak AS saja telah memberikan 160 unit meriam M114 Howitzer kaliber 155 mm sebanyak 160 unit, dan M101 Howitzer sebanyak 72 unit, sistem roket M142 HIMARS sebanyak 38 unit, mortir MO 120 RT sebanyak 47 unit, mortir jenis lain sebanyak 135 unit, dengan daya gempur sebesar itu cukup untuk menimbulkan korban sangat besar di pihak Rusia.

Menurut Gedung Putih, sejak Januari 2023,  jumlah pasukan Rusia yang menjadi korban di Ukraina sebanyak 100.000 orang, dengan 20.000 orang di antaranya meninggal dunia. Pada 2022 pasukan Rusia yang menyerang Ukraina sebanyak 200.000 orang, pada 2022 korban luka dan tewas sebanyak 100.000 orang; Rusia buru-buru menambah pasukan sebanyak 300.000 orang; saat ini jumlah pasukan Rusia di Ukraina telah melampaui 300.000 orang. Akan tetapi Rusia telah kehilangan setidaknya 50% tank jenis T-72 yang telah di-upgrade dan sekitar 2/3 tank jenis T-80.

Rusia sudah tidak mampu mempertahankan operasi militer dengan unit taktis tingkat batalyon. Menurut catatan terbaru daftar rampasan Ukraina dari tangn Rusia menunjukkan, Rusia telah menyusun ulang unit taktis tingkat batalyon menjadi komando serangan yang diperlengkapi dengan 6 unit tank, 12 unit panser, serta serangkaian roket, meriam, senjata anti-tank, dan unit bala bantuan; saat penyerangan, satu kompi menggunakan 1 unit tank, 4 unit panser, berikut 12 hingga 15 orang peleton penyerang untuk bergerak maju.

Unit serangan serupa kekuatannya menurun drastis, lebih terlihat seperti serangan infanteri, inilah salah satu alasan serangan Rusia di timur sulit meraih kemajuan yang berarti. Rusia memfokuskan serangan di kota Bakhmut di timur Ukraina yang tidak begitu memiliki makna strategis, hingga kini juga tidak mampu sepenuhnya menguasainya.

Rusia kemungkinan berupaya menguras personel serdadu pertahanan Ukraina, populasi Rusia lebih besar, mengira bisa terus merekrut pasukan; di saat yang sama merasakan serdadu Ukraina sulit bertahan, atau telah membuat Ukraina lelah bertahan, dan sulit melakukan serangan balasan berskala besar. Akan tetapi korban jatuh di kedua pihak tidak berbanding lurus, pasukan Ukraina justru berhasil menghambat Rusia, taktik menyerang untuk bertahan yang dilakukan pasukan Rusia telah gagal.

Setiap bulan Rusia rata-rata kehilangan 140 unit tank, setiap bulan hanya bisa memproduksi 20 unit tank. Rusia masih memiliki banyak meriam, tapi kurang amunisi, tidak mampu menembakkan 20.000 peluru meriam setiap hari seperti pada 2022. Iran sedang berupaya memasok peluru meriam bagi Rusia, RRT seharusnya tidak secara terang-terangan memasok amunisi.

Untuk mempertahankan serangan, Rusia telah menempatkan sekitar 200.000 serdadu di timur Ukraina; di wilayah tengah dan selatan diperkirakan telah menempatkan 100.000 serdadu untuk pertahanan. Pertahanan Rusia di selatan yang paling rapuh; kawasan sambungan antara wilayah tengah dan selatan diperkirakan juga sangat rapuh, seharusnya tempat inilah yang paling besar kemungkinannya pasukan Ukraina akan merebut posisi aktif.

Kesimpulan

Serangan balasan pasukan Ukraina, mungkin akan berpura-pura menyerang di Kherson di selatan, fokusnya adalah mengepung dari tengah ke selatan, menjatuhkan garis pertahanan Rusia di tengah dan selatan, dengan harapan dapat merebut lebih banyak wilayah di selatan, setidaknya bisa memutus sebagian hubungan utara-selatan pasukan Rusia.

