Home Blog Page 442

Calo-calo Bermunculan di Rumah Duka Beijing, Guangzhou, dan Shanghai

0

Luo Tingting

Wabah semakin mengamuk di daratan Tiongkok. Menurut prediksi para ahli, sedikitnya 600 juta orang telah terinfeksi COVID-19. Karena jumlah kematian akibat epidemi melonjak, rumah duka di seluruh negeri penuh sesak, dan “calo” pemakaman bermunculan di Beijing, Guangzhou dan Shanghai yang memicu kemarahan.

Tingkat infeksi 20 hari di Tiongkok melebihi tingkat global selama tiga tahun

Zeng Guang, mantan kepala epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, baru-baru ini mengatakan bahwa wabah di Tiongkok berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan, dan memperkirakan bahwa jumlah infeksi di Beijing mungkin telah melebihi 80 persen, dan bahkan mungkin lebih tinggi.

Zhang Wenhong, seorang profesor di Universitas Fudan di Shanghai dan direktur Pusat Nasional untuk Penyakit Menular, juga mengatakan bahwa tingkat infeksi saat ini di banyak kota besar telah melebihi 50%. Kasus kemudian akan mencapai 80% selama Tahun Baru Imlek pada Januari. Dia meminta kepada masyarakat agar mengurangi pertemuan di akhir tahun.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan pada 30 Desember tahun lalu oleh situs daratan Tiongkok  “Toutiao” bahwa epidemi Omicron Tiongkok  tidak seperti yang lain. Bagaikan angin beracun yang berhembus di udara, dengan orang-orang yang berguguran, demam, sakit dan batuk. Kecepatan penyebaran dan kemampuan untuk menginfeksi orang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah penyakit menular manusia.

Ringkasan pertemuan Komisi Kesehatan dan Medis Tiongkok yang beredar di internet baru-baru ini menyatakan bahwa dari 1 hingga 20 Desember, jumlah kumulatif orang yang terinfeksi epidemi di Tiongkok telah mencapai 248 juta kasus. Artikel tersebut menyatakan bahwa “tingkat infeksi 20 hari melebihi tingkat infeksi tiga tahun dari semua negara di dunia”, yang berada di luar pengetahuan semua ahli di dalam dan luar negeri.

Selain itu, penulis artikel juga mengatakan bahwa menurut pengamatannya sendiri, sangat sedikit orang di Beijing yang belum terdiagnosis.Tingkat infeksi karyawan di sekitarnya melebihi 90%, dan banyak di antaranya mendekati 100%.  Menurut perkiraan Zeng Guang, populasi tetap Beijing adalah sekitar 22 juta orang dan dengan tingkat infeksi 80%. Artinya sekitar 18 juta orang telah terinfeksi.

Menurut artikel tersebut, berdasarkan berbagai prediksi yang dipublikasikan di Internet, tingkat infeksi nasional saat ini telah melampaui 50%, bahkan beberapa kota telah melebihi 90%, dan jumlah orang yang terinfeksi mungkin telah melebihi 600 juta orang.

“Geng Calo” Pemakaman Bermunculan di Seluruh Tiongkok

Baru-baru ini, kasus parah memuncak di Beijing, Jilin, Anhui, Wuhan, Guangzhou, dan tempat lain. Jumlah pasien yang mengidap paru-paru putih dan lansia dengan penyakit bawaan tiba-tiba meningkat. Adapun ICU rumah sakit sedang keadaan darurat. Menurut laporan dari Yicai.com.cn, tingkat penggunaan tempat tidur darurat di rumah sakit di Beijing, tempat kasus penularan yang paling parah telah mencapai 2166%.

Karena jumlah kematian yang melonjak akibat epidemi, “calo” telah muncul di industri pemakaman, menjual kembali tempat kremasi kepada publik dengan harga tinggi. 

Baru-baru ini, rekaman telepon dari seorang penduduk Beijing yang mengeluh kepada pihak berwenang terungkap di Internet. Ia mengeluh bahwa tidak ada tempat untuk mengkremasi jenazah yang terinfeksi oleh epidemi di Beijing, dan biaya kremasi rumah duka telah meningkat menjadi RMB. 30.000  atau setara Rp 67 juta. 

Krematorium Shanghai memberikan nomor terbatas setiap hari, dan anggota keluarga mendiang hanya dapat mengkremasi jenazah setelah mendapatkan nomor tersebut. Sebuah video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa sebuah nomor melalui “calo” dipatok dengan harga RMB. 30.000.

Sub-biro Shanghai Hongkou melaporkan bahwa (tahun lalu) lebih dari 20 calo pemakaman ditangkap pada 29 Desember. Mereka menjual kuota kremasi kepada warga dengan harga selangit mulai dari RMB. 1.500 hingga RMB.2.000. 

Ada juga antrean panjang di rumah duka di Guangzhou Video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa seseorang menjual nomor kremasi dengan harga tinggi, dan dikepung oleh anggota keluarga mendiang, dan polisi tidak dapat menghentikan mereka.

Pakar: Butuh Waktu 6 Minggu Bagi Beijing untuk Melewati Puncak Kematian

Ahli virologi Jerman-Tiongkok Lu Mengji, seorang profesor di Institut Virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Essen, mengatakan kepada surat kabar Lianhe Zaobao, berdasarkan data masa lalu, gelombang pertama wabah sosial yang disebabkan oleh virus Omicron biasanya berlangsung sekitar tiga bulan. Namun, karena kekurangan sumber daya historis untuk perawatan kritis di Tiongkok dan tingginya insiden influenza di musim dingin, siklus evolusi secara keseluruhan kemungkinan akan lebih lama.

Menurut Lu, Beijing diperkirakan membutuhkan waktu empat hingga enam minggu lagi untuk melewati puncak parahnya penyakit dan kematian. Bagi kota-kota dengan wabah infeksi yang terlambat, jendela waktunya juga kecil. Di satu sisi, ada kebutuhan untuk lebih mengerahkan lembaga-lembaga sosial dan perawatan kesehatan primer secara memadai untuk mengalihkan tekanan untuk perawatan medis; di sisi lain, ada kebutuhan untuk mencegah ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya untuk penyakit serius, yang dapat menyebabkan kurangnya perawatan tepat waktu untuk pasien dengan penyakit lainnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok melaporkan 5.138 kasus baru yang dikonfirmasi dan satu kematian baru pada 1 Januari. Tetapi angka resmi tidak lagi diakui, dan para ahli yakin jumlah infeksi dan kematian sebenarnya jauh lebih tinggi karena tes COVID secara massal tidak lagi dilakukan.

Selain itu, ada juga upaya terselubung dari pejabat untuk menekan jumlah kematian akibat wabah tersebut. Seorang dokter di sebuah rumah sakit swasta di Beijing mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, dia dan rekan-rekannya menemukan catatan tercetak di meja rumah sakit yang meminta mereka untuk “berusaha untuk tidak menulis kegagalan pernapasan yang disebabkan oleh pneumonia Coronavirus yang parah” sebagai penyebab utama kematian.

