Home Blog Page 377

Polisi Wanita Tiongkok Didakwa di AS, Dituduh Berlatih di Kanada

Gao Yunlin dan Mei Xue – NTD

Sebuah investigasi baru  mengungkapkan bahwa salah satu polisi wanita  Tiongkok yang didakwa di Amerika Serikat baru-baru ini telah menerima pelatihan polisi di Kanada.

Pada  17 April, Amerika Serikat mendakwa 34 petugas polisi  Tiongkok karena diduga berpartisipasi dalam penumpasan transnasional. Para terdakwa termasuk Chen Zhichen, seorang warga negara Tiongkok berusia 26 tahun yang merupakan seorang perwira polisi di Biro Pertama Kementerian Keamanan Publik Tiongkok.

Baru-baru ini, penyelidikan oleh situs Kanada Found in Translation menemukan bahwa informasi yang diposting di saluran WeChat resmi Universitas Keamanan Publik Rakyat Tiongkok pada Desember 2017 mengungkapkan bahwa Chen Zhichen telah menerima pelatihan polisi di Justice Institute of British Columbia.

Universitas Keamanan Publik dikendalikan langsung oleh Kementerian Keamanan Publik Tiongkok. Chen Zhichen telah menjadi mahasiswa  sejak  2015.

Kolaborasi antara Akademi Kanada dan rezim otoriter memicu kontroversi. Para kritikus mengatakan bahwa Tiongkok mungkin menggunakannya untuk mempromosikan pengaruh asing dan menekan hak asasi manusia, dan  negara-negara Barat harus sadar akan sifat Partai Komunis Tiongkok.

Sheng Xue, pemimpin redaksi majalah “China Spring”: “Partai Komunis Tiongkok, apakah itu militer, angkatan bersenjata, atau polisi, itu sendiri adalah sebuah institusi dan alat untuk menindas rakyat. Sebagai negara demokratis, hal ini membantu Partai Komunis Tiongkok untuk melakukan pelatihan semacam ini, dan membantu Partai Komunis Tiongkok untuk menindas rakyat.

Komentator urusan terkini Kanada, Feng Zhiqiang: “Tidak ada cara bagi orang Barat untuk memahami rezim partai Komunis Tiongkok yang jahat, yang telah tumbuh lebih besar dengan mengabaikan niat baik dunia Barat.

Baru-baru ini, seruan untuk Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing (FARA) telah mendapatkan momentum di Kanada. (hui)

Tumbuhan Bisa “Bernyanyi”? Peneliti Menemukan Tanaman dapat Membuat Kebisingan dengan Frekuensi Tinggi

The Epoch Times

Hans Halbig selalu bernyanyi untuk tanaman tomat di rumah kacanya. Tetangga saya berusia 85 tahun itu memiliki firasat bahwa bernyanyi dapat membantu tanaman tomatnya tumbuh. Apa yang mungkin tidak diketahui Hans adalah bahwa tanamannya mungkin juga mengeluarkan suara untuknya. 

Bukti  menunjukkan   prospek   sebelumnya bahwa nyanyian manusia melepaskan CO2 yang dibutuhkan tanaman sembari memancarkan getaran yang merangsang pertumbuhan tanaman. Tetapi penelitian baru sekarang menjamin bahwa tanaman dapat mengeluarkan suara, dan suara itu membawa informasi tentang kondisi tanaman.

Pandangan Hans ternyata tidak terlalu jauh dari kenyataan.

Baru-baru ini, untuk pertama kalinya, para ilmuwan di Universitas Tel Aviv telah merekam dan menganalisis suara-suara khas yang dibuat oleh berbagai spesies tanaman— termasuk tanaman tomat—dan mengungkapkan bahwa suara-suara tersebut sesuai dengan tingkat stres subjek.

Tumbuhan terekam membuat “klik” bernada tinggi, yang terdengar seperti pop- corn meletus, dan meskipun volume suara itu hampir sama dengan ucapan manusia, frekuensinya terlalu tinggi untuk didengar telinga manusia.

“Dari penelitian sebelumnya kita mengetahui bahwa vibrometer yang dipasang pada tumbuhan merekam getaran, tetapi apakah getaran ini juga menjadi gelombang suara di udara—suara yang dapat direkam dari jarak jauh?” tanya Profesor Lilach Hadany dari School of Plant Sciences and Food Security.

Tomat tumbuh di rumah kaca (Valery Rybakow/Shutterstock); (Inset) (L-R) Peneliti Universitas Tel Aviv Profesor Yossi Yovel dan Profesor Lilach Hadany. (Sumber dari Universitas Tel Aviv)

“Studi kami menjawab pertanyaan ini, yang telah diperdebatkan oleh para peneliti selama bertahun-tahun.”

Tim peneliti yang dipimpin oleh Hadany menerbitkan makalah mereka di jurnal Cell. Para  peneliti  menulis: “Kami menemukan bahwa tanaman biasanya mengeluarkan suara ketika sedang stres, dan bahwa setiap tanaman dan setiap jenis stres dikaitkan dengan suara yang dapat diidentifikasi secara spesifik. Meskipun tidak terdengar oleh telinga manusia, suara yang dipancarkan tanaman mungkin dapat didengar oleh berbagai hewan, seperti kelelawar, tikus, dan serangga.”

Tahap pertama penelitian melibatkan tanaman yang ditempatkan di kotak akustik di ruang bawah tanah yang tenang tanpa kebisingan latar belakang. Berfokus terutama pada tanaman tomat dan tembakau, mereka memasang mikrofon ultrasound sekitar 10 sentimeter dari masing-masing tanaman dan merekam suara pada frekuensi berkisar antara 20-250 kilohertz—frekuensi tertinggi yang dapat dideteksi oleh telinga manusia adalah 16 kilohertz. Gandum, kaktus jagung, dan bit juga diuji.

Tanaman mengalami perlakuan yang berbeda: Beberapa dari mereka tidak disiram dalam lima hari; batang yang lain telah dipotong; sementara kelompok ketiga tetap tidak tersentuh. Eksperimen akan menguji apakah mereka mengeluarkan suara dan apakah suara itu dipengaruhi oleh perlakuan mereka. 

“Rekaman kami menunjukkan bahwa tumbuhan dalam percobaan kami mengeluarkan suara pada frekuensi 40-80 kilohertz,” tulis para penulis. 

Peneliti Universitas Tel Aviv memeriksa data suara yang direkam dari tanaman. (Sumber dari Universitas Tel Aviv)

“Tanaman tanpa tekanan rata-rata mengeluarkan kurang dari satu suara per jam, sementara tanaman yang stres, baik yang mengalami dehidrasi maupun cedera, memancarkan lusinan suara setiap jam.”

Rekaman yang dikumpulkan dianalisis oleh algoritma AI pembelajaran mesin yang dikembangkan secara khusus, yang berhasil membedakan antara berbagai tanaman dan jenis serta tingkat stres yang mereka alami.

Tanaman kemudian dipindahkan ke rumah kaca yang memiliki banyak kebisingan latar belakang, namun algoritme mampu membedakan suara dengan akurasi 81 persen. Tanaman mengalami proses  dehidrasi    sementara suaranya dipantau. Eksperimen menentukan bahwa jumlah suara meningkat ketika tingkat stres tanaman meningkat tetapi berkurang setelah mencapai puncaknya.

“Penemuan ini dapat dimanfaatkan untuk  memantau  tanaman terhadap kelembaban  dan  penyakit,”  tulis para  peneliti.  

Ini  berpotensi   menghemat   “hingga 50 persen dari pengeluaran air dan  meningkatkan  hasil”.  Studi lebih lanjut dapat menanyakan: Mekanisme apa yang ada di balik suara tersebut dan apakah tumbuhan lain dapat mendengarnya juga.

“Temuan kami menunjukkan bahwa dunia di sekitar kita penuh dengan suara tumbuhan, dan suara ini mengandung informasi—misalnya tentang kelangkaan air atau cedera,” kata Hadany. 

“Kami berasumsi bahwa di alam, suara yang dipancarkan tanaman terdeteksi oleh makhluk di dekatnya, seperti kelelawar, hewan pengerat, berbagai serangga, dan mungkin juga tanaman lain—yang dapat mendengar frekuensi tinggi dan memperoleh informasi yang relevan. Kami percaya bahwa manusia juga dapat memanfaatkan informasi ini, dengan alat yang tepat—seperti sensor yang memberi tahu petani saat tanaman perlu disiram. Rupanya, ladang bunga yang indah bisa menjadi tempat yang agak bising. Hanya saja kita tidak bisa mendengar suaranya.”

Tukang kebun tetangga saya, Hans mungkin akan senang mendengarnya. (osc)

Apa yang Diinginkan Elon Musk? Hentikan AI tapi Justru Kembangkan Sendiri

Econ Vision

Baru-baru ini, berita tentang Musk kembali mencuat ke puncak pencarian tertinggi, alasannya, seperti diketahui pada 29 Maret lalu Musk sempat menggalang ribuan petisi untuk menandatangani surat terbuka, dan menghimbau khalayak ramai agar menghentikan pengembangan AI, dengan mengatakan bahwa AI dapat membahayakan umat manusia.

Namun, menurut catatan bisnis di negara bagian Nevada, AS, sudah sejak 9 Maret lalu Musk telah mendirikan perusahaan yang diberi nama X.AI. itulah sebabnya lantas ada sejumlah komentar meragukan bahwa Musk betul-betul bermuka dua, di mulut mengatakan menghentikan pengembangan AI, tetapi ia sendiri diam-diam telah ikut ambil bagian dalam Perang AI.

Ada yang mengatakan, karena melihat ChatGPT begitu top, maka itu Musk hendak menyainginya, lalu, apakah Musk benar-benar gemas dan begitu menginginkan sebagian porsi dari bisnis ini? Atau di balik muka duanya itu, terdapat idealisme Musk yang lebih besar? 

Menurut berita di beberapa media massa, Musk adalah satu-satunya direktur di perusahaan tersebut, sekretaris perusahaan adalah mantan banker Morgan Stanley yang mengatur kekayaan Musk yakni Jared Birchall. Perusahaan swasta ini telah menjual 100 juta lembar sahamnya, tentu saja saham tersebut tidak diperjual-belikan di bursa efek, melainkan berupa investasi individu pribadi.

Di samping itu, ada juga berita yang menyebutkan, dalam beberapa bulan terakhir Musk terus merekrut programmer AI, hingga Maret lalu, sudah ada dua programmer dari divisi AI DeepMind di bawah naungan Google yang direkrutnya, juga telah dibeli sekitar 10.000 unit GPU, yakni prosesor grafis, yang mutlak harus ada dalam komputasi AI.

Sebelumnya, Musk telah berulang kali mengatakan betapa berbahayanya AI, apalagi setelah melihat ChatGPT go public, ia bahkan mendeskripsikan “ChatGPT begitu mengerikan, tak lama lagi umat manusia akan mengalami AI yang begitu kuat hingga mencapai taraf membahayakan”, setelah melontarkan kecemasan itu, menyusul pada akhir Maret lalu ia menggalang lebih dari 1.300 pemimpin teknologi berikut para penelitinya, dan menulis sebuah surat terbuka, berharap agar semua laboratorium AI menghentikan sementara pengembangan canggih yang sedang dilakukan, alasannya adalah, perlengkapan AI mungkin “akan menimbulkan bahaya yang sangat mendalam bagi masyarakat dan umat manusia”.

Musk juga mengatakan di Twitter, “OpenAI telah berpacu ke arah yang berlawanan dengan niat awal ketika didirikan bersama saya.” Namun semua orang mengetahui bahwa Musk sendiri juga merupakan salah seorang pendiri OpenAI, jadi apa yang diperlihatkan Musk dari awal sampai akhir, setidaknya bila dilihat dari permukaan, adalah hal yang sangat bertolak belakang, serta hal ini sangat membingungkan, apakah Musk benar-benar orang yang “bermuka dua”? Yang dilakukan berbeda dengan yang dikatakannya? Setelah menyuruh orang lain untuk mundur, tapi dia sendiri malah hendak maju?

Niat Awal Mendirikan OpenAI

Musk dikenal suka bertindak sekehendak hatinya, jadi kita hanya bisa menebak jalan pikirannya berdasarkan informasi yang beredar di luar. Sebetulnya, apakah niat awal Musk saat mendirikan OpenAI?

Dari informasi yang telah diketahui, sejak awal Musk telah menyadari bahwa AI akan menjadi ancaman terbesar bagi keberadaan umat manusia, ia menilai pada saat Google mengembangkan program AI yang disebut DeepMind itu, tidak memperhatikan faktor keamanan pada AI, jadi pada 2015 bersama dengan Altman didirikanlah OpenAI, tujuannya adalah menciptakan sebuah “organisasi nirlaba yang mengembangkan teknologi AI dengan cara yang paling memungkinkan untuk mensejahterakan umat manusia”.

Akan tetapi, 3 tahun kemudian yakni pada 2018, Musk meninggalkan OpenAI, dengan alasan mobil Tesla juga sedang mengembangkan teknologi AI, ia mengkhawatirkan akan timbul konflik kepentingan dengan OpenAI. Pada 2019, OpenAI mengumumkan didirikannya anak perusahaan bernama OpenAI LP yang bertujuan mencari keuntungan, menyusul kemudian Microsoft pun berinvestasi pada OpenAI.

Musk mengatakan, pada awalnya OpenAI adalah sebuah organisasi nirlaba sumber terbuka (open source, red.), tapi sekarang OpenAI telah menjadi pengkodean sumber tertutup, dan bertujuan mencari keuntungan, sudah sangat bertolak belakang dengan niat awalnya mendirikan OpenAI. Bila demikian halnya, pada awal ketika mendirikan OpenAI, seperti yang dikatakannya, Musk khawatir AI menjadi terlalu besar dan kuat, sehingga menjadi ancaman bagi umat manusia, oleh sebab itu ia hendak memahami AI, dan memikirkan cara untuk dapat mengendalikan AI.

Seperti diketahui, pada November tahun lalu telah diluncurkan ChatGPT 3.5 dan program ini telah memperlihatkan kemampuan penghasil bahasa yang sangat kuat, membuat dunia sangat terkejut karenanya, dan dengan sangat cepat, hanya 4 bulan kemudian, yakni pada Maret lalu, OpenAI kembali meluncurkan ChatGPT 4, versi yang telah di-upgrade ini telah melintasi keterbatasan bidang tunggal dan banyak model, mampu merealisasikan misi multi-moda, membuat efektivitas penghasil AI dapat melintasi bidang, tapi perkembangan yang begitu cepat itu, juga membuat banyak tokoh teknologi merasa khawatir.