Jika Rusia mengirim bantuan dari timur ke selatan, maka Ukraina akan menyerang pasukan bala bantuan, juga dapat beralih melakukan serangan keras ke timur.

Jika pasukan Rusia meninggalkan wilayah selatan, maka setelah berpijak kokoh di selatan, Ukraina akan bisa mengarah ke selatan merebut Krimea; juga dapat mengarah ke timur untuk mengepung, membentuk setengah kepungan terhadap Rusia.

Ukraina belum mendapatkan bantuan pesawat tempur dari NATO, sehingga tidak memiliki keunggulan di udara, tapi tetap dibutuhkan serangan balasan darat untuk memecahkan kebuntuan perang dan merebut inisiatif, hanya saja belum bisa mewujudkannya dengan sekali gebrakan.

Perang telah berlangsung selama setahun lebih, pertumpahan darah tak terhindarkan, selama korban di pihak Rusia lebih banyak, dan sulit mempertahankan wilayah Ukraina yang dikuasainya, berakhirnya perang pun tidak akan lama lagi. (Sud/whs)

Mengapa Filipina Tidak Percaya Pada Beijing?

Wang He

Sebagai Presiden Filipina yang berkunjung untuk pertama kalinya ke AS setelah hampir 11 tahun lamanya, perolehan terbesar yang diraih oleh Marcos Junior alias Bongbong Marcos dalam kunjungan ini adalah memastikan janji perlindungan keamanan dari AS. 

Pada 3 Mei lalu, AS dan Filipina untuk pertama kalinya mengumumkan “Pedoman Pertahanan Bilateral” (Bilateral Defense Guidelines), mengkaji ancaman yang muncul di berbagai bidang serta tindakan apa yang ditempuh untuk menghadapi ancaman tersebut, khususnya terhadap serangan yang terjadi di Laut Tiongkok Selatan yang penuh kontroversi, termasuk serangan terhadap penjaga pantai Filipina.

Tahun 1951, AS dan Filipina telah menandatangani Perjanjian Pertahanan Bersama, dan menjadi sekutu militer; tetapi, lingkup dari perjanjian pertahanan AS itu selalu “ambigu secara strategis”. 

Sekarang, Filipina mendapati dirinya berada dalam “situasi geopolitik yang paling rumit di dunia”, Bongbong mengatakan, “Tentu saja Filipina berharap agar dapat mempererat dan mendefinisi ulang hubungan bilateral dengan satu-satunya mitra di dunia, serta peran yang dimainkan dalam menghadapi situasi di Laut Tiongkok Selatan dan kawasan Indo-Pasifik yang semakin tegang.”

Biden memberitahu Marcos Junior, perjanjian pertahanan untuk melindungi Filipina “kokoh ibarat besi”. Untuk dapat menghilangkan kekhawatiran Filipina terhadap AS, pihak AS juga cukup serius melakukan upaya meyakinkan.

Secara individu: pada 3 Mei lalu Menhan AS Austin mengadakan upacara penyambutan salut militer bagi Marcos Junior di Pentagon, ini adalah untuk pertama kalinya Pentagon menyambut pemimpin negara asing dengan skala salut militer selama masa pemerintahan Biden. Beberapa waktu sebelumnya, yakni pada 26 April lalu, dalam latihan perang bersama “Balikatan 23” militer AS dengan Filipina dengan skala yang belum pernah ada sebelumnya, Dubes AS untuk Filipina didampingi Bongbong hadir di lokasi menyaksikan penembakan dengan amunisi nyata, menenggelamkan sebuah kapal perang non-aktif. Bahkan ketika Marcos Junior terpilih tahun lalu yang pertama menelepon memberikan selamat adalah Biden, dengan menyatakan “mengharapkan dengan terpilihnya Marcos Junior dapat mempererat aliansi antara AS dengan Filipina”.