Jumlah kematian akibat virus di Tiongkok  akan mencapai 1,7 juta pada akhir April, menurut perkiraan terbaru dari perusahaan analitik Airfinity yang berbasis di Inggris. (hui)

Infeksi Sekunder Pasien COVID-19 di Daratan Tiongkok Lebih Parah, Penyebabnya Belum Diketahui

0

Huang Yimei/Changchun/Tony

Perkembangan epidemi di Tiongkok menjadi perhatian besar, karena kelompok pertama orang yang terinfeksi di Tiongkok masih belum pulih. Topik “infeksi sekunder” telah menarik perhatian, dengan diskusi seperti Semakin banyak orang yang terinfeksi, semakin lemah kekebalan tubuh mereka” dan “infeksi berulang akan membunuh mereka” adalah  kekhawatiran yang dikemukakan sejumlah orang.

Warga Tiongkok Daratan berkata : “Saya di rumah sakit sekarang, tempat tidurnya terbatas, pada dasarnya pasien yang positif dua kali, ini sudah tidak dilaporkan di TV.”

Netizen mengatakan bahwa jumlah kematian akibat infeksi sekunder di Beijing telah meroket.

Situasi yang sama juga terjadi di Shijiazhuang, Orang tidak tahu apakah itu infeksi ulang atau infeksi sekunder? Ia hanya tahu bahwa setelah terinfeksi lagi dalam sebulan, gejalanya menjadi lebih serius.

Lin Xiaoxu, mantan peneliti virus di Institut Penelitian Angkatan Darat Amerika Serikat, percaya bahwa jawabannya harus diperoleh setelah analisis khusus berdasarkan analisis kasus per kasus.

Lin Xiaoxu menambahkan : “Masalahnya di Tiongkok adalah tidak jelas strain virus apa  dalam infeksi pertama dan kedua, sehingga sulit untuk menganalisisnya secara spesifik. Infeksi kedua mungkin positif, tetapi mungkin juga terkait dengan penyakit bawaan atau jenis virus apa sebelumnya. Juga dikabarkan di internet bahwa strain Wuhan asli atau strain Delta telah ditemukan di beberapa tempat di Tiongkok, sehingga hal itu hanya membuat segalanya menjadi lebih rumit.

Menurut Tang Jingyuan, seorang komentator urusan saat ini dengan latar belakang medis bahwa  Partai Komunis Tiongkok yang bersikeras kepada “pembersihan dinamis” virus selama tiga tahun telah mengakibatkan sistem kekebalan yang relatif lemah di Tiongkok. Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa kekebalan penduduk Tiongkok terhadap virus relatif lemah, termasuk ketidakefektifan vaksin Tiongkok. Konsekuensi lainnya adalah bahwa selama tiga tahun memadamkan epidemi, virus-virus tidak mengalami proses evolusi alami, sehingga virus-virus pada semua tahap, termasuk yang awal, bisa saja ada, dan virus-virus ini kemudian bisa saja ikut menginfeksi silang tubuh manusia.

Komentator Tang Jingyuan berkata: Strain virus yang berbeda dapat menginfeksi kembali pada orang yang sama. Kita semua tahu bahwa salah satu fitur terpenting Omicron adalah sangat mudah menular, dan juga memiliki kemampuan melarikan diri dari kekebalan yang sangat kuat. Ini berarti bahwa sistem kekebalan tubuh yang dikembangkan setelah infeksi awal tidak cukup untuk melindungi seseorang dari strain virus yang berbeda, kemungkinan besar infeksi strain yang berbeda menyebabkan banyak orang mengalami situasi positif sekunder ini.”

Merespon kecepatan mutasi virus, platform terbuka “Global Influenza Data Sharing Initiative” (GISAID) didirikan dengan menandatangani perjanjian dengan banyak pemenang Hadiah Nobel dan ilmuwan top di seluruh dunia. Negara-negara akan secara aktif mengunggah urutan gen virus corona baru dari kasus yang dikonfirmasi untuk dipelajari oleh para profesional terkait.

Menurut Tang, infeksi ulang dan infeksi sekunder adalah dua hal yang berbeda, dan tidak ada konsensus internasional tentang definisi infeksi sekunder. Penolakan pihak berwenang Tiongkok untuk merilis data tentang epidemi telah membuat para profesional tidak mungkin melakukan studi yang lebih kuantitatif dan terstruktur untuk menentukan apakah ini adalah infeksi ulang atau infeksi sekunder.

Tang Jingyuan: “Sekarang kita melihat semakin banyak kasus positif sekunder semacam ini di daratan Tiongkok. Penyakit ini umumnya semakin parah. Sebenarnya tidak ada preseden di luar negeri untuk fenomena ini.  Jika situasi seperti itu biasa terjadi, mungkin terkait dengan efek ADE yang disebabkan oleh infeksi berulang dengan strain yang berbeda, tetapi saat ini hanya dapat digunakan sebagai tebakan. Pasalnya,  PKT menyembunyikan situasi epidemi yang sebenarnya dan  Lembaga penelitian ilmiah di dalam dan luar negeri tidak diizinkan untuk melakukan penelitian secara transparan semacam ini.”

Efek ADE atau Antibody-dependent enhancement ” adalah di mana antibodi yang tidak menetralisir  diproduksi oleh tubuh setelah infeksi pertama dapat mendorong infeksi dengan non-serotipe virus, sehingga memperburuk penyakit. Pembukaan pemerintahan Partai Komunis Tiongkok tanpa peringatan dan epidemi yang parah, telah membangkitkan kewaspadaan internasional. Selain mengkhawatirkan munculnya varian baru virus, mungkin juga terjadi infeksi berulang di antara orang-orang yang telah terinfeksi.

Lin Xiaoxu menegaskan : “Karena banyak orang akan menghadapi masalah infeksi ulang, dan banyak orang dalam proses infeksi, akan sakit parah karena infeksi,  bahkan kematian, ini berada di luar kendali pemerintah, jadi apa yang dilakukan pemerintah menyebut hal ini, apalagi memperkenalkan beberapa langkah untuk mempercepat penyebaran virus, ini menurut saya sebenarnya sangat tidak bertanggung jawab.

Dikarenakan pasokan obat antipiretik tidak sebanding dengan tingginya permintaan, obat Human Immunoglobulin atau juga disebut dengan Intravenous Immunoglobulin Therapy (IVIG) yang membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, menjadi terapi lain yang diburu oleh masyarakat Tiongkok. Untuk diketahui, sediaan obat ini melalui pemberian obat injeksi atau infus melalui intravena. Kini di pasaran dibandrol dengan lebih dari 300 RMB menjadi  1.700 RMB. Menjelang malam Tahun Baru, 28 Desember tahun lalu, ada antrean panjang orang yang berjejer di jalan-jalan Wuhan untuk membeli human imunoglobulin, dengan batasan empat botol per orang. (hui)

Pandemi Merajalela di Daratan Tiongkok, Sejumlah Negara Meningkatkan Kewaspadaan terhadap Wisatawan Tiongkok

Song Feng/ Yi Ru/Tony

Wabah di daratan Tiongkok telah meningkatkan jumlah infeksi dan kematian, tetapi otoritas Partai Komunis Tiongkok secara tiba-tiba mengklaim mengizinkan warga Tiongkok bepergian ke luar negeri.  Walhasil, Jepang dan negara-negara lain telah mengumumkan akan memperkuat masuknya wisatawan dari Tiongkok.  Sedangkan Maroko dan Korea Utara melarang masuknya orang-orang dari daratan  Tiongkok.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan membuka izin bea cukai yang memungkinkan orang-orang Tiongkok melakukan perjalanan ke luar negeri, menyusul merebaknya epidemi di Tiongkok yang  menyebabkan serentetan infeksi dan kematian. Negara-negara di seluruh dunia justru khawatir bahwa Partai Komunis sekali lagi menyebarkan virus ke seluruh dunia dan mengubah aturan pintu masuk ke negara mereka.

