Home Blog Page 417

Rumah Sakit Tianjin Penuh dan Antrean Panjang di Rumah Duka Sampai Larut Malam

Tang Ying – NTD

Wabah  di Tiongkok telah menyebabkan duka yang meluas, dengan rumah sakit yang penuh sesak dan antrean panjang di luar rumah duka di Tianjin, dekat dengan Beijing. Sebuah pemandangan yang menyedihkan.

Pada 28 Desember 2022, seorang pasien yang terinfeksi epidemi sedang berbaring di ranjang rumah sakit di Rumah Sakit Nankai di Tianjin. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Nankai di Tianjin, banyak pasien yang terinfeksi terbaring di ranjang rumah sakit. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, seorang pasien yang terinfeksi epidemi sedang berbaring di ranjang rumah sakit di Rumah Sakit Nankai di Tianjin. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, seorang pasien yang terinfeksi epidemi sedang berbaring di ranjang rumah sakit di Rumah Sakit Nankai di Tianjin. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Nankai di Tianjin, banyak pasien yang terinfeksi terbaring di ranjang rumah sakit. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

2022年1

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Nankai di Tianjin, banyak pasien yang terinfeksi terbaring di ranjang rumah sakit. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, banyak pasien yang terinfeksi berada di Rumah Sakit Tianjin Nankai. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, seorang pasien yang terinfeksi tiba di Rumah Sakit Tianjin Nankai. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, banyak pasien yang terinfeksi tiba di Rumah Sakit Tianjin Nankai. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, seorang pasien yang terinfeksi tiba di Rumah Sakit Tianjin Nankai. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, tempat tidur penuh dengan pasien yang sakit parah. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, orang-orang memindahkan pasien yang sakit kritis. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, tempat tidur penuh dengan pasien yang sakit parah. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, staf memindahkan pasien yang sakit kritis. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, tempat tidur penuh dengan pasien yang sakit parah. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, seorang pasien yang terinfeksi epidemi meninggal di ranjang rumah sakit. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, tempat tidur penuh dengan pasien yang sakit parah. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, banyak pasien yang terinfeksi dirawat. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Pada 28 Desember 2022, di Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, banyak pasien yang terinfeksi dirawat. (NOEL CELIS/AFP melalui Getty Images)

Rumah Duka Tianjin Dafuan, aulanya  penuh sesak dengan orang-orang dan ada antrian panjang mobil jenazah di luar ruangan. (hui)

Krematorium Membakar Ratusan Jenazah Setiap Hari, Diplomasi ala Gengster Tiongkok Menimbulkan Antipati Dunia

0

oleh Han Fei dan Luo Ya

Selain gelombang epidemi baru sedang merebak hebat di Tiongkok, berbagai varian virus juga muncul bersamaan dan menimbulkan kematian berskala besar pasien yang terinfeksi. Seorang staf perusahaan kremasi di Shanghai mengungkapkan bahwa, perusahaan kini harus menangani pembakaran sebanyak 400 hingga 500 jenazah setiap harinya, yang membuat sistem kewalahan. Tetapi justru  di saat ini pemerintah Tiongkok malah membuka pintu negara bagi warga negaranya untuk bepergian ke negara lain. Apa tujuan pemerintah komunis Tiongkok ini ? Mari kita simak laporan berikut :

Warga yang menyajikan video online mengatakan : “Ini adalah situasi warga untuk mendapatkan nomor antrian hari ini : Jika nyaman bagi kalian, Sebaiknya kalian, satu orang saja yang datang lebih awal pada hari Senin pagi untuk mengantri (nomor). Pintu gerbang (rumah perabuan) “Baoxing” tidak ditutup”.

Epidemi di Tiongkok sedang merebak hebat. Pada 25 Desember, warga Shanghai datang mengantri di “Baoxing” pada jam 4:30 pagi untuk mendapatkan nomor kremasi jenazah. Pada 27 Desember, ada warga yang “kehabisan akal” sehingga terpaksa mengambil keputusan untuk membayar calo sebesar RMB. 30.000,- (setara IDR,67,5 juta) agar jenazah anggota keluarganya dapat lebih cepat mendapat giliran kremasi.

Perekam video menuturkan : “Antrean dimulai dari sini, mari kita lihat ada berapa baris antrean, di sini, di sini, di sini, juga di sini”.

pada 28 Desember dini hari sudah ada antrian panjang di depan Rumah perabuan “Baoxing”.

Pada 29 Desember, seorang staf perusahaan besar kremasi di Shanghai mengatakan kepada reporter Epoch Times, bahwa sebelum COVID-19, pihaknya paling banyak hanya mengkremasi 90 jenazah dalam satu hari, tetapi sekarang membakar 400 hingga 500 jenazah setiap harinya. Anggota keluarga harus mengantri di tempat untuk mendapatkan nomor yang diberikan perusahaan dalam jumlah yang terbatas. Meskipun demikian, setelah anggota memiliki nomor, mereka juga harus menunggu sampai satu minggu untuk mendapatkan giliran kremasi. Dan anggota keluarga tidak dibenarkan untuk menuliskan dalam kolom penyebut kematian adalah COVID-19, karena ini aturan pemerintah.

Tragedi Wuhan yang mengawal epidemi kini terulang kembali di berbagai tempat, menyebabkan sistem pembakaran jenazah menghadapi tantangan yang luar biasa besar.

Pada 27 Desember, terlihat ada kerumunan besar warga di depan Rumah Duka dan Krematorium “Yinheyuan” di Guangzhou. Seorang warga mengatakan bahwa dirinya sudah mengantri selama 3 hari tetapi belum juga mendapat giliran. Seorang sumber yang mengetahui masalah mengungkapkan, bahwa rumah duka tersebut setiap harinya menangani pembakaran lebih dari 530 jenazah, mereka sendiri sudah sangat kewalahan.

Di bangunan sebelah selatan dari Rumah Sakit Dongfang yang berafiliasi dengan Universitas Tongji, Shanghai, situasi kematian sangat mengejutkan. Ada seorang warga yang memposting rekaman video yang diambil sekitar jam 4 atau 5 pagi, di mana terlihat banyak jenazah berjajar memenuhi lantai kamar mayat.

Pada 28 Desember, di sebuah rumah sakit di Shanghai, pasien yang sakit kritis terpaksa ditempatkan di udara terbuka lantaran unit gawat darurat sudah tidak lagi mampu menampung.

Tetapi pada saat yang sama, pemerintah Tiongkok justru mengubah “kebijakan menutup gerbang” sebelumnya menjadi “membuka lebar gerbang” yang memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk bepergian ke luar negeri di saat epidemi sedang mengganas. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan keraguan dari dunia luar.

Kantor Imigrasi Nasional Tiongkok pada 27 Desember mengumumkan bahwa mulai 8 Januari 2023, peninjauan dan persetujuan aplikasi paspor warga sipil akan dilanjutkan. Banyak negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Italia, dan India, telah memperkenalkan langkah-langkah penyaringan yang sesuai terhadap warga negara Tiongkok yang masuk.

Pejabat AS juga mengatakan pada 27 Desember bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk memperketat wisatawan asal Tiongkok yang masuk Amerika Serikat. Analis percaya bahwa jika ada virus baru yang tersembunyi dalam gelombang epidemi ini, itu akan membahayakan dunia, sehingga akan memicu negara-negara di seluruh dunia untuk menolak kedatangan wisatawan dari Tiongkok.

Komentator politik Wang He mengatakan : “Jika ini adalah wabah gelombang yang melanda pada tahun 2020, ketika itu warga negara Tiongkok yang terinfeksi epidemi menyebar ke seluruh dunia, tetapi negara-negara di seluruh dunia masih tidak tahu dan belum memiliki pengalaman, jadi kurang waspada. Nah, dalam gelombang epidemi saat ini, PKT justru dengan sengaja membuka pintu keluar masuk negara dan melonggarkan pencegahan epidemi. Ini adalah tindakan sengaja PKT melepas warganya yang besar kemungkinan membawa virus untuk menyebarkannya ke luar negeri. Jika virus yang mereka bawa adalah virus varian baru, itu jelas menunjukkan bahwa PKT ingin dunia juga ikut tertular. Ini adalah perbuatan keji pemerintah Tiongkok. Bagaimana dengan negara-negara di dunia ? Sekarang semua orang tidak lagi percaya PKT, tidak lagi percaya pemerintahan partai komunis Tiongkok, semua orang menentang dan memblokirnya, yang pada akhirnya akan membuat PKT mati kutu”. (sin)

Penelitian dari Inggris : Epidemi Sebabkan 110.000 Kematian di Tiongkok Pada Desember, Bakal Memuncak Pada Januari

oleh Luo Tingting

Pada 30 Desember, sebuah perusahaan penelitian Inggris memperkirakan bahwa saat ini jumlah kasus kematian warga Tiongkok karena COVID-19 mencapai 11.000 setiap harinya, dan sudah mencapai total 110.000 kematian sejak awal Desember tahun ini. Pihaknya memperkirakan bahwa puncak kematian akan terjadi pada 23 Januari 2023, di mana ketika jumlah kematian dalam satu hari meningkat menjadi sekitar 25.000 kasus.

Airfinity, sebuah perusahaan penelitian data pengawasan yang berbasis di Inggris, memperbarui data di situs resminya pada 30 Desember, disebutkan bahwa sejak 1 Desember, jumlah kasus infeksi di daratan Tiongkok secara total telah mencapai 200,4 juta, yang menyebabkan jumlah kematiannya secara total mencapai 110.000 kasus.

Pekan lalu, Airfinity memperkirakan ada 5.000 orang warga Tiongkok yang meninggal dalam satu hari. Tetapi seminggu kemudian, perkiraan jumlah korban tewas telah dinaikkan menjadi lebih dari dua kali lipat.

Perusahaan tersebut dalam pernyataannya yang dirilis pada 29 Desember menyebutkan bahwa epidemi di Tiongkok akan mencapai puncak pertamanya pada 13 Januari 2023, ketika jumlah infeksi harian secara total mencapai 3,7 juta kasus. Dan puncak kematian akibat epidemi akan terjadi pada 23 Januari 2023, di mana ketika jumlah kematian dalam satu hari meningkat menjadi sekitar 25.000 kasus, dan jumlah kumulatif kematian mencapai 584.000 kasus.

Airfinity memperkirakan bahwa pada akhir  April tahun depan, jumlah kematian di seluruh Tiongkok akibat epidemi akan mencapai 1,7 juta kasus.

Setelah COVID-19 mulai merebak dari Kota Wuhan, Tiongkok pada tahun 2020, Airfinity mendirikan platform pertama di dunia yang melakukan analisis dan intelijen kesehatan tentang kasus epidemi COVID-19. Platform tersebut digunakan untuk melacak tren epidemi di seluruh dunia.

Namun, perusahaan mengatakan bahwa data perkiraan itu didapatkan berdasarkan estimasi menurut model yang dihasilkan oleh data yang disediakan provinsi Tiongkok sebelum perubahan pelaporan data terbaru.