Secara perjanjian keamanan AS terhadap Filipina: (1) Pada 2019 lalu Menlu AS kala itu yakni Pompeo pertama kali menjanjikan (bila pasukan, pesawat, atau kapal Filipina diserang di Laut Tiongkok Selatan, maka berdasarkan pasal 4 dalam “Mutual Defense Treaty”, AS wajib memberikan perlindungan bagi Filipina), setelah itu terus menerus ditegaskan kembali, hingga kali ini kedua negara secara serius mengumumkan “Pedoman Pertahanan Bilateral”.

(2) Pada 6 Februari lalu, pasca terjadinya “Peristiwa Laser” antara kapal RRT dengan Filipina, pihak AS pun langsung mengumumkan “AS akan berpihak pada sekutu Filipina”, serta menyatakan apa yang dilakukan oleh Polisi Laut Beijing adalah “tindakan provokasi dan tidak aman”, “secara langsung telah mengancam stabilitas dan perdamaian regional, melanggar UU internasional yang menjamin kebebasan pelayaran di Laut Tiongkok Selatan”, serta menyebutkan bahwa hasil arbitrase Laut Tiongkok Selatan 2016 memiliki kekuatan ikatan hukum atas RRT dan juga Filipina.

(3) Pada 23 April lalu, kembali terjadi konflik antara RRT dengan Filipina di dekat Dangkalan Second Thomas, Kepulauan Spratly (kali ini pihak Penjaga Pantai Filipina mengundang wartawan BBC untuk meliput keseluruhan proses, media massa arus utama internasional itu dapat menjadi yang pertama mengekspos aksi RRT menindas negara kecil). Pada 28 April, Komandan Armada Pasifik AS (US Pacific Fleet, USPACFLT) yakni Laksamana Samuel Paparo saat diwawancarai secara daring oleh Nikkei menyatakan, AS telah bersiap membantu Filipina, memenuhi kewajiban AS memasok logistik bagi sebuah kapal angkut amfibi Filipina yang kandas, dan mencegah aksi provokasi RRT di Laut Tiongkok Selatan, hanya saja hingga kini Filipina belum meminta bantuan dari AS. Ini berarti AS “bersiap sewaktu-waktu” turun tangan bila terjadi konfrontasi antara Filipina dengan PKT. Jelas, AS sedang menggunakan berbagai cara untuk kembali mendapatkan kepercayaan dari Filipina.

Bagaimana dengan PKT? Begitu bodoh dan arogannya menolak Filipina. Faktanya, kebijakan Beijing terhadap Filipina, berbeda di mulut dengan tindakan, dalam hal ini Filipina sudah banyak dirugikan. Contohnya, Beijing menyatakan: (1) Bersahabat dan berdampingan dengan negara tetangga, menjaga keharmonisan, keamanan, dan kemakmuran dengan negara tetangga, menonjolkan sikap kedekatan, ketulusan, dan toleransi; (2) Pihak RRT selalu menempatkan Filipina sebagai orientasi prioritas diplomatik peripheral, menyikapi hubungan RRT-Filipina dengan skala strategis dan menyeluruh, serta mengemukakan posisi hubungan “tiga kebaikan”, yakni: “menjadi tetangga baik yang saling membantu, saudara baik yang saling memahami dan akrab, rekan baik yang bekerjasama saling menguntungkan”.

Pernyataan ini memang indah didengar, tapi faktanya? Faktanya adalah “mengancam dan menjanjikan dengan keuntungan”, PKT tidak pernah menganggap Filipina sebagai tetangga yang setara, dan selalu memikirkan cara untuk “menaklukkan” Filipina.