Amerika Serikat, Kanada, Jepang, India, Korea, Taiwan, Italia, Inggris, Prancis, Spanyol, Filipina dan Malaysia mengharuskan pelancong dari Tiongkok untuk menunjukkan tes negatif COVID-19  yang berlaku selama 48 jam  sebelum naik pesawat dan harus menjalani tes COVID pada saat kedatangan.

Maroko akan melarang masuknya orang-orang dari Tiongkok, terlepas dari kewarganegaraan mereka mulai 3 Januari. Sedangkan Korea Utara telah menerapkan kebijakan ini.

Mantan pengacara Beijing, Lai Jianping berkata : “Ini adalah permintaan yang biasa dan masuk akal bagi negara-negara di seluruh dunia untuk meminta para pelancong dari Tiongkok menjalani tes COVID dan mengambil tindakan yang sesuai. Ini adalah persyaratan yang normal. Ini adalah praktik rutin pemerintahan mereka untuk melindungi nyawa dan kesehatan warganya.

Lai Jianping juga menyebutkan ketika dunia sudah membuka negara mereka , Partai Komunis Tiongkok secara drastis menerapkan aturan Nol Covid. Persyaratannya untuk masuk ke Tiongkok jauh lebih ketat,  bahkan menempatkan banyak rintangan bagi orang Tionghoa kembali ke negara itu dan memaksa mereka isolasi sebelum berbicara.

Lai menunjukkan bahwa sekarang pandemi yang  mereda di seluruh dunia sudah mereda, pembebasan mendadak Partai Komunis Tiongkok justru menyebabkan longsoran epidemi. Sangat masuk akal bagi negara-negara di dunia  mengajukan permintaan seperti itu.

Liu Qing, mantan presiden Human Right in China (HRIC) mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok  kebingungan dalam mengendalikan epidemi, dan  mengambil pendekatan “Lompatan Besar ke Depan” sepenuhnya tanpa mempertimbangkan ilmu pengetahuan dan kelayakan.

Liu Qing mengatakan, “Pertama, kontrol epidemi yang tidak manusiawi, mengakibatkan bencana sekunder. Kedua, dampak dari runtuhnya kontrol dan pencegahan merupakan ancaman potensial bagi masyarakat dan dunia, yang sangat mengganggu.

Pada 31 Desember, Partai Komunis Tiongkok hanya  mengumumkan bahwa 5.138 kasus baru penyakit ini telah dikonfirmasi, termasuk 5.102 kasus lokal dan hanya satu kematian baru.

Namun, menurut risalah rapat internal Komisi Kesehatan dan Medis Nasional Tiongkok menyebutkan, jumlah infeksi baru di Tiongkok pada  20 Desember hampir mencapai 37 juta kasus; dari 1 hingga 20 Desember, jumlah kumulatif infeksi mencapai 248 Juta kasus.

Lai menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok telah menyembunyikan epidemi dan semuanya dipolitisasi serta informasi yang dirilis sesuai dengan permintaan.  Ia juga menambahkan, “Apakah itu yang disebut data statistik, hasil penelitian ilmiah tentang pencegahan epidemi, atau semua jenis informasi , pada kenyataannya, semuanya dirumuskan berdasarkan kebutuhan.”

Lai mengatakan bahwa wabah di Tiongkok telah pecah seperti tanggul. Banyak dari pasien menderita paru-paru putih. Sedangkan tingkat kematian dan penyakit serius jauh lebih tinggi daripada epidemi  Omicron yang populer di Barat, sehingga dunia luar tak memiliki akses ke informasi yang sebenarnya.

Faktanya adalah bahwa Tiongkok baru-baru ini mengalami lonjakan kematian dan rumah duka yang kewalahan dipenuhi dengan mayat. Pada  30 Desember, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mendesak Partai Komunis Tiongkok untuk segera berbagi informasi tentang infeksi di Tiongkok, termasuk penyakit serius dan kematian, sehingga negara-negara lain dapat merespons wabah secara efektif.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok justru menuding tindakan pencegahan epidemi di berbagai negara harus ilmiah dan tepat. Selain itu, dituntut memperlakukan warga negara dari semua negara secara setara, dan tidak boleh mempengaruhi kerjasama personel yang normal. Juru bicara itu juga mengklaim bahwa pakar CDC Tiongkok juga tidak merahasiakan apa pun.

Liu Qing berkata : “Sebelumnya, Partai Komunis Tiongkok telah menutup desa, kota, bangunan, dan rumah tangga, sehingga masyarakat umum tidak mendapatkan perawatan medis atau kehidupan mereka dalam keadaan kritis dan kesulitan. Pada saat itu, Partai Komunis dikritik dari seluruh penjuru dunia. Ini sangat tepat dan dapat dibenarkan.”

Liu Qing menilai pada saat ini, ketika Partai Komunis Tiongkok ingin menyebarkan virus ke dunia, ia mengatakan bahwa Anda tidak boleh mencegahnya, yang merupakan standar ganda.

Apalagi, ia menunjukkan bahwa dari Partai Komunis Tiongkok secara sembrono menerapkan Nol COVID hingga melepaskan semuanya, ini jelas bahwa jika Anda percaya kepada Partai Komunis Tiongkok, maka Anda akan menderita. (hui)

COVID-19 Omicron Varian XBB.1.5 Lebih Mendominasi, Mencapai 40 Persen Kasus Baru di Amerika Serikat

Mimi Nguyen Ly 

Subvarian COVID-19 Omicron XBB.1.5 hampir dua kali lipat prevalensinya selama seminggu terakhir, demikian data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan pada Jumat 30 Desember, dan sekarang mencakup lebih dari 40 persen kasus baru di Amerika Serikat.

Secara khusus, untuk minggu yang berakhir pada 31 Desember, data CDC menempatkan subvariant Omicron XBB.1.5 sebagai penyumbang 40,5 persen dari total kasus COVID-19 baru di negara tersebut. Angka itu adalah 21,7 persen dalam pekan yang berakhir 24 Desember.

Sementara itu, subvarian BQ.1 dan BQ.1.1 masing-masing sekarang berada pada 26,9 persen dan 18,3 persen dari total kasus baru di AS. Minggu lalu, BQ.1.1 adalah 33,2 persen dan BQ.1 berada pada 24,1 persen kasus baru.

Subvariant XBB.1.5 muncul di Amerika Serikat sekitar akhir November dan prevalensinya meningkat sekitar dua kali lipat setiap minggu sejak itu, menurut data CDC. Subvariant ini menyumbang sebagian besar kasus COVID-19 saat ini di timur laut AS, sekitar 75 persen kasus di wilayah tri-negara bagian New York dan New England.

Barbara Mahon, direktur Divisi Virus Coronavirus dan Virus Pernafasan Lainnya yang diusulkan CDC, mengatakan kepada CBS News bahwa virus ini diproyeksikan menjadi varian dominan di timur laut AS dan akan meningkat prevalensinya di wilayah lain di negara itu. Namun, dia mengatakan “tidak ada saran pada saat ini bahwa XBB.1.5 lebih parah.”

Sementara itu, subvarian BQ.1.1 Omicron masih merupakan sebagian besar kasus di selatan dan barat negara itu.