Namun, menurut situasi penyebaran epidemi di berbagai bagian Tiongkok saat ini, angka sebenarnya mungkin bisa lebih tinggi dari perkiraan.

Pada awal  Desember tahun ini, pemerintah Tiongkok tiba-tiba melonggarkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi, sehingga virus menyebar dengan sangat cepat dari kota-kota tingkat pertama seperti Beijing, Shanghai, dan Wuhan sampai ke daerah pedesaan. Rumah sakit dan rumah duka di seluruh negeri penuh dengan orang, tempat tidur rumah sakit sangat tidak mencukupi, jumlah kematian melonjak, dan antrian kremasi jenazah bahkan harus menunggu hingga tahun depan.

Zhang Wenhong, Direktur Pusat Pengobatan Penyakit Menular Nasional Tiongkok mengatakan dalam seminar sains populer dan pencegahan epidemi pada 29 Desember, bahwa tingkat infeksi selama Tahun Baru Imlek dapat mencapai 80%, ia berharap semua warga masyarakat mengurangi makan malam bersama di penghujung tahun macan.

Tetapi beberapa netizen membalas : “Rekan-rekan saya, lingkaran teman-teman saya, dan keluarga saya hampir semuanya sudah positif, bukan cuma 80%, lebih ! Itu artinya tidak tersisa, betul ?!?”

Karena banyaknya kematian, pemerintah Tiongkok baru-baru ini merevisi definisi kematian yang diakibatkan oleh epidemi. Kematian akibat epidemi hanya diakui jika orang yang meninggal itu terkena gagal napas setelah didiagnosis positif COVID-19. Hanya ini yang dimasukkan dalam data resmi kematian akibat epidemi, sementara yang lain tidak diakui sebagai kematian akibat epidemi, tetapi digolongkan sebagai penyakit bawaannya yang bertambah parah. 

Setelah pemerintahan partai komunis Tiongkok melonggarkan kebijakan pencegahan epidemi pada 7 Desember tahun ini, Kematian akibat epidemi yang secara resmi dilaporkan hanya 10 kasus. Pada 29 Desember, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok melaporkan bahwa kematian akibat epidemi baru hanya 1 kasus, yang memicu kemarahan masyarakat.

Ms. Guo Jun, pemimpin redaksi The Epoch Times dalam program “Forum Elit” menyebutkan bahwa Tiongkok telah jatuh ke dalam perangkap Tacitus, rakyat jelata telah tidak lagi mempercayai pemerintahan PKT. Sekarang PKT mulai menghadapi kegagalan sistem, dan keruntuhannya sudah tidak lama lagi. (sin)

Putin dan Xi Jinping Mengadakan Pembicaraan Video untuk Memperluas Kerja Sama Energi Militer Saat Sanksi Masih Berlaku

oleh Li Mei dan Chen Qian

Pada Jumat (30 Desember), Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan video dengan Xi Jinping, Putin mengatakan akan memperkuat hubungan militer Rusia – Tiongkok. Xi menanggapi dengan mengatakan bahwa Tiongkok sedang bersiap untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan : “Tentu saja, di seluruh bidang kerja sama dan hubungan bilateral antara Rusia dengan Tiongkok, kerja sama di bidang militer menempati posisi khusus”.

Sedangkan Xi berkata : “Tiongkok bersedia menjalin kerja sama strategis dengan Rusia.”

Dunia luar telah memperhatikan perubahan sikap dan ekspresi Beijing terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Sejak pecahnya perang Rusia – Ukraina, Beijing terus menolak untuk mengutuk invasi Rusia, selain tidak mau bergabung dengan sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia, meskipun Beijing menghindari ketahuan memberikan dukungan ekonomi atau militer kepada Rusia. Sekarang, situasi ini sedang berubah.

Putin juga mengundang Xi Jinping untuk mengunjungi Rusia pada musim semi tahun depan. Pada saat itu, kata Putin : “Kita tunjukkan kepada dunia keintiman hubungan Rusia – Tiongkok”.

“Selama setahun mendatang, kita dapat mengintensifkan pertukaran bilateral. Kami yakin  akan dapat menemukan kesempatan untuk bertemu dengan Anda secara pribadi”.

Jika Xi Jinping mengunjungi Rusia tahun depan, itu akan menjadi tampilan publik atas dukungan Beijing terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Putin juga menyinggung soal energi selama pembicaraan. Ia mengatakan bahwa Rusia telah menjadi salah satu negara utama pengekspor minyak ke Tiongkok.

Ekspor energi Rusia ke Tiongkok telah tumbuh secara signifikan sejak pecahnya perang Rusia – Ukraina, karena negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia dengan skup yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bulan lalu, Rusia mengambil alih posisi Arab Saudi sebagai pemasok minyak mentah utama ke Tiongkok.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa tahun ini ekspor energi Rusia ke Tiongkok secara keseluruhan telah meningkat sebesar 64%. (sin)

Kekuatan Penyembuhan Musik dan Seni Pertunjukan

Jingduan Yang

Orang-orang akan memberitahu Anda betapa mereka merasa lebih bahagia dan bersemangat setelah menonton pertunjukan yang luar biasa. Pengobatan Tiongkok memiliki teori yang dapat menjelaskan bagaimana seni pertunjukan dapat menyembuhkan dan memelihara kehidupan manusia.

Tubuh manusia adalah sistem terbuka, jadi semua yang kita lihat dan dengar dapat memengaruhi kesehatan kita.

Pengobatan Tiongkok melihat sistem organ sebagai jaringan energik yang berpusat  pada  lima  organ  utama—hati,  jantung, limpa, paru-paru, dan ginjal—yang berkorelasi  dengan  lima  elemen—logam,  kayu, api, air, dan tanah.

Divisualisasikan pada tingkat energik, tubuh manusia adalah sistem terbuka yang terus-menerus berinteraksi dengan energi dari lingkungan. Oleh karena itu, segala sesuatu yang kita lihat, dengar, dan rasakan akan berpengaruh pada vitalitas organ tubuh kita dan juga akan memengaruhi cara kita berpikir dan bertindak dalam kehidupan kita sehari-hari.

Musik untuk Penyembuhan

Di Tiongkok kuno, salah satu tujuan awal musik adalah untuk penyembuhan. Diyakini bahwa musik memiliki kekuatan untuk menyembuhkan hati, memperkaya pikiran, dan menyelaraskan jiwa seseorang. Aksara Tiongkok untuk kata “obat” (藥) sangat mirip dengan karakter untuk musik (樂).

Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan beberapa jenis musik dapat menurunkan tekanan darah, menstabilkan  detak  jantung,  meredakan  depresi, mengurangi kecemasan pra-perawatan, meningkatkan konsentrasi dan kreativitas, serta  mengurangi  kebutuhan  akan  obat penenang dan obat penghilang rasa sakit selama dan setelah operasi.

Ketika Yo-Yo Ma (pemain cello terkenal di Amerika) ditanya tentang kekuatan penyembuhan dari musik, dia menjawab dengan sederhana, “Bukankah itu semua tentang musik?”

Menonton Shen Yun Dapat Menyembuhkan

Meditasi adalah bagian penting dari latihan harian bagi para musisi dan penari Shen Yun. Menurut tradisi Tionghoa, para seniman yang mengembangkan kebajikan merayakan Ilahi dan memelihara kebaikan. Dengan setiap pertunjukan, seniman Shen Yun memancarkan energi positif yang menyembuhkan tubuh, mengangkat dan menyegarkan pikiran dan jiwa, serta menginspirasi kebaikan.

Hubungan antara musik, seni pertunjukan, dan penyembuhan ini dapat menjelaskan mengapa beberapa penonton yang menonton Shen Yun melaporkan efek penyembuhan dari pertunjukan tersebut. (and)

Jingduan Yang adalah anggota fakultas di Pusat Kedokteran Integratif Universitas Arizona, mantan asisten profesor psikiatri dan direktur Program Pengobatan Oriental dan Akupunktur di Pusat Pengobatan Integratif Jefferson-Myrna Brind di Universitas Thomas Jefferson. Dia menyelesaikan beasiswa penelitian dalam psikofarmakologi klinis di Universitas Oxford, pelatihan residensi dalam psikiatri di Universitas Thomas Jefferson di Philadelphia, dan Beasiswa Bravewell dalam pengobatan integratif di Universitas Arizona. Anda dapat mengetahui lebih lanjut tentang Dr. Yang di situs webnya www.YangInstitute.com.

Apa yang Dibutuhkan untuk Menjadi Penari Shen Yun?

Maria Han

Penari Shen Yun Performing Arts menjalani hidup mereka di bawah lampu sorot panggung yang terang, tetapi tidak hanya di atas panggung mereka bersinar. Kecantikan mereka berasal dari dalam, dan itu adalah kecantikan yang tidak dapat dibandingkan dengan riasan atau kostum mewah.

Dalam salah satu video dari Shen Yun Zuo Pin ini, kita diberi kesempatan untuk melihat tingkat kekuatan mental dan dedikasi fisik yang dibutuhkan seorang seniman dari perusahaan seni pertunjukan yang berbasis di New York ini, untuk menjalankan ratusan pertunjukan tahun demi tahun.

‘Dibutuhkan Mental Baja dan Kaki Karet’

Ketika seseorang menguasai suatu keterampilan, itu berarti mereka telah menghabiskan banyak waktu dan upaya, dan yang terpenting, berbesar hati. Penari Shen Yun bukan hanya seniman; mereka adalah atlet; mereka adalah bejana sejarah tradisional Tiongkok; dan, mungkin yang paling penting, mereka adalah perwujudan dari kerendahan hati.

Mereka membuat menari terlihat mudah, meskipun kenyataannya sangat sulit dilakukan. Mulai dari menguasai langkah- langkah sederhana seperti “yuan chang”—langkah kecil cepat yang membuat penari terlihat seperti melayang—hingga gerakan salto yang intens dan atletis seperti front aerial dan handsprings, para penari membuat gerakan mereka tampak mudah. Dalam video ini memberi kita gambaran tentang pelatihan mereka.

‘Anda Perlu Menggali Masa Lalu untuk Menginspirasi Masa Depan’

Shen Yun bukan hanya sebuah grup tari yang menampilkan tarian klasik Tiongkok. Mereka adalah kelompok yang bertekad untuk menghidupkan kembali 5.000 tahun peradaban Tiongkok. Misi ini mungkin menimbulkan pertanyaan: Mengapa budaya Tionghoa perlu dihidupkan kembali?

Sejarah Tiongkok diringkas dengan datang dan perginya dinasti, seperti dinasti Han, Tang, Ming, dan Qing. Setelah Qing, Tiongkok menjadi Republik  Tiongkok dan kemudian jatuh ke kekuasaan komunis dan berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok. Di bawah komunisme, semangat dan esensi dari semua dinasti sebelumnya dihancurkan selama Revolusi Kebudayaan.