Pertama Soal “Mengancam”

Hal ini terutama tampak pada sikap keras dalam konflik Laut Tiongkok Selatan. Masalah kedaulatan atas pulau dan terumbu karang serta demarkasi maritim, sangat sensitif dan rumit. Setelah “Konvensi PBB Tentang Hukum Laut” (UNCLOS) mulai berlaku sejak 1982, seharusnya penyelesaian konflik secara damai diselesaikan berdasarkan konvensi ini. Apalagi RRT adalah negara besar, sedangkan pihak konflik lainnya adalah negara kecil, seharusnya pihak RRT hati-hati, hati-hati, dan lebih hati-hati lagi.

Pada 2002 Beijing telah menandatangani Declaration on Conduct of the Parties in the South China Sea (DOC) bersama dengan 10 negara anggota ASEAN, deklarasi ini seharusnya menjadi pondasi perundingan, menjadi panduan sikap yang harus dicapai oleh semua pihak. Tetapi arogansi PKT tidak juga berubah, selalu bersikap bertentangan dengan semua pihak terkait lingkup penerapan “kode etik” DOC tersebut, kekuatan hukum yang mengikatnya, bagaimana klarifikasi dan pelaksanaan pasal-pasal yang krusial dalam DOC, proses perundingan terus ditunda, hingga Maret 2023 ini baru dimulai perundingan putaran pertama.

Di saat yang sama, PKT terus menggunakan kekuatannya (bahkan kekerasan) hendak mengubah situasi di Laut Tiongkok Selatan. Contohnya pada 2012, telah terjadi “Insiden Scarborough Shoal” antara RRT dengan Filipina, PKT telah berhasil menguasai Scarborough Shoal; mulai 2013 melakukan reklamasi laut dalam skala besar — “membuat pulau” dan me-militerisasi pulau tersebut, dan telah rampung membangun sistem militer segitiga besar (dengan Paracel Island, Scarborough Shoal, dan Spratly Island sebagai titik pangkalan) berikut sistem militer segitiga kecil di Spratly Island (dengan Subi Reef, Mischief Reef, dan Fiery Cross Reef sebagai titik pangkalan).

Perbedaan kekuatan antara PKT dengan Filipina terpaut jauh. PKT acapkali mengatakan kepada Filipina, kami adalah tetangga yang tidak bisa dipindahkan, maksudnya adalah Filipina tidak akan bisa menghindar, jika tidak menurut rasakan saja akibatnya. Satu cara PKT yang menonjol saat ini adalah terus menerus mengusik Filipina di Laut Tiongkok Selatan, maksudnya ialah jangan mendukukung AS pada masalah Selat Taiwan.

Sebagai contoh, pada 2 Februari lalu AS dan Filipina mencapai kesepakatan, Filipina akan membuka empat pangkalan militernya bagi AS; pada 6 Februari, terjadilah “Peristiwa Laser” pun terjadi di sekitar Second Thomas Shoal di Laut Tiongkok Selatan. Pada 11-28 April, AS dan Filipina melakukan latihan perang “Balikatan 23”; menjelang kunjungan Marcos Junior ke AS pada 1 Mei 2023, PKT telah lebih dulu mengutus Menlu Qin Gang untuk berkunjung ke Filipina (21-23 April), belum lagi Qin Gang meninggalkan Filipina, PKT kembali menyulut konflik di kawasan Second Thomas Shoal (pada 23 April).

PKT memainkan perang psikologis dengan Filipina, seolah melontarkan sinyal: walaupun sudah didukung AS, Filipina bisa apa? Tetap saja PKT akan mengusik Filipina. Kalau berani, minta saja AS turun tangan, apakah Filipina berani meminta bantuan AS? Walaupun diminta, apakah AS benar-benar akan turun tangan?

Kedua Soal “Menjanjikan Keuntungan”

Filipina dan banyak negara Asia lainnya ingin “mengandalkan RRT dalam hal ekonomi”. Ini sebenarnya hanyalah khayalan, dan sebaliknya justru telah dimanfaatkan oleh PKT.