Varian XBB ‘Sangat Mudah Menular’: Peneliti Jepang

XBB.1.5 diturunkan dari subvariant XBB. XBB.1.5 pertama kali diidentifikasi di India pada Agustus dan dengan cepat menjadi mendominasi di negara ini. XBB juga bertanggung jawab atas peningkatan kasus COVID-19 di beberapa bagian Asia, termasuk Singapura.

Michael Osterholm, seorang ahli penyakit menular di University of Minnesota, mengatakan bahwa “mungkin varian terburuk yang dihadapi dunia saat ini sebenarnya adalah XBB.” Dia menambahkan bahwa tujuh dari 10 negara bagian AS di mana kasus dan rawat inap meningkat berada di timur laut, bersamaan dengan peningkatan kasus XBB di sana.

XBB adalah rekombinan dari dua subvarian yang diturunkan dari subvarian Omicron BA.2. Ini berarti bahwa data genetik dari dua versi virus yang diturunkan dari BA.2 yang telah menginfeksi seseorang pada saat yang sama, digabungkan selama proses replikasi virus untuk membentuk subvarian XBB yang baru.

Para peneliti Jepang mengatakan dalam sebuah makalah yang diposting ke server pracetak bioRxiv pada 27 Desember bahwa temuan mereka menunjukkan XBB adalah “varian SARS-CoV-2 pertama yang didokumentasikan yang meningkatkan kebugarannya melalui rekombinasi daripada mutasi tunggal.” Para peneliti juga mengatakan hasil mereka menunjukkan bahwa XBB “sangat mudah menular” dan sangat tahan terhadap kekebalan yang diinduksi oleh orang-orang yang memiliki infeksi terobosan dari subvarian Omicron sebelumnya.

Penularan XBB.1.5  Lebih Cepat

Yunlong Richard Cao, seorang ilmuwan Tiongkok dan asisten profesor di Universitas Peking, mencatat bahwa XBB.1.5 memiliki perubahan tambahan dibandingkan dengan XBB yang disebut mutasi S486P, yang memberinya kemampuan yang “sangat ditingkatkan” untuk mengikat sel melalui reseptor kunci yang disebut ACE2, atau enzim pengubah angiotensin 2.

“Fakta bahwa XBB.1.5 menunjukkan keunggulan pertumbuhan yang jauh lebih unggul daripada XBB.1 menunjukkan bahwa afinitas pengikatan hACE2 [human ACE2] memang memainkan peran berat dalam penyebaran SARS-CoV-2. XBB.1 benar-benar menderita karena pengikatan hACE2 yang rendah, meskipun XBB.1 memiliki kemampuan penghindaran kekebalan tubuh yang paling tinggi,” tulisnya di Twitter.

Para peneliti dari Columbia University, dalam makalah yang diterbitkan 13 Desember di jurnal Cell, mencatat bahwa subvarian yang baru muncul menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka dapat “lebih lanjut membahayakan kemanjuran vaksin COVID-19 saat ini dan terapi antibodi monoklonal (mAb).”

“Kami sekarang melaporkan temuan yang menunjukkan bahwa kekhawatiran tersebut, sayangnya, dibenarkan, terutama untuk subvarian XBB dan XBB.1,” tulis mereka. Bagian dari temuan mereka menunjukkan bahwa subvarian baru-Omicron BQ.1, BQ.1.1, XBB, dan XBB.1-mampu menghindari dinetralkan oleh antibodi “dari individu yang divaksinasi dengan atau tanpa infeksi sebelumnya, termasuk orang yang baru-baru ini didorong dengan bivalen baru [vaksin booster].”

“Sangat mengkhawatirkan bahwa subvarian yang baru muncul ini dapat semakin membahayakan kemanjuran vaksin COVID-19 saat ini dan mengakibatkan lonjakan infeksi terobosan serta infeksi ulang,” tulis para ilmuwan. “Namun, penting untuk ditekankan bahwa meskipun infeksi sekarang mungkin lebih mungkin terjadi, vaksin COVID-19 telah terbukti tetap efektif mencegah rawat inap dan penyakit parah bahkan terhadap Omicron serta mungkin mengurangi risiko [Long COVID].”

Di Amerika Serikat, produsen vaksin kebal dari tanggung jawab atas reaksi merugikan apa pun kecuali jika ada “kesalahan disengaja” yang dilakukan.

Penyedia layanan kesehatan yang memberikan vaksin COVID-19 diwajibkan oleh hukum untuk melaporkan efek samping serius atau kesalahan administrasi vaksinasi ke Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS), yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Pemerintah federal memiliki program penanggulangan yang dapat memberikan kompensasi kepada orang-orang  memenuhi syarat yang menderita cedera serius akibat vaksin yang disetujui. Tetapi proses pembuktian telah terbukti sebagai proses yang menyulitkan.

Selain vaksin COVID-19, masyarakat telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka dan menyiapkan protokol perawatan dini berbasis rumahan. Sejumlah protokol telah direkomendasikan oleh berbagai dokter dan kelompok, termasuk Aliansi Perawatan Kritis COVID-19 Garis Depan (FLCCC) dan Dewan Dunia untuk Kesehatan. (asr)

Ilmuwan Pria, Saatnya Kemasi Barang-Barang Anda

0

Bettina Arndt

Beberapa bulan yang lalu, beberapa lusin wanita berkumpul di sebuah ruangan di Sydney untuk berpartisipasi dalam “edit-a-thon” Wikipedia, yang bertujuan untuk menulis profil wanita di STEM (Science, Technology, Engineering and Math), memuji para akademisi ini hanya karena mereka wanita. Dalam dua jam, grup tersebut telah membuat sembilan profil baru tentang ilmuwan/peneliti wanita dan mengedit 22 profil yang ada agar terdengar lebih baik.

Itu semua adalah bagian dari kampanye promosi besar-besaran, perombakan ulang sains secara besar-besaran di mana ilmuwan laki-laki kulit putih yang “sudah usang” tidak lagi pantas mendapat perhatian, apa pun pencapaian mereka.

Semua perhatian sekarang adalah mendorong perempuan ke posisi menonjol di dunia STEM, dengan “kesetaraan gender” dianggap jauh lebih penting daripada pertimbangan tradisional tentang prestasi dan ketelitian.

Lihat saja apa yang terjadi pada sumber utama pendanaan kami untuk penelitian medis, National Health and Medical Research Council (NHMRC). Badan penting ini dengan mudah menjadi sumber utama pendanaan untuk penelitian medis di Australia dengan anggaran lebih dari $1 miliar dolar Australia.

Itu adalah penunjukan Profesor Imunologi Anne Kelso pada 2015 sebagai CEO NHMRC yang mendorong secara berkelanjutan untuk membawa lebih banyak wanita ke posisi teratas dalam sains. Hasilnya adalah diskriminasi sistematis terhadap ilmuwan laki-laki, salah satunya adalah dengan membuat mereka kekurangan dana.

Upaya Kelso untuk mempromosikan ilmuwan perempuan memang tidak kenal lelah. Pada tahun pertamanya, dia memperkenalkan pemantauan rutin terhadap semua lembaga ilmiah untuk memastikan mereka memiliki kebijakan yang menguntungkan perempuan daripada laki-laki.

Selanjutnya, pada 2017, ia membawa Pendanaan Prioritas Struktural, yang membagi uang hibah menjadi dua bagian, satu untuk proposal penelitian terbaik dan yang lainnya untuk para peneliti wanita yang proposalnya tidak cukup baik namun diloloskan.

