Home Blog Page 418

Haddon Sundblom: Seniman yang Menghadirkan Sinterklas Modern

0

Dustin Bass

Dari jubah ungu, mantel bulu, topi karangan bunga, hingga perawakan yang sangat kurus, ada banyak fitur yang sulit dikaitkan dengan orang Amerika pada Sinterklas. Menggambar dengan inspirasi di masa lalu, bagaimanapun, ilustrator Haddon Sundblom membuat versi yang telah bertahan selama hampir satu abad.

Sundblom adalah anak bungsu dari 10 bersaudara yang lahir dari imigran Skandinavia. Pada usia 13 tahun, keluarganya pindah dari Muskegon, Michigan, ke Chicago, di mana dia akhirnya kuliah di Institut Seni Chicago dan Akademi Seni Amerika. Keahliannya dalam menggambar dan melukis membuatnya magang pada usia 21 tahun di firma ilustrasi terkemuka yang berbasis di Chicago, Charles Everett Johnson Studios. Empat tahun kemudian, dia dan dua rekannya memulai biro iklan ilustrasi mereka sendiri.

Salah satu klien mereka adalah The Coca-Cola Company. Beberapa tahun sebelum Sundblom meluncurkan agensinya, The Coca-Cola Company telah mulai menempatkan Sinterklas yang menghirup soda dalam iklan Natal mereka.

Ilustrasi Haddon Sundblom tentang Sinterklas di sisi truk Coca-Cola. (Mark Renders/Getty Images)

Perusahaan minuman itu, bagaimanapun, menginginkan Sinterklas yang tampil sedikit lebih periang. Pada 1931, Archie Lee, seorang eksekutif periklanan untuk Coca- Cola, menunjuk Sundblom untuk pekerjaan itu.

Seniman, yang berspesialisasi dalam teknik melukis alla prima (juga dikenal sebagai wet-on-wet) itu, mencatat ilustrasi masa lalu seperti yang dilakukan seniman era Perang Saudara, Thomas Nast dan illustrator abad ke-20, Norman Rockwell, serta membaca deskripsi St. Nicholas yang ditemukan dalam puisi terkenal Clement Clarke Moore, “A Visit from St. Nicholas” (yang lebih dikenal sebagai “’Twas the Night Before Christmas”).

Sundblom memilih ciri-ciri khusus dan menggunakannya secara konsisten dalam lukisannya untuk menciptakan Sinterklas yang kita kenal sekarang: Perut buncit, pipi dan hidung merah, janggut putih tergerai, pakaian merah putih, dan senyum riang.

Sundblom tidak membayangkan Sinterklas versinya hanya berdasarkan imajinasinya semata, karena dia memiliki wujud Santa yang sempurna tepat di sebelahnya. Menurut Sundblom, teman dan tetangganya, Lou Prentiss, mewujudkan semua fitur dan

semangat Sinterklas ciptaannya itu. Selama bertahun-tahun, Prentiss menjadi model Sinterklas. Saat Prentiss meninggal, Sundblom menjadikan dirinya sendiri sebagai model.

Dalam salah satu  ilustrasi,  ia  melukis ikat pinggang Sinterklas ke belakang, sebuah kesalahan terjadi karena menggunakan pantulan cermin. Ketika surat- surat berdatangan untuk mengoreksi kesalahan tersebut, hal itu membuktikan bahwa orang-orang tidak hanya menyukai lukisan Sundblom, tetapi mereka juga mempelajarinya. Pada suatu waktu, penggemar bahkan berteriak-teriak untuk mengetahui apa yang terjadi pada “Mrs. Claus” ketika Sundblom tidak menggambar cincin kawin Santa.

Setelah lebih dari 40 ilustrasi, Sundblom melukis Sinterklas Coca-Cola terakhirnya pada 1964.

Mengenai warisan abadi Santa Sundblom, Joanna Berry, profesor di Sekolah Bisnis Universitas Durham, mencatat bahwa meskipun Sundblom tidak menciptakan Santa sebagai orang tua gemuk berambut putih yang periang seperti yang kita semua kenal sekarang, dia pasti akan melakukan lebih dari siapa pun untuk menanamkan gambar itu ke dalam pikiran kita sehubungan dengan Coca-Cola di salah satu gambar merek paling abadi yang pernah dibuat.

Tapi itu bukan hanya lukisan Sinterklasnya. Sebagai master lukisan cat minyak alla prima,  Sundblom memantapkan namanya di antara seniman besar abad ke-20, dan menginspirasi sejumlah pelukis masa depan seperti Gil Elvgren, Howard Terpning, dan Earl Blossom.

“Sundblom terkesan dikucilkan dengan hanya dianggap sebagai pelukis Sinterklas Coca-Cola, tentunya hal ini menyepelekan tempat utamanya dalam seni periklanan abad ke-20,” kata Roger T. Reed, Presiden Galeri Ilustrasi Rumah New York.

 “Lebih dari seniman mana pun termasuk Norman Rockwell, Sundblom mendefinisikan impian orang Amerika dalam media gambar.” (car)

Bagaimana Menjadi Tetangga yang Hebat

0

Bill Lindsey

Kita tidak dapat memilih tetangga kita, tetapi  kita dapat memilih untuk menjadi orang yang ramah, perhatian, hormat, dan pada dasarnya menjadi tipe orang yang kita harapkan tinggal di sebelah rumah atau di ujung blok rumah kita.

Senyum dan Sapa 

Bersikap ramah dan mengenali mereka yang tinggal di  dekat Anda bisa menular—jika Anda melakukannya, kemungkinan besar mereka juga akan melakukannya. Di  jaman modern ini sudah biasa bila sesama tetangga tidak saling mengenal satu sama lain, tetapi manfaat menyapa lebih dulu jauh lebih besar daripada upaya minimal yang diperlukan. Berjalan-jalan dengan anjing—atau  dengan anak-anak Anda—adalah cara yang bagus untuk  bertemu dan mengobrol dengan mereka. Anda mungkin menemukan banyak kesamaan dan mendapatkan  teman baru. Juga, jika Anda melihatnya di toko kelontong, tersenyumlah dan sapalah “hai”. 

Menjadi Contoh yang Baik

Pikirkan tentang perilaku apa yang mungkin membuat Anda kesal, dan kemudian pastikan Anda

tidak melakukannya agar tidak merasa bersalah karenanya. Daftarnya mungkin termasuk membuat kebisingan terlalu dini atau terlalu larut malam, seperti memotong rumput, menggunakan gergaji mesin untuk memangkas pohon, atau mengadakan pesta yang sedikit berisik setelah matahari terbenam. “Daftar jangan lakukan” lainnya antara lain meninggalkan mesin  pemotong  rumput atau barang tak sedap dipandang lainnya di jalan masuk selama sepanjang minggu,membiarkan anjing menggonggong sepanjang hari atau sepanjang malam, atau menerbangkan drone di halaman belakang.

Menghormati

Jangan “menyelundupkan” sampah ke tong sampah tetangga atau menumpuk puing halaman di properti mereka. Jika anjing buang air di halaman sebelah atau di jalanan blok, segera bersihkan. Pada catatan serupa, ajari anak-anak Anda untuk tinggal di halaman mereka dan meminta izin sebelum mengambil bola liar atau Frisbee dari properti orang lain. Jika Anda mengadakan barbeque di halaman belakang untuk teman-teman Anda yang “lebih riuh”, tetangga di kedua sisi dan di belakang Anda cenderung tidak akan mengeluh jika Anda turut mengundang mereka untuk hadir.

Berguna

Bertetangga berarti siap mengulurkan tangan membantu tetangga yang membutuhkan. Misalnya, jika Anda  melihat mereka mengerjakan sebuah proyek “do it your  self”, seperti membuat dek teras, dan Anda ahli menggunakan palu, tanyakan apakah mereka membutuhkan 

bantuan tetapi jangan tersinggung jika mereka menolak  bantuan—intinya adalah untuk membuat persahabatan. 