Pada 29 Maret, Musk bersama lebih dari 1.300 orang eksekutif dan peneliti, di antaranya termasuk pakar top di bidang AI sekaligus peraih penghargaan Turing Award yakni Yoshua Bengio, bersama-sama menandatangani sepucuk surat terbuka, yang menghimbau agar dihentikan sementara penelitian AI, dihentikan sementara AI yang memiliki kemampuan lebih kuat daripada ChatGPT 4, dan menyatakan harus “dihentikan setidaknya 6 bulan”.

Dalam surat terbuka ini dikatakan: “Selama beberapa bulan terakhir ini, laboratorium AI telah terjerumus ke dalam suatu kompetisi yang telah kehilangan kendali, dalam mengembangkan dan menempatkan pemikiran digital yang semakin besar dan kuat, tidak seorang pun — bahkan orang yang menciptakan AI itu sendiri — dapat memahami, memprediksi atau bisa diandalkan untuk mengendalikannya.”

Dan kekhawatiran mereka, bukannya tidak beralasan, kita semua sudah melihat, baru-baru ini telah muncul serangkaian peristiwa foto palsu dan berita palsu.

Lelucon AI Menghasilkan Foto Palsu

Orang sering mengatakan “foto tidak berbohong” (pictures don’t lie, red.), tetapi sekarang hal itu belum tentu benar, karena banyak foto yang membuktikan suatu fakta itu sendiri adalah kebohongan.

Bulan lalu, begitu muncul berita tentang mantan Presiden Trump digugat, di internet telah beredar banyak foto Trump ditangkap oleh polisi New York, seperti foto yang memperlihatkan Trump sedang berlari terengah-engah di depan, sementara polisi mengejarnya dari belakang, ada juga foto Trump sedang dikeroyok oleh polisi New York, ditangkap dan lain sebagainya.

Namun faktanya, foto-foto itu adalah palsu, yang ternyata dihasilkan dengan cara diedit dengan menggunakan teknologi AI. Foto-foto tersebut adalah ulah seorang wartawan independen Inggris. Wartawan iseng itu mengatakan, ketika ia mendapat informasi bahwa Trump kemungkinan akan ditangkap, digunakannya alat gambar AI dengan memasukkan sejumlah kata kunci, dengan konten “Trump terjerembab saat ditangkap, tampilan laporan berita”. Lalu, foto-foto yang dihasilkan secara imajinasi itu disebarkannya lewat media sosial. 

Hanya dalam tempo dua hari, konten tersebut telah dilihat lebih dari 5 juta kali, dan banyak orang tertipu olehnya. Para pengguna saat meneruskannya, bahkan menambahkan sendiri kata-kata seperti “Breaking News: Trump Ditangkap di Manhattan”, “Heboh! Trump Ditangkap dan Ditahan di Penjara Federal”, dan lain sebagainya.

Ini adalah suatu peristiwa manipulasi AI yang sangat tipikal, juga sangat membuka wawasan banyak orang, selain menjadi lebih memahami “teknik ilusi” AI, semua orang juga melihatnya, di media sosial berbahasa Mandarin juga ramai dibahas, karena baru-baru ini bermunculan banyak sekali foto era 1980-an dan 1990-an hasil editan AI, dalam foto-foto itu, ada sekumpulan orang berkerumun melihat Iron Man, atau ada juga foto beberapa warga desa yang dengan santai dan ceria merangkul mahluk alien dan berfoto bersama, apalagi setiap detil pada gambar terlihat begitu nyata, membuat banyak orang yang tertipu setelah melihatnya, merasa malu akan ketidak-tahuan dirinya. Ini juga membuat banyak orang merasa khawatir, di masa mendatang apakah masih ada sejarah yang “nyata”, karena terlalu mudah bagi AI untuk mengubah apapun yang telah ada. Terutama atas sejumlah berita palsu, mungkin akan terkena pengaruh kekuasaan politik, memengaruhi pemahaman masyarakat secara diam-diam tanpa disadari, bahkan mendistorsi pandangan moral manusia.

Sejak dulu rumor atau isu selalu ada, tetapi sekarang merekayasa sebuah rumor yang menyerupai kenyataan telah menjadi begitu mudahnya, cukup beberapa kata di komputer, mengetuk beberapa tombol, maka sudah dapat dibuatkan foto, suara, dan film, yang cukup untuk mengacaukan keadaan, kemiripannya dan kemampuannya mengacaukan pemahaman masyarakat telah mencapai tahapan yang belum pernah ada sebelumnya.

Sedangkan untuk mengidentifikasi kebenaran atau kepalsuan dari konten tersebut, sejumlah tim ilmuwan, juga telah mulai mengembangkan teknologi yang dapat mendeteksi informasi yang dihasilkan dengan rekayasa AI, atau dengan kata lain, mengendalikan AI dengan AI.

Sebagai contoh, untuk mengetahui apakah seorang siswa menggunakan ChatGPT dalam mengerjakan tugas atau menulis tesisnya, ada beberapa perangkat yang dapat melakukannya, misalnya OpenAI Text Classifier, OpenAI GPT-2 Output Detector Deo, ada pula DetectGPT yang dirancang oleh Stanford University. Akan tetapi, perangkat-perangkat tersebut saat ini masih belum begitu akurat, lagi pula kecepatan pengembangan peranti lunak tersebut sama sekali tidak mampu mengejar kecepatan perkembangan AI.

Seorang peneliti dari The Carnegie Council for Ethics in International Affairs yakni Arthur Holland Michel telah mengemukakan, dari sudut pandang kebijakan, dia sendiri tidak bisa memastikan apakah masyarakat di berbagai lapisan telah siap menghadapi informasi palsu semacam ini, yang dirasakannya adalah, harus secara tuntas menghentikan kondisi semacam ini, juga dibutuhkan terobosan teknologi yang tidak terbayangkan hingga saat ini.

Ia khawatir, rekayasa seperti ini mungkin akan berkembang hingga ke orang biasa, misalnya, membuat foto palsu yang dapat merugikan mantan rekan kerja atau kolega, kondisi seperti ini bagaimana bisa dikendalikan?

Tujuan Didirikannya X.AI

Kembali ke Musk, Musk pernah beberapa kali menyinggung soal AI, pada World Government Summit 2023 ia mengatakan, ChatGPT telah membuktikan AI telah meraih perkembangan yang sulit dipercaya, tetapi ini telah menjadi suatu peristiwa yang seharusnya dikhawatirkan oleh manusia. Ia menegaskan, AI adalah salah satu risiko terbesar yang mengancam peradaban manusia di masa mendatang.

Musk berpendapat, masyarakat membutuhkan pengawasan tingkat keamanan AI, segala teknologi yang terpikirkan oleh kita ada kemungkinan akan mengancam umat manusia, seperti pesawat, mobil atau obat-obatan, dewasa ini sudah ada lembaga pengawas yang memantau tingkat keamanannya terhadap publik, ia merasa manusia seharusnya juga melakukan pengawasan serupa terhadap AI. Ia beranggapan bahaya yang ditimbulkan AI jauh melampaui mobil, pesawat, atau obat-obatan. Musk berkata, walaupun melakukan hal ini dapat sedikit memperlambat perkembangan AI, tetapi ini adalah sesuatu yang baik.

Kita bisa melihat, setiap pernyataan dan tindakan Musk, yang sejak awal hingga akhir selalu sejalan, dengan kata lain pada saat memahami manfaat AI terhadap manusia, sekaligus juga mencemaskan bencana yang akan ditimbulkan AI terhadap umat manusia, jadi Musk mendirikan perusahaan X.AI ini mungkin dikarenakan adanya dua tujuan:

Yang pertama adalah mengembangkan AI, untuk berkompetisi dengan OpenAI, serta tidak membiarkan OpenAI membesar seorang diri, dan memonopoli pasar. Tujuan kedua adalah, juga point yang paling penting, adalah lewat panduan dan pengendalian yang aktif, memastikan teknologi AI dapat mendatangkan manfaat terbesar bagi umat manusia, di saat yang sama juga secara optimal meminimalisir risiko dan bahayanya.

Mitos Terhadap “X”

Perlu diketahui, perusahaan yang didirikan oleh Musk ini adalah X.AI, lagi-lagi ada huruf X, sepertinya Musk sangat menggandrungi huruf X ini. Bisa dilihat, belum lama ini Twitter Inc. telah berganti nama menjadi X Corp. dan induk perusahaan dari X Corp adalah X Holdings Corp. Selain itu Musk juga memiliki perusahaan lain bernama X.com, yaitu bank online yang didirikan oleh Musk pada 1999, dan pada 2000 merger dengan kompetitor Confinity dan berubah nama menjadi PayPal, lalu pada 2002 setelah eBay membeli PayPal, Musk menjadi tidak ada hubungan lagi dengan PayPal. Akan tetapi pada 2017, ia membeli kembali nama domain “X.com” dari PayPal. Dan, perusahaan teknologi dirgantara milik Musk adalah SpaceX, salah satu varian Tesla adalah Model X, dan lain-lain, sepertinya ia selalu membawa ikatan emosionalnya terhadap huruf “X”.

X pada dasarnya memiliki beberapa makna antara lain “masa depan, misteri, mengasyikkan, penuh petualangan, sesuatu yang baru” dan lain sebagainya, dan ketika Musk menjadikan X sebagai huruf yang mewakili dirinya, huruf X ini sendiri sepertinya telah disematkan dengan keunikan karakter Musk yang tiada duanya itu. Dengan semangat eksplorasi dan kesadarannya terhadap urgensi, dalam jalur perkembangan teknologi AI yang dijelajahi oleh umat manusia, lagi-lagi kemungkinan ia dapat mendatangkan masa kejayaan tertentu bagi dunia kita ini.

Peringatan 24 Tahun Permohonan Damai “25 April” Digelar di Seluruh Kanada

NTD Kanada

Pada  25 April 2023, para praktisi Falun Gong atau Falun dafa di seluruh Kanada secara berturut-turut mengadakan rapat umum dan pawai untuk memperingati 24 tahun seruan permohonan Damai 25 April 1999 di Beijing. 

Susan, juru bicara Himpunan Falun Dafa di Vancouver, Kanada berkata : “Kami memperingati keberanian dan martabat para praktisi Falun Gong di Tiongkok, yang terus secara aktif dan damai mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan nyawa orang lain.”

Sun Wenli, yang menyaksikan petisi “25 April” berkata: “Kami semua merasakan hal yang sama pada saat itu, mereka mengungkapkan latihan ini sangat bagus, jadi kami sangat ingin mengekspresikan hati kami. (Kami semua berdiri dengan tenang di pinggir lapangan, dan kami sangat menyadari).”

Yue Zhongsheng, seorang praktisi Falun Gong di Vancouver, Kanada berkata: “Ini adalah sejenis kebaikan, kekuatan damai, kekuatan yang bermanfaat dan tidak berbahaya bagi seluruh dunia.”

Li Zhili, seorang praktisi Falun Gong di Montreal, Kanada: “Dampak dari perilaku ini sangat bersejarah.”

Yue Zhongsheng: “Hari ini saya harus datang ke Konsulat Tiongkok untuk memperingati 25 April dan menyatakan protes keras saya terhadap penganiayaan PKT terhadap Falun Gong. Pada 3 April, praktisi Falun Gong lainnya dianiaya hingga meninggal dunia.”

Selama 24 tahun terakhir, semangat anti-penganiayaan yang damai dan rasional dari Falun Gong telah membangkitkan hati nurani lebih banyak orang.

Zhu Chuanhe, seorang warga Tionghoa di Kanada berkata : “Mereka menggunakan nyawa dan darah mereka untuk mempertahankan kelanjutan peradaban Tiongkok, dan semangat “Sejati, Baik, dan Sabar” adalah satu-satunya harapan bagi kelanjutan bangsa Tiongkok.”

Zhen orang Hong Kong yang tinggal di Kanada berkata : Saya berharap gagasan Falun Gong tentang “Sejati, Baik, dan Sabar” akan menyadarkan semua manusia.

Li Zhili: “Latihan dan tindakan para praktisi Falun Gong akan menjadi contoh bagi orang-orang di masa depan tentang bagaimana menghadapi kejahatan dengan kebaikan.

Lebih banyak orang telah bergabung dalam mendukung aksi anti-penganiayaan Falun Gong, dan mereka berharap semangat “Sejati, Baik, Sabar” akan tersebar ke seluruh dunia.

Susan: “Kami juga meminta pemerintah Kanada untuk meminta PKT menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong.”

Zhu Chuanhe: “Saya harap Dafa dapat menyebar luas dan menyebar ke hati setiap orang, sehingga bangsa Tionghoa kita dapat bangkit kembali, dan bangsa Tionghoa dapat menjadi besar kembali.”

Trung Hieu, seorang praktisi Falun Gong Vietnam: “Biarkan semua orang tahu bahwa Falun Dafa indah, dan semakin banyak orang bisa berlatih.”

Falun Gong, juga disebut Falun Dafa, adalah sebuah disiplin spiritual Tiongkok yang mencakup latihan meditasi dan ajaran moral berdasarkan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Latihan ini pertama kali diajarkan di depan umum oleh Master Li Hongzhi di Tiongkok pada tahun 1992.

Pada tahun 1990-an, jumlah praktisi Falun Gong di Tiongkok tumbuh dengan cepat karena manfaatnya bagi kesehatan. Namun, pada tahun 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya para praktisi Falun Gong karena keyakinan mereka.

Pada awal tahun 1999, polisi PKT di kota Tianjin menangkap 45 orang praktisi Falun Gong yang memprotes sebuah artikel yang diterbitkan oleh sebuah majalah yang memfitnah Falun Gong secara tidak adil.

Para praktisi mencoba menjelaskan masalah ini kepada pihak berwenang, dan polisi mengarahkan mereka ke kantor yang berbeda hingga berakhir di kantor pemerintah Zhongnanhai Beijing pada 25 April 1999. 

Para praktisi memohon tiga hal: lingkungan yang bebas untuk mempraktekkan keyakinan mereka, pembebasan 45 praktisi yang ditahan di kota Tianjin pada saat itu, dan agar semua buku Falun Gong menjadi legal di Tiongkok.

Pada saat itu, diperkirakan 70 hingga 100 juta orang di Tiongkok berlatih Falun Gong. Sekitar 10.000 praktisi Falun Gong dari seluruh daratan Tiongkok berkumpul di luar Zhongnanhai untuk mengajukan banding.

Media di seluruh dunia memuji mereka atas perilaku berani dan kedamaian mereka. Peristiwa tersebut telah diperingati setiap tahun sejak saat itu oleh para praktisi Falun Gong di luar negeri.

Rongji Zhu, yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri, berbicara dengan beberapa perwakilan yang dipilih dari para pengunjuk rasa dan mencapai kesepakatan damai, dan 10.000 praktisi dibubarkan. Namun, pemimpin PKT saat itu, Jiang Zemin, kemudian memulai penganiayaan ilegal untuk mencoba membasmi Falun Gong.