Pada 2021, peninjau proposal hibah yang menilai riwayat kerja kandidat diminta untuk mempertimbangkan waktu yang dihabiskan para peneliti yang menjadi ibu di luar waktu kerja, seolah-olah hal itu telah dikhususkan untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas tinggi.

Pendanaan “Setara”

Lalu datanglah sesuatu yang besar, dorongan untuk hibah yang setara bagi perempuan.

Tahun lalu, latihan propaganda publik dimulai, dengan media yang patuh membuat kasus untuk “lansekap penelitian yang adil”.

Sebuah petisi muncul meminta NHMRC untuk “mengalokasikan jumlah dana yang sama untuk setiap jenis kelamin”, dan organisasi tersebut merilis makalah diskusi yang menyajikan berbagai opsi yang dirancang untuk memberi perempuan lebih banyak dana dari Skema Hibah Penyelidik Kritis, yang memberikan lebih dari $375 juta dalam dana penelitian setiap tahunnya.

Preferensi awal NHRMC, opsi ketiga, melibatkan pemisahan aplikasi berdasarkan jenis kelamin dan mengalokasikan jumlah hibah yang sama untuk setiap jenis kelamin.

Tapi kemudian muncul bahwa meskipun pendekatan ini akan sangat efektif untuk mendiskriminasi peneliti laki-laki yang lebih senior, pendekatan ini sebenarnya kurang dapat mendiskriminasi ilmuwan laki-laki di masa awal karir.

Secara alami, NHMRC memutuskan untuk mempertahankan sistem diskriminatif yang ada untuk peneliti awal karir dan memperkenalkan opsi ketiga untuk peneliti senior. Pada Oktober tahun ini, diumumkan bahwa ini telah menjadi kebijakan.

Sekarang, inilah puncaknya. Pada hari yang sama kebijakan baru diumumkan, NHM- RC merilis data yang menunjukkan bahwa sebenarnya tidak benar bahwa pria menerima sebagian besar Hibah Penyelidik, sebab pihak wanita sudah menerima 52,9 persen.

Kini Khusus Wanita

Dalam sebuah wawancara November lalu, Anne Kelso menghindari pertanyaan tentang keseimbangan gender penerima hibah saat ini dan mengatakan tentang diskriminasi “segera setelah mencapai tujuannya, kami akan berhenti”.

Sulit dipercaya pejuang gender ini tidak mengetahui statistik terbaru yang berarti dia pasti tahu bahwa tujuan yang sebenarnya ada di “balik kaca spion”.

Akademisi biasanya memiliki akal sehat untuk tetap diam tentang diskriminasi yang terjadi di jajaran mereka. Namun kemarahan terbaru ini membuat banyak orang keluar berbicara, seperti Profesor Emeritus Anthony Jorm yang berpendapat bahwa “kebijakan NHMRC baru Australia yang tidak perlu akan menyebabkan penurunan kualitas ilmiah”.

Ilmuwan Amerika terkenal, Lawrence Kraus menulis bahwa NHMRC “mendobrak landasan baru untuk bias anti-pria”. Dan Profesor Georgia Trench di Sky News Aus- tralia menyatakan bahwa “Australia seharus- nya mendanai ilmuwan wanita berdasarkan prestasi, bukan kuota gender”.

Sejumlah ilmuwan senior siap untuk berbicara secara anonim tentang dunia baru sains Australia yang mana di banyak panel seleksi lamaran pekerjaan sekarang membutuhkan persentase 50-50 antara pria dan wanita, bahkan di daerah di mana pria melebihi jumlah pelamar wanita dengan empat atau lima banding satu.

Saat ini adalah dunia di mana terjadi arus posisi khusus dan penghargaan khusus bagi wanita.

Astronom Lisa Kewley, yang berasal dari Australian National University dan sekarang di Harvard, menulis di jurnal berpengaruh Nature, mengeluh tentang betapa sulitnya bagi mereka untuk mendorong lebih banyak wanita melamar pekerjaan “berbasis standar prestasi”.

Dia memiliki ide yang jauh lebih baik:

“Perubahan yang lebih cepat dalam jumlah wanita dicapai di beberapa departemen melalui perekrutan khusus wanita berdasarkan prestasi. Karyawan khusus wanita yang terbuka dan transparan menghindari bias implisit terhadap pelamar pria …”

“Salah satu kekhawatiran utama mengenai posisi khusus (peneliti) perempuan adalah bahwa perempuan yang direkrut dapat diberi label sebagai perempuan ‘token’. Kekhawatiran ini dapat dikurangi dengan membuat posisi khusus perempuan menjadi sangat prestisius dengan mendorong perempuan berprestasi di lapangan untuk mengajukan lamaran… Metode lain  yang  terbukti  untuk mengatasi label ‘token’ bagi perempuan adalah dengan mengiklankan beberapa posisi perempuan secara bersamaan.”

Tidak ada yang membanggakan dari rencana diskriminasi terang-terangan terhadap laki-laki, bukan?

Sebuah Sistem Mafia?

Kemudian ada inisiatif pemerintah federal Australia, “Superstars of STEM” (SoS), yang digambarkan oleh seorang ilmuwan sebagai tipu muslihat untuk membenarkan penunjukan preferensial berikutnya (terutama untuk posisi tetap) dengan tumpukan CV pelamar wanita.

Beginilah percakapan yang biasa di panel pemilihan pekerjaan. “Ya, Bapak XY telah menerbitkan makalah yang direferensi dua kali lebih banyak daripada Ibu XX… TETAPI… dia adalah Superstar of STEM (SoS) dan dia secara teratur diwawancarai oleh Australian Broadcasting Corporation. Mempekerjakan SoS akan meningkatkan reputasi departemen kami, penelitiannya akan mendapatkan lebih banyak liputan di situs web The Conversation dan, yang terpenting, penunjukan SoS akan memberikan poin tambahan kepada universitas kami tahun depan untuk mendapatkan medali perak Athena-Swan!” Jadi, Ibu XX-lah yang mendapatkan pekerjaan itu.

Apa medali misterius Athena Swan ini?

“Ini adalah sistem mafia,” tegas Lawrence Kraus, menjelaskan bagaimana cara kerjanya untuk mendorong universitas bersaing menggunakan pekerjaan dan tunjangan khusus wanita, meningkatkan jumlah ilmuwan wanita untuk mendapatkan medali bergengsi Athena Swan bagi institusi mereka.

“Universitas ini dan itu sudah memiliki Athena Silver, dan kita hanya memiliki Athena Bronze…. Anda tidak ingin universitas kita tertinggal di belakang mereka, bukan?”

NHMRC benar-benar tidak perlu memaksakan kebijakan terbaru ini. Sistemnya sudah dirajut, dan jadi alasan yang sangat bagus bagi semua ilmuwan pria yang kompeten untuk berkemas dan pergi ke luar negeri.

Dan selamat untuk Asia, mereka (ilmuwan pria Australia) datang. (osc)

Bettina Arndt adalah seorang penulis Australia dan komentator sosial tentang isu-isu gender. Dia adalah terapis seks dan feminis pertama di negara itu, sebelum berfokus pada hak-hak pria. Arndt telah menulis beberapa buku dan telah menulis untuk judul surat kabar utama, majalah, dan tampil secara teratur di televisi. Dia menerima Order of Australia pada tahun 2020 atas karyanya dalam mempromosikan kesetaraan gender melalui advokasi untuk laki-laki. Temukan dia online di blognya, BettinaArndt.substack.com

Cukup Melihat 1 Kata, Otak dapat Melepas Hormon Stres!