Berhati-hatilah untuk tidak tampil sebagai orang yang  tahu segalanya; jangan berasumsi bahwa mereka tidak  tahu cara memotong rumput, mengecat rumah, atau  mulai membuat taman.

Jaga agar Rumah Anda Terlihat Bagus

Menjaga rumput dan pepohonan tetap rapi menunjukkan kebanggaan pada rumah Anda, mempertahankan nilainya, dan berkontribusi pada keindahan lingkungan secara keseluruhan. Tapi selangkah lebih maju  dengan berjalan di seberang jalan dari rumah Anda untuk melihat pemandangan orang-orang yang tinggal di dekat Anda. Apakah perlu lapisan cat baru? Atau, mungkin sudah waktunya untuk mencuci trotoar? 

Apakah ada sirap yang lepas atau hilang di atap? Apakah ada noda minyak di jalan masuk? Buat daftar dan sibukkan diri Anda!

Hidrogen Hijau: Universitas HK Meneliti Generasi H2 yang Sangat Efisien

0

Ying Cheung & Nathan Amery

Hidrogen adalah energi hijau yang berkelanjutan, tetapi sebagian besar “terkunci” dalam molekul air di Bumi. Untuk mengekstraksi hidrogen dari air, elektrolisis menggunakan listrik dari energi Matahari digunakan untuk memisahkan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen, tetapi efisiensinya rendah dan tidak hemat biaya.

Namun, tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Zheng Xiao Guo dan Profesor David Lee Phillips dari Laboratorium Bersama HKU-CAS pada Bahan Baru dan Departemen Kimia Universitas Hong Kong (HKU) telah menemukan proses fotokatalitik untuk pemisahan air, menghasilkan hidrogen yang efisien dengan menggunakan cahaya matahari yang tampak.

Temuan penelitian terbaru ini dipublikasikan secara daring di jurnal ilmiah terkemuka, Energy & Environmental Science.

“Fotokatalis yang dioptimalkan menunjukkan peningkatan 800 persen dalam generasi H2 (6323 μmol h−1 g−1) dan peningkatan efisiensi kuantum sekitar 5 kali lipat (QE420 nm = 5,08%).”

Konsep Baru untuk Menggunakan Fotokatalis untuk Menghasilkan H2 Secara Efisien

Di masa lalu, penelitian untuk meningkatkan pembangkitan hidrogen yang efisien dari air menggunakan cahaya matahari terutama dimulai dari beberapa aspek, termasuk pengembangan fotokatalis untuk konversi energi yang digerakkan oleh Matahari dengan peningkatan aktivitas, efisiensi, dan daya tahan, sebagian besar dengan cara pemisahan muatan, transfer, dan pemanfaatan. Namun, transfer multielektron yang kompleks, kopling proton, dan dinamika menengah dapat memengaruhi jalur fotokatalitik, kinetika, dan efisiensi, yang belum dipahami dengan baik.

Tim peneliti menemukan proses fundamental baru dari mekanisme fotokatalitik yang dimediasi proton untuk meningkatkan dinamika foto, pemisahan muatan, dan karenanya efisiensi keseluruhan, dari karbon nitrida yang didoping fosfor interstitial, g-C3N4.

Mekanisme yang dimediasi proton in-situ menunjukkan peran baru molekul air, tidak hanya sebagai pelarut atau reaktan tetapi sebagai pengubah struktur pita katalis yang efektif dalam desain keseluruhan proses fotokatalitik yang efektif.

Profesor Guo berkata, “Investigasi spektroskopi akan memberi lebih banyak cahaya pada wawasan mekanistik sains dan teknologi.” (osc)

Rumah Duka di Xi’an, Tiongkok Penuh Sesak  dengan 300 Jenazah per Hari Menunggu Kremasi, Juga Terjadi di Sejumlah Kota

0

Luo Tingting/Wen Hui

Setelah Beijing dan Shanghai, jumlah kematian akibat epidemi di Xi’an, Ibu Kota Provinsi Shanxi Tiongkok  juga meroket. Gambar lautan manusia di rumah duka di Xi’an viral di Internet, tetapi langsung diblokir oleh Weibo. Menurut orang dalam, lebih dari 300 jenazah dikirim untuk dikremasi setiap hari dan rumah duka di Xi’an  penuh sesak selama beberapa hari berturut-turut.

Pada 28 Desember, sebuah gambar menjadi viral di media sosial di daratan Tiongkok. Di aula kebaktian sebuah rumah duka di Xi’an, kerumunan orang berpakaian berkabung  berbondong-bondong ke konter untuk meminta tempat. Di alun-alun di luar rumah duka, hampir seribu kerabat yang berkabung.

Seorang netizen berkata: “Gambar rumah duka di Xi’an penuh dengan  orang-orang yang berdesakan. Apakah tak takut terinfeksi lebih lanjut? Biarkan orang-orang dari Komisi Kesehatan dan Kesejahteraan melihatnya. Ada ratapan di mana-mana!”

Media Hong Kong “Ming Pao”  melaporkan bahwa orang dalam di Xi’an mengungkapkan bahwa rumah duka telah penuh sesak selama beberapa hari berturut-turut, dengan lebih dari 300 jenazah dibawa setiap hari. Dulu rumah duka hanya bekerja setengah hari, dan sekarang  bekerja sepanjang hari dan masih tidak bisa mengkremasi semua jenazah.

Akun Weibo V “Arthur Duan Dong” memposting padal 25 Desember dengan bertuliskan : “Seorang senior meninggal dunia di Xi’an karena infeksi coronavirus. Krematorium kekurangan mobil jenazah dan ambulans disewa untuk membawa jenazahnya. Aula pemakaman penuh sesak dengan orang-orang. Freezer mayat penuh dan tidak ada tempat. Ada lebih dari 50 jenazah berjejer di freezer menunggu untuk dikremasi.”

Pada  28 Desember, akun “Zhang Yi’an-Long Zhan Yuye” menuliskan pesan : Secara resmi, hanya tiga kematian yang dilaporkan pada 27 Desember, tetapi kerumunan orang di rumah duka Xi’an dan antrean panjang di rumah duka Guangzhou tidak disebabkan oleh coronavirus. Kami diberitahu oleh para ahli terkemuka dan mantan pemimpin redaksi yang terkenal bahwa tidak ada penyakit serius atau kematian yang meluas. Saya sama sekali tidak marah.”

Akun “liudaitsing” menuliskan pesan pada 29 Desember: “Ada kerumunan besar orang di dalam dan di luar rumah duka di Xi’an. Netizen dari seluruh negeri juga melaporkan bahwa rumah duka dan krematorium semuanya penuh. Zhong Nanshan tak percaya bahwa jutaan orang meninggal dunia di Tiongkok setelah blokade dibuka. Mengapa Anda tidak keluar dan menjelaskannya fenomena sekarang? Apakah benar atau tidak?”

Namun, seorang reporter dari NTD memeriksa pada 29 Desember dan menemukan bahwa gambar lautan manusia di rumah duka di Xi’an telah diblokir di Weibo.

Netizen dengan marah menegur: “Mengapa gambar ini tidak boleh dilihat? Bukankah ini kenyataan? Anda mempostingnya dan menghapusnya dalam hitungan detik, tidak ada yang akan dapat melihatnya.”

Ribuan Orang Berbaris di Rumah Duka Guangzhou

Ada antrian panjang di semua rumah duka di Guangzhou selama beberapa hari.

Video di internet menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengantre sudah mencapai ribuan orang dan beberapa orang telah membawa bangku untuk duduk dan menunggu.

Ada juga “calo” di rumah duka yang menjual kembali nomor kremasi, dan dipukuli oleh anggota keluarga almarhum, dan polisi tidak dapat menghentikan mereka.

Rumah Duka Shanghai Penuh Sesak, Nomor Antrean Kremasi Dijual Seharga 30.000 Yuan

Sebuah rumah duka di Shanghai juga penuh sesak dengan orang-orang yang memanfaatkan kesempatan untuk menjual nomor kremasi, dengan satu nomor dijual seharga 30.000 RMB.