Penganiayaan telah berlangsung sejak saat itu. Para praktisi di seluruh Tiongkok telah dipenjara, dilecehkan, dan dibunuh karena keyakinan mereka. (hui)

Dunia Hitam Memangsa “Selebriti” Abby Choi

0

Current Affairs People

Cai Tianfeng (Pin Yin 蔡天鳳. Bahasa Kanton/Hongkong: Abby Choi Tin-fung), seorang “selebriti Hong Kong” dengan asal-usul misterius, datangnya tidak lumrah serta berpulang dengan mengenaskan dan meninggalkan sebuah kasus mutilasi yang menghebohkan. Dia ibaratnya sebuah mimpi, mimpi indah dari seekor burung pipit berubah menjadi burung Hong (phoenix), pada akhirnya ternyata adalah mimpi buruk burung gagak (Dunia Hitam) yang memangsa burung phoenix.

Meskipun polisi Hong Kong dengan cepat membongkar kasus tersebut, dan banyak tersangka yang ditangkap. Namun, kasus ganjil nan tidak normal ini menjadi semakin membingungkan dan penuh keanehan karena seiring dengan jumlah pengungkapan dari berbagai sisi itu memang semakin meningkat, tetapi juga semakin meragukan. Kasus Abby dimutilasi bagaikan sebuah drama ketegangan thriller, yang tidak hanya populer di media berbahasa Tionghoa, bahkan bintang Hollywood pun menaruh perhatian.

Ketika sesuatu keanehan terjadi, pasti ada siluman dibaliknya, keluarga mantan suami Abby, yang bernama Alex Kwong Kong-chi (鄺港智), seperti segerombolan burung “gagak hitam” yang melahapnya. Tetapi meskipun telah menangkap beberapa “gagak” yang membunuhnya, orang-orang masih saja tidak percaya bahwa kasusnya begitu cepat berakhir, dan merasakan masih ada lebih banyak kabut hitam di balik kasus tersebut.

Keluarga Alex mungkin hanya beberapa hantu kecil yang dibiarkan menampakkan diri di depan umum, siluman yang lebih besar dan lebih ganas masih bersembunyi di “sarang penyamun”. Kasus Abby Choi sejak awal hingga akhir adalah siluman ini yang berulah dan menyelimutinya dengan tabir hitam yang pekat.

Kotak Sihir Hitam: Seorang Gadis Miskin Berubah Menjadi “Sosialita terkenal”

Abby Choi ditinggalkan oleh orang tuanya sejak masih kecil dan tinggal bersama kakek neneknya di To Kwa Wan, latar belakangnya tidak sebaik warga pada umumnya. Baru saja menginjak dewasa pada usia 18 tahun, dia sudah hamil sebelum menikah dan kawin dengan Alex, seorang pengangguran.

Ibu Abby bernama Cheung Yin-fa (Mandarin/Pin Yin: 張燕花Zhang Yanhua), umumnya dikenal sebagai “Kakak Kelima”, bercerai setelah melahirkan Abby Choi karena suaminya kecanduan judi. Ayah tiri Abby adalah Choi Co-sang (蔡楚生), yang pernah mengelola restoran efisien, berbisnis dengan grup wisata dari Daratan Tiongkok, dengan harga menu yang cukup murah, dan masih harus memberikan komisi pada para pemandu wisata, jadi ia bukan dari kalangan atas. Setelah ibu Abby menikah lagi, dia melahirkan dua saudara perempuan tiri, dan dua putri kandung ayah tirinya juga bukan “sosialita terkenal”.

Sebelum Abby menikah dengan keluarga Alex Kwong, dia menjalani kehidupan yang sangat miskin, yang sangat berbeda jauh dengan sosok sosialita terkenal yang diberitakan oleh media belakangan ini.

(Kiri) Sosialita Hong Kong Abby Choi, 28, dibunuh. (IG Abby Choi). (Kanan) Pada 24 Februari 2023, penyelidik berada di TKP untuk mengumpulkan bukti. (Big Mak/The Epoch Times)

Apa yang disebut majalah mode Prancis “Fashion L’OFFICIEL” yang mempromosikannya sebagai “ikon gaya (style icon)” sebenarnya adalah produk dari kerja sama hak cipta antara majalah “Fashion” di Daratan Tiongkok dengan grup penerbitan Garou Prancis “L’OFFICIEL”, serta unit yang kompeten adalah China Silk Group, jadi jelasnya ini adalah majalah dalam negeri yang resminya diekspor dengan merek asing namun dipasarkan di dalam negeri, dan hanya diterbitkan di Daratan Tiongkok – Hong Kong – Makau – Taiwan. Tinggi badan Abby Choi hanya 1,55 meter, dengan perawakan tubuh yang kurus kecil, sesungguhnya tidak sesuai menjadi model. 

Seorang gadis miskin tanpa bakat luar biasa atau latar belakang keluarga mentereng, yang berada di lapisan bawah masyarakat, dalam semalam berubah menjadi “sosialita terkenal” yang modis, dan dipenuhi dengan merek tersohor, laiknya mempertontonkan trik sulap yang mengubah status seseorang dalam sekejap. Jelas-jelas ada seseorang yang sengaja mengemasnya untuk memberinya panggung.

Apa yang mengubah Abby Choi dari seorang manusia biasa dalam semalam menjadi “sosialita terkenal nan kaya”? Selain harus mengeluarkan uang untuk membeli “panggung”, juga membutuhkan “trap tangga menuju panggung”, dan hanya dengan menikahi “keluarga kaya yang terpandang” baru dapat menyelesaikan masalah logika ini.

Pada 2016, dengan selebriti Hong Kong Bob Lam Shing Bun sebagai pembawa acara, di malam pernikahan keduanya, Abby dipersunting oleh keluarga kaya dan menikah dengan Chris, putra Tam Chap-kwan, pendiri jaringan restoran Tamjai Yunnan Mixian. Sudah selayaknya dia memulai kehidupan laiknya orang “kaya” sejati, yakni: tinggal di rumah mewah, mengendarai mobil sport, mengenakan perhiasan emas/perak ke tempat-tempat kelas atas, serta sepanggung dengan selebritas politik dan bisnis.

Menjelang bencana itu terjadi, dia sempat memborong seluruh tempat duduk di bioskop saat pemutaran perdana film amal “The Legend of Qiao Feng” yang dibintangi oleh Donnie Yen, dan berfoto bersama Donnie Yen, Direktur Keamanan Hong Kong, Chris Tang Ping-keung dan lainnya di panggung yang sama. Selain itu, dia kerap memposting foto dirinya bersama sejumlah selebritas di media sosial, termasuk istri Aaron Kwok, Moka Fang. Adapun flexing tentang barang-barang mewahnya seperti tas-tas mahal bermerek terkenal, itu adalah kejadian sehari-hari.

Setahun setelah perceraian Abby Choi, keluarga Tam menyelenggarakan pernikahan akbar dan menerima kehadirannya di keluarga tersebut dengan status memiliki dua anak, yang mengherankan adalah pernikahan Abby dengan Chris belum terdaftar dan belum menerima sertifikat dari catatan sipil, aset ekonomi keduanya juga independen dan dikelola secara independen.

Setelah kasus mutilasi terungkap, pernikahan besar-besaran itu seolah menjadi tabir asap dalam pertunjukan sulap yang secara menakjubkan mengubah status seorang manusia biasa menjadi sosialita terkenal.

Sandiwara tabir hitam: “Gadis Bermasalah” tiba-tiba Kaya Mendadak

Seseorang yang mengaku sebagai mantan teman Abby yang bernama “Nyonya Bao” mengaku telah memperoleh otorisasi dari keluarga Tam dan sering diwawancarai oleh media. Namun ” Nyonya Bao” ini bersembunyi sedalam misteri, dan tidak meninggalkan suara atau gambar. Banyak berita dan pengungkapan media berasal dari Nyonya Bao ini, tetapi ketika dia benar-benar dibutuhkan untuk tampil bersaksi, alih-alih tampil ke publik, sebaliknya dia malah menghapus sejumlah foto dan komentar.

Baik “Nyonya Bao” dan ibu Abby, sama-sama mengungkapkan bahwa Abby, Chris dan mantan suaminya Alex Kwong adalah teman sekelas, malah Abby dan Chris belajar di sekolah internasional yang sama ketika dia berusia 10 tahun. Namun, menurut penuturan dari sumber orang dalam, Abby sewaktu menginjak bangku SMP, dia bersekolah di Kowloon Tong School (Seksi Menengah), sedangkan si Alex Kwong bersekolah di SMP Chen Shuqu Memorial Middle School, dua sekolah yang letaknya cukup berjauhan. Abby Choi memiliki reputasi buruk di antara teman-teman sekelasnya, dia memiliki catatan berkelahi dan surat peringatan dari pihak sekolah, dia adalah “gadis bermasalah” yang dihindari semua orang.

Dalam video pernikahan Abby Choi dan Chris yang beredar di Internet, Chris menceritakan bagaimana mereka bertemu dan berkenalan di jalan, sama sekali tidak menyebut pernah sebagai teman sekelas. “Nyonya Bao” dan “kakak kelima” jelas berbohong, dan dengan sengaja merilis berita palsu.

Abby membeli beberapa unit rumah seharga puluhan miliar rupiah, dan untuk satu unit rumah mewah di Bukit Kadoorie seharga 72,3 juta (137 miliar rupiah, kurs per 25/04) di atas-namakan ayah mantan suaminya, Kwong Kau (鄺球), bahkan pembayarannya dilakukan oleh Abby secara tunai sekaligus. Dia memiliki kekayaan bersih pribadi lebih dari HK$100 juta (190 miliar rupiah). Dari mana Abby mendapatkan uangnya? Ada cukup banyak media yang menggoreng dan membawa arah angin, yang menyebutkan bahwa keluarga orang tua Abby Choi sangat kaya, dan hal ini tidak benar.

Apakah itu selama masa hidup atau setelah kematian Abby, orang-orang ini senantiasa bekerja sama untuk mempertahankan dengan mulus citra Abby Choi sebagai “keluarga kaya” dan “selebritis”, yang membuatnya tampak royal dan mewah.

Abby Choi lebih seperti kanopi yang digelar dan ditampilkan oleh keluarga Choi, keluarga Kwong dan keluarga Tam secara bersama-sama, mengenai sosok “gadis bermasalah” di masa lalu bukanlah miliknya, melainkan berupa kisah yang tersembunyi di balik tirai hitam yang tidak boleh diketahui oleh publik.

Pernikahan, pembicaraan dan hubungan yang serba hitam

Hubungan antara keluarga Kwong, Choi dan Tam jauh lebih rumit dari yang dibayangkan kebanyakan orang. Ketika pemakaman Abby Choi, reaksi dari tiga keluarga itu bukannya kesedihan dan kemarahan, malahan seperti telah mengetahui apa yang terjadi dan berpura-pura menunjukkan kepanikan untuk menutupi kebenaran.

Apa tujuan dari kesediaan keluarga Tam, mertua Abby terakhir, merelakan putranya menikahi wanita berstatus kawin dengan dua anak? Pernikahan Abby Choi dengan keluarga Tam menyembunyikan rahasia yang tidak diketahui orang.

Orang tua dari keluarga Tam dapat bergaul akrab dengan orang tua dari keluarga Kwong dan terlihat sering bepergian bersama; kedua suami acap kali berkumpul bersama; pasca perceraian, Abby masih memiliki hubungan dekat dengan keluarga mantan suaminya, tidak hanya membeli rumah mewah seharga lebih dari HKD 70 juta dan diatas namakan ayah mantan suaminya, juga mendaftarkan perusahaan bersama dengan saudara laki-laki mantan suami serta memintanya untuk menjadi sopir pribadi. Setelah Abby dibunuh, Kwong Kau mengaku melakukan percakapan dengan suami Abby saat ini, Chris. Ia berkata, “Jika keluarga Tam mengingkari janji mereka, maka akan berakhir mati bersama.” Sebelumnya, keluarga Kwong telah mengundang tim pengacara ngetop, dan Kwong Kau pernah mengirim pesan ke keluarga Tam, berharap keluarga Tam bisa membantu membayar biaya pengacara, dan kesemuanya ini penuh dengan keanehan.

Media Hong Kong pernah mengungkapkan bahwa mantan suami Abby pernah menggunakan seks untuk menipu uang seorang pria gay. Ada juga desas-desus bahwa mantan dan suami Abby adalah pasangan gay.

Konon, rumah mewah yang dibeli Abby sebenarnya dibeli oleh keluarga Tam yakni mertua Abby dengan harga lebih tinggi dari harga pasar.

Ada orang dalam yang mengungkapkan bahwa ketiga keluarga tersebut sebenarnya berbisnis bank bawah tanah. Alasan mengapa Abby Choi bisa menikah dengan keluarga kaya seperti keluarga Tam tidak hanya untuk melanjutkan garis keturunan keluarga, tetapi yang paling penting adalah untuk dapat mengemasnya sebagai “selebritis”, demi membantu keluarga Tam melakukan pencucian uang dalam jumlah besar. Tanpa adanya keuntungan yang besar, ketiga keluarga ini tidak mungkin berkumpul secara tidak normal. Dua keluarga Tam dan Choi bahkan tidak mendapatkan akte pernikahan, hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan risiko yang tidak terduga di kemudian hari.

Ketiga keluarga tersebut mungkin merupakan mitra yang memainkan peran berbeda dalam bisnis, pada 2020, keluarga Kwong mendirikan dua perusahaan cangkang di Daratan Tiongkok, tetapi modal yang disetor adalah nol, keluarga Kwong mungkin bertanggung jawab untuk menerima orderan dari Tiongkok, sementara itu keluarga Tam bertanggung jawab atas operasi di Hong Kong. Abby Choi adalah anggota penting dari poros operasi bersama tiga keluarga, sedangkan dalang pendanaan di balik layar masih menjadi misteri.

Cahaya kelam mengabaikan ketidaknormalan polisi Hong Kong

Kepolisian Hong Kong pernah dijuluki sebagai “korps terbaik di Asia”, tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini kualitas polisi Hong Kong menurun, ada kecenderungan menjadi bagian dari Departemen Keamanan Publik di daratan. Dalam kasus multilasi mayat Abby ini, perilaku polisi Hong Kong juga sangat tidak normal, dan menunjukkan dua ekstremitas.

Setelah kejadian tersebut, polisi Hong Kong berinisiatif untuk mendeteksi dan menangkap orang yang dicurigai dengan sangat cepat, serta bekerja sama lintas selat dalam menangkap Lam Shun dan Irene Pun Hau-yin juga sangat efisien. Untuk menemukan tubuh dan anggota badan Abby, polisi Hong Kong mengobrak-abrik ribuan ton sampah, dan juga mengirim “hantu air” menyelam ke dasar sungai untuk mencari. Namun hal-hal tersebut hanya berputar-putar di permukaan kasus saja, tidak berani menyentuh dan berpura-pura bisu tuli dalam melacak sumber uang milik dalang hitam di balik layar yang relatif mudah. 