Pada tahun 2006, para seniman mendirikan Shen Yun untuk menghidupkan kembali aspek-aspek terbaik dari budaya tradisional Tiongkok dan memperkenalkannya kepada penonton di seluruh dunia. Selama pertunjukan Shen Yun, penonton menyaksikan sejarah menjadi hidup dan mengalami keindahan Tiongkok sebelum komunisme.

Tidak hanya menghidupkan kembali budaya tradisional Tiongkok, perusahaan ini juga menghidupkan kembali tarian klasik Tiongkok dalam bentuknya yang paling murni. Di Tiongkok saat ini, bahkan sekolah tari paling bergengsi pun tidak mengajarkan tarian Tiongkok klasik yang murni. Sekolah tari di Tiongkok telah mengadaptasi bentuk tarian yang menggabungkan balet dengan tarian Tiongkok klasik.

‘Diperlukan Mengubah Diri Kita Terlebih Dahulu untuk Mengubah Dunia’

Seniman Shen Yun bermeditasi dan mempelajari ajaran Falun Dafa. Mereka percaya bahwa memperbaiki diri akan memungkinkan mereka untuk mengomunikasikan kebaikan itu kepada penonton melalui tarian.

Inilah salah satu alasan mengapa begitu banyak penonton merasa lebih ringan dan bahagia setelah melihat pertunjukan Shen Yun. Para penari memancarkan kepositifan, dan pertunjukan Shen Yun bebas dari kenegatifan. Kisah sedih pun berakhir positif dan penuh dengan harapan. Setiap cerita tarian memiliki moral yang dapat dipelajari oleh penonton. Shen Yun adalah mercusuar harapan di masa yang membingungkan ini. (aus)

Untuk melihat para penari dalam latihan, lihat Video Ini : bit.ly/DancerTraining 

Perang yang Mengorbankan 100.000 Prajurit Rusia Ternyata Tidak Memiliki Tujuan

0

Xia Luoshan

Perang Rusia-Ukraina sepertinya sudah tidak mungkin dapat diakhiri dengan cara lain selain kegagalan total Putin, karena dia baru saja mempertontonkan sumpahnya dengan penampilan buruk, bahwa dia tidak akan berhenti mengincar warga sipil Ukraina sebagai sasaran.

Dalam suatu upacara penganugerahan pada 8 Desember lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan segelas arak di tangan kanan, ia berdiri di aula Istana Kremlin, dan mengklaim bahwa serangan berkelanjutan terhadap infrastruktur energi Ukraina adalah wajar, karena Ukraina telah menyerang Jembatan Krimea pada 8 Oktober lalu.

Putin dengan arogan menyatakan, ia akan mengabaikan kritik internasional, termasuk tudingan dari Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark A. Milley bahwa rencana Putin menghancurkan infrastruktur pembangkit listrik Ukraina adalah semacam kejahatan perang.

Putin mengatakan: “Sekarang banyak suara-suara terkait serangan kita terhadap infrastruktur energi negara tetangga. Tidak salah kita memang sedang melakukannya. Namun siapa yang memulainya?” Siapa yang telah menyerang Jembatan Krimea? Perkataannya sepertinya sedang mengisyaratkan, walaupun seluruh alam semesta menasihatinya agar tidak melakukan kejahatan perang, tidak akan ada yang bisa mencegahnya melakukan hal itu.

Direktur Biro Intelijen Kemenhan Ukraina, Kyrylo Budanov kepada majalah War Zone menyatakan, ada data yang membuktikan serangan terhadap infrastruktur sipil Ukraina, sudah direncanakan sejak awal sebelum Jembatan Krimea diledakkan pada 8 Oktober lalu. Mereka hanya menggunakan peledakan Jembatan Krimea sebagai alasan.

Diledakkannya Jembatan Krimea walaupun dilakukan oleh Ukraina, juga merupakan aksi militer. Bukankah pasokan logistik tentara Rusia dikirim ke garis depan melalui jembatan ini? Selain itu sebelumnya, bukankah tentara Rusia juga telah menghancurkan sejumlah jembatan di Ukraina? Tindakan dan serangan terhadap infrastruktur energi semacam ini, bagaimana bisa dibandingkan dengan kejahatan perang memutus jaminan kehidupan rakyat. Jelas hubungan logika di dalam otak Putin sudah kacau balau.

Pemerintah Ukraina berharap mendapatkan bantuan dari Gedung Putih, dan mendiri- kan sebuah pengadilan, dengan tujuan menyelidiki dan mengadili kejahatan perang yang dilakukan di wilayah Ukraina oleh pasukan militer Rusia yang dipimpinnya.

Direktur Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak dalam suratnya kepada Gedung Putih pada 7 Desember lalu menyatakan: “Tanpa adanya kebenaran maka tidak mungkin bisa menciptakan perdamaian di Ukraina, tidak ada pengadilan maka tidak bisa mewujudkan kebenaran.” Ia mengatakan, memulai suatu perang yang tidak beralasan dan melanggar hukum, berarti telah membuka pintu lebar-lebar bagi pelaku kejahatan, dalam aksi permusuhan di wilayah yang mereka kuasai, mereka telah melakukan beribu-ribu kejahatan dengan taraf yang berbeda. Mengadili individu dan menyelidiki kejahatan perang tertentu adalah tidak cukup, pengadilan seharusnya lebih tuntas dan lebih luas mengadili semua kejahatan perang, serta orang yang memberikan perintah.

Yermak mengatakan: “Ukraina mengimbau AS dan masyarakat internasional, agar mendukung Ukraina membangun sebuah pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan invasi Rusia. Menggugat tentara Rusia, atas segala kejahatan perang yang telah mereka lakukan, dan yang telah melanggar Konvensi Jeneva, serta undang-undang internasional manajemen perang dan konflik.”

Jaksa Agung Ukraina, Andriy Kostin pada September lalu pernah mengungkapkan: “Waktu itu tercatat sebanyak 34.000 kasus lebih kejahatan perang yang telah dilakukan oleh tentara Rusia, dan angka tersebut masih terus meningkat.”

Tentara Rusia dituduh telah merampas dan menyiksa warga sipil Ukraina, membunuh dan menyiksa para tawanan perang Ukraina. Setelah tentara Rusia ditarik, di berbagai tempat di Ukraina ditemukan kuburan massal, diantaranya yang paling menarik perhatian adalah kasus yang berasal dari Izyum, Kharkiv. Tentara Ukraina telah menemukan sekitar 450 jasad, mayoritasnya adalah warga sipil.

Sejak pertengahan September lalu, Rusia terus menyerang infrastruktur energi milik Ukraina, padahal semua itu tidak ada fungsi militernya, tentara Ukraina pada saat melancarkan serangan tidak mengandalkan semua infrastruktur tersebut. Serangan terhadap warga sipil semacam ini, berniat menjatuhkan mental orang Ukraina, tapi akibatnya bukan menjatuhkan, sebaliknya justru meningkatkan ketahanan dan perlawanan dari warga Ukraina, di saat yang sama juga membangkitkan simpati dan dukungan masyarakat internasional yang lebih besar lagi kepada Ukraina, serta kemarahan terhadap tentara Rusia dan para pembuat keputusannya.

Putin mungkin tidak peduli pada Mahkamah Internasional, ia sedang memanfaatkan keanggotaannya di Dewan HAM PBB untuk mengukuhkan kekuasaan, mengabaikan prinsip UU HAM internasional, menciptakan kondisi yang menguntungkan baginya pada perang yang berlangsung lama di Ukraina.

Sepertinya Putin masih terlena pada “kemenangan” dengan mencaplok wilayah Ukraina, disebutkannya Laut Azov adalah laut dalam Rusia, setengahnya berada di wilayah Rusia, setengahnya lagi berada di wilayah Ukraina yang sekarang telah dikuasai Rusia, seperti kota pelabuhan Mariupol dan Semenanjung Krimea. Dalam proses ini, Putin kembali membandingkan dirinya dengan Peter the Great (Pyotr I, red.). Ia berkata, walaupun Peter juga hendak menguasai Laut Azov, tapi tidak berhasil diwujudkannya secara militer. Secara tersirat apa yang tidak bisa dicapai oleh Peter the Great, telah berhasil dilakukan oleh Putin. Hingga saat ini, Rusia telah menguasai sekitar 18% dari wilayah Ukraina.

Apa tujuan akhir dari perang Putin di Ukraina, sepertinya dia sendiri juga bingung. Awalnya, Moskow berencana dalam tempo 10 hari menguasai Ukraina, dan menumpas  semua   pemimpinnya sekaligus, di saat yang sama mendirikan pemerintahan boneka, lalu melancarkan gerakan propaganda   mendidik   ulang   warga Ukraina, untuk mewujudkan apa yang disebut demiliterisasi dan denazifikasi. Waktu itu serdadu Rusia bahkan mengenakan seragam kebesaran parade militer di saat memasuki Ukraina dan bukan mengenakan peralatan tempur musim dingin, karena Moskow begitu yakin dapat meraih kemenangan dengan cepat, dan pasukannya akan disambut di kedua sisi jalan. Tujuan perang pada saat itu jelas bukan sekedar mencaplok sebagian kecil wilayah Ukraina saja.

Setelah serdadu Rusia yang mengenakan jubah parade militer dibombardir oleh meriam hingga terusir dari wilayah Kiev, tujuan perang Putin pun berubah. Ia mengumumkan pada Oktober, telah mencaplok empat wilayah di Ukraina yakni Luhansk, Donetsk, Zaporizhia, dan Kherson, terhadap hal ini baik masyarakat internasional maupun Kiev me- nolak mengakuinya. Sekarang tentara Ukraina sedang mengusir tentara Rusia dari wilayah yang dicaplok nya.

Pada awal Desember ini, tujuan perang Rusia kembali mengalami  perubahan,  Istana  Kremlin memerintahkan pasukannya menyerang seluruh garis depan wilayah Donetsk di timur Ukraina dengan meriam, hal ini dinilai sebagai sinyal menyusutnya ambisi Putin, dia hanya ingin memastikan wilayah Ukraina yang didudukinya saat ini tidak direbut kembali.

Dewasa ini masih sulit diketahui apa sebenarnya tujuan akhir Istana Kremlin di Ukraina, karena ia tidak memiliki tujuan apa pun yang direalisasikannya, termasuk wilayah Ukraina yang diklaim telah dikuasai, semuanya masih berada di bawah serangan balasan dari pasukan Ukraina. 

Putin mencari  cara  untuk  bisa  mencaplok wilayah Ukraina dan memperluas wilayah Rusia, ini adalah dua hal yang berbeda dengan tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan Moskow dalam “Operasi Militer Khusus”, tujuan dari operasi tersebut adalah menjadikan Ukraina sebagai negara boneka bagi Rusia, untuk membendung ekspansi NATO ke timur.

Melihat kecenderungannya, tujuan perang Putin sangat besar kemungkinannya akan terus berubah. Ketika pasukannya mau tidak mau harus hengkang dari semua wilayah Ukraina yang telah dikuasai, mungkin dia akan mengatakan, tujuannya adalah untuk melindungi keutuhan wilayah Rusia yang telah ada. Akan tetapi, apakah pada saat itu dia masih ada kesempatan berbicara, akan sulit untuk dikatakan.