Seorang karyawan perusahaan layanan pemakaman di Shanghai mengatakan kepada NTD, “Terlalu banyak kematian, (mobil jenazah) tidak bisa dipanggil, sekarang mereka pergi ke rumah duka untuk mengantre, tampaknya hanya ada 200 nomor sehari.

Warga di Shanghai Memperingatkan tentang Kremasi Jenazah di Lingkungannya

Seorang warga Desa Caiuyu Er di Pudong, Shanghai, memposting pesan di grup komunitasnya pada  28 Desember. Ayahnya meninggal dunia pada  26 desember setelah terjangkit COVID, tetapi rumah duka tidak dijadwalkan untuk menerimanya sampai setelah Hari Tahun Baru. Ia terpaksa mencari tempat terbuka di lingkungannya untuk membakar jenazahnya. Insiden ini membangkitkan perhatian internet. Komite warga setempat dan polisi segera turun tangan untuk memindahkan jenazah dan berjanji akan mengkremasinya hari ini.

Rumah Sakit Fangcang Shenyang Digunakan Sebagai “Kamar Mayat”

Rumah duka di Beijing tidak mampu mengkremasi, sehingga banyak orang mengambil kesempatan untuk menghasilkan uang dengan membantu orang-orang mengatur “kremasi mendesak” melalui koneksi, melakukan pungli dengan  RMB.10.000 hingga RMB.50.000 per jenazah.

Rumah duka di Shenyang, Liaoning, tidak memiliki tempat untuk menyimpan jenazah dan harus meminta rumah sakit darurat Fangcang sebagai “kamar mayat”. Ratusan jeanazah ditempatkan di rak rumah sakit darurat.

Netizens berkomentar: “Setelah digunakan orang hidup, dan sekarang digunakan oleh orang mati. Semuanya dijadikan peluang bisnis di mana-mana.” (hui)

Buah Kiwi untuk Penderita Insomnia

0

Michael Greger 

Dua buah kiwi satu jam sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas dan durasi tidur, tanpa efek samping yang terkait dengan pil tidur.

Pertanyaan nomor satu dalam penelitian tentang tidur adalah “Mengapa kita tidur?”— diikuti dengan pertanyaan, “Berapa banyak waktu tidur yang kita butuhkan?” Setelah ratusan studi, kami masih belum tahu jawaban terbaik untuk kedua pertanyaan tersebut. Beberapa tahun yang lalu, saya menampilkan penelitian besar terhadap 100.000 orang yang menunjukkan bahwa “durasi tidur pendek dan panjang dikaitkan dengan peningkatan kematian”, dengan orang-orang yang tidur sekitar 7 jam paling lama.

Sejak itu, sebuah meta-analisis dari semua studi semacam itu yang melibatkan lebih dari satu juta orang diterbitkan, dan mereka menemukan hal yang sama. Namun, kami masih belum tahu apakah “durasi tidur adalah penyebab atau sekadar penanda kesehatan yang buruk”. Mungkin, tidur terlalu sedikit atau terlalu lama memang membuat Anda tidak sehat. Atau, mungkin kita melihat pemendekan umur terkait karena tidak sehat menyebabkan Anda tidur lebih pendek atau lebih lama.

Pekerjaan serupa kini telah dipublikasikan pada fungsi kognitif. Setelah mengontrol daftar panjang factor penyebab, pria dan wanita berusia 50-an dan 60-an mendapatkan tujuh atau delapan jam tidur tampaknya memiliki memori jangka pendek terbaik, dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan lebih banyak, atau lebih sedikit. Hal yang sama baru saja ditunjukkan dengan fungsi kekebalan: “Durasi tidur kebiasaan yang berkurang dan berkepanjangan [berhubungan] dengan [suatu] peningkatan risiko pneumonia.”

Sangat mudah untuk mencegah tidur berlebihan; menyetel alarm. Tapi, bagaimana jika masalah Anda tidak mendapatkan cukup tidur? Bagaimana jika Anda satu dari tiga orang dewasa yang menderita gejala insomnia? Tentu, ada obat-obatan, seperti Valium, yang bisa Anda minum untuk insomnia dalam jangka pendek. Tapi, mereka memiliki sejumlah efek samping yang merugikan. Dan pendekatan non-farmakologis, seperti terapi perilaku kognitif, “seringkali sulit,…memakan waktu,” dan tidak selalu berhasil. Bukankah bagus untuk memiliki “perawatan alami yang dapat meningkatkan tidur dan membantu pasien meningkatkan kualitas tidur sambil memperbaiki gejala keesokan harinya dalam jangka panjang”?

“Pengaruh konsumsi buah kiwi  terhadap kualitas tidur pada orang dewasa dengan masalah tidur.” Dua buah kiwi satu jam sebelum tidur, setiap malam, selama empat minggu. Mengapa mempelajari buah kiwi? Nah, orang dengan gangguan tidur cenderung memiliki “tingkat stres oksidatif” yang tinggi, jadi makanan kaya antioksidan mungkin bisa membantu. Tapi, semua buah dan sayuran memiliki antioksidan. Ah, tapi buah kiwi mengandung serotonin dua kali lipat daripada tomat. Tapi, itu seharusnya tidak melewati penghalang darah / otak. Buah Kiwi mengandung folat, dan kekurangannya dapat menyebabkan insomnia, tetapi ada lebih banyak folat di beberapa makanan nabati lainnya.

Alasan mereka mempelajari buah kiwi adalah karena mereka mendapatkan uang hibah dari perusahaan buah kiwi. Dan, saya senang mereka melakukannya, karena mereka menemukan beberapa hasil yang sangat luar biasa: tidur yang meningkat secara signifikan, durasi, dan efisiensi menggunakan pengukuran subjektif dan objektif. Dari tidur enam jam semalam menjadi tujuh, hanya makan beberapa buah kiwi. (jen)

Ranjang Rumah Sakit di Shanghai Habis Terpakai, Pasien Terpaksa Berbaring di Tempat Terbuka

0

 oleh Luo Tingting – NTD

Saat COVID merebak di daratan Tiongkok, otoritas Tiongkok melaporkan keadaan sebenarnya kondisi wabah. Apalagi pihak berwenang sudah mengubah definisi orang-orang yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19.

Namun demikian, sistem medis di Shanghai kewalahan. Sebuah video yang diunggah secara online menunjukkan bahwa pada 27 Desember, sejumlah pasien kritis di Rumah Sakit Zhongshan, Shanghai yang berafiliasi dengan Universitas Fudan terpaksa diberikan bantuan pernapasan dengan berbaring di tempat-tempat terbuka karena kehabisan ranjang.

Di Rumah Sakit Ruijin yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Shanghai Jiaotong, sejumlah besar dokter mengalami demam, sampai-sampai dokter internis serta ahli bedah diturunkan ke garis depan untuk menangani pasien.  Sedangkan hampir 80% karyawan di unit farmasi positif terinfeksi.

Pihak berwenang meminta para nakes untuk tetap masuk bekerja meski sedang sakit. Video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa banyak tenaga kesehatan yang saat memeriksa  atau memberikan infus kepada pasien sedang demam tinggi, batuk.

Sebuah artikel di Internet menyebutkan bahwa semua tekanan sekarang tampaknya jatuh kepada staf medis di garis depan. Mungkin, ini adalah masa tersulit bagi mereka dalam tiga tahun terakhir. Di waktu lalu ketika epidemi mulai merebak, masih ada tenaga bantuan yang didatangkan dari luar daerah untuk mendukung mereka, tetapi kini setiap tempat pada dasarnya sudah kewalahan, bantuan semacam itu itu sulit diharapkan.

“Terlalu banyak orang yang terinfeksi, dan terlalu banyak orang yang menemui dokter … Mari kita doakan semoga mereka bisa bertahan hingga hari esok yang lebih baik”. (sin)

Dokter di Tiongkok : “Satu Demi Satu Pasien Meninggal, Dokter Ambruk, Inilah Situasi Sekarang”

0

 oleh Luo Tingting

Gelombang epidemi yang melanda Tiongkok bagaikan tsunami telah menyebabkan kepanikan di seluruh masyarakat. Jenazah menumpuk di rumah duka menunggu giliran kremasi, rumah sakit penuh sesak dengan pasien yang sakit kritis, bahkan sejumlah besar nakes yang bekerja melampaui beban juga ikut terinfeksi. 