Mantan suami Abby Choi, Alex Kwong Kong-chi dicari pada 2015 karena mengabaikan uang jaminan atas tuduhan penipuan, tetapi anehnya selama pencarian itu ia dapat bepergian dengan bebas bolak-balik antara Tiongkok dan Hong Kong selama delapan tahun terakhir. Dia bahkan berani secara mencolok menghadiri pemutaran perdana film amal yang didanai oleh Abby, berada di panggung yang sama dengan Sekretaris Keamanan Hong Kong Chris Tang Ping-keung dan Komisaris Polisi Hong Kong Raymond Siu Chak-yee.

Ayah Alex yakni Kwong Kau, adalah seorang sersan polisi di Kepolisian Hong Kong bertahun-tahun yang lalu, tetapi ia mengundurkan diri dari kepolisian karena dicurigai terlibat dalam kasus pemerkosaan, kasus kriminal yang begitu buruk tidak dituntut, dan pada akhirnya malah seperti dipetieskan. Sebelum pembunuhan Abby, pihak kepolisian tidak pernah menangkap buronan Alex Kwong, hal ini membuat orang ragu apakah pihak kepolisian terlibat dalam perlindungan gangster.

Uang Haram, Sarang Penyamun dan Siluman Tua Sulit Terdeteksi

Sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu, sebuah laporan dari Bank Sentral RRT secara terbuka telah mengungkapkan bahwa Hong Kong dan Makau adalah daerah transit utama bagi pejabat korup dari Daratan Tiongkok untuk mencuci uang dan melarikan diri. Dalam 3 tahun terakhir, devisa sejumlah 2 triliun dolar AS (29.872 triliun rupiah) dari daratan Tiongkok telah raib, diantaranya apakah juga terlibat dalam pencucian uang? Masyarakat selalu meyakini bahwa di balik kasus Abby Choi terlibat suatu kelompok pencucian uang besar dari Tiongkok dan Hong Kong. Keluarga Choi, keluarga Kwong dan keluarga Tam kemungkinan besar merupakan suatu bagian dari sindikat tersebut, mereka tengah mencuci uang untuk “pejabat dan oligarki” dari daratan. Abby Choi, seorang “sosialita beken” yang menjadi kedok bagi kelompok pencucian uang, sangat mungkin menjadi korban dari konflik kepentingan antara berbagai pihak pencuci uang tersebut.

Ada berbagai cara dalam pencucian uang, restoran, toko barang mewah, tempat perjudian dan hiburan, transaksi real estat dan lain-lain, semuanya ini sangat mudah menjadi tempat pencucian uang.

Tamjai Yunnan Mixian milik keluarga Tam telah diakuisisi oleh Marugame Seimen Jepang, tapi realitanya telah diakuisisi oleh perusahaan Tiongkok, Marugame Seimen hanyalah papan nama untuk mendukung fasad, faktanya pemegang saham utama sebenarnya adalah Ji Qi, pendiri Hotel Huazhu, yang memegang 63% saham. Ji Qi juga merupakan tokoh penting di bidang permodalan di Tiongkok. Setelah keluarga Tam menjual sahamnya, konon mereka mengubah bisnisnya menjadi bank lokal independen.

Lam Shun, tersangka yang terlibat dalam kasus tersebut, adalah mantan asisten artis Hong Kong Ronald Cheng Chung-kei. Lam Shun mengklaim bahwa “Direktur medali emas” Hong Kong Paco Wong Pak Ko adalah “mentornya”, dan Paco Wong adalah mantan direktur utama Yeah Yeah Group (sebelum 2022 bernama: Sun Entertainment Culture Limited) di Hong Kong. Bos besar Sun Entertainment Culture Limited adalah Alvin Chau Cheok-wa (Pin yin: Zhou Zhuohua), dijuluki “Hua si Pencuci Beras”, yang telah dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh RRT. Alvin didakwa dengan 289 tuduhan dengan tuduhan utama: pencucian uang. Alvin adalah “sarung tangan putih (boneka; seseorang atau organisasi yang secara diam-diam dikendalikan oleh orang lain)” dari Zeng Qinghong, tokoh faksi Jiang Zemin.

Irene, tersangka ketujuh yang ditangkap, adalah pacar Alex Kwong. Setelah kejadian itu, dia dicurigai mengenalkan penanggung jawab perusahaan kapal pesiar kepada Kwong dalam upaya untuk membantu Kwong melarikan diri. Ayah Irene, Pan Luanbin, adalah gangster “Raja Pistol Ganda” di Hong Kong tempo dulu, dan dia juga mencuci uang untuk orang lain.

Seperti kata pepatah, semua gagak (gangster) di dunia adalah hitam, Alex Kwong dibelit kasus masih dapat melakukan perjalanan antara Tiongkok dan Hong Kong tanpa hambatan ; Abby Choi dapat memiliki begitu banyak uang untuk membeli properti, memberi sponsor, serta membeli barang mewah super mahal; Abby Choi dapat mengatur media menggerakkan trend demi mendukung pengemasannya, selebritas politik dan bisnis memberinya ruang platform, serta di balik hal-hal ini ada “orang besar” yang bekerja di belakang layar dan menskenario. Sumber yang layak dipercaya menyebutkan bahwa banyak media telah menerima perintah dari atasan untuk tidak menggali lebih jauh dalam melaporkan kasus Abby Choi.

Kemungkinan pencucian uang telah menyentuh kepentingan mendasar dari banyak tokoh besar. Tidak masalah jika hanya menangkap beberapa keroco saja, tetapi sarang penyamun tidak boleh diekspos, apalagi dedengkot siluman tua lebih-lebih tak boleh menampakkan diri. Ada alasan untuk percaya bahwa kasus Abby Choi melibatkan terlalu banyak kalangan dunia hitam, dan jika sarang penyamun tidak dibasmi, maka kebenaran dari kasus yang diselimuti kegelapan itu sulit untuk menemukan momentum habis gelap terbitlah terang. (lin)

Banyak WN Tiongkok Nekat Melarikan Diri ke AS Karena Hidup di Dalam Negeri Semakin Sulit

0

 oleh Chen Yue

Belakangan ini semakin banyak penduduk Tiongkok yang ingin melarikan diri dari Tiongkok, terutama setelah merebaknya epidemi COVID-19. Sebagian dari mereka berharap bisa masuk ke Amerika Serikat dengan menempuh jalan setapak melintasi Amerika Selatan menuju perbatasan antara Meksiko dengan AS. Apa alasan yang mendorong mereka tidak segan-segan melewati gunung, hutan dan sungai yang berbahaya demi mencari kehidupan baru di Amerika Serikat ? Mari kita ikuti laporan berikut.

Baru-baru ini, satu kelompok yang terdiri dari ratusan orang warga negara Tiongkok melakukan perjalanan melintasi Amerika Latin dengan berjalan kaki menuju perbatasan antara Meksiko dengan Texas, AS. Mereka berbaris di sepanjang pagar, menunggu giliran untuk diperiksa oleh agen Patroli Perbatasan AS.

Perjalanan yang berat dan panjang ini telah membuat semuanya kelelahan, namun senyuman lega dan harapan yang menghiasi wajah mereka.

Salah seorang warga Tiongkok mengatakan : “Saya merasa lega dan bisa bernafas lebih nyaman, ini jarang terjadi. Orang-orang di sini, polisi di sini, semuanya sangat ramah dan bersahabat. Inilah Amerika yang ada dalam pikiran saya”.

“Saya berangkat dari Provinsi Hubei menuju Hong Kong, lalu terbang dari Hong Kong ke Thailand, setelah itu terbang dari Thailand ke Turki, lalu terbang ke Ekuador, kemudian ke Amerika Serikat melalui Amerika Selatan”.

Sebagian besar dari mereka masuk dari Ekuador, melintasi jalan setapak di hutan antara Kolombia dengan Panama yang akhirnya mencapai perbatasan Meksiko – AS. Meskipun mereka telah melewati segala macam kesulitan dan bahaya, bahkan menghadapi ujian hidup dan mati, mereka tetap tidak menyerah, malahan semakin banyak orang yang bergabung.

Pengacara yang mewakili imigrasi ilegal warga negara Tiongkok mengatakan : “Demi menempuh kehidupan yang lebih baik. Pemerintah komunis Tiongkok menerapkan kebijakan pencegahan epidemi yang ekstrem, semuanya disegel, termasuk rumah, bisnis, dan seluruh negara. Orang tidak bisa dipaksa tinggal dalam rumah untuk terus menatap tembok sepanjang hari. Mereka harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan. KPR dan KPM harus dibayar, perut perlu diisi, karena kesempatan itu tidak ada di Tiongkok”.

Menurut analisis pakar, PKT menerapkan blokade selama epidemi, sedangkan untuk memperoleh visa Amerika Serikat sangat sulit, sehingga warga sipil Tiongkok terpaksa mengambil risiko masuk AS melalui jalur setapak, pokoknya bisa melarikan diri secepat mungkin.

Eric Finch, Direktur Strategi Imigrasi “Boundless Immigration” yang berbasis di Kota Seattle mengatakan : “Epidemi di Tiongkok paling serius, meskipun pembatasan di sebagian besar dunia telah dicabut, tetapi pembatasan terhadap perjalanan keluar dan masuk Tiongkok masih diberlakukan.”

Sebagian dari warga negara Tiongkok yang ingin masuk AS ini juga beragama Kristen, mereka mengatakan bahwa mereka datang ke Amerika Serikat untuk menghindari penganiayaan kebebasan berkeyakinan oleh rezim Beijing.

Eric Finch mengatakan : “Tentunya kita semua ingin hidup di dunia yang sempurna. Anda tahu, mengenali mereka sebagai pengungsi dan imigran, lalu melakukannya dengan cara yang aman dan tertib untuk memfasilitasi perjalanan mereka ke Amerika Serikat.”

Menurut data yang ada pada Kementerian Kehakiman AS, bahwa tingkat keberhasilan dari pencari suaka dari Tiongkok di pengadilan imigrasi AS mencapai 58%.

Menurut statistik Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, bahwa dalam enam bulan sejak bulan Oktober 2022, WN Tiongkok yang ditangkap di perbatasan AS – Meksiko telah mencapai rekor tertingginya yakni 6.500 orang. (sin)

Lagi Ngetrend Anti-Perang di Internet Tiongkok : Pokoknya Tidak Saya Maupun Putra Putri Ikut Berperang !

0

oleh Xue Fei

Meskipun Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus mengintimidasi Taiwan dan berulang kali melakukan latihan militer di sekitar pulau, baru-baru ini banyak netizen Tiongkok memposting uneg-uneg mereka mengenai jika berperang dengan Taiwan. Banyak netizen berpendapat : “Jika negara ingin berperang, Mereka pasti akan menolak untuk ikut, bahkan tidak akan membiarkan putra putri mereka ikut berperang”. Sebaliknya, mereka berharap pemerintah dapat mengirim para pejabat PKT yang umumnya kaya, para pegawai negeri yang masuk kelompok kepentingan ini ke medan perang.

Baru-baru ini, seorang netizen daratan Tiongkok memposting pesan yang berbunyi : “Jika terjadi perang, saya tidak akan ikut, dan saya juga tidak akan membiarkan putra putri saya ikut. Saya adalah warga sipil kalangan bawah, yang di masa damai tidak ada satu pun pihak yang mengingat kita, tetapi pada saat kesulitan justru teringat. Katanya ketika negara dalam kesulitan, semua orang harus ikut bertanggung jawab. Tetapi ketika ada pembagian kesejahteraan dan mendapatkan perlakuan yang nikmat dari negara, mengapa tidak mengingat kita, tidak memperlakukan yang sama ? Biarlah orang lain yang ikut jika mereka mau. Pokoknya, saya tidak dan tidak akan membiarkan anak-anak saya ikut berperang !”

Postingan netizen ini dengan cepat menjadi populer, di-posting ulang dan disukai di banyak portal daratan, dan mendapat simpati dari banyak netizen.

Ada netizen yang mengomentari : “Saya juga tidak mau ikut, warga kalangan bawah tidak berkewajiban untuk berjuang ‘mati-matian’ demi pemodal !”

“Saya tidak bakal ikut, tolong digantikan saja oleh putra putri dari para kader pimpinan negara, mereka itu yang gen merahnya lebih unggul !”

“Putra putri dan istri pejabat tinggi semuanya kabur ke Amerika Serikat, mengapa saya yang harus mempertaruhkan nyawa”.

Ada netizen yang komentarnya menggelitik : Untuk potong ayam saja saya tidak berani, bagaimana harus membunuh orang (musuh) ? Selain itu, saya masih terbebani berat oleh kewajiban membayar angsuran KPM dan KPR, dan belum pernah menikmati pembagian kesejahteraan dari negara. Untuk itu, saya menghimbau agar diadakan decoupling antara modal dengan kepentingan.

Ada juga netizen yang menyarankan : Pakar dan profesor yang “lebih banyak ide” yang ikut berperang. Ada juga yang menyarakan agar para selebritas internet, para pamong praja, pejabat PKT yang korup, warga sipil yang kaya, yang sudah diasuransi jiwanya yang dikirim ke medan perang.

Lebih banyak komentar mengarah ke : “Siapa yang banyak memperoleh manfaat dari negara, dia yang harus berpartisipasi aktif dalam perang”. “Siapa yang bersedia menerima bagian dari kesulitan jika tidak pernah menerima bagian dari kesenangan ?”

Ada juga netizen yang menulis komentarnya dengan mengambil contoh Inggris dan Amerika Serikat : “Misalnya, bangsawan di Inggris yang baik status mau pun moralitasnya lebih tinggi daripada warga sipil. Slogan para bangsawan adalah : ‘Kehormatan di atas segalanya’. Dalam Perang mereka terus bergerak maju tidak takut mati. Oleh karena itu tingkat kematian dan luka perwira bangsawan Inggris lebih tinggi daripada tentara biasa.”

“Lihat saja putra Presiden Amerika Serikat juga menjadi teladan. Presiden Roosevelt memiliki 4 orang putra. Meskipun putranya ada yang menentang pembunuhan dan ada yang gagal memenuhi pemeriksaan medis, tetapi mereka semua secara sadar melamar untuk ikut berjuang di garis depan perang dan semua benar-benar berada di medan pertempuran. Mereka menggunakan tindakan untuk memperoleh pangkat dan kehormatan militer. Bahkan Elliott Roosevelt. putra kedua Presiden Roosevelt yang menerbangkan lebih dari 300 misi tempurnya, dan 2 kali mengalami cedera, akhirnya memperoleh penghargaan dari militer AS berupa Distinguished Flying Cross”.

“Dari sini terlihat bahwa para pemimpin negara asing telah memainkan peran yang patut dicontoh. Mereka tidak hanya bergabung dengan tentara selama perang berkobar, tetapi juga pergi ke garis depan, menyerbu dalam pertempuran, dan bertempur dengan musuh dengan taruhan nyawa”, komentar yang ditulis oleh netizen yang berbeda.