Carl Philipp Gottfried von Clausewitz dalam karya berjudul “Vom Kriege” (On War, red.) mengatakan, perang adalah cara lain untuk melanjutkan kebijakan politik. Sejumlah analis militer menilai, pada saat Putin memberikan perintah “Operasi Militer Khusus“ menginvasi Ukraina tanpa alasan pada musim dingin (akhir Februari) lalu,  mungkin  Putin  mengira telah menguasai teori perang Clausewitz, ia hendak menyelesaikan hal yang tidak mampu dilakukan oleh Peter the Great. Tapi, jelas-jelas ia telah melewatkan bagian yang krusial, karena Clause- witz juga mengatakan, di dalam perang, segala sesuatunya adalah tidak pasti, dan bisa berubah………..

Perang merupakan ranah dari peluang.

Pemikiran Putin yang keliru seolah-olah telah menangkap semua “peluang” yang telah menyebabkannya kalah, dan membuat tujuan perangnya yang tadinya terlihat agung menjadi menyusut terus menerus, yang pada akhirnya berubah menjadi mengagresi Ukraina secara ilegal dan tanpa alasan serta telah melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil. 

Invasi Putin menandakan pelanggaran terbesar terhadap peraturan  internasional  selama hampir 80 tahun terakhir pasca PD-II. Sebagai salah satu negara anggota tetap DK PBB, Rusia telah bertindak seolah-olah hukum internasional tidak eksis. Pengrusakan yang telah dilakukannya terhadap ketertiban internasional, akan menciptakan preseden yang sangat buruk, yakni suatu negara bisa melakukan tindakan semena-mena dengan mengandalkan sistem totaliter.

Dibandingkan dengan Perang Vietnam yang berlangsung selama 20 tahun, hanya dalam tempo seperdua puluhnya saja, Rusia telah kehilangan dua kali lipat personilnya dibandingkan AS pada Perang Vietnam dulu. Saat ini korban tewas dan terluka di pihak Rusia sedang mendekati angka 100.000 orang, hingga 24 Februari tahun depan, tepatnya setahun setelah invasi yang tidak beralasan ini, jumlah korban tewas di pihak Rusia mungkin akan mencapai angka yang mempermalukan Rusia.

Sekretaris Pers Pentagon, John Francis Kirby menyatakan, cara mengakhiri perang hanya bisa dengan pihak Ukraina memenangkan perang. Washington akan menyediakan peralatan dan kemampuan yang dibutuhkan Ukraina dalam meraih keberhasilan di medan perang, agar perang ini dapat diakhiri dengan cara pihak Ukraina tetap mempertahankan keutuhan wilayahnya, kedaulatannya, dan kebebasannya. (sud)

Orang Tiongkok Pertama yang Beraudiensi dengan Raja Inggris dan Prancis

0

Zhou Xiaohui

Kebudayaan Tionghoa tradisional memiliki keindahan yang unik, ketika orang Tiongkok zaman sekarang yang telah dicuci otak oleh PKT (Partai Komunis Tiongkok) mengamati budaya tradisional Tiongkok dengan pemikiran yang bermetamorfosis dan terdistorsi, ketika “keindahan unik” yang terkandung dalam budaya Tionghoa tradisional itu dianggapnya sebagai takhayul dan sampah feodal, mereka tidak mengetahui bahwa ada banyak orang asing bahkan tokoh terkenal di dunia yang sangat mengagumi budaya Tionghoa tersebut.

Misalnya, Voltaire, yang dikenal sebagai “Bapak Pemikir Prancis” pada abad ke-18, dalam bukunya yang berjudul On Customs, secara tak terduga mengambil sejarah Tiongkok kala itu sebagai pembukaan dari sejarah dunia. Dalam pemikirannya, Konfusianisme Tiongkok adalah model “agama rasional”, dan kata “li (理)” dari Bahasa Tionghoa atau yang disebut “Tian (天, langit)” adalah “sumber dari segala materi”, juga adalah penyebab dari Tiongkok kuno sebagai “berdirinya zaman dahulu” dan peradaban “sempurna”. Ia mengatakan bahwa orang Tiongkok kala itu “adalah manusia yang paling rasional di antara semua manusia”, serta ia sangat menghormati Konfusius, juga di ruang bacanya tergantung potret Konfusius yang ia beri hormat setiap pagi dan sore hari.

Voltaire juga memuji sistem politik/ pemerintahan Tiongkok kala itu: “Terhadap kelebihan orang-orang Tiongkok, walaupun tidak sampai memuja-muja, tetapi setidaknya kita dapat mengakui bahwa organisasi kekaisaran mereka (kala itu) adalah yang terbaik yang pernah ada di dunia.”

Voltaire dan para pemikir pencerahan Eropa lainnya yang tidak mengerti bahasa Tionghoa dapat memahami budaya Tionghoa, hal ini tidak terlepas dari bantuan banyak misionaris Barat yang pergi ke Tiongkok. Mereka datang ke Tiongkok pada abad ke-16 dan 17, mempelajari huruf Mandarin, meneliti karya klasik Tiongkok, menerjemahkan harta pengetahuan orang Tionghoa kala itu ke dalam bahasa Latin dan disebarkan ke Eropa sekembalinya mereka ke kampung halaman, yang kemudian menimbulkan guncangan besar di kalangan intelektual Eropa. Di antara misionaris ini ada figur seorang Tionghoa yang memainkan peran penting dalam proses menerjemahkan karya klasik Konfusianisme Tiongkok ke dalam bahasa Barat.

Orang ini bernama Shen Fuzong (dibaca: Shen Fu Cung), dan nama asingnya adalah Michael Alphonsius Shen Fu-Tsung. Dia dilahirkan di Karesidenan Jiangning, Provinsi Jiangnan (sekarang Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu) pada 1657. Ayahnya adalah seorang tabib kedokteran tradisional Tiongkok dan juga adalah seorang umat Katolik. Shen Fuzong merupakan salah satu dari sedikit orang Tiongkok yang mengunjungi Eropa pada masa awal. Pengalamannya jarang dicatat dalam buku sejarah Tiongkok, namun kisahnya telah dicatat secara rinci oleh orang Eropa, dan dia cukup dikenal di kalangan sinolog Eropa. Lagi pula keluarga Kerajaan Inggris dan Perpustakaan Nasional Prancis di Paris memiliki lukisan potret cat minyaknya.

Konversi Tiongkok, potret karya Shen Fuzong, sekarang tergantung di Galeri Ratu di Kastil Windsor sebagai bagian dari Koleksi Mahkota Inggris. (Domain publik)

Sekitar 1681, pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing, ia yang kala itu berusia 24 tahun, mengikuti seorang misionaris Belgia, Philippe Couplet, menginjakkan kaki di tanah Eropa. Philippe Couplet datang ke Tiongkok pada 1656 dan tinggal di Tiongkok selama lebih dari 20 tahun, dan ketika ia menyebarkan agama di Nanjing ia berkenalan dengan ayah Shen Fuzong. Sedangkan Shen Fuzong tidak hanya menerima pendidikan Konfusianisme ortodoks (murni), tetapi juga percaya pada agama Katolik karena pengaruh orang tuanya dan interaksinya dengan misionaris, serta mulai mempelajari bahasa Latin.

Shen Fuzong tidak takut dengan kesulitan perjalanan pada waktu itu dan memulai perjalanannya ke Eropa. Bepergian ke Eropa kala itu tidak semudah dan secepat sekarang, berlayar dengan kapal membutuhkan waktu lama, dan kesulitan serta mara bahaya yang dihadapi dalam perjalanan tidak bisa dibandingkan dengan zaman sekarang. Karena itu, keberaniannya yang luar biasa patut diacungi jempol. 

Ajari Louis XIV Gunakan Sumpit

Mereka berlayar dari Makau pada Desember 1681, melewati beberapa negara di Asia Selatan, menyeberangi Samudera Hindia, dan mendarat di Portugal pada 1682. Pada Oktober 1683, mereka tiba di pelabuhan utara Belanda, Enkhuysen, sebuah pusat perikanan dan komersial penting pada saat itu. Setelah mereka tiba di Antwerp pada Februari 1684, Yesuit setempat mengirim seorang pastor bernama Wang Yiren (Pieter Thomas Van Hamme) untuk membantu dan menemani mereka ke Roma. Selama dalam perjalanan, Wang Yiren juga mengajarkan bahasa Latin kepada Shen Fuzong, agar ia bisa berkomunikasi dengan orang Eropa.

Pada September 1684, mereka tiba di Paris, Prancis. Kala itu, “demam Tiongkok” sedang melanda Eropa, dan Paris adalah pusatnya.

Dikatakan bahwa Shen Fuzong adalah orang Tiongkok pertama dalam sejarah yang bertemu dengan seorang Raja Prancis. Raja Louis XIV dari Prancis menerima audiensi Bo Yingli dan Shen Fuzong di Istana Versailles.

Selama pertemuan, Shen Fuzong berbicara dengan Raja dalam bahasa Latin yang lancar. Hari berikutnya, pada jamuan makan yang khusus diadakan untuk Shen Fuzong, Louis XIV meminta Shen Fuzong untuk melafalkan Doa Bapa Kami dalam bahasa Mandarin. Ketika Louis XIV bertanya bagaimana cara menggunakan peralatan makan Tiongkok, Shen Fuzong langsung memperagakan cara menggunakan sumpit. Setelah perjamuan, Louis XIV memerintahkan untuk membuka semua air mancur di taman istana khusus ditampilkan untuk Bo Yingli dan Shen Fuzong, hal ini biasanya merupakan penghormatan di saat menjamu tamu kerajaan dan duta besar asing.

Karena Shen Fuzong sangat berpengetahuan, juga mengerti bahasa Latin, dan berasal dari Tiongkok yang jauh, ia menerima perlakuan yang istimewa. Shen Fuzong meninggalkan kesan yang mendalam bagi Louis XIV, dan kedatangan Bo Yingli dan Shen Fuzong membuat Louis XIV memutuskan untuk mengirim ilmuwan dan matematikawan Jesuit Prancis ke Tiongkok guna memahami negara Timur yang jauh itu. Pada Januari 1685, enam akademisi dari Royal Academy of Paris, termasuk Joachim Bouvet (1656-1730) dan Zhang Cheng (Jean- François Gerbillon), diperintahkan untuk berangkat ke Tiongkok atas nama “Pengamat dan Ahli Matematika dari sang Raja”, ini merupakan ekspedisi ilmiah pertama ke Tiongkok. Setelah tiba di Tiongkok, mereka diterima dan dihargai oleh Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing. Selama kunjungan Shen Fuzong, surat kabar Paris tidak hanya melaporkan secara tertulis, tetapi pelukis istana juga secara khusus melukis potret untuknya. Potret orisinil tersebut saat ini disimpan di Bibliothèque Nationale de Paris.