Pada 29 Desember, seorang dokter di Tiongkok dengan nama pengguna “Dr. Zeng” memposting video di Weibo, mengatakan : “Satu demi satu pasien meninggal, dokter ambruk, inilah situasi sekarang”. 

“Dr. Zeng” juga mengatakan ” “Rumah sakit sangat kekurangan tenaga medis. Setiap hari datang ke rumah sakit, saya harus terlebih dahulu pergi ke kantor medis untuk meminta bantuan tenaga. Saya berharap saya masih bisa bertahan meskipun saya tidak tahu apakah tubuh saya menunjang”.

Ia mengaku belum mengetahui berapa pasien gawat darurat yang masih belum dirawat di rumah sakit. Rumah sakitnya telah menyediakan lebih dari 500 tempat pembaringan tambahan untuk merawat pasien yang terinfeksi pneumonia. Ini pun belum termasuk pasien gawat darurat dan pasien observasi, namun demikian, pengaturan mengenai persediaan dan permintaan tempat pembaringan buat pasien masih menegangkan urat syaraf.

Ia berkata ; “Karena begitu pasien keluar atau meninggal dunia, tempat tidur ini langsung diisi pasien baru. Sudah tidak ada situasi di mana ada tempat tidur yang menganggur, jadi pengaturannya masih sangat menegangkan”. Dalam pengamatannya, ia menemukan bahwa hampir tidak ada orang lanjut usia yang sembuh lalu keluar rumah sakit. ”Benar-benar tingkat kematiannya sangat tinggi.”

Dia mengatakan bahwa anggota keluarga pasien pada awalnya sangat positif dan optimis, mengira bahwa ada harapan hidup setelah dirawat di rumah sakit, tetapi kemudian mereka menemukan bahwa para pasien yang berada di bangsal sedang sekarat dan kondisi mereka semakin parah, sehingga anggota keluarga pasien pun mulai sadar dan menyerah. “Menghentikan tindakan intubasi, menghentikan penyelamatan invasif ini, dan memang sudah tidak ada lagi jalan yang lebih baik”.

Dengan terus terang ia mengatakan : “Jika sudah parah, jika sudah mengalami fenomena paru-paru putih berskala besar, memang benar efek pengobatannya sangat-sangat lemah, jadi angka kematiannya sangat tinggi”.

Dokter di Beijing : 80% Pasien Masuk ICU 

Zhu Huadong, pimpinan unit gawat darurat Rumah Sakit Perguruan Tinggi Medis Peking Union, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV PKT “CCTV” pada 25 Desember malam bahwa ini adalah waktu tersulit bagi dirinya dalam 30 tahun praktik medisnya.

Ia menjelaskan, “Pemantauan pihaknya dalam beberapa hari terakhir menemukan, bahwa pasien tingkat pertama, kedua, dan ketiga di unit gawat darurat sudah mencapai 75% bahkan 80%. Kini sedang dihadapkan pada tingginya proporsi pasien sakit kritis yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Media resmi “people.com” mengutip ucapan Mei Xue, wakil pemimpin unit gawat darurat Rumah Sakit Chaoyang pada 28 Desember memberitakan : “Dulu, pasien yang masuk UGD setiap harinya paling-paling cuma 100 orang lebih, tapi sekarang jumlahnya melonjak menjadi 450 hingga 550 orang setiap hari. Di antara mereka, yang sakitnya dalam kondisi serius kebanyakan adalah para lansia yang memiliki penyakit bawaan”. (sin)

Putri Bao Tong: Rumah Sakit Sumber Penularan, Otoritas PKT Menyembunyikan Faktanya

0

oleh Li Qian/Luo Ya/Zhong Yuan

Beijing adalah salah satu kota yang terkena dampak akibat amukan COVID di daratan Tiongkok.  Setelah sistem perawatan medis kolaps, rumah duka juga penuh. Dalam sebuah wawancara dengan putrinya Bao Tong, Bao Jian, dia mengatakan bahwa banyak petugas kesehatan  terinfeksi dan rumah sakit telah menjadi sumber infeksi terbesar. Pemerintahan Partai Komunis Tiongkok dinilai tidak bertanggung jawab dan  mengatakan kebohongan tanpa melihat apa pun. Untuk diketahui, Bao Tong adalah mantan sekretaris politik Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok periode 1987-1989 Zhao Ziyang

Pada 21 Desember, salinan risalah rapat internal Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok bocor secara online. Menurut risalah tersebut, diperkirakan bahwa pada hari ke-20 saja, ada sekitar 37 juta kasus infeksi baru di Tiongkok, dan jumlahnya meningkat dari hari ke hari.

Namun demikian, dalam pemberitahuan eksternal Komisi Kesehatan Nasional tentang COVID, hanya ada 3.049 kasus lokal baru pada 20 Desember yang jauh berbeda dari angka internal pihak berwenang.

Selain itu, meskipun sejumlah besar kematian akibat wabah merebak luas di berbagai tempat hingga jenazah menumpuk di krematorium, tidak ada laporan  kematian terbaru yang dilaporkan sejak 20 Desember oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok. Publik marah dengan penyembunyian secara terang-terangan ini.

Bao Jian, putri Bao Tong berkata : “Ini keterlaluan! kapan pemerintah ini (Pemerintah Komunis Tiongkok) pernah bertanggung jawab kepada rakyat? Kapan ia pernah mengatakan yang sebenarnya? dari Desember 2019 hingga Januari 2020, kapan pernah mengatakan yang sebenarnya? Sejauh ini, tidak ada satu pun pernyataan jujur yang disampaikan. Ia berbohong dengan mata terbuka lebar. Ia mengira bahwa rakyat itu bodoh dan menjual mereka  sebagai orang bodoh.

Dalam sebuah wawancara dengan NTD, Bao Jian,  mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa wabah saat ini begitu serius di Beijing adalah karena banyak petugas kesehatan yang  terinfeksi, tetapi pihak berwenang memaksa mereka untuk tetap bekerja dan tidak menginformasikannya kepada publik.

Ia juga mengatakan, rumah sakit itu sendiri sudah merupakan sumber infeksi. Kami tidak yakin apa yang dipikirkan pemerintah pada saat itu. Masalahnya adalah bahwa semua petugas kesehatan di rumah sakit terinfeksi, tetapi pasien yang pergi ke rumah sakit tidak mengetahuinya, jadi mereka harus pergi ke sana. Ketika mereka pergi ke sana, mereka terinfeksi dan kemudian menularkannya dari orang ke orang.

Pada 19 Desember, Radio Free Asia (RFA) menerbitkan wawancara dengan seorang pejabat politik dan hukum Beijing. Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa pandemi tak merebak di Beijing setelah “Kampanye Buku Putih”, pada awal pertengahan hingga akhir Oktober selama Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok.  Infeksi nosokomial di rumah sakit Beijing sudah sangat serius  pada awal Desember.  Infeksi tersebut benar-benar di luar kendali.

Pejabat itu mengatakan bahwa sumber daya medis di Beijing telah runtuh sebelum pembatasan COVID-19 dicabut.  Banyak pensiunan pejabat senior Partai Komunis telah meninggal dunia  karena mereka tak mendapatkan perawatan yang efektif. Salah satu kerabatnya, yang sedang dalam masa penyembuhan di rumah sakit, dinyatakan positif COVID dan penyebab kematiannya tak disebutkan karena COVID tetapi sebagai ‘infeksi saluran kemih’.

Ia juga mengatakan, saat ini, banyak orang yang sudah meninggal dunia dan tak mengizinkan menuliskannya sebagai pneumonia corona. Mereka hanya ingin Anda menuliskannya dengan penyakit bawaan. Dikarenakan setiap orang umumnya memiliki beberapa penyakit bawaan pada usia berapa pun. Jadi, menurutnya  sangat tidak pantas. Biasanya, penyakit harus didaftarkan untuk penyakit apa pun dan tak bisa diatur oleh pemerintah. 