0

Su Guanmi

Andrew Newberg, direktur dari Center for Spirituality and Mind University of Pennsylvania, dan rekan peneliti Mark Waldman menunjukkan bahwa ketika kata “TIDAK/ no” diucapkan kurang dari satu detik, maka tubuh akan secara tiba-tiba melepaskan lusinan jenis hormon dan neurotransmiter yang menghasilkan stres. Bahan-bahan kimia tersebut segera akan memutuskan fungsi normal otak, merusak logika, penalaran, pemrosesan bahasa dan kemampuan komunikasi.

Manusia Senantiasa Mudah Terpengaruh oleh Hal-Hal Negatif?

Bukan hanya kata “TIDAK” saja yang memiliki berbagai efek negatif, kedua ahli saraf tersebut juga menyatakan bahwa semakin banyak pikiran atau percakapan negatif berlanjut, semakin sulit untuk dihentikan. Bahkan jika pikiran negatif seperti kemiskinan, penyakit, dan kematian bukan/belum merupakan hal nyata, namun otak juga akan merespons fantasi negatif ini seolah-olah itu adalah peristiwa yang benar-benar terjadi.

Studi juga menemukan bahwa pasien yang telah menjalani operasi di bangsal bedah dan apabila menerima kata-kata negatif dapat menyebabkan pelepasan hormon stres kortisol, dan efek analgesia diri oleh pasien (PCA) juga menjadi tidak ideal.

Selain kata-kata negatif, ekspresi wajah ketakutan dan kemarahan juga bisa membuat orang cemas dan mudah tersinggung, dan amigdala (merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi, khususnya pada emosi negatif, rasa takut serta deteksi bahaya) merespons lebih kuat daripada melihat adegan menakutkan seperti penyerangan dan mutilasi. Bertentangan dengan pesan negatif dan ekspresi marah, otak justru kurang responsif terhadap pesan positif, dan pesan positif kurang kuat dibandingkan pesan negatif dan pasif.

Keadaan ini sangat umum berada dalam kehidupan kita, seperti dalam hubungan intim, pola jejaring sosial dan proses pembelajaran. Emosi dan umpan balik negatif dan orang tua yang kurang belas kasih, acap kali memiliki pengaruh lebih besar dari kesan positif, dan kesan buruk lebih mudah terbentuk daripada kesan baik, sementara itu berita buruk menyebar lebih luas daripada berita baik.

Pengaturan otak seperti ini memiliki efek mendalam pada masyarakat, dan bagi sebagian orang, hal itu dapat membuat segala sesuatunya menjadi tidak mudah berkembang ke arah positif.

Mengapa seorang psikolog klinis di Pusat Rehabilitasi Kaohsiung dari Biro Urusan Pemasyarakatan Kementerian Kehakiman Taiwan, Ke Junming, sangat tersentuh dengan hal ini? 

Di antara kasus-kasus pecandu narkoba yang telah dibimbing oleh Ke Junming, banyak dari mereka adalah orang-orang sukses di masyarakat, seperti profesor, dokter, pemilik perusahaan, dan sebagainya. Orang- orang tersebut memiliki satu kesamaan, yakni: Mereka selalu memperhatikan bagian-bagian yang negatif dan detail, tetapi mengabaikan tanggapan-tanggapan positif, bahkan ulasan yang netral dan positif diserongkan menjadi umpan balik yang negatif.

Misalnya, seorang dosen universitas yang menderita depresi ditempatkan di penjara untuk observasi dan rehabilitasi karena menggunakan obat-obatan terlarang. Dosen ini adalah perfeksionis dan selalu merasa dirinya kurang ulung. Ia pernah menjadi juara ke-3 dalam lomba esai tingkat nasional, tapi dia malah menganggap dirinya pecundang karena tidak mendapat- kan juara pertama. Menghadapi ucapan selamat dari rekan-rekannya, ia menafsirkannya sebagai “orang- orang tersebut hanya berpura-pura memuji dirinya, saya akan melakukan hal yang sama jika mereka adalah saya”, dan bahkan berpikir bahwa mereka pasti menertawakannya di belakang.

Karena otaknya selalu dipenuhi dengan pikiran negatif, membuatnya merasakan banyak tekanan. Kemudian, ia berteman dengan orang buruk di internet. Ia yang tak tahan godaan lalu mencoba narkoba untuk menghilangkan kebosanannya.

Ke Junming menunjukkan bahwa banyak dari kasus sejenis sekaligus menderita depresi dalam waktu yang sama. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa

rangsangan dan ingatan negatif dapat menyebabkan depresi.

Otak Secara Bawaan Cenderung Fokus pada Hal-Hal Negatif

Mengapa otak bisa begini? Karena informasi positif tidak dapat menimbulkan ancaman bagi dirinya sendiri dan tidak mengharuskan otak untuk merespons dengan cepat, maka itu otak memberikan perhatian berlebih pada informasi negatif. Amigdala di dalam otak menilai lingkungan untuk menemukan potensi ancaman, jika ancaman memang muncul, amigdala dapat tetap aktif dan merespons rangsangan baru. Penelitian telah menemukan bahwa ketika seseorang setelah selesai melihat gambar negatif dan kemudian melihat ekspresi wajah yang netral, amigdala juga dapat aktif dalam pola yang sama, menghasilkan peningkatan emosi negatif harian dan penurunan emosi positif sehari-hari.

Jurnal ilmiah Nature menerbitkan sebuah studi baru pada Juli tahun ini, yang telah menguji efek gula atau kejutan listrik pada saraf otak dan sekresi zat pada tikus dengan suara nada berbeda. Kesimpulannya adalah: Keadaan default otak adalah menjadi bias terhadap rasa takut—neuron yang menghubungkan perasaan negatif dengan memori diaktifkan sampai neurotensin (suatu neuropeptida) dilepaskan, dan neuron yang terkait dengan perasaan positif baru dibuka. Neuron yang terkena pengaruh ini terletak di amigdala basolateral (BLA).

Para peneliti menunjukkan bahwa dengan begini membantu orang menghindari situasi yang berpotensi bahaya, selain itu menggemakan situasi orang-orang yang cenderung menganggap segala sesuatunya buruk. Zeng Qiaoan, seorang peneliti di Albert Einstein College of Medicine yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa ketika tikus diberi air gula, otaknya akan mengeluarkan neurotensin, yang mengonsolidasikan dan memperkuat siklus memori yang baik. Prinsip yang sama juga tercermin dalam pengasuhan manusia. Dia menunjukkan bahwa manusia juga perlu dihargai dan diakui, yang membantu membangun dan memperkuat siklus positif.

Karena otak juga merespons pesan-pesan positif, orang dapat dengan sengaja membina emosi positif dan aktif, meskipun bagi orang yang pasif, mereka bahkan mengalami depresi ringan atau sedang, juga dapat memperoleh manfaat darinya.

Baik emosi positif maupun negatif memiliki makna tertentu.

Emosi negatif dapat mengarah pada peningkatan konsentrasi dan kesadaran, dan respons fisiologis juga melakukan penyesuaian untuk merespons langsung ancaman atau masalah dengan lebih baik. sedangkan emosi positif dan aktif dapat membantu meningkatkan ketahanan diri. Ketahanan diri mengacu pada kemampuan individu dalam beradaptasi dengan keadaan yang selalu berubah. Bahkan dalam menghadapi tingkat emosi negatif yang sama, orang dengan ketahanan diri yang lebih baik lebih mampu bangkit kembali dari ke- sulitan dan stres, untuk melawan depresi, dan terus bertumbuh.