Beraudiensi dengan Sri Paus

Setelah meninggalkan Paris, Bo Yingli (Philippe Couplet) dan Shen Fuzong melanjutkan perjalanan ke Roma dan tiba pada awal Desember di tahun yang sama. Mereka disambut dengan hangat oleh para Yesuit terkemuka. Na- mun, baru pada tahun berikutnya, yakni pada Juni 1685, Shen Fuzong diterima oleh Paus Innocent XI. Paus yang memutuskan untuk menemui mereka secara langsung setelah mengetahui bahwa ada orang Tiongkok yang datang ke Eropa.

Usai pertemuan, Bo Yingli dan Shen Fuzong menyumbangkan lebih dari 400 jilid dokumen berbahasa Mandarin yang disusun oleh para misionaris kepada Vatikan. Saat ini dokumen tersebut disimpan di Perpustakaan Vatikan. Namun, permintaan Bo Yingli kepada Sri Paus untuk mengadakan kebaktian dalam bahasa Mandarin tidak disetujui.

Kembali ke Paris Membantu Terjemahkan Karya Klasik Konfusianisme

Sebelum meninggalkan Roma pada Desember 1685, Shen Fuzong mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Serikat Yesus dan disetujui. Mereka kemudian kembali ke Paris, dan tiba pada 1686.

Sejak di Roma, Bo Yingli telah menemukan beberapa terjemahan Latin dari klasik Konfusianisme Tiongkok yang diterjemahkan oleh para Yesuit, ia membawa manuskrip terjemahan ini ke Paris, dan berharap mendapat dukungan dari Kerajaan Prancis untuk diterbitkan. 

“Konfusius Filsuf Tiongkok ditulis oleh tim yang dipimpin oleh Bo Yingli. (domain publik)

Berbeda dengan orang asing yang tiba di Tiongkok sebelum Dinasti Ming, para misionaris Eropa pada Dinasti Ming dan Qing mulai secara sistematis dan dengan bertujuan mendokumentasikan Tiongkok, mereka melakukan penelitian mendalam selama misi penyebaran mereka di sana. Selain laporan dan catatan perjalanan mereka sendiri juga memperkenalkan sejarah, budaya, filsafat, bahasa dan politik Tiongkok kepada Eropa, mereka juga menerjemahkan dan menyusun karya klasik Tiongkok.

Pada 1687, dengan dukungan Louis XIV, Bo Yingli menulis dalam bahasa Latin “Confucius Sinarum Philosophus” [BNF O2N-206 (A, 3)] yang diterbitkan di Paris, dengan subjudul buku Xi Wen Si Shu Zhi Jie (di dalamnya ada tiga buku, The Great Learning, The Doctrine of the Mean, The Analects of Confucius, dan seharusnya Mencius tapi tidak terlampir). Bab The Great Learning, The Doctrine of the Mean, The Analects of Confucius, dalam buku adalah terjemahan ke bahasa Latin oleh Shen Fuzong dalam rangka membantu Bo Yingli. “Dedikasi” di halaman paling awal buku tersebut ditujukan kepada Louis XIV.

Ini mungkin buku pertama yang khusus memperkenalkan Konfusius di Barat, dan “Analects of Confucius” juga pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa. Dalam sisipan “Biografi Konfusius” yang dilampirkan pada buku tersebut, terdapat karakter Tiongkok seperti “Zhongni (nama lain dari Konfusius)”, “Tian Xia Xian Shi (Guru Leluhur Negeri)”, dan “Guoxue (Ajaran Nasional)” yang dikelilingi oleh sepasang naga serta buku-buku, serta nama-nama murid Konfusius, ini kemungkinan besar ditulis tangan oleh Shen Fuzong lantas dicetakkan pada halaman tersebut. Buku terjemahan ini didistribusikan secara luas di Prancis, dan terjemahan itulah yang dibaca oleh para pemikir Pencerahan Eropa seperti Voltaire.

Temui Raja Inggris dan Cendekiawan terkenal Hyde dan Boyle

Pada Maret 1687, Shen Fuzong diundang untuk mengunjungi Inggris, dia adalah orang Tiongkok pertama yang mengunjungi Inggris yang tertera dalam catatan sejarah. Raja James II dari Inggris menerima Shen Fuzong. James II, yang tertarik dengan sejarah dan peninggalan budaya Tiongkok, sangat senang melihat Shen Fuzong. Selain mengundangnya untuk menghadiri jamuan makan, ia juga meminta pelukis istana Inggris Sir Godfrey Kneller untuk melukis potret Shen seukuran aslinya. Potret seluruh badan ini tergantung di kamar tidurnya.

Dalam lukisan itu, Shen Fuzong mengenakan jubah Tiongkok, tangan kiri memegang salib, memandang ke luar jendela, cahaya gemerlapan menyinari wajahnya, menyiratkan inspirasi ilahi. Dia berdiri di atas lantai marmer, terlihat pedesaan tropis di kejauhan melalui jendela yang terbuka di belakangnya. Lukisan cat minyak dari Shen Fuzong ini, berjudul The Chinese Convert, sekarang tergantung di Galeri Ratu di Kastil Windsor sebagai bagian dari Koleksi Kerajaan Inggris.

Pada saat yang sama Shen Fuzong juga bertemu dengan beberapa sarja- na Inggris, seperti Thomas Hyde, sarjana orientalis paling terkenal saat itu.

Hyde, yang saat itu berusia 51 tahun, adalah seorang sarjana dengan minat luas yang telah mempelajari sejumlah bahasa Timur, termasuk Persia, Ibrani, Arab, dan Suriah.

Keduanya cocok satu sama lain dan membahas isu-isu seperti sejarah dan filosofi Tiongkok bersama-sama. Atas undangan Hyde, Shen Fuzong, yang telah berada di London selama beberapa bulan, datang ke Oxford pada musim panas dan memasuki Perpustakaan Bodleian di Universitas Oxford, tempat Hyde mengajar, untuk membuat katalog buku-buku berbahasa Mandarin, menulis isi ringkasan buku dan mengajari mereka caranya untuk membaca buku-buku Mandarin. Selama enam minggu di Oxford, dia juga mengajar Hyde bahasa Mandarin dengan cepat, dan buku teks tulisan tangannya sekarang disimpan di British Library (perpustakaan).

Shen Fuzong juga menjelaskan aturan dan cara bermain catur Tiongkok dan Wei-qi kepada Hyde yang menyukai catur internasional. Atas bantuannya, Hyde sangat berterima kasih, dan memujinya sebagai “orang Tiongkok saya,” dan “orang Tiongkok kami,” atau “teman terakrab saya,” serta memujinya sebagai kolaborator sejati dan “sumber informasi untuk memahami segala hal tentang Tiongkok”. “Studi Perbandingan Catur Berbagai Negara” diterbitkan Hyde pada 1694 di Oxford, di mana ia memuji kontribusi Shen Fuzong.

Pada Juli 1687, Hyde menulis surat rekomendasi untuk Shen Fuzong kepada Robert Boyle, seorang ilmuwan Inggris dan ahli kimia yang brilian. 

Dalam surat itu, Hyde menulis tentang Shen Fuzong: “Si pembawa surat adalah seorang Tionghoa yang bekerja dengan saya di Universitas Oxford untuk membuat katalog koleksi berbahasa Mandarin. Kami memiliki beberapa buku Konfusianisme, tetapi sebagian besar buku-buku Tiongkok itu berhubungan dengan fisika (merujuk pada kitab Alkimia dari aliran Tao). Dia mahir dalam bahasanya sendiri dan mahir pula dalam ajaran Konfusius. Ia adalah pria yang sangat baik, rajin belajar, pekerja keras dan berpikiran jernih. Bahasa Latinnya sedikit tidak sempurna, namun ia bisa menguasainya sudah cukup bagus Saya melakukan semua upaya untuk membuatnya membantu kita selama ini, dan saya tidak membuang waktu sejenak pun sejak ia bersamaku…Ia sangat berharap bisa mendapatkan kepedulian dan persahabatanmu.”

Boyle kebetulan  memiliki minat yang mendalam dan konsisten di bidang kedokteran dan alkimia. Dari artikel yang ditulis Boyle dalam buku harian kerjanya, di situ terbaca bahwa surat pengantar Hyde memberikan kesan positif, dan Boyle serta Shen Fuzong bertemu dan berbicara pada Juli atau Agustus tahun itu. Meskipun bukti yang ada menunjukkan bahwa pertemuan mereka itu mungkin sangat singkat, tapi buku harian Boyle menunjukkan kepada masyarakat keingintahuan Boyle tentang Shen Fuzong. Keduanya berinteraksi dalam bahasa Latin Boyle menulis, ia telah mengajukan dua pertanyaan kepada Shen Fuzong.

Pertanyaan pertama adalah apakah jumlah karakter/huruf Mandarin yang perlu diketahui seorang terpelajar di Tiongkok benar-benar sebesar yang dikabarkan. Jawaban Shen Fuzong adalah jumlah karakter Mandarin benar-benar sangat banyak dan dia sendiri telah menguasai 10.000 hingga 12.000 darinya.

Pertanyaan kedua Boyle, ada berapa banyak orang Tiongkok yang benar-benar mengenali begitu banyak karakter Mandarin. Shen Fuzong menjelaskan perbedaan antara bahasa tulisan dan lisan. “Bahasa pejabat sangat berbeda dengan bahasa orang biasa, juga sangat berbeda dengan bahasa pendeta dan beberapa sastrawan, karena sangat sedikit orang yang mengerti bahasa resmi pemerintahan atau mampu menggunakannya.”

Keduanya juga bertukar pandangan tentang banyak isu ilmiah, seperti tekanan udara, pengukuran tekanan udara, dan lain lain, Shen Fuzong memperkenalkan ramuan herbal dan Pengobatan Tradisional Tiongkok ke Boyle. Mereka juga bertukar pandangan sejumlah masalah kimia. Setelah itu, setelah bertemu dengan Boyle, Shen Fuzong tidak kembali ke Oxford, melainkan tinggal di London. Ia juga menghadiri makan malam yang diselenggarakan oleh Earl of Clarendon.

Pada awal September 1687, ketika James II mengunjungi Oxford, ia memanggil Hyde dan secara khusus menanyakan apakah ia mengenal seorang Tionghoa bernama Shen Fuzong, dan mengatakan kepada Hydebahwa di kamarnya tergantung potret dari Shen Fuzong. Hydememberitahu kepada Raja James II bahwa dia tidak hanya mengenal Shen Fuzong, tetapi juga “belajar banyak darinya”.

Pada November tahun itu, Bo Yingli (Philippe Couplet) meninggalkan Paris untuk bergabung dengan Shen Fuzong di London. Pada Januari 1688, mereka menaiki kapal Portugis bertolak ke Lisabon, dan tiba pada pertengahan April 1688.