Bao Jian mengatakan, jika anggota keluarga mendiang menuliskan bahwa penyebab kematian keluarganya karena pneumonia Corona, mereka mungkin menghadapi masalah besar selama pemakaman.

Bao Jian : “Anda mungkin dicegah untuk pergi ke rumah duka atau krematorium, atau orang lain mungkin dapat melakukan sesuatu dengan sekali kunjungan,  kemudian Anda mungkin ditunda selama sebulan. Saya tidak yakin bagaimana keluarga bisa tahan, tetapi mereka hanya bisa pasrah.”

Biasanya, varian Omicron menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas dan biasanya tidak menyerang paru-paru, tetapi wabah di daratan Tiongkok kali ini  banyak pasien yang sakit parah.  Bahkan terdapat sejumlah besar kasus “paru-paru putih” di Internet.

Dalam setengah bulan terakhir ini, ia menggambarkan kematian banyak orang sekitarnya. Salah satu keluarga temannya terinfeksi dan ibunya, yang berusia 80-an tahun, akhirnya meninggal dunia di rumah.

Dia menuduh pihak berwenang PKT gagal mempersiapkan orang-orang untuk layanan medis darurat, obat-obatan dan pemakaman sebelum sepenuhnya mencabut Lockdown.

Bao Jian bertanya : “Apakah pemerintah Anda tidak tahu jenis virus apa ini? Bagaimana Anda bisa mengendalikannya sehari yang lalu dan kemudian membiarkan semuanya pergi sehari kemudian dan membiarkannya begitu saja? Pemerintahan macam apa ini? Apakah pemerintah ini adalah pemerintah yang bertanggung jawab?”

Risalah rapat internal Komisi Kesehatan Nasional Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang dirilis pada 21 Desember menunjukkan bahwa jumlah kumulatif infeksi di seluruh Tiongkok telah mencapai 248 juta kasus antara 1 dan 20 Desember. Tingkat kumulatif infeksi di Beijing dan Sichuan melebihi 50%. Namun demikian, karena Partai Komunis Tiongkok terbiasa menyembunyikan informasi, angka sebenarnya mungkin lebih tinggi. (hui)

Remaja  Wuhan Terserang Paru-Paru Putih, Pakar : Khawatir Sudah Muncul Varian Virus yang Baru

0

oleh Luo Tingting

Baru-baru ini, seorang remaja pria Wuhan berusia 12 tahun mengalami fenomena paru-paru putih yang cukup serius setelah terinfeksi COVID-19, demam dan batuk. Seminggu kemudian, kondisinya semakin memburuk. Belakangan sejumlah besar pasien parah di banyak tempat di Tiongkok mengalami fenomena paru-paru putih. Para pakar medis khawatir bahwa mungkin sudah muncul varian virus dengan tingkat kematian yang lebih tinggi di Tiongkok.

Media resmi : Itu konsekuensi perbuatan remaja pria yang dibesar-besarkan netizen

Pada 27 Desember, media resmi Wuhan “Yangtze River Daily Newspaper” melaporkan bahwa Zhouzhou, seorang remaja pria berusia 12 tahun, mulai mengalami demam dan batuk seminggu yang lalu. Setelah demam mereda, gejala batuk Zhouzhou tidak kunjung membaik, bahkan ia mengalami muntah dan sesak dada.

Orang tuanya buru-buru membawa Zhouzhou ke Departemen Pediatri Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok Provinsi Hubei. Melalui diagnosis, dokter menetapkan bahwa Zhouzhou terserang radang-paru-paru (pneumonia). Hasil CT scan paru-paru menunjukkan bahwa sebagian besar jaringan pada salah satu paru-paru Zhouzhou sudah memutih. Ini merupakan manifestasi dari pneumonia virus korona (radang paru-paru akibat COVID-19) yang parah.

Laporan menyebutkan bahwa setelah perawatan, gejala Zhouzhou telah membaik secara signifikan.

Dokter mengingatkan orang tua bahwa gejala pneumonia virus korona hampir mirip dengan pneumonia biasa. Manifestasinya yang umum adalah batuk berkepanjangan. Begitu gejala pneumonia berat muncul, seperti sesak napas, wajah membiru, hipoksia, dll., harus segera mencari bantuan medis.

Media resmi melaporkan bahwa penyebab dari Zhouzhou mengalami fenomena paru-paru putih itu tak lain adalah gara-gara dia takut pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter. Jadi fenomena itu merupakan konsekuensi dari perbuatannya sendiri, yang kemudian dibesar-besarkan oleh para netizen.

Berikut tulisan para netizen di media sosial Tiongkok : 

“Bukannya kita yang tidak mau membawanya ke rumah sakit. Saya melihat sendiri seorang anak di Rumah Sakit Anak dengan demam 40 derajat sudah mengantri sampai 5 jam pun belum mendapat giliran masuk. Ayah anak itu yang sangat cemas sampai bertengkar dengan perawat. Anak siapa yang sudah sakit tidak mau dibawa ke dokter agar bisa cepat sembuh ?”

“(Rumah sakit) pada dasarnya harus mengantri paling sedikit 8 jam untuk mendapatkan nomor. Gila !”

“Saya tidak mau mengambil risiko sendiri. Tahukah bahwa kemarin saya ke rumah sakit, ruang untuk CT scan sudah penuh, sehingga saya tidak mendapat giliran untuk diperiksa. Obat anti inflamasi pun sudah habis. Saya tidak bisa memeriksakan kesehatan lagi pula tidak bisa mendapatkan obat, Jadi apa gunanya saya pergi ke rumah sakit ?”

“Apakah kita ingin mengambil risiko sendiri ? Kata pakar Tiongkok : Tidak usah ke rumah sakit, di rumah saja bisa sembuh, paling-paling batuk selama beberapa hari, lalu akan sembuh dengan sendirinya. Sekarang sudah muncul begitu banyak gejala sisa, mengapa semua pakar hanya diam tanpa komentar ?”

“Awalnya saya ikuti jadi diam di rumah. tetapi demam kita sudah berlangsung selama 5 sampai 6 hari. Lalu katanya batuk lebih dari sepuluh hari itu termasuk normal. Sekarang lain lagi yang dibicarakan. Yang mana ucapan kalian yang dapat dipercaya ?”

“Antrean panjang di apotek, klinik, rumah sakit, dan rumah duka. Selama 30 tahun lebih saya belum pernah melihat fenomena seperti ini”.

“Katanya cuma flu ringan, apakah TM ini flu ringan ???” “Artinya virus ini sama sekali tidak seperti yang dikatakan oleh para ahli Tiongkok”.

Wanita di Shenzhen Menjadi Pasien ICU, Fenomena Paru-paru Putih Muncul di Seluruh Negeri

Setelah otoritas Tiongkok melonggarkan pencegahan dan pengendalian epidemi pada awal  Desember tahun ini, epidemi menyebar dengan cepat ke seluruh negeri. Pemerintah yang berwenang telah menyatakan bahwa virus Omicron saat ini terutama hanya menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, secara umum tidak masuk ke paru-paru, dan memiliki tingkat kematian yang rendah, juga tidak membuat penyakit menjadi parah. Itu cuma “flu besar” katanya. Namun, di banyak bagian Tiongkok, sekarang muncul sejumlah besar pasien dari segala usia, tidak hanya lansia yang mengalami fenomena paru-paru putih yang parah.

Pada 26 Desember, seorang wanita muda di Shenzhen, Guangdong juga menjadi pasien yang sakit kritis setelah terinfeksi. Ketika dia di rumah sakit, dia mengambil video selfie dan mengatakan : “Saya telah menjalani CT scan, yang menunjukkan bahwa saya menderita radang paru-paru parah, tekanan darah saya tinggi, dan detak jantung saya rendah”.