Sulit Menghilangkan Emosi Negatif? 3 Cara Mengatasi dan Membangun Emosi Positif

Zeng Qiaoan menyatakan bahwa emosi negatif beberapa orang betul-betul terlalu kuat, yang sebaliknya malah melukai diri mereka sendiri. Misalnya, emosi negatif yang paling umum adalah kebencian, banyak pasien kanker payudara terkait dengan emosi kebencian. Dia juga menyebutkan bahwa sekarang ini banyak sekali pesan negatif yang beredar di masyarakat, untuk meningkatkan click rate, sejumlah media terutama suka memberitakan berita buruk, karena dapat dengan cepat merangsang reaksi emosional negatif dan menarik pembaca, tetapi membawakan pengaruh buruk pada seluruh masyarakat.

Bagaimana caranya mengatasi emosi buruk yang dibawakan oleh informasi negatif dan membangun emosi positif dan aktif? Ada beberapa cara:

1.Hasilkan 3 pemikiran positif untuk setiap pesan negatif

Untuk pikiran negatif, ide negatif dan prasangka yang telah terbentuk, Anda dapat menghilangkan dan mengatasinya dengan lebih memikirkan hal-hal baik lainnya dan kelebihan dari pihak lain, maka, harus dipikir dan berapa kali dipikir? Penelitian telah menemukan bahwa orang perlu menghasilkan setidaknya 3 pikiran dan perasaan positif dan aktif untuk menawan setiap pikiran negatif.

Jika sepasang suami-istri ingin mempertahankan perasaan yang cukup baik, mereka bahkan perlu memberikan 5 pesan positif untuk menghapus satu kata negatif, baru dapat membantu mempertahankan pernikahan mereka. Oleh karena itu, ketika pasangan Anda berteriak kepada diri Anda “mengapa Kamu setiap kali selalu begitu”, itu juga berarti bahwa diri sendiri perlu menghabiskan 5 kali upaya untuk menghilangkan prasangka yang sudah terbentuk oleh pasangan Anda.

2. Merenung sembari berpikiran lurus dan meditasi

Meskipun kita dapat memilih untuk tidak membaca atau mendengarkan informasi negatif, tetapi ketika informasi tersebut meresap dalam hidup kita tanpa bisa dicegah, kita dapat menumbuhkan emosi positif dan kekuatan psikologis positif dengan meningkatkan “perlawanan” kita.

Ke Junming merekomendasikan berlatih merenung dengan pikiran lurus selama sekitar 20 menit setiap hari, dengan demikian dapat membuat perbedaan besar dalam hal kebahagiaan, kesehatan, sifat hubungan, dan ketahanan.

Zeng Qiaoan merekomendasikan meditasi. Dia menunjukkan bahwa meditasi dapat menghancurkan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh informasi negatif pada otak. Karena meditasi dapat meningkatkan gelombang Gamma, yang merupakan gelombang otak yang damai, dapat membawa ketahanan stres yang lebih baik, sehingga orang tidak akan mudah terbawa emosi ekstrem seperti lekas marah dan berputus asa.

Mereka yang biasanya memiliki kebiasaan bermeditasi, berbagi bahwa meditasi yang teratur dapat meningkatkan kemampuan untuk menjaga keseimbang- an emosi, tidak hanya tidak mudah terpengaruh oleh pesan negatif, tetapi juga bekerja lebih lancar.

Baik itu meditasi, dzikir, yoga, tai chi, latihan pernafasan, relaksasi otot progresif atau Qigong, semuanya telah terbukti memicu Respons Relaksasi (RR). Respons relaksasi adalah intervensi pikiran-tubuh yang melawan efek negatif yang disebabkan oleh stres.

3. Bersikap baik kepada orang lain dan pertahankan hati bersyukur

Zeng Qiaoan menunjukkan bahwa penelitian tersebut di atas berpendapat bahwa neurotensin dapat digunakan untuk mengembangkan obat guna menyelaraskan otak, dan mengambil inisiatif untuk bersikap baik kepada orang lain dan memuji orang lain memiliki efek sama seperti melepaskan neurotensin, yang juga akan mendapatkan tanggapan positif dan umpan balik dari pihak lain.

Ke Junming juga menyatakan bahwa banyak penelitian telah mengonfirmasi bahwa banyak membantu orang lain dapat membuat orang lebih bahagia dan lebih bermanfaat untuk kesehatan mental.

Cara mengungkapkan rasa syukur bisa dengan mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang lain atau dengan berterima kasih pada diri sendiri untuk “menciptakan” emosi positif.

Cara lain untuk membina emosi positif termasuk mempertahankan kebiasaan olahraga, mengenang kembali memori yang indah, dan menulis buku harian. Ketika orang menulis catatan harian, mereka dapat mengembangkan harapan dan impian masa depan serta membayangkan seperti apakah masa depan jika semua tujuan tercapai. Meskipun pikiran positif tersebut tidak rasional, namun tetap dapat membantu meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup.

Terakhir, jika Anda sedang dalam suasana hati yang negatif, Ke Junming menyarankan agar Anda mengambil empat langkah “jeda, bernapas, berpikir, dan memilih” untuk menyelaraskan diri.

Jeda, adalah menghentikan sementara hal yang sedang Anda lakukan, meninggalkan tempat kejadian, dan biarkan diri Anda tenang.

Bernapas, adalah menarik dan menghembuskan napas dalam-dalam berulang kali atau berlatih relaksasi otot.

Berpikir, adalah menenangkan diri untuk merenung, ditimang-timang bagaimana keadaan sebenarnya? Apakah pikiran diri sendiri mencerminkan kenyataan?

Memilih, adalah menentukan semacam cara merespons yang paling membantu diri sendiri, bukan hanya respons emosional. Tanyakan pada diri sendiri: Apakah tanggapan saya bermanfaat untuk situasi saat ini? Apakah ini akan membuat saya merasa lebih baik atau mengurangi stres? Dapatkah tanggapan saya membantu diri sendiri, atau membantu orang lain?

Ikuti 4 langkah ini untuk menghindari diri Anda terjerumus semakin dalam, selanjutnya masih bisa mencoba melakukan beberapa kegiatan yang mengurangi stres. (lin)

PKT Ingin Menasionalisasikan Infeksi dengan Membuka Pintu Gerbang Negara yang Membuat Kepanikan Dunia

0

oleh Liang Yuyan, Zhang Zhongyuan

Pada 7 Desember 2022, pemerintahan partai Komunis Tiongkok (PKT) tiba-tiba sepenuhnya melonggarkan pengendalian terhadap penyebaran epidemi, sehingga wabah menyebar bagaikan gelombang tsunami ke seluruh penjuru negeri. Dari konten yang tercantum dalam dokumen tingkat tinggi PKT terungkap, bahwa pelepasan pengendalian dan pembukaan pintu gerbang negara itu memang sengaja dilakukan, karena rezim sudah hampir runtuh gara-gara melaksanakan pengendalian ketat selama 3 tahun. Namun akibat tanpa persiapan, jadi banyak warga yang terinfeksi bahkan meninggal dunia. Selain itu, pihak berwenang yang berencana membuka pintu gerbang negara mulai 8 Januari 2023, membuat dunia panik sampai menjumpai lagi situasi ketika wabah menyebar dari Wuhan ke dunia pada akhir tahun 2019.