Singkatnya, sangat sedikit para netizen yang menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam perang ! Menanggapi fenomena ini, sebuah artikel self-media Tiongkok coba membedelnya dengan menyebutkan bahwa ada beberapa alasan yang mendukung munculnya fenomena ini.

Pertama. Akibat para petugas pengelola dari dinas pertanian di pedesaan, para pamong praja, bahkan polisi lalu lintas dan pakar yang bertindak sewenang-wenang sehingga meninggalkan kesan negatif di benak masyarakat. Para petugas pengelola dari dinas pertanian di pedesaan baru-baru ini paling tidak telah menyakiti 60% warga negara Tiongkok, atau bahkan lebih. Padahal total populasi Tiongkok menurut otoritas adalah 1,4 miliar, dengan proporsi petani yang 41%. Jadi hampir 500 juta jiwa orang tinggal di daerah pedesaan, dan lebih dari 600 juta ton biji-bijian diproduksi setiap tahunnya.

Kedua. Kesenjangan antara kaya dan miskin semakin melebar. Padahal awalnya sudah ada kesepakatan yaitu mereka yang kaya terlebih dahulu wajib bertindak sebagai motor penggerak bagi rakyat agar bisa mencapai kemakmuran (ucapan Teng Xiaoping). Tetapi setelah bertahun-tahun berlalu, mereka selain tidak memenuhi kewajibannya, malahan menjadi kapitalis jahat yang memeras rakyat. Terlebih lagi, apa yang disebut media arus utama resmi PKT justru menutup mata terhadap hal ini, sebaliknya, mereka sering melontarkan janji-janji bual yang membuat orang merasa jijik.

Ketiga. Sejumlah orang kaya mengalihkan harta kekayaannya ke luar negeri, mereka selain mengkhianati niat aslinya juga hanya memikirkan kepentingannya sendiri, tidak mau berkontribusi kepada masyarakat, sehingga membuat benci banyak orang.

Keempat. Penyalahgunaan kekuasaan publik. Setelah PKT merebut kekuasaan, pejabat pemerintah menggunakan kekuasaan di tangan mereka untuk menguntungkan kroni mereka, mengakibatkan pengucilan dan penindasan bakat. Misalnya: Zhou Dashao, Li Xianling, “Beijí nianyu”, Sekretaris Li dari Henan, dan lain-lain. 

Nyatanya, sikap di atas itu sudah pernah muncul bertahun-tahun yang lalu saat sebuah jaringan portal terkenal Tiongkok melakukan survei mengenai “Berapa banyak simpanan uang yang ingin Anda sumbangkan ke ibu pertiwi jika meletus perang (dengan AS) ?” Tanpa diduga, jawaban para responden berikut ini malahan mendukung Amerika Serikat.

Beberapa netizen mengaku bersedia menyumbang dana buat Amerika Serikat. Ada yang bersedia menjadi petunjuk jalan bagi militer AS. “Saya bersedia menjadi informan bagi tentara AS”, tulisnya. Beberapa netizen mengungkapkan kerinduan mereka terhadap Amerika Serikat.

Ada pula netizen yang berkomentar : Kami ini bukan payung, yang dibawa keluar saat hari hujan, tetapi dilemparkan ke sudut saat hari cerah. Saat berperang, biarkan orang-orang yang berstatus khusus itu yang diperintahkan ke garis depan pertempuran untuk menyerbu musuh. Biarkan para pegawai negeri yang membayar biayanya ! (sin)

Kemegahan Senjata dan Baju Zirah Sang Ksatria

0

MICHELLE PLASTRIK

Jauh sebelum franchise film “Night at the Museum”, The Metropolitan Museum of Art membuat film “ksatria di museum” Hollywood yang dinamis berjudul “A Visit to the Armor Galleries”. Film tersebut dirilis pada tahun 1924 sebagai bagian dari program untuk membuat koleksi senjata dan baju zirah spektakuler mereka menjadi hidup untuk pendidikan publik. 

Adegan yang mempesona termasuk baju zirah abad pertengahan yang meninggalkan “pelindung kotak kaca”nya untuk menjawab keingintahuan pengunjung, seorang kesatria berbaju zirah lengkap di atas kuda berlari kencang melalui Central Park dengan Kastil Belvedere di latar belakang, dan para kurator mengenakan pakaiannya sendiri mulai dari helm hingga sabaton, untuk sebuah pertarungan pedang dan joust (kontes olahraga abad pertengahan di mana dua lawan menunggang kuda bertarung dengan tombak). Ada catatan tentang aktor Hollywood, Douglas Fairbanks Sr., yang terkenal dengan film bisu petualang, terkesan dengan film tersebut.

Koleksi Ronald Lauder

Pencinta materi petualang saat ini adalah pengusaha, kolektor, dan dermawan Ronald Lauder. Koleksi seni pribadi Ronald yang luas dan beragam dianggap sebagai salah satu yang terbesar di dunia, menceritakan dalam sebuah wawancara dengan Artnet News, bahwa dia telah terpesona oleh departemen persenjataan and baju zirah di museum The Met sejak dia masih remaja.

“Saya akan menghabiskan waktu berjam-jam di [museum] Met, membayangkan kisah para ksatria, raja, dan pangeran. Belakangan, saya menyadari bahwa senjata dan baju zirah memiliki keindahan tersendiri, yang mewakili patung terbaik abad ke-15 dan ke-16.”

Sejak itu Ronald telah mengumpulkan koleksi senjata dan baju zirahnya yang luar biasa, dan telah menjanjikan 91 koleksinya kepada museum The Met. Beberapa diantaranya pernah dipajang dalam pameran “Koleksi Ronald S. Lauder”, di Neue Galerie New York, yang ditutup pada 20 Maret 2023 lalu.

Arms and Armor Department at the Metropolitan Museum of Art, New York City. (Diego Grandi/Shutterstock)

Untuk menghormati peringatan 20 tahun museum yang ia dirikan (terletak di bekas rumah besar Vanderbilt di Upper East Side), Ronald memamerkan 500 karya dari koleksinya. Pameran tersebut mencakup benda-benda beragam seperti mahakarya patung Yunani dan Romawi, lukisan tanah emas Italia abad ke-13 dan ke-14, benda-benda untuk Kunstkammer (kabinet keingintahuan), karya seni Austria dan Jerman modern, serta memorabilia dari film favoritnya, “ Casablanca”.

Ronald terkenal dengan manifesto pengumpulannya bahwa ada tiga kategori seni: dari yang mengesankan hingga yang menakjubkan. Dia hanya mengumpulkan dari kategori yang terakhir. Pameran ini memang dipenuhi dengan superlatif dan tablo yang memesona, seperti pajangan senjata dan baju zirah yang dikuratori di ruang berpanel kayu di lantai dua museum. 

Perisai bersejarah digantung seperti lukisan di dinding, segala macam senjata dan helm bersinar dalam pengelompokan yang dinamis secara visual, dan baju zirah penuh hiasan berdiri menarik perhatian.

Keintiman ruangan memberikan kesempatan untuk melihat dengan cermat dan kurasi kreatifnya membantu penonton menghargai bagaimana pembuat baju zirah ini tidak hanya pengrajin yang bagus, tetapi juga seniman yang inovatif. Satu yang menjadi sorotan adalah 1550 Field Armor, kemungkinan dibuat untuk Heinrich V, Duke of Brunswick-Wolfenbüttel, dan dibuat dengan indah. Baju zirah lapangan yang dibuat untuk penggunaan fungsional dan, dalam hal ini, juga memiliki kualitas estetika yang tinggi.

‘Ksatria Terakhir’

Pameran ini membangkitkan ingatan pada pameran tahun 2019–2020 di The Met, “The Last Knight: The Art, Armor, and Ambition of Maximilian I” (Ksatria Terakhir: Seni, Baju Besi, dan Ambisi Maximilian I), di mana Ronald Lauder adalah pemberi pinjaman koleksinya. Seperti yang dijelaskan The Met dalam  ikhtisar  pameran itu, baju zirah Eropa pada abad ke15 dan ke-16 sangat penting, memainkan peran dalam ambisi politik, strategi, dan cita-cita kesatria.

Pameran Met menyatukan senjata dan baju zirah dari istana Kaisar  Maximilian I  (1459–1519) bersama lukisan, patung,  permadani, dan manuskrip.

Peluang untuk melihat contoh fisik baju zirah di samping karya seni yang menampilkan benda-benda ini dapat sangat meningkatkan pengalaman menonton selanjutnya. Sorotan mencolok dari pameran “The Last Knight” adalah lukisan yang merupakan bagian dari koleksi permanen The Met yang berjudul “Saint Maurice”, karya pelukis maestro era Renaisans Jerman, Lucas Cranach the Elder dan bengkelnya. Saint Maurice adalah seorang komandan legiun Romawi, yang berasal dari Afrika Utara dan menjadi martir pada tahun 280 M atau 300 M. Pada abad ke-13 di Jerman, ia mulai digambarkan dalam karya seni sebagai orang kulit hitam.

Dalam lukisan Lucas Cranach, santo Kristen awal digambarkan secara anakronistik mengenakan baju zirah lapangan awal abad ke-16. The Met mencatat bahwa “shading dan artikulasi bentuk baju zirah ditangani secara sensitif” oleh sang seniman. Baju zirah dalam karya seni tersebut, pada kenyataannya, dianggap didasarkan pada yang dikenakan oleh cucu Kaisar Maximilian I, Charles V, ketika ia dimahkotai pada tahun 1520. Pedang yang dipegang Saint Maurice mungkin merupakan pedang seremonial yang dipersembahkan oleh paus kepada Maximilian. Lukisan ini adalah contoh yang menggetarkan hati tentang bagaimana senjata dan baju zirah dapat memainkan peran strategis dalam mengomunikasikan simbolisme sebuah karya seni.

Museum dan kolektor sering membeli senjata dan baju besi dari para dealer swasta. Salah satu kolektor tersebut adalah pemilik galeri Inggris, Peter Finer, yang baru-baru ini memamerkan “The Winter Show” tahunan ke-69, sebuah pameran seni, barang antik, dan desain terkemuka yang diadakan setiap  Januari di New York City. 

Di pameran tersebut, ada baju zirah lapangan “Maximilian” panjang tiga perempat bergalur awal yang luar biasa. Galeri tersebut mencatat bahwa perlindungan kuat Kaisar Maximilian terhadap pembuat senjata memengaruhi desain dan produksi mereka sedemikian rupa sehingga “namanya identik dengan baju besi bergalur di awal abad ke-16” dan berkontribusi pada periode ini sebagai puncak kebangkitan ksatria yang ideal.

Gagasan tentang keberanian ideal ini berlanjut hingga hari ini dengan kolektor seperti Ronald Lauder memajang dan me- nyumbangkan karya seni bersejarah. Seperti yang dikatakan Ronald dalam sebuah wawancara, “Mendukung museum dan institusi budaya telah menjadi fokus utama saya. Saya menganggap diri saya sebagai penjaga sementara dari karya-karya dalam koleksi saya, yang pada akhirnya menjadi milik publik.” (jen)

Michelle Plastrik adalah penasihat seni yang tinggal di New York City. Dia menulis tentang berbagai topik, termasuk sejarah seni, pasar seni, museum, pameran seni, dan pameran khusus

“Little House on the Prairie” Rumah dan Keluarga Belajar dari Keluarga Ingalls

0

Menjembatani kesenjangan dan mengembalikan tradisi Iman, rumah, dan komunitas yang tak lekang oleh waktu

JEFF MINICK

Pada Maret 1974, “Little House on the Prairie” ditayangkan perdana di televisi jaringan. Berdasarkan buku anak-anak karya Laura Ingalls Wilder, serial dramatis ini ditayangkan selama sembilan tahun, meraih empat Emmy dan 16 nominasi, dan tetap menjadi salah satu acara paling sukses dalam sejarah pertelevisian. Terlepas dari usianya, “Little House” tetap populer di kalangan penonton hingga saat ini.

Sebagian besar daya tarik itu pasti berkaitan dengan akting bagus Michael Landon sebagai Pa Ingalls dan Karen Grassle sebagai Ma, dan dengan Melissa Gilbert, Melissa Sue Anderson, dan Rachel Lindsay Greenbush berperan sebagai putri-putri mereka, Laura, Mary, dan Carrie. Didasarkan pada novel, alur cerita dan dialognya solid, dan sinematografi serta musiknya menarik.

Banyak penonton pasti tertarik juga dengan kebajikan yang digambarkan dalam kisah-kisah ini. Mereka mengalami nostalgia masa lalu yang tidak pernah mereka jalani, masa ketika hidup lebih sederhana, atau setidaknya lebih mendasar, dan jalinan moralitas yang sama mengalir melalui jalinan  budaya.  Mereka tidak perlu ingin kembali ke usia itu, komunikasi yang lambat, tetapi berharap hidup mereka mirip dengan kehidupan Charles dan Caroline Ingalls, ketiga putri mereka, dan beberapa karakter lain di acara ini.

Kisah dimulai

Mengikuti pilot film berdurasi penuh, episode satu dari serial “Little House” menemukan keluarga Ingalls yang baru tiba di tepi Plum Creek dan siap membongkar gerobak tertutup mereka. Charles mendapatkan pekerjaan di pabrik di kota terdekat Walnut Grove dengan imbalan kayu untuk membangun rumah. Karena tidak memiliki bajak dan benih, dia mengambil pekerjaan lain juga dengan Tuan O’Neil yang keras kepala. Setelah tulang rusuknya patah saat piknik keluarga, Charles tidak dapat bekerja, dan O’Neil datang untuk mengambil dua lembu yang dijanjikan Charles jika dia gagal menyelesaikan pekerjaannya. Beberapa warga kota datang membantu Charles, menyelesaikan pekerjaannya, dan keluarga Ingalls sekarang dapat bebas menanam tanaman mereka.

Dalam satu episode itu adalah contoh dari semua hadiah — keluarga yang erat, komunitas yang mendukung — yang begitu dirindukan banyak orang pada hari ini. Tapi mungkinkah kita bisa belajar dari “Little House” bagaimana menciptakan hal-hal itu dan mewujudkan keinginan kita?

Mari kita naik kereta tertutup kita sendiri, melakukan perjalanan ke masa lalu, dan mencari tahu.

Keluarga

Ketika Charles menyadari bahwa dengan bekerja begitu banyak dia mengabaikan keluarganya dan menjadi kesal dengan anak-anak, dia mengajak Caroline dan gadis-gadis itu piknik. Ketika dia jatuh dari pohon dan tulang rusuknya patah, Caroline menggantikannya membajak ladang sementara gadis-gadis, yang sudah melakukan pekerjaan rumah dan menjaga Carrie kecil, mengerjakan tugas memasak dan rumah tangga.