Seorang wanita muda di Shenzhen menjadi sakit parah setelah positif terinfeksi virus COVID-19, dia sedang dirawat di rumah sakit. (video screenshot)

Suara wanita itu lemah, dan disertai batuk parah saat berbicara. Dia mengatakan : “Saya mengalami kesulitan bernapas, dan dada saya sangat sesak. Saya sedang diinfuse dan menunggu tempat pembaringan”.

Video tersebut memperlihatkan seorang wanita duduk di kursi di ruang gawat darurat yang dikelilingi oleh pasien yang sakit kritis berbaring di tempat tidur rumah sakit. Ia sedang menerima inhalasi oksigen dan infus sambil menunggu sampai ada tempat pembaringan yang kosong.

Menurut laporan dari Radio Free Asia, seorang netizen Tiongkok yang memposting tulisan untuk kalangannya sendiri menyebutkan bahwa seorang kolega di Beijing yang merupakan seorang ahli patologi mengatakan sesuatu yang “mengerikan”. Yaitu ada laporan internal PKT yang bunyinya : Ada banyak strain asli yang entah dari mana asalnya yang bercampur-baur dalam epidemi ini, jadi ada banyak orang dewasa yang mengalami paru-paru putih

Netizen tersebut juga menyebutkan : Karena tidak melakukan pengurutan asam nukleat, sehingga tidak diketahui apakah itu strain asli atau bukan.

Sebelumnya, seorang peneliti bermarga Li dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hebei Handan menjelaskan kepada Radio Free Asia pada 22 Desember, bahwa saat ini, kedua galur mutan Omicron dan Delta mungkin ada di Tiongkok pada waktu yang sama, sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih besar. Karena penguncian, jadi virus tidak memiliki waktu untuk bermutasi dari Delta ke Omicron, sehingga keduanya hidup berdampingan, menimbulkan tingkat kematian yang lebih tinggi daripada Hongkong, Singapura, dan wilayah lainnya.

Para ahli khawatir dengan penyebaran epidemi di Tiongkok yang berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini dapat menyebabkan mutasi baru virus, dan membentuk strain mutan dengan patogenisitas dan tingkat kematian yang lebih kuat. (sin)

Propaganda Pandemi PKT Runtuh Saat Kasus Infeksi dan Kematian Tiongkok Memuncak

0

David Chu/Raven Wu/Kane Zhang

Ketika pandemi COVID-19  semakin menyebar di Tiongkok dengan lonjakan jumlah kasus infeksi dan kematian, Amerika Serikat dan Jerman menawarkan memberikan vaksin kepada Tiongkok untuk membantunya memerangi momok itu. Akan tetapi Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menolak bantuan tersebut, dengan mengatakan bahwa Tiongkok menangani pandemi dengan baik. Para kritikus  menunjukkan bahwa menerima bantuan Barat akan mengekspos kekeliruan dalam propaganda PKT tentang keunggulan apa yang disebut sistem “seluruh bangsa” dan model “pemerintahan satu partai”.

Pada 20 Desember, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price mengatakan selama konferensi pers bahwa Amerika Serikat bersedia mendukung negara-negara di seluruh dunia, termasuk Tiongkok, melalui vaksin dan dukungan relevan lainnya. Keesokan harinya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menanggapi bahwa upaya vaksin booster Tiongkok saat ini berjalan dengan tertib dan  obat-obatan dan reagen pengujian umumnya cukup untuk memenuhi permintaan.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah AS menawarkan bantuan. Pada 14 Desember, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada konferensi pers bahwa Amerika Serikat bersedia membantu Tiongkok melalui gelombang wabah COVID ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin menanggapi bahwa “sistem seluruh bangsa” PKT adalah model pemerintahan yang unggul dan akan mampu melewati puncak pandemi dengan lancar.

Pandemi Tiongkok Memuncak Ketika Pihak Berwenang Menolak Menerima Bantuan Barat

Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok mengadakan pertemuan internal pada sore hari 21 Desember. Risalah rapat mengatakan bahwa jumlah infeksi baru di negara itu pada  20 Desember adalah 36.996.400, yang menyumbang 2,62 persen dari total populasi, dan  jumlah kumulatif infeksi dari 1 hingga 20 Desember mencapai 248 juta, yaitu 17,56 persen dari total populasi. 

Risalah tersebut juga menunjukkan bahwa di antara 31 wilayah administratif provinsi, Beijing dan Sichuan menduduki peringkat dua hotspot teratas, dengan tingkat infeksi kumulatif melebihi 50 persen.  Tingkat infeksi 20-50 persen ditemukan di provinsi Tianjin, Hubei, Henan, Hunan, Anhui, Gansu, dan Hebei.

Media pemerintah yang dikendalikan PKT, China Youth Daily, melaporkan pada 7 Desember bahwa Feng Zijian, mantan wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, meramalkan bahwa ketika dampak gelombang pertama pandemi berskala besar mencapai puncaknya, tingkat infeksi populasi akan mencapai sekitar 60 persen (yang akan menjadi 840 juta orang di Tiongkok), dengan penurunan bertahap ke periode stabil. Akhirnya, 80-90 persen populasi mungkin mengalami infeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada  Juni 2022 bahwa vaksin Moderna dan Pfizer di Amerika Serikat sekitar 95 persen efektif. Pada saat kritis ketika pandemi menyebar dengan cepat di Tiongkok, vaksin Tiongkok menawarkan sedikit perlindungan terhadap COVID, dan obat-obatan langka. Jadi mengapa PKT menolak proposal A.S untuk membantu memerangi pandemi?

Komentator Li Linyi mengatakan kepada Epoch Times pada 20 Desember bahwa PKT tahu bahwa vaksin barat lebih efektif daripada vaksin Tiongkok, tetapi masih menolak untuk mengizinkan orang Tiongkok divaksinasi dengan vaksin asing.

Dia berkata: “Ini adalah masalah perselisihan institusional. Pihak berwenang telah mengadvokasi bahwa sistem Tiongkok lebih unggul daripada sistem Barat, jadi begitu mereka menerima vaksin barat dan cita-cita barat tentang memerangi pandemi, menjadi jelas bahwa sistem Tiongkok lebih rendah daripada yang lain. Ini adalah serangan terhadap legitimasi rezim Tiongkok. Oleh karena itu, pihak berwenang lebih suka membiarkan orang menerima vaksin yang lebih rendah – bahkan jika hal itu mengakibatkan lebih banyak kematian – daripada membiarkan orang-orang Tiongkok mempertanyakan legitimasi pemerintahan totaliter PKT.”

Masyarakat Terkejut dengan Pembalikan Lockdown Ekstrem PKT yang Mendadak

Selama dua tahun terakhir, media pemerintah PKT telah banyak mengkritik dan mengejek Amerika Serikat karena “ketidakmampuan” dalam perang melawan COVID-19. Pada  Oktober tahun ini, Xinhua, media pemerintah utama PKT, menerbitkan artikel berjudul “Ketidakmampuan A.S. dalam pencegahan pandemi meninggalkan risiko dan bahaya yang tak ada habisnya.”

Sekarang, PKT bukan hanya tiba-tiba memilih jalan hidup berdampingan dengan virus – yang sebelumnya dikecam dan melakukan yang terbaik untuk menjelek-jelekkan – tetapi juga gagal membuat pengaturan atau persiapan apapun sebelum membuat perubahan 180 derajat dalam hal kebijakan, yang membuat orang lengah. 

Pada Desember, provinsi Guangdong, Anhui, Guizhou, Shandong, dan Fujian memobilisasi pensiunan tenaga medis dan peserta pelatihan medis untuk kembali ke garis depan untuk melawan pandemi. Banyak rumah sakit di Beijing, Hubei, Hunan, Chongqing, dan Jilin meminta staf medis mereka untuk tetap bekerja dan jika mereka jatuh sakit, untuk kembali bekerja segera setelah gejalanya hilang, bahkan jika mereka masih dinyatakan positif COVID-19. Seluruh negara beserta sistem medisnya sama sekali tidak siap menghadapi wabah terbaru setelah hampir tiga tahun propaganda yang menyatakan keunggulan pencegahan pandemi di Tiongkok. Sejumlah rumah sakit mengatakan bahwa puncak yang sesungguhnya belum tiba.