Meskipun tidak di Inggris, tetapi Shen Fuzong terus bekerja sama dengan Hyde melalui koresponden, hal ini telah memperluas kosakata bahasa Mandarin dari Hyde yang telah melakukan diskusi ekstensif tentang masalah teknis seperti dimensi yang tepat dari satuan pengukuran di Tiongkok. Dia juga mengirim Hyde diagram sistem ujian dan birokrasi yang masih berlaku di Tiongkok, serta sketsa apa yang disebut “sistem upeti” Tiongkok untuk mengklasifikasikan orang asing. Selain itu, Shen Fuzong juga mengirimkan Hyde kosakata bahasa Mandarin untuk mengklasifikasikan berbagai jenis kuil di Tiongkok, dan menjelaskan secara sederhana tentang kepercayaan Buddhisme Tiongkok pada reinkarnasi roh.

Epilog

Karena armada kapal dagang ke Tiongkok sudah pergi, Bo Yingli dan Shen Fuzong terpaksa harus tinggal di Lisabon, Shen Fuzong masuk biara untuk belajar sebagai pemula di Lisabon dan menjadi seorang biarawan.

Pada musim semi 1691, ShenFuzong pergi ke Tiongkok bersama dengan pendeta Jesuit Jerman Gillian dan lainnya. Dalam perjalanan kembali, Shen Fu- zong sialnya tertular epidemi di kapal dan meninggal dunia di kapal dua hari sebelum tiba di Mozambik pada usia 35 tahun.

Di mata orang Eropa pada abad ke-17 dan 18, budaya Timur kuno begitu menawan dan indah. Perjalanan Shen Fuzong ke Eropa menunjukkan kepada orang Barat bahwa seorang intelektual Tiongkok yang santun dan penuh wawasan, telah memperkenalkan budaya Tiongkok dan Konfusianisme klasik kepada orang Eropa, sehingga Eropa dapat lebih memahami Tiongkok, ini berperan dalam mempromosikan Gerakan Pencerahan di Eropa, dan itulah mengapa nama Shen Fuzong selalu terukir dalam sejarah Sinologi Eropa. (lin)

Gelombang Kematian Menyebar dari Desa ke Perkotaan, Puluhan  Keluarga di Desa Chongqing Menggelar Persemayaman Pada Hari yang Bersamaan

0

Zheng Gusheng/Lin Qing

Ketika epidemi terus merebak di seluruh Tiongkok, gelombang kematian telah menyebar dari kota ke pedesaan. Video pemakaman di desa-desa pedesaan telah beredar di Internet. Satu video menunjukkan belasan keluarga di sebuah desa di Chongqing mengadakan upacara persemayaman dan pemakaman pada hari yang sama.

Sebuah video yang beredar pada 28 Desember menunjukkan bahwa pinggir jalan di sebuah desa penuh dengan tenda berkabung. Wanita yang mengambil video tersebut memperkenalkan dengan aksen Sichuan, “Ada tujuh atau delapan rumah di depan, dan di sini…di mana-mana penuh. “

Seorang netizen yang membagikan video tersebut mengatakan bahwa itu adalah video dari sebuah desa di Chongqing. Industri pemakaman  di desa tersebut mendirikan bangunan, dan lebih dari belasan dari warga menggelar persemayaman pada hari yang sama. Benar-benar langka. “

Sebuah video lanjutan menunjukkan bahwa di lokasi pedesaan lain, beberapa persemayaman diadakan pada waktu yang sama, dan tenda berkabung juga berderet. Ada yang memukul gong, para pelayat dan keluarga menangis, dan ada yang menyantap hidangan. Semuanya dalam keadaan hati yang kacau. 

Ada juga video di internet yang menunjukkan serangkaian enam atau tujuh tenda persemayaman yang didirikan di tempat yang tampaknya merupakan kota pedesaan di mana pemakaman diadakan pada waktu yang sama. Si kameramen  juga tampaknya memiliki aksen Sichuan.

Ada juga dua video yang menunjukkan tenda persemayaman di  pedesaan wilayah utara juga tempatnya saling bersebelahan. Tampak seorang pria yang memasang perancah memotret sambil berbicara dengan aksen utara, tenda persemayaman satunya belum dibongkar, menyusul  yang baru. Orang yang baru saja meninggal dunia baru berusia 35 tahun.

Dia juga mengatakan bahwa dirinya kewalahan dengan urusan memasang tenda persemayaman, dan  dia dijadwalkan menerima pekerjaan sampai 1 Januari. Ia terus menghela napas, “Dunia yang luar biasa! Ini menyedihkan dan “mari kita serahkan pada takdir”.

Di Beijing, Hebei, dan provinsi serta kota lain tempat putaran pandemi  merebak luas, daerah pedesaan telah mengalami infeksi dalam skala besar, dan kematian berturut-turut di desa telah menjadi hal biasa.

Meskipun Partai Komunis Tiongkok telah mempromosikan kremasi selama bertahun-tahun, banyak daerah pedesaan di Tiongkok masih mempertahankan praktik penguburan, tetapi intensitas pemakaman di daerah pedesaan selama beberapa hari terakhir belum pernah terjadi sebelumnya sejak pandemi tiga tahun, yang mencerminkan keseriusan epidemi.

Pada awal 24 Desember, media melaporkan bahwa dampak epidemi telah menyebar dari kota tingkat pertama ke kota tingkat ketiga dan keempat serta desa-desa di sekitarnya.  Kini situasinya  berubah begitu cepat sehingga banyak tempat tidak dapat bereaksi tepat waktu.

Menurut laporan tersebut, setelah mengunjungi kota-kota tingkat ketiga dan keempat di Shandong, Jiangxi, Heilongjiang, Jilin, Anhui, Hubei, Yunnan, Hebei dan provinsi lainnya, ditemukan kekurangan obat-obatan, penimbunan obat-obatan,  penggunaan obat-obatan sembarangan, transfusi darurat, pembelian obat-obatan tradisional Tiongkok secara terburu-buru serta fenomena kekacauan di kota-kota kecil dan menengah. (hui)

Kamar Mayat Rumah Sakit Oriental Shanghai Penuh Hingga Ada Calo yang Memanfaatkan Sekali Kremasi Dipatok Setara Rp 67 Juta

0

NTD

Sistem pemakaman di Shanghai benar-benar kelebihan beban, karena jumlah kematian meningkat secara drastis saat wabah merebak di daratan Tiongkok. Beredar video kamar mayat yang penuh dengan jenazah di Rumah Sakit Oriental Shanghai dan sebuah rumah duka  menjual nomor kremasi dengan harga tinggi.

Pada  27 Desember, sebuah video diposting di internet, diduga diambil pada pukul 05.00 pagi di Rumah Sakit Oriental ShanghaiVideo tersebut menunjukkan sebuah aula yang dikelilingi dengan jenazah dan sebuah ruangan dengan freezer yang penuh dengan jenazah. Diduga freezer di kamar mayat rumah sakit sudah kelebihan beban hingga banyak jenazah hanya bisa ditempatkan di lantai.

Video yang beredar pada hari yang sama menunjukkan antrean di pintu masuk sebuah gedung yang tidak bisa dilihat. Pria yang mengambil video tersebut mengatakan bahwa itu adalah sebuah rumah duka di Shanghai, yang saat ini hanya mengeluarkan sejumlah nomor urut terbatas setiap hari, dan keluarga mendiang akan menggunakan nomor urut tersebut untuk kremasi jenazah. Dikarenakan sangat sulit mendapatkan nomor dengan mengantre, ada yang mengambil kesempatan untuk menjual kembali nomor urut tersebut dan dipatok seharga RMB 30.000 atau setara Rp 67 Juta 

Situasinya sangat mirip dengan yang terjadi di Beijing. Baru-baru ini, banyak orang di Beijing  memanfaatkan kesempatan untuk menghasilkan banyak uang dengan mengatur “kremasi dipercepat”  melalui “koneksi” mereka, dengan memungut bayaran antara 10.000 dan 50.000 RMB per jenazah.

Pada  27 Desember, sebuah video kamar mayat rumah sakit Shanghai lainnya yang dipenuhi dengan mayat juga diposting di internet.

Sebelumnya pada 23 Desember, ada juga video rumah pemakaman Shanghai yang dipenuhi dengan jenazah. (hui)

Malam Pergantian Tahun Baru 2023, Sejumlah Titik Wilayah Pantura di 7 Kabupaten dan 2 Kota di Jawa Tengah Dilanda Banjir

ETIndonesia- Wilayah Pantai Utara Jawa (Pantura) di Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati hingga Kabupaten Grobogan dilanda banjir pada malam pergantian Tahun Baru 2023 atau Sabtu (31/12).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas C. Penanggungan, dalam rangkuman laporan tertulis yang dirilis Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB  menyatakan bahwa banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut pada Jumat (30/12) dan Sabtu (31/12).

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Provinsi Jawa Tengah merinci, banjir di Kabupaten Tegal terjadi di Dukuh Kasemen RW 08 dan RW 09 Desa Sukareja. Rumah yang terdampak banjir ada sebanyak 50 unit yang ditinggali oleh 300 jiwa. Tinggi Muka Air (TMA) banjir tersebut antara 50-75 sentimeter.

Berikutnya banjir di Kabupaten Pekalongan merendam 6 desa di Kecamatan Tirto, 6 desa di Kecamatan Siwalan, 2 desa di Kecamatan Buaran dan 2 desa di Kecamatan Wonokerto. Sementara itu di Kota Pekalongan, banjir merendam 6 kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara, 4 kelurahan di Kecamatan Pekalongan Barat dan 4 kelurahan di Kecamatan Pekalongan Timur.

Akibat banjir tersebut, ada sebanyak 279 jiwa mengungsi di beberapa titik di Kota Pekalongan yang meliputi 186 jiwa di Aula Kelurahan Kecamatan Barat, 50 jiwa di TPW Al Hikmah Tirto, 5 jiwa di Masjid Al-Ikhlas Tirto, 11 jiwa di Aula Kecamatan Timur, 10 jiwa di Arrobitoh Klego, 6 jiwa di SD Klego, 5 jiwa di Musala Al-Ikhlas Poncol dan 6 jiwa di Musala Bani Ilyas.

Selanjutnya, banjir di Kabupaten Kendal telah berdampak di 7 desa di Kecamatan Kendal, 5 desa di Kecamatan Brangsong, 7 desa di Kecamatan Kaliwungu, 6 desa di Kecamatan Patebon, 3 desa di Kecamatan Pegandon, 3 desa di Kecamatan Cepiring, 2 desa di Kecamatan Rowosari, 1 desa di Kecamatan Weleri dan 1 desa di Kecamatan Kaliwungu Selatan.

Adapun sebanyak 281 jiwa terpaksa mengungsi akibat terdampak banjir tersebut dengan rincian 14 jiwa mengungsi di Masjid Baitul Muttaqin dan 12 jiwa di MTS NU Al Hidayah di Desa Kebonadem, 100 jiwa di Masjid Jami Baitussyukur di Desa Kumpulrejo, 55 jiwa di Musala Baitul Mu’minin Desa Brangsong dan sisanya di rumah tetangga masing-masing.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar permakanan warga pengungsi tersebut, telah didirikan dapur umum yang berada di Desa Protomulyo, Desa Kebonadem, Desa Karangtengah dan Desa Samberejo.

Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Tengah juga melaporkan banjir di Kota Semarang yang merendam beberapa titik di Kecamatan Tugu, Kecamatan Genuk, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Tembalang, Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan Semarang Timur.

Banjir di Kota Semarang juga menyebabkan Stasiun Besar Tawang terendam sehingga mengakibatkan adanya kendala pada perjalanan kereta api.

Untuk mengurangi dampak banjir di Kota Semarang, beberapa pompa air di Kandang Kebo, Plamongan, Manggis, Banjardowo dan Muktiharjo Lor telah diaktifkan. Beberapa warga juga telah dievakuasi ke tempat yang aman oleh BPBD Kota Semarang bersama instansi terkait lainnya.

Kemudian banjir juga terjadi Kabupaten Demak. Adapun wilayah yang terdapak meliputi Kelurahan Betokan di Kecamatan Demak, Desa Kalisari, Desa Banjarsari dan Desa Sidorejo di Kecamatan Sayung, Desa Batu di Kecamatan Karangtengah, Desa Wonoagung dan Desa Wonowoso di Kecamatan Karangawen, Desa Sumberejo di Kecamatan Bonang, Desa Wonorejo, Desa Cangkring dan Desa Cangkring Rembang di Kecamatan Karanganyar. Selain dari curah hujan tinggi, banjir di Sayung juga dipicu oleh gelombang tinggi air laut.

Tinggi Muka Air (TMA) di wilayah yang terdampak banjir terpantau hingga 50 sentimeter, baik di jalan raya maupun yang sudah masuk ke rumah warga.

BPBD Kabupaten Demak telah bersiaga sejak pagi untuk kaji cepat dan melakukan upaya penanganan darurat bersama unsur terkait. Saat ini, tim masih berada di wilayah untuk pendataan lebih lanjut.

Berikutnya banjir di Kabupaten Kudus terpantau di Desa Jati Wetan, Desa Tanjung Karang dan Desa Jati Kulon di Kecamatan Jati, Desa Setrokalangan di Kecamatan Kaliwungu, Desa Termulus, Desa Mejobo dan Desa Kesambi di Kecamatan Mejobo. Sementara itu terdapat pengungsian sebanyak 115 jiwa atas banjir tersebut.

Selanjutnya banjir juga melanda wilayah Kabupaten Pati. Adapun rinciannya adalah 6 desa di Kecamatan Gabus, 7 desa di Kecamatan Juwana, 2 desa di Kecamatan Jakenan, 6 desa di Kecamatan Pati, 7 desa di Kecamatan Kayen, 4 desa di Kecamatan Sukolilo, 3 desa di Kecamatan Dukuseti dan beberapa wilayah di Kecamatan Tayu serta Kecamatan Cluwak.

Adapun selain di kawasan Pantura, banjir juga melanda Kabupaten Grobogan dengan wilayah yang terdampak meliputi Kelurahah Grobogan, Desa Tanggungharjo dan Desa Putatsari di Kecamatan Grobogan, Desa Klambu di Kecamatan Klambu dan Desa Tarub di Kecamatan Tawangharjo.

Dari seluruh rangkuman data tersebut, belum ada mengenai laporan korban jiwa. Hingga saat ini seluruh BPBD di wilayah terkait terus melakukan asesmen, berkoordinasi dengan instansi terkait, melakukan upaya pemenuhan hak dasar bagi warga terdampak, evakuasi dan penyelamatan serta upaya penanganan darurat lainnya.

Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Tengah hingga esok hari, sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menyikapi hal itu, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem.

Upaya seperti pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.

Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi. (asr)

Pembicaraan Damai Putin Palsu? Menlu Rusia Mengeluarkan Ultimatum

Lin Yi

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan sehari sebelumnya bahwa dia siap untuk pembicaraan damai. Pada 27 Desember, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengeluarkan ultimatum ke Ukraina dalam sebuah wawancara eksklusif dengan TASS.

Lavrov mengatakan bahwa Ukraina harus menerima proposal Rusia untuk “demiliterisasi” dan “denazisasi” Ukraina untuk menghilangkan ancaman keamanannya terhadap Rusia, termasuk “wilayah baru” yang telah dianeksasi oleh Rusia. Jika tidak, Rusia akan mengambil tindakan lebih lanjut.

“Wilayah baru” yang dirujuk Lavrov adalah empat zona Ukraina Timur-Rusia di Lugansk, Donetsk, Zaporozhye, dan Kherson.

Lavrov juga meminta negara-negara Barat untuk “menahan diri secara maksimal” dalam penggunaan senjata nuklir. Pada saat yang sama, dia menekankan bahwa Rusia mendukung pernyataan bersama tentang pencegahan perang nuklir yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Tiongkok, dan Rusia awal tahun ini dan bersedia membangun “arsitektur keamanan internasional yang lebih stabil”.

Baru awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan tentang ancaman perang nuklir yang “meningkat”, tetapi menegaskan kembali bahwa Rusia tidak akan menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir.

Pada Selasa (27/12), Menteri Energi Ukraina Herman Halushchenko memperingatkan bahwa Rusia dapat meluncurkan operasi sabotase terbesar terhadap sistem energi Ukraina pada Malam Tahun Baru. Sekitar 9 juta orang di seluruh Ukraina telah kehilangan listrik karena serangan rudal Rusia. (hui)

Shanghai Meminta Anggota Partai untuk Mendukung Pengumpulan Jenazah Wuhan Kembali ke 3 Tahun yang Lalu?

0

Ruili dan koresponden khusus Chang Chun – NTD

Wabah di Tiongkok semakin meningkat dari hari ke hari. Orang-orang khawatir bahwa Partai Komunis Tiongkok menyembunyikan jenis virus baru yang bermutasi. Selain itu, pihak berwenang telah mengumumkan dimulainya kembali perjalanan keluar bagi warga negara Tiongkok di tengah wabah besar penyakit ini.

Orang Chongqing: “Kemarin, ada satu barisan, sekarang ada dua barisan, lihat, antreannya sepanjang 4 km.”

Staf Rumah Duka Changchun: “Lihatlah ini, baru dua hari, ada 50 hingga 60 kremasi hari ini! Orang-orang Changchun sedang sekarat!

Changzhou, Jiangsu: “Biasanya jumlah tiga krematorium antara 60 atau 70 mayat, tetapi sekarang tiga krematorium mencapai 500, 600, 700 mayat. Covid membunuh banyak orang, itu adalah flu parah dan flu  hebat di  Zhong Nanshan …”

Pada  26 Desember, ketika berita kematian dilaporkan di seluruh negeri dan mayat-mayat dikumpulkan, sebuah pemakaman di Shanghai, Taman Kuno Binhai, memperkenalkan “taktik kejam” dengan secara langsung meminta “anggota partai” untuk datang dan mendukung “pengumpulan mayat”.

Menurut sebuah gambar yang beredar di Twitter, pemakaman Shanghai memposting pemberitahuan yang mengatakan: “Saat ini, tiga rumah duka di bawah Pusat Layanan Pemakaman Shanghai berada dalam masa sulit dengan  kelebihan beban dan kekurangan sumber daya dan material secara serius.” Oleh karena itu, meminta kepada mayoritas anggota partai”  yang telah terinfeksi Covid dan pulih, bergabung dalam pekerjaan dukungan dengan “kemauan yang kuat”.

Namun tak lama kemudian beberapa netizen meninggalkan pesan mengejek: “Apa hadiah untuk mendukung? Kremasi gratis?”

Saat media internasional berfokus pada rumah duka dan krematorium di Tiongkok , PKT mulai mengeluarkan “perintah tutup mulut” lagi kepada publik.

Beberapa rumah duka telah memasang pemberitahuan yang mengharuskan anggota keluarga mendiang berjanji bahwa “kematian itu bukan disebabkan oleh pneumonia Corona baru”, jika tidak, mereka secara sukarela memikul semua tanggung jawab, menyebabkan kontroversi besar.

Pada malam hari  26 Desember, Partai Komunis Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan mencabut tindakan karantina masuk mulai  8 Januari tahun depan dan secara tertib melanjutkan perjalanan luar negeri dari warga Tiongkok.

Pada hari yang sama, indeks pencarian WeChat untuk “imigrasi” meroket hingga 400%.

Banyak negara khawatir tentang kemungkinan terulangnya wabah Wuhan tiga tahun lalu, dan menyesuaikan langkah-langkah imigrasi mereka untuk menghadapinya.

Ekonom yang berbasis di Amerika Serikat, Li Hengqing berkata : “Varian baru ini bisa sangat ganas, dan begitu mencapai negara lain, konsekuensinya bisa jadi tidak terpikirkan, dan kita bisa kembali ke situasi yang sama seperti tiga tahun lalu.

Dan memang, tampaknya orang-orang Wuhan benar-benar telah kembali ke tiga tahun yang lalu.

Pada  27 Desember, aula Rumah Duka Hankou di Wuhan, Provinsi Hubei, penuh sesak dengan orang-orang. Seorang praktisi media Wuhan mengungkapkan dirinya secara online bahwa paru-parunya benar-benar putih, tetapi tidak ada tempat tidur yang tersedia di rumah sakit di Wuhan.

Dengan tempat tidur yang sulit didapat, Luo Bing tidak punya pilihan selain menahan rasa sakit. Ia harus meninggalkan kota semalaman untuk dirawat di rumah sakit.

Sementara itu, seorang dokter di Wuhan, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan kepada media bahwa epidemi di Wuhan baru-baru ini sangat serius, tidak lebih buruk daripada di Beijing, dan tidak hanya orang tua yang meninggal dunia karena penyakit ini, tetapi juga banyak anak muda dengan gejala “paru-paru putih” dan demam tinggi. Situasi sebenarnya sama sekali tak sesuai dengan apa yang dikatakan pemerintah.

Banyak orang khawatir bahwa pneumonia Wuhan tiga tahun lalu akan kembali, dan mereka juga khawatir tentang kemungkinan munculnya varian baru.

Ahli virologi Eropa Dr. Yuhong Dong berkata : “Karena kekebalan tubuh Anda lemah, maka bisa multi-terinfeksi dengan banyak virus, dan semakin rendah kekebalan tubuh,  memberi ruang bagi virus untuk bereplikasi di dalam, dan banyak hal adalah bermutasi dan memunculkan varian baru.