(1) Sejak 2017, RRT telah menjadi rekan dagang terbesar bagi Filipina, sekarang menjadi negara terbesar sumber impor bagi Filipina sekaligus juga pasar ekspor kedua terbesarnya. Akan tetapi, perdagangan ini tidak seimbang, Filipina mengalami defisit sangat besar (contohnya nilai perdagangan bilateral 2022 sebesar 87,72 milyar dolar AS dengan RRT mengalami surplus 41,63 milyar dolar AS). Dibandingkan Jepang yang dulu pernah menjadi rekan dagang terbesar bagi Filipina, tapi selalu mempertahankan defisit dagang dengan Filipina.

(2) Perdagangan luar negeri Filipina telah sangat tergantung pada RRT. Dengan 2021 sebagai contoh, berdasarkan data dari Biro Statistik Filipina, nilai perdagangan RRT-Filipina mencapai 38,34 milyar dolar AS, yang mencapai 19,9% dari total perdagangan luar negeri Filipina; impor Filipina dari RRT sebesar 26,79 milyar dolar AS, yang mencapai 22,7% dari total impor Filipina; ekspor Filipina ke RRT sebesar 11,55 milyar dolar AS, yang mencapai 15,5% dari total ekspor Filipina. Sementara pada 2021, total impor perdagangan RRT telah melebihi 6 trilyun dolar AS, bagi PKT perdagangan Filipina-RRT itu tidak layak dibahas.

(3) Sejak 2 Juni tahun ini, RCEP terhadap Filipina efektif mulai berlaku. Dalam kerangka RCEP, nol tarif produk yang dijanjikan Filipina bagi berbagai negara rata-rata mencapai di atas 90%, terhadap RRT komitmen tertinggi mencapai 91,3%, lebih tinggi dari tingkat keterbukaan Filipina bagi negara anggota ASEAN lainnya. Di antaranya rasio produk nol tarif yang langsung diberlakukan bagi RRT mencapai 80,5%, ini juga merupakan level keterbukaan yang tertinggi di antara anggota RCEP lainnya terhadap RRT.

Ketiga hal di atas menjelaskan ada banyak keuntungan bagi PKT dalam perdagangan Filipina-RRT.

PKT telah memberi janji palsu terhadap Laut Filipina. Pada Oktober 2016 lalu Duterte berkunjung ke Tiongkok, dan kedua negara telah menandatangani rencana kerjasama yang meliputi 13 aspek senilai 13,5 milyar dolar AS. Faktanya? Dana yang dikucurkan begitu kecil. Januari tahun ini Marcos Junior berkunjung ke Tiongkok, pihak perusahaan RRT telah mengajukan rencana kerjasama senilai 22,8 milyar dolar AS dan penawaran pembelian sebesar 2,1 milyar dolar AS, sepertinya Bongbong pulang dengan banyak hasil, tapi berapa banyak yang dapat direalisasikan? Melihat data historis, tidak menjanjikan. Contohnya, menurut data Filipina, 2016 ~2021 akumulasi investasi perusahaan RRT di Filipina sekitar 2,9 milyar dolar AS. Pada 2021, investasi langsung non-keuangan RRT di Filipina sebesar 145 juta dolar AS. Antara Januari hingga Oktober 2022, investasi seluruh industri RRT terhadap Filipina sebesar 79,5 juta dolar AS. Bisa dikatakan, investasi kedua belah pihak tidak begitu berarti.

Namun, PKT terus memancing nafsu Filipina. Contohnya, membujuk Filipina untuk bergabung dalam AIIB yang dibentuk oleh RRT. Pada 27 September 2017 lalu, Dewan Direksi AIIB telah menyetujui pinjaman pertama Filipina bernilai 208 juta dolar AS untuk menopang anggaran proyek penanggulangan banjir di kawasan Metro Manila yang direncanakan senilai 500 juta dolar AS. Lalu pandemi melanda, pada April 2020 AIIB mengucurkan dana pemulihan krisis senilai 13 milyar dolar AS, sebesar 750 juta dolar di antaranya diperoleh Filipina sebagai pinjaman. Akan tetapi, nilai ini terlalu kecil dibandingkan kebutuhan dana pembangunan yang dibutuhkan Filipina dan janji yang pernah diberikan oleh PKT.