Ketiadaan informasi yang transparan, orang-orang di Tiongkok panik, berebut untuk membeli tes rapid antigen, dan obat penurun demam, seperti, ibuprofen. Pada saat yang sama, buah persik kuning kalengan dan lemon segar, yang dikabarkan di Tiongkok dapat meringankan gejala COVID-19, juga diserbu oleh orang-orang. Orang-orang hanya mengambil setiap penyelamat hidup yang bisa mereka temukan dalam ketakutan  untuk menenangkan pikiran.

Central News Agency di Taiwan melaporkan pada 16 Desember bahwa serbuan obat-obatan di daratan Tiongkok telah menyebar ke luar negeri. Media di berbagai negara telah melaporkan gelombang ekspatriat Tiongkok yang membeli obat-obatan secara massal.  Jepang serta Taiwan telah mulai memberlakukan batas pembelian  obat-obatan  tertentu. Di Hong Kong, Makau, dan Australia, obat penghilang rasa sakit dan antipiretik dibeli dalam jumlah besar, dan terjadi kelangkaan, sehingga memaksa apotek untuk memberlakukan pembatasan pembelian.

Heng He, seorang ahli Tiongkok, mengatakan kepada Epoch Times pada 22 Desember bahwa pembalikan mendadak PKT dari lockdown ekstremnya menggambarkan kegagalan kebijakan nol-COVID selama tiga tahun. PKT telah menyebabkan satu gelombang bencana ketika mengunci negara itu, dan sekarang pembukaan kembali telah menyebabkan gelombang penderitaan lain bagi masyarakat. “Kedua pendekatan tersebut,” katanya, “tidak didasarkan pada  sains, tetapi pada kebutuhan politik.” Rakyat Tiongkok terperangkap oleh kebijakan PKT yang tidak dapat diprediksi.

PKT Bertentangan dengan Diri Sendiri dalam Propagandanya

Sungguh paradoks bahwa PKT telah mempromosikan keunggulan “sistem nasional,” yang berarti bahwa di bawah pemerintahan otoriternya, negara selalu bersatu dalam agenda tertentu, yang dalam hal ini adalah pengendalian pandemi. Namun, dengan adanya wabah dan kebijakan nol-COVID yang gagal, superioritas seperti itu tampaknya hanya fantasi belaka. Sementara negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, telah memilih untuk hidup berdampingan dengan virus dan secara bertahap membuka diri untuk memungkinkan orang kembali menjalani kehidupan normal, PKT telah dengan keras menentang hidup berdampingan dengan virus, menerapkan kebijakan nol-COVID yang ketat, dan mengangkatnya menjadi pertarungan ideologi dan sistem politik.

Berbicara kepada Epoch Times pada 17 Desember, Ji Da, seorang ahli Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat, mengatakan bahwa PKT berusaha membuktikan bahwa sistem sosialisnya lebih unggul daripada sistem kapitalis Barat dengan mencapai nol-COVID dengan segala cara. Namun, karena takut akan Gerakan Kertas Putih dan aksi protes, rezim mencabut lockdown dalam semalam tanpa membuat pengaturan atau persiapan sebelumnya, sehingga membuat faksi nol-COVID dan faksi “koeksistensi” lengah. Karena kekurangan pasokan medis, orang-orang di mana-mana panik membeli dan menimbunnya untuk melindungi diri mereka sendiri.

Rezim tersebut selalu mengklaim bahwa sistem satu partainya paling cocok untuk memerangi pandemi, tetapi seluruh dunia telah mengambil pandangan yang bertentangan. Craig Singleton, wakil direktur program Tiongkok di Foundation for Defense of Democracies, mengatakan bahwa menerima bantuan Barat tak hanya akan mempermalukan pihak berwenang Tiongkok tetapi juga merusak propaganda mereka tentang keunggulan model tata kelola pemerintahan PKT yang diasumsikan. (asr)

Di Beijing Ada Tungku Kremasi Runtuh, Ada Krematorium Melarang Keras Wawancara dan Ambil Gambar

0

oleh Zheng Gusheng

Jumlah kasus kematian akibat epidemi di Tiongkok terus meningkat. Situasi yang terjadi di Beijing bahkan lebih mengerikan. Kabarnya tungku kremasi di Rumah Duka Daxing runtuh akibat kelebihan beban. Sedangkan Rumah Duka di Beijing Dongjiao mengeluarkan pemberitahuan darurat yang melarang keras karyawan rumah duka menerima wawancara dari pihak luar mana pun juga pengambilan gambar situasi tragis yang sedang dialami rumah duka.

Pada 26 Desember, ada sebuah postingan rekaman suara di Internet yang diduga merupakan percakapan antara seorang karyawan rumah duka di Beijing dengan seorang kenalan dekatnya.

Karyawan tersebut mengungkapkan bahwa rumah duka di Beijing semua beroperasi 24 jam sehari, bahkan tungku kremasi di Rumah Duka Beijing Daxing sampai runtuh akibat kelebihan beban. Rumah duka tempat dirinya bekerja sejak beberapa hari lalu telah menghentikan penerimaan jenazah untuk dikremasi dan berkonsentrasi untuk memproses jenazah yang sudah ada.

Dia juga mengatakan bahwa semua krematorium kewalahan menangani pembakaran jenazah, sampai-sampai pemerintah Beijing membantu koordinasi dengan membiayai pembangunan tempat pendingin jenazah di semua rumah duka utama.

Selain itu, pada 27 Desember, sebuah Pemberitahuan Darurat yang dikeluarkan pada 19 Desember oleh Rumah Duka Beijing Dongjiao beredar di Internet. 

Isi pemberitahuan tersebut adalah bahwa karyawan rumah duka dan unit outsourcingnya dilarang keras untuk menerima wawancara, membocorkan situasi tragis di dalam rumah duka, termasuk pengambilan gambar situasi kerja.

Pemberitahuan mendesak yang dikeluarkan oleh Krematorium Beijing Dongjiao pada 19 Desember 2022 yang diposting di Internet. (foto Internet)

Reporter Epoch Times mencoba menghubungi Rumah Duka Beijing Dongjiao lewat sambungan telepon pada 27 Desember, Seorang karyawan pria yang menjawab telepon mengatakan bahwa dirinya tidak diperkenankan untuk menerima wawancara, dan meminta reporter untuk meninggalkan nomor telepon, agar bisa dihubungi oleh petugas di departemen tingkat yang lebih tinggi demi keterpaduan jawaban.

Sebelumnya, ada berita yang beredar di Internet bahwa Beijing telah meluncurkan tempat pendingin jenazah berskala besar agar jenazah tidak diletakkan di mana-mana karena menunggu antrean kremasi, atau sampai oleh keluarga dialihkan ke krematorium di pinggiran kota yang mana bisa membocorkan kebenaran bahwa jumlah kematian di Beijing sungguh luar biasa banyaknya.

Menurut laporan Voice of America, baru-baru ini banyak petugas polisi yang diturunkan untuk “melindungi” rumah duka di Beijing, agar situasi tragis di krematorium tidak bocor ke Internal.

Sejumlah besar video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa ada antrian panjang kendaraan di luar krematorium di Beijing, jenazah berserakan di seluruh rumah sakit, bahkan jenazah ditumpuk di tempat parkir terbuka rumah sakit dan rumah duka untuk menunggu penanganannya.

Ada lebih dari sepuluh rumah duka di Beijing, jika semuanya beroperasi selama 24 jam sehari, mereka dapat memproses ribuan jenazah setiap hari. Menurut informasi masyarakat, pada 2018 (sebelum COVID-19) rata-rata jumlah kremasi per hari di kota itu kurang dari 300 jenazah.