Inilah  sebuah  keluarga  yang  bekerja bersama,  menyediakan  hiburan  untuk mereka sendiri—mendengar biola Pa, membaca Alkitab, dan mendongeng, serta bergabung saat keadaan menjadi sulit. Dalam satu episode, Charles pada satu titik mengatakan dia seharusnya tidak pernah mengambil Caroline dari keluarganya di Minnesota.

 “Keluarga saya adalah tempat Anda berada,” kata Caroline, menggemakan Ruth dari tulisan suci: “Ke mana Anda pergi, saya akan pergi, dan di mana Anda tinggal, saya akan tinggal.”

Saat  ini,  penekanan  pada  keluarga itu telah hilang. Jajak pendapat Pew Research Center baru-baru ini menunjukkan bahwa sementara sejumlah besar orang tua memprioritaskan pendidikan dan kepuasan karier anak-anak mereka, hanya sekitar 20 persen yang mengajar- kan kepada anak-anak mereka bahwa pernikahan dan keluarga itu penting dalam kehidupan.

Menonton episode ini, kita mungkin bertanya pada diri sendiri: Seberapa pentingkah keluarga dalam hidup saya sendiri?

Jika kita tidak memiliki keluarga di bawah atap kita, maka kita dapat bertanya: Adakah cara agar saya dapat memperbaiki hubungan saya dengan anggota keluarga saya, atau membangun kembali hubungan dengan kerabat yang telah meninggal?

Rumah

Berbaring di tempat tidur di loteng yang dibangun untuk mereka oleh ayah mereka, Laura berkata, “Saya pikir rumah adalah kata yang paling menyenangkan.” Laura benar. Kata rumah memiliki keajaiban di dalamnya, seperti halnya rumah itu sendiri. Bagi banyak dari kita, rumah adalah kotak kenangan, kumpuan harta karun, yang masing-masing mengingatkan kita tentang siapa diri kita dan di mana kita pernah berada. Ada rumah boneka yang dimainkan oleh putri kita ketika mereka di taman kanak-kanak, rak buku yang dibangun oleh ayah kita, meja yang diberikan oleh pasangan kita ketika kita pertama kali menikah.

Di kisah Ingalls tinggal di gubuk tanah, dan di episode pertama, mereka tinggal untuk sementara waktu di sebuah rumah yang digali di sisi bukit. Kedua tempat itu adalah rumah bagi mereka karena mereka membuatnya begitu, dan hal yang sama berlaku untuk kita. Apakah alamat kita adalah apartemen di Chicago atau rumah mewah di Newport, Rhode Island, tempat tinggal kita adalah rumah jika kita mengisinya dengan cinta, benda berharga, dan kenangan.

Teman dan komunitas

Ketika Pa Ingalls dengan tulang rusuknya yang patah terhuyung-huyung bekerja untuk Tuan O’Neil untuk menyelesaikan kontraknya dan mendapatkan kembali lembunya, dia segera ambruk mengangkat karung gandum yang berat. Meskipun dia baru di kota ini, orang- orang menghormatinya sebagai pekerja keras dan jujur, dan beberapa dari mereka segera maju dan menyelesaikan pekerjaan untuknya. Di akhir episode, narator kita, Laura memberi tahu, “Pa berkata dia senang kami datang untuk tinggal di tepi Plum Creek karena di sini dia memanen tanaman yang dia tidak tahu siapa yang tanam: panen teman.”

Bahwa komunitas seperti itu lebih mudah dicapai pada zaman itu, daripada sekarang adalah suatu hal yang sulit. Orang-orang menggosok siku berbelanja di toko yang sama, menghibur diri me- reka sendiri di pesta dansa, menghadiri gereja yang sama, dan saling membantu, jika tidak ada alasan lain selain itu adalah hal yang harus dilakukan untuk tetangga.

Tugas kita lebih sulit. Cara-cara modern kita—mobil, televisi dan komputer, pekerjaan dan jadwal sibuk, dan banyak lagi—menempatkan kita jauh dari kota-kota kecil dan desa-desa pada  1880- an, atau bahkan dari lingkungan di kota-kota besar pada waktu itu. Kita jarang mengenal satu sama lain seperti mereka. Di lingkungan saya sendiri, misalnya meskipun hampir setiap  rumah  memiliki teras depan, kebanyakan orang tetap tinggal di dalam atau duduk di geladak yang menghadap ke halaman belakang mereka. Ketika saya berada di beranda, saya selalu melambaikan tangan kepada orang yang lewat dengan mobil mereka, tetapi saya tidak tahu nama mereka atau apa pun tentang mereka.

Terserah kita

Jika kita menginginkan hal-hal yang kita lihat di “Little House on the Prairie”— keluarga yang erat, rumah yang di ubah menjadi rumah, tetangga dan teman yang kita kenal dan percayai—kita harus bekerja untuk mereka. Jika kita ingin memperkuat keluarga kita, kita mungkin harus berhenti berprestasi di kantor (yang biasanya kita harus menghabiskan waktu bekerja) dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangan dan anak-anak kita. Jika Caroline Ingalls dapat menyapu lantai tanah dari sebuah rumah tanah, mengeluarkan beberapa barang berharga yang dibawa dari Minnesota, dan menyebut tempat itu sebagai rumah, kita pasti dapat membuat rumah kita sendiri layak dengan nama yang sama. Dan meskipun membuat  atau  menemukan  komunitas itu sulit, ada banyak cara untuk memulai: bergabung dengan gereja atau organisasi lokal, mempelajari nama juru tulis yang menelepon belanjaan kita, dan memperlakukan mereka yang kita temui sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Kita memiliki kemewahan yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh nenek moyang baru-baru ini:  kendaraan  dengan pengatur suhu yang dapat melintasi kota dalam hitungan jam daripada hari, perawatan kesehatan yang mencegah begitu banyak penyakit dan kematian pada usia itu, kemampuan untuk memegang perangkat di telapak tangan, tangan kita dan berkomunikasi dengan dunia.

Tetapi mereka memiliki beberapa hal yang kurang dimiliki di budaya kita. Dengan mengadopsi sikap mereka yang dapat melakukan dan mandiri, kita dapat, jika kita mau, memperkuat hal-hal penting dari keluarga, rumah, dan masyarakat di masa lalu.(awp)

Analis Para Pakar Tentang Percakapan Telepon Xi Jinping dengan Zelensky

Setelah panggilan telepon antara Presiden Ukraina Zelenski dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, sebuah perintah personalia dikeluarkan untuk menunjuk duta besar baru untuk Tiongkok, dan Partai Komunis Tiongkok segera menunjuk mantan duta besar untuk Rusia, Li Hui, sebagai perwakilan khusus untuk urusan Eurasia.

Namun, dokumen-dokumen yang dirilis setelah panggilan telepon tersebut tidak menyebutkan satu kata pun tentang “Rusia” atau “perang”, menunjukkan bahwa aliansi antara Beijing dan Moskow tetap kuat. Ukraina, di sisi lain, terus menekankan kembalinya wilayahnya ke status 1991.

Masih diragukan apakah dialog ini akan benar-benar memfasilitasi pembicaraan damai

oleh Huang Yimei/Luo Ya/Chen Jianming

Sejak perang antara Rusia dan Ukraina dimulai pada  Februari tahun lalu, Beijing telah mencoba untuk menggambarkan dirinya sebagai pembawa damai dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Setelah bertemu dengan Putin pada 21 Maret tahun ini, Xi Jinping menekankan perlunya menyelesaikan krisis Ukraina “melalui perundingan damai”.

Lebih dari sebulan kemudian, Xi berbicara dengan Presiden Ukraina Zelensky untuk pertama kalinya setelah kontroversi mengenai kesalahan yang dilakukan oleh Duta Besar Tiongkok untuk Prancis, Lu Shaye. Mengapa Xi Jinping memilih waktu ini untuk berbicara dengan Zelensky?

“Lebih dari 400 hari setelah meletusnya perang Rusia-Ukraina, Xi Jinping enggan berbicara dengan Zelensky, meskipun ada desakan dari Zelensky dan Barat, dan dengan adanya panggilan telepon ini, jelas bahwa Xi Jinping harus memperbaiki niat sebenarnya dari Partai Komunis Tiongkok dan kerusakan yang telah dilakukannya pada hubungan Tiongkok-Eropa, seperti yang dibocorkan dalam sebuah wawancara dengan duta besar untuk Perancis, Lu Shaye,” ujar Dr. Cheng Chin-Mo, Dekan Departemen Diplomasi dan Hubungan Internasional dari Universitas Tamkang, Taiwan.

Zelensky mengatakan secara terbuka di media sosial pada  26 April bahwa percakapan telepon antara kedua belah pihak berlangsung lama dan penuh makna.

CNN melaporkan bahwa komandan militer senior AS di Eropa mengatakan kepada komite kongres bahwa Ukraina berada dalam posisi yang baik untuk melawan Rusia dalam perang. AS sudah bekerja sama dengan tentara Ukraina untuk menghadapi kemungkinan serangan mendadak.

“Percakapan Xi Jinping dengan Zelensky mengungkapkan bahwa Rusia sudah berada pada posisi yang cukup lemah di medan perang. Pasukan elit Rusia sudah sangat terkuras di medan perang di Ukraina. Bantuan militer Barat dalam bentuk tank tempur, pesawat tempur, dan pesawat tempur terlatih mulai berdatangan, dan cuaca pun mulai menghangat serta daratan tidak berlumpur. Dengan cuaca yang menghangat dan daratan yang tidak terlalu berlumpur untuk tank dan pasukan besar lainnya, serangan balasan musim semi Ukraina yang telah lama dipersiapkan akan segera dimulai,” tambah Cheng Chin-Mo.

Chen Yonglin, seorang mantan diplomat di Konsulat Tiongkok di Sydney, mengatakan bahwa media Barat telah mempertanyakan kurangnya kontak Xi Jinping dengan Ukraina sejak kunjungannya ke Rusia. Insiden Lu Shaye tidak hanya menyinggung perasaan Uni Soviet yang sebelumnya merdeka, tetapi juga menimbulkan keraguan tentang niat sebenarnya dari Partai Komunis Tiongkok dalam mencoba menengahi perang antara Rusia dan Ukraina.

 “Hanya dengan melakukan panggilan telepon dia dapat terus berpura-pura menjadi mediator damai. Inilah yang awalnya dia pikirkan. Mengenai insiden Lu Shaye, bahkan lebih penting baginya untuk melakukan panggilan telepon ini,” kata Chen Yonglin.

Beberapa opini publik percaya bahwa Lu Shaye, duta besar Tiongkok untuk Prancis, membuat skandal, termasuk “bekas Uni Soviet tidak memiliki status negara berdaulat” dan “kedaulatan Krimea bergantung pada cara memandang masalah ini” dan komentar lainnya adalah terinspirasi oleh pejabat tinggi, bukan yang disebut “pendapat pribadi”.

Bagi Chen Yonglin, “Apa yang diungkapkan Lu Shaye adalah niat sebenarnya di internal Partai Komunis Tiongkok sebagai aliansi dengan Uni Soviet. Ini adalah niat sebenarnya. Adapun pembicaraan damai, mereka hanya berpura-pura, tapi saya tidak ingin Rusia untuk terlalu lemah, karena bagaimanapun juga Rusia masih memiliki senjata nuklir. Oleh karena itu, pijakan Rusia akan menguntungkan serangan PKT terhadap Taiwan di masa depan. Pertimbangan ini adalah ide jangka panjang.”

Zelensky mengklaim bahwa selama percakapan selama sejam, kedua  pihak mengeksplorasi cara-cara bekerja sama untuk mencapai “perdamaian yang adil dan berkelanjutan” untuk Ukraina. Zelensky bersikeras bahwa solusi apa pun dengan Rusia harus didasarkan pada pemulihan perbatasan Ukraina seperti pada tahun 1991.

“Zelensky bersikeras bahwa inti dari negosiasi ini adalah untuk mengembalikan garis perbatasan tahun 1991, dan Zelensky menekankan bahwa Ukraina menginginkan perdamaian jangka panjang, bukan gencatan senjata sementara,” kata Cheng Chin-Mo.

Para ahli mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok hanyalah pembawa perdamaian palsu dengan agenda tersembunyi, dan Barat dapat melihat hal ini dengan sangat jelas. Gilbert Rozman, seorang ahli Rusia dan Tiongkok di Universitas Princeton, percaya bahwa waktu panggilan Xi terkait dengan pidato Lu Shaye. Meskipun tidak mungkin membuat terobosan besar dalam menyelesaikan perang di Ukraina, namun hal ini akan mengurangi dampak dari pernyataan Lu Shaye di Eropa. (Hui)

Ping-Pong untuk Parkinson

0

Studi Jepang menunjukkan olahraga yang menyenangkan dan relatif murah ini mungkin merupakan terapi yang efektif bagi mereka yang menghadapi penyakit Parkinson

JENNIFER MARGULIS & JOE WANG

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif kedua yang paling umum, setelah Alzheimer. Gangguan otak ini biasanya datang secara perlahan. Mereka yang menderita mungkin merasakan tangannya gemetar misalnya, atau merasa ucapan mereka tidak jelas atau merasa sedikit lebih lambat dari biasanya.

Ini adalah penyakit progresif, yang berarti seiring berjalannya waktu, gejalanya akan memburuk.

Diperkirakan 500.000 orang di Amerika Serikat menderita Parkinson, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Namun, banyak ahli percaya bahwa angka tersebut jauh lebih tinggi, karena orang yang mengidapnya dapat tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun. Di seluruh dunia, Parkinson diperkirakan memengaruhi 10 juta orang.

Meskipun kebanyakan orang menganggap Parkinson sebagai kelainan otak yang menyerang orang lansia — dan diketahui bahwa insiden penyakit Parkinson meningkat seiring bertambahnya usia — namun sekitar 4 persen orang dengan penyakit ini didiagnosis sebelum mereka berusia 50 tahun.

Seperti gangguan otak tertentu lainnya, kaum pria jauh lebih mungkin menderita Parkinson daripada wanita. Ini adalah penyakit yang mahal. Menurut Yayasan Parkinson, biaya gabungan dari penyakit ini—termasuk pengobatan, kehilangan pendapatan, dan pembayaran jaminan sosial—adalah sekitar $52 miliar per tahun, hanya di Amerika Serikat.

Penyakit ini dianggap tidak dapat disembuhkan, dan obat untuk mengobati gejalanya menelan biaya rata-rata $2.500 (sekitar Rp 37,3 juta) per tahun. Pembedahan dapat menghabiskan $ 100.000 (Rp 1,5 miliar) per orang, menurut Yayasan Parkinson.

Jalan Maju Tanpa Obat atau Pembedahan? Mengingat betapa mahalnya — dan berpotensi menghancurkan — gejala Parkinson, maka menemukan pilihan pengobatan yang terjangkau dan efektif, serta cara nonfarmasi untuk mengelola penyakit ini, harus menjadi prioritas.