Surat kabar Wall Street Journal pernah menyebutkan, Filipina adalah negara Asia Tenggara yang belum masuk ke dalam jalur ekonomi RRT. Sebenarnya, faktor RRT tidak begitu menonjol secara fungsi dalam perkembangan perekonomian Filipina. PKT hanya “memancing” Filipina, sementara Filipina tidak bisa mendapat keuntungan apapun, “keuntungan” itu sebenarnya hampa.

Kesimpulan

Filipina sebenarnya sudah cukup kenyang akan arogansi dan kebohongan PKT. Pada 2016 ketika berkuasa, Duterte telah menempuh policy “meninggalkan AS mendekati PKT”, lagi-lagi Duterte terkecoh, hingga akhirnya pada 22 November 2021 dalam suatu konferensi daring (KTT Peringatan 30 Tahun Hubungan Dialog RRT-ASEAN), Duterte di luar dugaan secara langsung menyatakan rasa tidak puasnya di hadapan Xi Jinping, mengatakan dirinya merasa “muak” atas konflik yang ditimbulkan kapal-kapal RRT sebelumnya terhadap Filipina di Laut Tiongkok Selatan, waktu itu Xi Jinping masih menekankan bahwa PKT “tidak akan mengincar hegemoni, dan tidak akan menindas yang lemah”. Sehingga pada akhir masa jabatannya Duterte kembali merapat pada Amerika.

Hingga 2022 lalu, Filipina telah mengajukan sebanyak 189 kali protes diplomatik terhadap Beijing, di antaranya Marcos Junior saja (mulai menjabat 30 Juni 2022) telah mengeluarkan 61 kali protes diplomatik. Hal ini menunjukkan, antara Filipina dengan PKT, tidak ada lagi kepercayaan yang bisa dibicarakan. (sud)

Penangkapan Mendadak Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan Memicu Aksi Protes

NTD

Puluhan personel paramiliter bersenjata membawa mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pergi dengan sebuah kendaraan lapis baja setelah ia ditangkap pada persidangannya di Pengadilan Tinggi Islamabad pada  Selasa (9/5/2023) sehubungan dengan kasus korupsi.

Para saksi mata mengatakan bahwa tak lama setelah Imran Khan memasuki ruang sidang, para pasukan militer memaksa masuk ke dalam ruang sidang. Pengacara Imran Khan terluka dalam bentrokan sengit tersebut dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Setelah penangkapan Imran Khan, para pengunjuk rasa melakukan aksi protes di seluruh Pakistan, berhadapan dengan polisi yang menembakkan gas air mata dan meriam air, sementara para pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu.

Sebelum ditangkap, Imran Khan memposting video yang mengatakan bahwa dia siap masuk penjara.

Imran Khan dalam video itu berkata : “Saya sendiri siap masuk penjara. Membuang-buang sumber daya untuk menciptakan suasana seperti itu, seolah-olah penjahat besar negara ini akan datang. Tolong, jangan membuat drama seperti itu.”

Imran Khan, yang menjadi perdana menteri Pakistan pada tahun 2018, dicopot dari jabatannya oleh parlemen pada  April 2022 dengan tuduhan korupsi properti negara dan melanggar konstitusi, dan dilarang untuk menduduki jabatan pemerintahan selama lima tahun.

Pada  28 Februari, Pengadilan Tinggi Islamabad mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Imran Khan, dan pada bulan-bulan berikutnya para pendukungnya melakukan beberapa aksi protes di seluruh negeri.

Pakistan saat ini berada di tengah-tengah krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir, dengan inflasi yang mencapai rekor tertinggi. Krisis ekonomi, ditambah dengan perselisihan politik, telah memunculkan analisis bahwa kerusuhan nasional baru sedang terjadi di Pakistan. (Hui)