Mengenai jumlah kasus kematian akibat epidemi di Beijing, media Hongkong “Ming Pao” pernah melaporkan, bahwa pada 17 Desember saja, ada lebih dari 2.700 orang di Beijing yang meninggal dunia di dalam rumah mereka sendiri akibat terinfeksi COVID-19. Sedangkan jumlah kasus kematian di rumah-rumah sakit yang ada di Beijing belum masuk hitungan lho ! (sin)

Hampir Setengah Penumpang yang Terbang dari Tiongkok ke Milan, Italia Positif COVID-19

oleh Li Xin – Epochtimes.com

Pada Rabu (28/12) pejabat kesehatan Italia mengatakan bahwa hampir setengah dari penumpang dua penerbangan dari Tiongkok menuju Milan, Italia dinyatakan positif COVID-19.

Dua penerbangan dari daratan Tiongkok tersebut tiba di Bandara Milan Malpensa pada Senin (27/12) dengan masing-masing sekitar 38% dan 52% penumpangnya terinfeksi virus COVID-19.

Menurut Guido Bertolaso, kepala kesehatan untuk wilayah Lombardy, 35 dari 92 orang penumpang pada penerbangan pertama dinyatakan positif COVID-19. Pesawat kedua bahkan lebih parah, karena 62 dari 120 orang penumpang yang terinfeksi.

Penumpang yang dinyatakan positif lewat pengujian telah dibawa ke karantina, dan petugas telah meningkatkan upaya pelacakan kontak.

Di tengah lonjakan kasus COVID di Tiongkok, Menteri Kesehatan Italia Orazio Schillaci pada Rabu mengatakan bahwa Italia akan mulai memberlakukan pengujian terhadap semua pendatang baru dari daratan Tiongkok dan mengurutkan genom dari mereka yang terdeteksi untuk menentukan apakah terdapat varian baru.

“Langkah ini sangat penting untuk memastikan pemantauan dan identifikasi varian virus apa pun untuk melindungi rakyat Italia”, kata Menkes Orazio Schillaci. 

“Rincian lebih lanjut dari rencana tersebut akan diberikan kemudian”, demikian tambahnya.

Kementerian Kesehatan Italia juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mungkin memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada perjalanan dari Tiongkok jika ditemukan adanya jenis varian baru.

Pemerintah Italia akan membahas situasi di Milan pada rapat kabinet hari Rabu malam, ketika Schillaci kemungkinan akan memberikan informasi tentang hasil pengujian virus para penumpang pesawat tersebut.

Sebagian besar penumpang yang dites positif pada kedua penerbangan itu tidak menunjukkan gejala. Tetapi para pejabat kesehatan semakin khawatir tentang varian baru virus sudah muncul di Tiongkok, demikian menurut laporan media setempat.

Di awal tahun 2020, Italia menjadi negara Eropa pertama yang terpukul parah oleh virus COVID-19.

Pemerintahan partai komunis Tiongkok bulan ini membatalkan kebijakan pencegahan epidemi ekstremnya setelah serangkaian protes massal, tetapi ledakan wabah setelah itu justru memicu kekhawatiran negara-negara di seluruh dunia atas penyebaran varian virus baru. Amerika Serikat, Jepang, India, Korea Selatan, Malaysia, dan negara lain masing-masing terpaksa memberlakukan pembatasan masuk bagi pendatang dari Tiongkok. (sin)

Serbia-Kosovo Memanas, Perang Terancam Akan Meletus

NTD

Serbia telah mendirikan sejumlah besar penghalang jalan di Kosovo utara yang berdekatan, sementara pemerintah Serbia mengerahkan sejumlah besar pasukan ke perbatasan pada  Senin (26/12/2022). Suasana perang antara kedua negara sudah kental dan perang sudah dekat.

Masyarakat internasional telah mendesak Serbia untuk menyingkirkan penghalang jalan yang telah mereka dirikan di Kosovo utara sebelum l 26 Desember. Namun, alih-alih memindahkan penghalang jalan, Serbia telah menghabiskan dua hari terakhir untuk mendirikan lebih banyak penghalang jalan dengan truk-truk besar, termasuk di kota Mitrovica, Kosovo utara, untuk memecah belah populasi Serbia dan Albania di sana.

Kosovo, yang terletak di Balkan, mencapai kemerdekaan de facto setelah perang tahun 1999, tetapi Serbia selalu membantahnya, bersikeras bahwa Kosovo adalah provinsi Serbia yang otonom. Pada tahun 2008, Kosovo mengeluarkan deklarasi kemerdekaan, yang sejauh ini telah diakui oleh hampir 100 negara.

Sebagian besar warga negara Kosovo adalah orang Albania, dengan minoritas orang Serbia.

Berbagai penghalang jalan yang dipasang di Kosovo utara kali ini diyakini dilakukan oleh orang Serbia setempat, tetapi ada juga kabar bahwa otoritas Serbia telah mengirim pasukan untuk menyelinap ke Kosovo secara diam-diam. 

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan pada 27 Desember bahwa dia memerintahkan pasukan yang tinggal di perbatasan untuk waspada, “siap melindungi rakyat (di Kosovo) dan membela Serbia”.

Vucic mengatakan bahwa pihak berwenang Kosovo menangkap seorang polisi Serbia 18 hari lalu, memicu protes dari Serbia, yang menyebabkan pemblokiran jalan didirikan di Kosovo utara.

Vucic memperingatkan publik bahwa pemerintah Prishtina (ibu kota Kosovo) sudah bersiap untuk menyerang Serbia di Kosovo utara. Dia mengatakan bahwa otoritas Pristina telah menanam banyak mata-mata di ibu kota Serbia Beograd, dan mata-mata ini membantu otoritas Kosovo dalam menindak orang-orang Serbia di Kosovo.

Pihak Kosovo membantah tuduhan Vucic dan mengatakan pihaknya meminta pasukan penjaga perdamaian PBB untuk menyingkirkan penghalang jalan ini di daerah pemukiman di Serbia. (hui)

Kapal Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh, Hampir 200 Pengungsi Lemas dan Mendapat Perawatan Medis Darurat

0

Central News Agency (CNA)

Pengungsi Rohingya menerima perawatan medis darurat setelah sebuah kapal yang membawa hampir 200 orang terdampar di Aceh pada 26 Desember. Ini adalah keempat kalinya dalam beberapa bulan terakhir kapal pengungsi Rohingya mendarat di Indonesia.

Ribuan Rohingya, mayoritas minoritas Muslim, dianiaya dengan kejam di Myanmar, seperti yang dilaporkan AFP. Setiap tahun, banyak orang mempertaruhkan hidup mereka dengan melakukan perjalanan laut yang panjang dan mahal dengan kapal berkondisi buruk dalam upaya mencapai Malaysia atau Indonesia. Mereka terdampar di pesisir pantai di Desa Ujung Pie, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh.

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy mengatakan perahu kayu itu terdampar di sebuah pantai di provinsi Aceh paling barat  sekitar pukul 17:30.

Ia mengatakan : “185 migran Rohingya mendarat di (daerah) Pidie, termasuk 83 pria dewasa, 70 wanita dewasa, dan 32 anak-anak.”

Winardy juga mengatakan pengungsi sementara ditampung di fasilitas setempat dan petugas kesehatan merawat yang sakit.

Koresponden AFP mengatakan beberapa terlihat sangat lemah dan kurus sehingga staf medis memberi mereka infus. Beberapa anak mengalami dehidrasi serius, beberapa muntah, ujar seorang petugas kesehatan kepada AFP.

Tak diketahui sudah berapa lama mereka berlayar, tetapi salah seorang pemuda mengatakan mereka telah melakukan perjalanan dari Bangladesh.

“Kami datang dari kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh dan berharap Indonesia memberi kami pendidikan,” kata Umar Faruq, 14 tahun.

Winardy menekankan bahwa pihak berwenang sedang mengkoordinasikan tanggapan mereka karena kapal pengungsi semakin sering terlihat mendarat di Aceh.

Pada Minggu (25/12) sebanyak 57 orang pengungsi etnis Rohingya juga terdampar di pesisir Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, setelah hanyut di laut selama sebulan. (hui)