Dua tahun lalu, para peneliti dari Jepang menerbitkan sebuah studi yang menarik, “Tenis meja (ping pong) untuk pasien dengan penyakit Parkinson: Studi percontohan pros- pektif satu pusat.” Para peneliti ini mulai dengan mengajukan pertanyaan yang tidak biasa: Bisakah ping-pong, juga dikenal sebagai tenis meja, bermanfaat bagi penderita Parkinson?

Siapa pun yang belum pernah bermain olahraga raket mungkin menganggap pertanyaan ini agak tidak masuk akal, kita semua tahu bahwa tetap aktif dan bugar di kemudian hari membantu meningkatkan kognisi, semangat, suasana hati, dan bahkan usia. Penelitian terus-menerus menegaskan bahwa olahraga adalah tindakan penting—mungkin tindakan paling penting—yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

Dan siapa pun yang telah memainkan olahraga raket (antara lain bulu tangkis, pickleball, ping-pong, racquetball, squash, dan tenis) sudah mengetahui seberapa banyak permainan ini dapat membantu meningkatkan koordinasi tangan-mata, keseimbangan, tonus otot, dan mobilitas umum.

Yang pertama dari jenisnya, studi percontohan Jepang tentang ping-pong untuk Parkinson dilakukan selama enam bulan. Para peneliti merancangnya untuk memeriksa apakah program latihan ping-pong, yang disesuaikan untuk orang lansia yang menderita gejala motorik parkinsonian, dapat memperbaiki gejala motorik, masalah otak, dan gejala kejiwaan.

Dua belas orang dewasa dengan penyakit Parkinson direkrut untuk penelitian ini. Mereka berpartisipasi dalam sesi latihan enam jam seminggu sekali. Mereka dievaluasi pada awal studi, kemudian dievaluasi lagi pada tiga bulan, dan sekali lagi pada enam bulan.

Mengapa Ping-Pong?

Ping-pong adalah olahraga populer di Asia. Berasal dari Inggris Victoria, di mana ia dimainkan di kalangan kelas atas sebagai permainan ruang tamu setelah  makan  malam. Ia diperkenalkan sebagai olahraga Olimpiade pada tahun 1988.

Bermain ping-pong membutuhkan gerakan, merespon bola serta lawan, dan koordi- nasi. Ini juga merupakan olahraga yang sangat nyaman untuk dimainkan di dalam ruangan dengan ruang terbatas.

Selain itu, menurut para peneliti, ini adalah aktivitas yang menyenangkan karena memiliki komponen kompetitif, “aktivitas yang dapat dinikmati pasien sebagai permainan dengan memperebutkan poin”.

Gerakkan Bola Besar (Bumi) dengan Bola Kecil (Ping-Pong)

Ketika Joe Wang dibesarkan di Tiongkok, anak-anak miskin tidak mampu membeli peralatan olahraga yang mahal. Sebaliknya, semua orang bermain ping-pong di atas meja beton menggunakan raket kayu. Ping-pong sangat populer di tahun 70-an dan 80-an, dianggap sebagai olahraga nasional de facto Tiongkok.

Pada tahun 1994, film blockbuster “Forest Gump” menampilkan karakter eponim yang memainkan ping-pong tingkat tinggi. Keahliannya memikat penonton di seluruh dunia. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa film tersebut (yang meraup lebih dari $679 juta di seluruh dunia) benar-benar menggambarkan peristiwa sejarah yang sebenarnya: diplomasi ping-pong antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok.

Semuanya dimulai pada tahun 1971, selama Kejuaraan Tenis Meja Dunia ke-31 di Nagoya, Jepang, ketika seorang pemain ping- pong Amerika bernama Glenn Cowan ketinggalan bus timnya, dan harus menumpang bus tim dari komunis Tiongkok. Atlet dari dua negara yang bermusuhan itu tidak saling menyerang, namun sebaliknya, mereka berbicara dan tertawa serta berjabat tangan.

Studi Ping-Pong Jepang

Program senam pingpong berlangsung dari November 2018 hingga Mei 2019. Para peserta yang semuanya menggunakan tangan kanan melakukan sesi senam selama enam jam seminggu sekali selama enam bulan. Mereka tidak dilarang aktif secara fisik dengan cara lain jika mereka mau.

Mahasiswa dari Departemen Ilmu Olahraga dan Kesehatan di Universitas Fukuoka Jepang menginstruksikan para peserta. Mereka memimpin 30 menit peregangan dan kemudian meminta mereka melakukan permainan gaya reli dan gaya permainan. Termasuk dalam latihan pemanasan adalah latihan pernapasan, peregangan leher, tekukan lutut, fleksi pergelangan kaki, dan latihan lainnya.

Setelah periode bermain pagi, peserta studi menikmati istirahat makan siang. Setelah makan siang, mereka bermain  ping-pong lagi, dan di akhir sesi, mereka menghabiskan 10 menit lagi untuk meregangkan tubuh dan menilai sendiri seberapa lelah yang mereka rasakan dan betapa menyenangkannya mereka.

Staf medis yang ada memantau para peserta dengan cermat, sehingga mereka dapat membantu para peserta jika mereka kehilangan keseimbangan saat bermain.

Bagaimana Ini Membantu?

Para peneliti hanya dapat mengumpulkan data sembilan dari 12 peserta asli: dua pria dan tujuh wanita yang rata-rata berusia 72 tahun dan menderita Parkinson selama sekitar tujuh setengah tahun. Semuanya mampu berjalan tanpa bantuan tongkat atau alat lain, meski beberapa pasien sebelumnya pernah mengalami jatuh.

Selama enam bulan penelitian berlangsung, satu peserta melaporkan sakit punggung, dan satu lagi jatuh. Tetapi tidak ada yang menderita efek yang bertahan lama dari ini dan tidak ada peserta yang membutuhkan pengobatan tambahan.

Pada saat yang sama, bermain pingpong “secara signifikan meningkatkan” beberapa aspek mobilitas pasien Parkinson.

“Karena mengayunkan raket berulang kali ke seluruh tubuh  membutuhkan  manipulasi otot aksial,” para peneliti menyimpulkan, “mungkin program latihan ini dapat membantu memperbaiki gejala aksial. Selain itu, suara ritmis bola yang mengenai meja dapat memberikan isyarat pendengaran bagi peserta untuk bergerak. Selain itu, gambar visual dari bola ping-pong oranye atau putih yang datang dari meja hijau dapat memberikan isyarat visual yang menarik bagi peserta untuk bergerak.”

Studi ini juga menemukan bahwa bermain ping-pong meningkatkan pengalaman motorik hidup sehari-hari para peserta, pada tiga bulan dan enam bulan.

Para ilmuwan dengan antusias mencatat bahwa rehabilitasi menggunakan ping-pong kemungkinan memiliki efek positif yang relatif cepat bagi orang yang menderita Parkinson. Beberapa aspek permainan, termasuk sifat kompetitifnya, kemudahan untuk mempelajarinya, sosialisasi yang berasal dari aktif dalam olahraga dengan orang lain, dan kesenangan bermain pingpong, juga dicatat.

Kami tahu dari penelitian lain bahwa olahraga membantu orang-orang dari segala usia dan kemampuan untuk merasa lebih positif dan bersemangat, seperti halnya terlibat dalam aktivitas baru. Selain itu, penelitian telah lama mengaitkan gerakan dengan umur panjang. Jadi masuk akal jika pingpong dapat membantu orang yang menderita gangguan otak degeneratif.

Sekarang keluarkan raket. Saatnya bermain ping-pong. (jen)

Jennifer Margulis, Ph.D., adalah seorang jurnalis pemenang penghargaan dan penulis buku “Your Baby, Your Way: Taking Charge of Your Pregnancy, Childbirth, and Parenting Decisions for a Happier, Healthier Family”. Penerima beasiswa Fulbright dan ibu dari empat anak, dia telah bekerja pada kampanye kelangsungan hidup anak di Afrika Barat, mengadvokasi untuk mengakhiri perbudakan anak di Pakistan pada jam tayang utama di Prancis, dan mengajar literatur pasca-kolonial kepada siswa nontradisional di dalam kota Atlanta. Pelajari lebih lanjut tentang dia di JenniferMargulis.net

Joe Wang, Ph.D., seorang ahli biologi molekuler dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di industri vaksin. Dia sekarang adalah presiden Jaringan Televisi NTD (Kanada), dan seorang kolumnis untuk The Epoch Times.

Korban Terakhir Terbaliknya Speedboat Evelyn Calisca di Perairan Riau Ditemukan, Total 12 Orang Tewas

0

ETIndonesia- Korban terakhir tenggelamnya Speedboat SB Evelyn Calisca 01 di Perairan Indragiri Hilir, Riau, berhasil ditemukan oleh Tim SAR Gabungan pada Sabtu (29/4/2023). Jadi, total sebanyak 12 jiwa korban tewas.

“Pada pukul 07.53 WIB, Tim SAR Gabungan menemukan Korban berjenis kelamin perempuan diduga atas Nama Charmel Zhalma Allaya umur 17 tahun,”  ujar Kepala Kantor SAR Pekanbaru I Nyoman Sidakarya dalam keterangannya. 

Ia menambahkan, korban dipastikan adalah penumpang dari  SB Evelyn Calisca 01 setelah dilakukan identifikasi oleh petugas. 

“Setelah diidentifikasi oleh Pihak kepolisian Kabupaten Indragir Hilir bahwasannya Korban memang yang kita Cari yaitu 1 Orang Korban Kapal SB Evelyn Calisca 01 yang terbalik,” imbuhnya. 

Laporan Basarnas menyebutkan, korban ditemukan Dalam kondisi meninggal dunia di tepi sungai Perairan Guntung dalam keadaan telungkup. Korban ditemukan kurang lebih  jarak 1 Nm dari lokasi kejadian, selanjutnya Korban dievakuasi dan akan diserahkan kepada pihak keluarga.

Atas ditemukannya korban yang hilang, data penumpang SB Evelyn Calisca 01 berjumlah 76 orang dengan rincian sebanyak  64 Orang selamat dan 12 orang meninggal dunia.

Sebelumnya, Tim SAR Gabungan kembali melakukan pencarian 1 Orang yang dinyatakan hilang akibat terbaliknya Kapal SB Evelyn Calisca 01 di Perairan Sungai Guntung, Indragiri Hilir, Riau.  Pencarian dilakukan di sekitar Lokasi Kejadian dengan Luas Area sejauh 80 Nm. 

Adapun Unsur yang terlibat dalam operasi SAR dari Pos SAR Tembilahan, Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti, Polres Inhil, Polairud Inhil, TNI AL, TIM DVI Polda Riau, Bea dan Cukai Tembilahan, Bea dan Cukai Pekanbaru, Polsek Kateman, BPBD INHIL, Koramil Kateman, KPLP Tanjung Uban, Babinsa Sungai Guntung, Koramil Kateman, KSOP Sungai Guntung, Bakamla dan masyarakat dari Sungai Guntung. 

“Dengan ditemukannya korban maka Operasi SAR kita tutup dengan ucapan terima kasih,” ujar Koordinator Pos Tembilahan Rio Putra. (Basarnas/asr)

Biarkan Anak Anda Menjadi Anak-Anak

0

Anak-anak yang kurang melakukan aktivitas fisik lebih rentan terhadap infeksi pernapasan

JENNIFER MARGULIS

Dengan kata lain, semakin aktif anak, semakin kecil kemungkinannya untuk sakit. Pengamatan ini didasarkan pada penelitian klinis yang dilakukan oleh tim ilmuwan Polandia.

Studi mereka, “Asosiasi aktivitas fisik yang rendah dengan frekuensi infeksi saluran pernapasan yang lebih tinggi di antara anak-anak prasekolah,” diterbitkan dalam jurnal peer- review Pediatric Research pada Januari 2023.

Semakin Aktif, Semakin Baik

Para peneliti Polandia merancang studi tersebut untuk memeriksa dua kelompok anak- anak, semuanya berusia antara empat dan tujuh tahun.

Total seratus empat anak terdaftar dalam penelitian ini. Usia rata-rata mereka adalah 5,3 tahun.

Para ilmuwan memisahkan anak-anak menjadi dua kelompok berbeda: satu adalah kelompok aktivitas fisik rendah (terdiri dari 47 anak yang melakukan rata-rata 5.668 langkah per hari) dan satu kelompok aktivitas fisik yang lebih tinggi ( 47 anak, yang melakukan rata- rata 9.368 langkah per hari).

Kemudian mereka mengukur jumlah hari yang dihabiskan anak-anak menderita sakit akibat penyakit pernapasan bagian atas.

Mereka mengikuti anak-anak selama total 60 hari, mengandalkan laporan orang tua (pada dasarnya versi Polandia dari the Wisconsin Upper Respiratory System Survey untuk anak-anak.)

Untuk mengukur aktivitas fisik anak-anak secara akurat, dalam penelitian ini anak-anak memakai monitor kebugaran yang melacak langkah kaki harian mereka, tingkat intensitas aktivitas fisik, dan berapa lama mereka tidur. Mereka memakai perangkat ini 24 jam sehari selama 40 hari.

Para ilmuwan menemukan bahwa semakin anak-anak aktif secara fisik (berdasarkan jumlah langkah yang mereka ambil pada hari-hari sehat), semakin kecil kemungkinan mereka sakit dengan gejala infeksi saluran pernapasan atas.

Lebih khusus lagi, anak-anak yang melakukan ekstra 1.000 langkah sehari mengalami pengurangan 4,1 hari dalam jumlah hari mereka menderita pilek.

Selain itu, anak-anak yang menghabiskan tiga jam atau lebih per minggu untuk berolahraga memiliki infeksi saluran pernapasan atas yang lebih sedikit daripada anak-anak yang tidak berolahraga secara teratur.

Penelitian ini bersifat observasional. Pertama, para peneliti menetapkan parameter — ini termasuk aktivitas fisik yang lebih tinggi versus lebih rendah, keterlibatan dalam olahraga, dan paparan racun lingkungan seperti merokok dan alergen. Kemudian mereka menentukan hasil yang mereka cari, yaitu jumlah hari yang dihabiskan anak-anak untuk sakit. Dengan mengingat informasi ini, mereka dapat mendeteksi sinyal.

Artinya, mereka mengamati korelasi yang pasti antara peningkatan aktivitas fisik dan penurunan jumlah hari yang dihabiskan anak untuk sakit.

Tetapi karena ini adalah studi observasional, tidak segera jelas mengapa anak-anak yang lebih aktif melaporkan jumlah hari sakit lebih sedikit.

Tidak Ada Hubungan antara Paparan Asap, Tidur, dan Infeksi Saluran Pernafasan

Menariknya, penelitian ini tidak menemukan hubungan antara paparan bulu hewan peliharaan atau asap rokok dan peningkatan atau penurunan jumlah hari sakit.