Zhu Wei, direktur medis sebuah perusahaan farmasi AS mengatakan: “Karena pemerintah partai komunis Tiongkok telah menyembunyikan wabah, masyarakat internasional masih sangat khawatir apakah pemerintah Tiongkok juga akan menyembunyikan kemunculan varian virus yang baru dan lebih berbahaya, karena jika varian baru dengan tingkat penyakit yang tinggi muncul, itu akan menjadi bencana bagi seluruh dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan minggu lalu bahwa mereka belum menerima data tentang situasi epidemi terbaru di Tiongkok dan akan mengirim orang ke Tiongkok untuk memberikan bantuan, tetapi ditolak oleh PKT. (hui)

[Wawancara Garis Depan) Pandemi Mengganas, Rumah Duka Changchun Chaoyanggou Penuh dengan Jenazah

0

Xia Dunhou dan Liu Fang – NTD

Setelah kebijakan pencegahan epidemi Tiongkok tiba-tiba beralih ke mode terbuka, wabah meledak, disertai dengan peningkatan tajam dalam jumlah kematian. Masyarakat tak siap, dan bukan hanya sulit untuk membeli obat, tetapi juga sulit dengan layanan kremasi. Ada laporan tentang rumah duka yang dipenuhi dengan jenazah yang bertumpuk-tumpuk di berbagai tempat.

Seorang anggota staf rumah duka di Changchun berkata: “Tengah malam, Ada begitu banyak mobil dan orang yang  membawa jenazah ke rumah duka, dan mereka tidak dapat menanganinya.”

Sebuah video populer di Internet menunjukkan bahwa epidemi baru-baru ini di Kota Changchun  menyebar luas, dan jumlah kematian telah meningkat.  Rumah duka Changchun kelebihan beban, dan kamar mayat penuh dengan jenazah yang menunggu untuk dikremasi.

Staf Rumah Duka Changchun 2: “Lihatlah  semuanya di sini. Ini baru dua hari terakhir, dan ada 50 hingga 60 kremasi hari ini. Berapa banyak orang yang meninggal di sini?

Rumah Duka Changchun, juga dikenal sebagai Rumah Duka Changchun Chaoyanggou, terletak di Kota Changchun.

Pegawai Pusat Layanan Pemakaman Kota Changchun berkata : “Ada banyak situasi seperti ini akhir-akhir ini. Hanya ada satu di Chaoyanggou di kota ini, jadi saya sangat gugup. Jika Anda ingin mengantre, setidaknya Anda harus mengantre tiga hari, dan jika ingin mobil menjemput, sepertinya cukup melelahkan. Coba hubungi kabupaten di luar, Shuangyang, Nong’an, dan Fanjiatun, sehingga bisa dilakukan lebih cepat.”

Sebelum pihak berwenang Tiongkok mengumumkan pelonggaran langkah-langkah pencegahan epidemi pada 7 Desember, sudah ada kelompok infeksi secara besar-besaran di banyak tempat. Setelah pihak berwenang menyembunyikan situasi dan tiba-tiba melepaskan kontrol membuat sistem medis dan pemakaman kewalahan.

Blogger yang berbasis di Beijing, Leng Lao Bao. “Anda bahkan tidak bisa membeli penurun demam ketika anda masih hidup. Ketika Anda meninggal, sulit untuk dikremasi. Jika Anda tidak memiliki kondisi bagus di rumah, Anda harus membusuk di rumah. Sulit untuk dikremasi.”

COVID-19 menyebar dengan cepat ke seantero daratan Tiongkok. Provinsi Zhejiang mengumumkan pada  25 Desember bahwa terdapat lebih dari 1 juta kasus positif baru di provinsi tersebut setiap hari. Beberapa hari lalu, pihak berwenang di Qingdao, Shandong juga memperkirakan jumlah infeksi baru per hari mencapai 490.000 kasus hingga 530.000 kasus.

Liang dari Qingdao, Provinsi Shandong berkata : “Epidemi di Qingdao pada dasarnya berada dalam periode wabah. Ini sangat parah. Banyak instansi pemerintah yang  lumpuh dan tidak bekerja. Dikarenakan  mereka demam di rumah. Banyak dari mereka yang positif.”

Surat kabar Prancis Les Echos melaporkan bahwa otoritas PKT sedang mencoba strategi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam upaya meringankan krisis ekonomi dengan mencapai kekebalan massal di musim semi melalui infeksi cepat berskala besar.

Namun, beberapa analis percaya bahwa epidemi akan muncul kembali selama Tahun Baru Imlek  dan jalan Tiongkok masih panjang jika ingin kembali ke level sebelum epidemi. (hui)

Terlalu Banyak yang Meninggal Dunia, Tak Ada Tempat Pemakaman Hingga Rumah Sakit Darurat Fangcang Berubah Menjadi Kamar Mayat

0

Ruili dan Zhang Danxia

Kita prihatin dengan wabah saat ini di Tiongkok, yang mana mengalami lonjakan penyakit serius dan kematian, serta  merebaknya kekacauan.  Terdapat di beberapa daerah bahkan membuka rumah sakit darurat Fangcang untuk menyimpan jenazah.

Batuk-batuk terdengar di mana-mana. Inilah yang diposting reporter media Prancis France 24 di Tiongkok, yang merilis situasi tragis di rumah sakit Shanghai. 

Dia men-tweet: Sulit untuk berjalan di koridor karena ada begitu banyak orang. Sebagian besar lansia menggunakan alat bantu pernapasan untuk tetap hidup. 

Di kamar mayat Rumah Sakit Shanghai, karena jumlah mayat yang sangat banyak hingga  jenazah terpaksa dibungkus dalam kantong mayat dan diletakkan ke lantai. Jumlah jenazah yang tergeletak di lantai sangat mengejutkan.

Reporter menelepon banyak rumah duka di Shanghai pada  28 Desember, tetapi semuanya sibuk untuk waktu yang lama. Beberapa direktur pemakaman mengungkapkan bahwa terlalu banyak orang yang meninggal dunia, tetapi pihak berwenang tidak mengizinkan industri layanan pemakaman swasta untuk ikut campur tangan.

Seorang karyawan perusahaan jasa pemakaman di Shanghai berkata : “Terlalu banyak kematian. (mobil jenazah) tidak bisa dihubungi. Sekarang mereka  pergi ke rumah duka untuk mengantre. Sepertinya hanya ada 200 nomor sehari. Biro Urusan Sipil tidak peduli, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Perusahaan tidak memiliki cara untuk menghadapi situasi khusus sekarang.

Menghadapi runtuhnya sistem medis, kepala bagian gawat darurat Peking Union Medical College Hospital (UMC) tidak bisa lagi menyembunyikan dirinya di depan kamera CCTV, dan mengatakan secara langsung bahwa ini adalah saat yang paling sulit dalam 30 tahun praktik medisnya.

Zhu Huadong, Direktur Departemen Gawat Darurat di  Peking Union Medical College Hospital berkata :  Dalam beberapa hari terakhir, kami telah memantau proporsi pasien di tingkat pertama, kedua, dan ketiga, dan proporsi pasien gawat darurat ini telah mencapai 75%, atau bahkan 80%, dengan proporsi tingginya pasien yang kritis, jadi kami menghadapi apa yang dapat digambarkan sebagai tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Setelah rumah duka di Beijing mengeluarkan “perintah tutup mulut” yang melarang keras peliputan dan pembuatan video oleh media, ditemukan bahwa industri pemakaman di kota tetangga Tangshan dan Tianjin juga kewalahan.

Rekaman menunjukkan asap hitam mengepul dari krematorium di Kabupaten Yutian, Kota Tangshan, Provinsi Hebei.

Orang-orang di Tangshan, Hebei menyebutkan :  “Tungku  pembakaran kertas dibakar sampai runtuh dan alasnya juga terbakar. Sekarang krematorium cepat di Kaiping pada dasarnya mengkremasi satu jenazah setiap 20 menit, satu setiap 20 menit.”

Pada  28 Desember, ada antrian panjang di depan Rumah Duka Da Fu An di Tianjin, dipenuhi dengan  mobil jenazah  dan aula yang penuh dengan anggota keluarga yang menunggu untuk mengambil abu jenazah.

Di Shenyang, Liaoning, banyak rumah duka harus meminta rumah sakit darurat Fangcang sebagai “kamar mayat”, dan ratusan jenazah ditempatkan di rak rumah sakit Fangcang.

Seorang netizen berkomentar tentang ini: “setelah habis digunakan oleh orang yang hidup habis,  sekarang digunakan orang mati,  Ada peluang bisnis di mana-mana.”

Pekerja di Rumah Duka Dayong di Anshan, Liaoning berkata :  “Seperti ini sekarang, karena ada terlalu banyak orang yang meninggal dunia di Anshan,  ada lebih dari 200 orang pada hari ini. Tak bisa menangani semuanya dan keluarga mereka harus mengantre.”

Karena permintaan yang luar biasa, orang-orang harus menerima permintaan rumah duka untuk membeli layanan “satu paket” yang mahal agar dapat mengkremasi jenazah keluarga mereka sesegera mungkin.

Layanan satu paket di Jalan Shuangshan, Anshan, Liaoning mengumumkan : 

Tergantung pada apa yang Anda gunakan dalam layanan satu paket, sekarang tergantung pada situasi ke rumah duka untuk menentukan bagaimana biayanya lebih dari 10.000 yuan.

Warga Guangzhou (Sumber: Radio Free Asia): “Jenazah tidak bisa dikremasi di sini. Anda harus membeli setelan besar, satu set lengkap kain kafan, peti mati dari kayu solid, karangan bunga, Anda menghabiskan 100.000 atau 80.000 renminbi, maka kremasi harus jadi prioritas. ”

Rumah duka di Guangzhou mengalami antrian panjang selama beberapa hari. Beberapa orang melaporkan bahwa ada ribuan orang yang mengantre dan beberapa orang bahkan membawa bangku untuk duduk dan menungguu.

Ada juga calo yang dipukuli anggota keluarga  karena menjual plat nomor di luar rumah duka.

Fenomena rumah duka yang terlalu padat juga terjadi di banyak tempat seperti Wuhan Hankou, Distrik Nanjing Pukou, Kota Nantong di Provinsi Jiangsu, Kunming, Xi’an, Chengdu dan Shandong. Di banyak tempat seperti Xi’an, Chengdu dan Shandong, rumah duka juga kelebihan beban.

Dalam percakapan dengan seorang teman, Chen Liming, mantan aktris dari Tiongkok, berkata: “Bagaimana orang-orang Tiongkok bisa meninggal dunia tanpa tempat untuk mati! Dapatkah negara ini diselamatkan?”

Sejak Desember, jumlah kematian resmi yang dilaporkan oleh PKT hanya 9 orang. Namun penelusuran untuk “layanan pemakaman” di Baidu meningkat empat kali lipat dalam seminggu terakhir, 64% lebih tinggi dari puncak sebelumnya.

Jumlah kematian resmi yang dilaporkan oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Desember hanya sembilan orang. Tetapi dalam seminggu terakhir, jumlah pencarian “layanan pemakaman” di Baidu telah meningkat empat kali lipat, dan 64% lebih tinggi dari puncak sebelumnya.

Majalah Eonomist menunjukkan, jika tingkat kematian seperti ini, minggu terakhir tahun 2022 bisa menjadi minggu paling mematikan di Tiongkok. (hui)