Tampaknya juga tidak ada korelasi antara berapa lama tidur seorang anak, berapa banyak saudara kandung yang mereka miliki, jenis kelamin mereka, atau apakah mereka telah divaksinasi, dan berapa hari mereka sakit infeksi saluran pernapasan.

Pada saat yang sama, anak-anak yang mengikuti program olahraga memang menunjukkan sedikit penurunan jumlah hari sakit.

Imunitas Lebih Efektif Meningkatkan Kualitas Hidup Anak

“Pada pasien anak-anak hingga usia 5 tahun, morbiditas dan mortalitas akibat ISR [infeksi saluran pernapasan] terus terjadi dalam jumlah besar,” tulis para peneliti dalam diskusi mereka.

Infeksi pernapasan ini termasuk rhinovirus (yang menyebabkan flu biasa), RSV, influenza dan penyakit mirip influenza, serta virus corona musiman.

“Selain itu, 45 persen anak prasekolah yang sering mengalami pilek akan cenderung menderita infeksi pernapasan di kemudian hari di saat usia sekolah,” tulis para ilmuwan. “Infeksi pernapasan berulang, yang didefinisikan dengan delapan atau lebih infeksi per tahun, secara signifikan merusak QoL [kualitas hidup] anak-anak prasekolah dan dapat menyebabkan asma di masa mendatang. Kami menunjukkan bahwa jumlah langkah yang lebih tinggi per hari pada anak prasekolah menghasilkan kekebalan yang lebih efektif, tercermin dalam lebih sedikitnya jumlah hari anak-anak yang menunjukkan gejala infeksi.”

Jadi, seperti yang didiskusikan para ilmuwan, praktik gaya hidup yang membantu anak- anak kecil tetap bebas dari infeksi pernapasan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka baik sekarang maupun di masa depan.

Lebih khusus lagi, menurut penelitian ini, salah satu praktik gaya hidup yang sangat penting untuk anak kecil adalah bergerak. Dengan kata lain, lebih banyak aktivitas fisik dapat meningkatkan kehidupan anak.

Semakin aktif seorang anak prasekolah, semakin sehat masa kecilnya.

Studi ini cocok dengan ratusan penelitian lain yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik penting untuk kesehatan mental dan fisik.

Misalnya, penelitian lain yang diterbitkan baru-baru ini menunjukkan bahwa olahraga lebih efektif daripada obat-obatan untuk mengobati penyakit kesehatan mental pada orang dewasa.

Pesan untuk orang tua dan pendidik tampak jelas: Jauhkan anak-anak dari layar gawai dan ajaklah mereka keluar. Anak prasekolah perlu berlari, melompat, bermain, dan menggerakkan tubuh mereka agar tetap sehat.

‘Kita Membutuhkan Revolusi’

Collin Lynn adalah dokter keluarga yang tinggal di Redding, California. Seorang ayah dari dua anak, Lynn tidak terlibat dalam studi Polandia tetapi dia meninjaunya dengan hati-hati. “Apakah kita, sebagai komunitas medis, benar- benar ‘membutuhkan’ data semacam ini sebelum diterima?” kata Lynn.

“Mengapa saya membutuhkan jurnal ilmiah untuk meyakinkan bahwa saya perlu berolahraga agar sehat?” Lynn melanjutkan, dan nadanya terdengar frustrasi. “Bagi saya, ini masalah berpikir dengan akal sehat.”

Pada saat yang sama, Lynn menunjukkan, penelitian ini — bersama dengan ratusan lain- nya — mempertanyakan banyak protokol COVID-19 yang dengan cepat diberlakukan oleh pejabat kesehatan masyarakat tanpa adanya data ilmiah dan akal sehat.

Rekomendasi untuk menjaga anak-anak agar tetap di rumah, misalnya, yang mempersulit mereka untuk berolahraga dan kemungkinan besar mereka akan menghabiskan hari- hari mereka di depan layar gawai, kebanyakan bermain video game, didasarkan pada rasa takut, bukan data atau logika ilmiah.

Faktanya, latihan dan aktivitas fisik harian anak-anak menurun setidaknya 20 persen selama social distancing diamanatkan oleh pemerintah, menurut meta-analisis yang diterbitkan dalam JAMA Pediatrics pada Juli 2023.

“Di era COVID ini, kami mengunci diri di rumah,” kata Lynn. “Dan itu terus berlanjut. Kami secara permanen masuk ke rapat Zoom kami, dengan keyakinan palsu bahwa kami ‘akan tetap terjaga kesehatannya’ di balik masker. Mungkin sebelum kita tersesat selamanya dalam opini permanen, kita memang membutuhkan beberapa data keras untuk mengingatkan kita bahwa sebenarnya lebih sehat untuk keluar dan berolahraga.

Lynn berharap komunitas ilmiah dan lembaga medis mulai memperhatikan penelitian tersebut.

“Saya berharap artikel ini adalah awal dari revolusi ilmiah yang akan membantu kita semua, secara global, menjadi lebih aktif secara fisik,” katanya. “Begitulah cara kita hidup di dunia yang lebih sehat.”

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times. Epoch Health menyambut diskusi profesional dan debat ramah. Untuk mengirimkan opini, harap ikuti panduan ini dan kirimkan melalui formulir kami di sini.

Jennifer Margulis, Ph.D., adalah seorang jurnalis pemenang penghargaan dan penulis buku “Your Baby, Your Way: Taking Charge of Your Pregnancy, Childbirth, and Parenting Decisions for a Happier, Healthier Family.” Penerima beasiswa Fulbright dan ibu dari empat anak, dia telah bekerja pada kampanye kelangsungan hidup anak di Afrika Barat, mengadvokasi untuk mengakhiri perbudakan anak di Pakistan pada jam tayang utama di Prancis, dan mengajar literatur pasca-kolonial kepada siswa nontradisional di dalam kota. Atlanta. Pelajari lebih lanjut tentangnya di JenniferMargulis.net.

Penjelajah Temukan Gua di Spanyol dengan Lebih dari 100 Ukiran Prasejarah yang Menggambarkan Kehidupan Zaman Tembaga

0

LOUISE CHAMBERS

Gua Spanyol yang hilang selama 80 tahun telah ditemukan kembali dengan lebih dari 100 ukiran prasejarah unik di dinding interiornya. Delapan panel gua berisi seni ukiran tangan luar biasa yang memberikan wawasan lebih jauh tentang kehidupan prasejarah di Spanyol.

Gua tersebut, yang dikenal sebagai Cova de la Vila dalam bahasa Catalan, ditemukan kembali di Desa Febró di Baix Camp, Tarragona, selama ekspedisi topografi oleh kelompok speleolog, Barranc de la Cova del Corral, pada 13 Mei 2021. Gua tersebut awalnya digali pada 1940-an oleh peneliti Salvador Vilaseca, yang timnya kemudian kehilangan lokasinya.

Penemuan kembali gua dan ukirannya diumumkan secara terbuka pada 17 Maret 2023, oleh pejabat termasuk Walikota Febró, Lurdes Malgrat, dan IPHES (Institut Paleoekologi Manusia dan Evolusi Sosial Catalan).

Speleolog Julio Serrano, yang juga menghadiri pengumuman tersebut, adalah orang pertama yang memasuki sistem gua bawah tanah melalui lubang kecil, yang membawa rombongan ke ruang- an oval seluas lebih dari 90 meter persegi itu. “Ketika saya melihat ukirannya, saya merasakan emosi yang luar biasa yang akan saya bawa selama sisa hidup saya,” kata Serrano dalam siaran pers IPHES.

Serrano menemukan Sala dels Gravats, ruangan oval yang dipenuhi karya seni, dihiasi ukiran prasejarah dari Zaman Chalcolithic hingga Perunggu yang disusun dalam panel, sepanjang delapan meter, yang menggambarkan kehidupan pertanian dan pastoral di wilayah tersebut. Seni itu dalam kondisi luar biasa, dan Serrano tahu bahwa panel-panel itu sudah tua meski tidak mengerti bagaimana menafsirkan skemanya.

Panel, terdiri dari lima garis horizontal, menggambarkan sosok ukiran yang berbeda dalam gaya homogen dan diperkirakan dibuat dengan perkakas batu, kayu, atau langsung dengan jari manusia. Manusia, hewan, serta Matahari dan bintang menjadi objek lukisan di panel-panel itu.

Peneliti IPHES, Dr. Ramon Viñas dan Dr. Josep Vallverdú mengunjungi Cova de la Vila untuk mengesahkan keaslian ukiran tersebut sebelum memberi tahu Departemen Kebudayaan. Ukiran tersebut mewakili salah satu rangkaian seni pasca-Paleolitik terpenting di busur Mediterania dan salah satu dari sedikit representasi seni skematik bawah tanah di area ini.

“Komposisi panel di Sala dels Gravats ini benar-benar tidak biasa, dan menunjukkan kepada kita pandangan dunia dari orang-orang di wilayah tersebut selama proses neolitisasi,” kata Viñas. 

“Ini bukan komposisi acak tapi justru sebaliknya; itu jelas menanggapi makna simbolis.

Menurut rekan direktur proyek Antonio Rodríguez Hidalgo, penggalian lebih lanjut di situs tersebut akan memulihkan bahan arkeologi yang sesuai dengan era yang sama dan akan memungkinkan tim peneliti untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang momen di mana ukiran itu dibuat, dan bahkan bisa menentukan tanggal pembuatan mereka.

Tim IPHES terus mengabari publik tentang kemajuan mereka di Twitter dan Instagram.

Untuk saat ini, pelestarian ukiran menjadi perhatian utama karena permukaan dinding gua lunak, lembab, dan rentan terhadap perubahan atmosfer, termasuk kekeringan saat ini. Untuk memastikan kelestarian fisiknya, gua tersebut ditutup oleh Departemen Kebudayaan, Ajuntament de la Febró, dan IPHES. Mereka juga memasang serangkaian probe untuk memantau atmosfer, yang akan diperiksa selama perjalanan lebih lanjut ke lokasi. 

Gua tersebut dinobatkan  sebagai aset budaya untuk kepentingan nasional dan karena tidak ada akses masuk bagi pengunjung umum, Departemen Kebudayaan bekerja untuk mendigitalkan ukiran untuk digunakan oleh para peneliti serta untuk dinikmati publik menggunakan fotogrametri dan pemindaian laser.

Contoh lain dari skema seni gua prasejarah di wilayah ini termasuk Cova de la Vallmajor di l’Albinyana, Baix Penedès, lukisan gua di La Pileta dan Nerja, Málaga, Murcielaguina di Córdoba, dan gua “skema-abstrak” di Los Enebralejos di Segovia. (eko)

Pejabat Hunan Sembunyikan Hasil Korupsi Dalam Dinding, Pendataan Baru Kelar 5 Jam Pakai 5 Mesin Hitung Uang

0

 oleh Luo Tingting

Untuk menyembunyikan hasil korupsi, pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) terbiasa dengan menyembunyikan uang tunai dalam jumlah besar. Baru-baru ini, penggeledahan di rumah seorang pejabat korup Provinsi Hunan terungkap. Pejabat korup tersebut menyembunyikan uang tunainya dalam dinding rumahnya yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menampung hasil kejahatannya. Petugas yang didatangkan ke lokasi membutuhkan waktu 5 jam untuk menghitung uang tunai dalam jumlah besar dengan menggunakan 5 unit mesin penghitung uang.

Pada 27 April, Fu Guoping, mantan Wakil Direktur Komite Tetap Kongres Rakyat Kota Xiangtan, Provinsi Hunan, diadili. Penuntut menuduhnya menerima penyuapan yang besarnya setara dengan RMB. 7,498.000,-, Hari itu, pengadilan belum membacakan vonis hukuman yang akan dijatuhkan.

Fu Guoping diselidiki pada Juli 2022. Pada awal tahun ini, TV Satelit Hunan menyiarkan film dokumenter berisikan peringatan terhadap koruptor, yang mengungkap beberapa detail rumah Fu Guoping yang telah digeledah pihak berwenang.

Fu Guoping secara khusus membangun sebuah rumah di kampung halamannya di pedesaan untuk menyimpan uang hasil suapan. Penyelidik membongkar sebidang dinding yang dicat ulang di loteng rumah tersebut dan menemukan berkotak-kotak uang tunai yang ditumpuk di dalamnya.

Staf bank menggunakan 5 mesin penghitung uang kertas untuk menghitung uang tunai selama 5 jam terus menerus dengan nilai total mencapai RMB. 12 juta lebih.

Tidak jarang pejabat korup PKT menyembunyikan uang tunai dalam jumlah besar di dalam rumahnya. Pada 17 Desember 2016, “Harian Guilin” mengungkapkan bahwa pihak berwenang menemukan di rumah seorang pejabat korup di Kota Guilin, Guangxi uang tunai lebih dari RMB. 14 juta. Staf bank menggunakan 6 unit mesin penghitung uang untuk mendata sampai salah satu mesinnya terbakar karena digunakan terus-menerus.

Menurut pengungkapan resmi, mesin penghitung uang terbakar gara-gara dioperasikan terus menerus di rumah pejabat PKT yang korup ketika membongkar hasil korupsi mereka yang disembunyikan di rumah mereka bukanlah hal aneh. Pada April 2014, Wei Pengyuan, mantan Wakil Direktur Departemen Batu Bara Administrasi Energi Nasional yang telah dipecat. Uang tunai yang disembunyikan dalam rumahnya berjumlah RMB. 210 juta,dengan berat mencapai 1,15 ton. Selama proses penghitungan itu, 4 dari 16 unit mesin penghitung uang terbakar.

Yang paling sensasional adalah ketika membongkar hasil korupsi Xu Caihou, mantan Wakil Ketua Komisi Militer Tiongkok yang diselidiki pada Maret 2014. Ketika para penyelidik membuka ruang bawah tanah rumahnya seluas 2.000 meter persegi, mereka terkejut menemukan uang tunai menumpuk di mana-mana, termasuk uang kertas dolar, euro, dan renminbi. Lantaran bakal tidak habis dihitung dalam waktu yang ditentukan, hasil kejahatannya itu terpaksa dibawa ke tempat yang ditentukan pihak berwenang dengan mengikat, menimbang dan memberikan segel lalu diangkut dengan kendaraan.

Selain uang tunai, segala jenis emas, perak, dan perhiasan ditumpuk seperti gunung. Barang hadiah itu ada yang satuannya berberat sampai satu atau dua kuintal. Dan ada juga batu giok Hetian yang ternama, serta berbagai perkakas antik, kaligrafi dan lukisan dari zaman Dinasti Tang, Song, Yuan, dan Ming, berbagai produk kayu keras berharga dan batu giok langka. Para penyelidik sampai menggunakan belasan truk militer untuk mengangkut semua itu. (sin)