PKT yang mengeluh penyebaran berjalan lambat ingin “menasionalisasikan infeksi dan membiarkan kematian bagi yang harus mati”

Menurut berita yang diperoleh secara eksklusif oleh media Epoch Times, sebuah dokumen telah disampaikan oleh para pemimpin puncak PKT yang isinya mewajibkan semua daerah untuk “menasionalisasikan infeksi” sebelum penyelenggaraan Dua Sesi di tahun 2023 (yang biasanya diadakan pada bulan Maret), agar kasus infeksi secepatnya melampaui puncak kurva lalu menurun, dan tercapainya situasi kekebalan kelompok secara menyeluruh dalam 2 bulan untuk memastikan pemulihan produksi demi melindungi rezim PKT.

Untuk alasan ini, pemerintah daerah dan perusahaan telah memperkenalkan peraturan baru yang mewajibkan semua karyawan yang positif terinfeksi untuk masuk bekerja dan tidak mengambil cuti sakit kecuali ingin upahnya dipotong.

Song Wen (nama samaran) dari seorang karyawan perusahaan di Shanghai mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 27 Desember : “Shanghai sekarang penuh dengan warga positif terinfeksi. Namun demikian, tim inspeksi pusat masih saja mengeluhkan soal terlambatnya Shanghai membebaskan lockdown dan mengkritik pejabat setempat. Ada pejabat yang memberikan respon dengan mengatakan bahwa sudah banyak warga Shanghai yang terinfeksi dan meninggal dunia, malahan oleh tim tersebut dijawab, bahwa itu adalah keinginan atas, “yang terinfeksi biarkan mereka terinfeksi, yang mati biarkan mereka mati”. Beberapa waktu lalu, media juga pernah mengekspos ucapan tersebut.

Song Wen menuturkan, “Pimpinan di atas juga mengatakan bahwa semua pembatasan kegiatan masyarakat akan dibuka agar produksi bisa kembali berjalan pada bulan Maret 2023. Ini sudah menjadi keharusan. Sedangkan hasil yang dicapai selama 3 tahun menjalankan pencegahan penyebaran epidemi yang ekstrem, penutupan kota, kebijakan Nol Kasus dan lainnya hanya menghasilkan semakin banyaknya rakyat Tiongkok yang terinfeksi, itu setara dengan memberantas warga yang negatif terinfeksi”.

Yahoo News yang mengutip ucapan orang dalam PKT melaporkan bahwa belum lama ini, pemerintah Kota Wuxi, Jiangsu telah mendapat kritikan dari pemerintah Provinsi Jiangsu karena “terlalu lambat dalam mendorong nasionalisasi positif”. Jika seluruh warga sipil bisa “paling sedikit satu kali terinfeksi”, diharapkan ekonomi dapat kembali berputar.

Hu Ming (nama samaran) dari seorang dokter di Rumah Sakit Hongqiao, Shanghai mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 28 Desember : “Ini adalah pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir ia melihat begitu banyaknya pasien yang datang berobat, ramainya sudah seperti di pusat perbelanjaan. Sampai banyak nakes yang ikut terinfeksi, mereka yang sakit parah tidak bisa masuk kerja, sehingga jumlah nakes setiap hari berkurang. Sedangkan nakes yang masuk terpaksa bekerja seharian. Bekerja 12 jam sudah menjadi hal biasa. Keesokan harinya harus masuk lagi. Mereka hampir terus menerus bekerja di rumah sakit”.

Hu Ming menjelaskan, tentu saja ia sedih melihat begitu banyak pasien yang sedang menunggu, ia berusaha untuk tetap tabah, menolong mereka karena itu adalah kewajiban seorang dokter. 

PKT “menasionalisasikan positif” telah menyebabkan sejumlah besar pejabat tinggi dan warga sipil terinfeksi atau bahkan meninggal dunia. Hal ini secara tidak langsung membenarkan desas desus yang beredar di masyarakat bahwa PKT telah mengeluarkan kebijakan nasional baru, yakni memanfaatkan keuntungan dari karakteristik penyebaran yang sangat pesat dari mutasi virus baru untuk secepatnya menginfeksi seluruh masyarakat, dan secepatnya melewati puncak kurva infeksi lalu menurun, meskipun terpaksa membiarkan banyak warga yang kesehatannya tidak menunjang, serta para lansia meninggal dunia. Dengan demikian, pemerintah dapat menghemat dalam jumlah besar pembayaran pensiun bagi rakyat, biar warga yang berbadan sehat saja yang tetap hidup, karena produksi harus segera dimulai lagi pada bulan Maret mendatang untuk menyelamatkan rezim dari keruntuhan. 

Fenomena paru-paru putih bermunculan, otoritas dibombardir karena menyangkal rumor

Namun, di luar dugaan tindakan kejam PKT yang tidak peduli dengan hidup matinya rakyat kembali mendapat pukulan.

Baru-baru ini, sejumlah besar fenomena paru-paru putih telah muncul pada pasien yang sakit kritis di seluruh negeri, yang menyebabkan kematian pasien, termasuk pasien muda dan paruh baya yang semestinya masih produktif.

“Paru-paru putih” mengacu pada gejala infeksi paru-paru yang parah. Pada awal tahun 2020, “paru-paru putih” terdeteksi pada banyak pasien virus partai komunis Tiongkok (COVID-19) di Wuhan. Kini fenomena tersebut kembali menyebabkan kepanikan masyarakat.

Seorang dokter yang bertugas di suatu tempat di Tiongkok mengatakan kepada NTDTV : “Lebih dari sepertiga pasien berpenyakit parah, jumlahnya mencapai lebih dari 40 orang, dan ada lebih dari belasan sampai 20-an orang yang mengalami paru-paru putih total, dan itu tidak cuma dialami oleh warga lansia tetapi meliputi mereka yang berusia 20-an, 40-an, 60-an. Ia benar-benar dibuat panik, entah apa yang terjadi di rumah sakit”.

Menurut penuturan Ms. Fang yang diwawancarai reporter NTDTV di Shanghai bahwa ia telah mendengar bahwa dua orang teman, satu yang lahir pada tahun 1983 dan satu lahir pada tahun 1986, meninggal karena pendarahan batang otak. Dan ada banyak anak muda mengalami paru-paru putih yang tanpa demam”.

Menanggapi banyaknya berita mengenai fenomena paru-paru putih yang beredar di Internet, pihak berwenang terpaksa melakukan penyangkalan rumor tersebut.

Pada 27 Desember, Jiao Yahui, Direktur Biro Administrasi Medis dari Komisi Kesehatan dan Medis Tiongkok dalam konferensi pers mengatakan : “Kemunculan dari fenomena ‘paru-paru putih’ yang banyak diperbincangkan di Internet tidak memiliki hubungannya dengan vaksinasi dan varian asli yang muncul di Wuhan pada saat itu”.

Yang Xiaobing, Direktur Institut Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Kota Wuhan, mengatakan bahwa galur mutan Omicron yang sedang menyebar di Wuhan sejak Oktober 2022 adalah BA.5.2. Pihaknya tidak menemukan adanya galur lain yang menginfeksi pasien.

Pan Yang, seorang peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing, juga mengatakan bahwa Beijing belum menemukan adanya penyebaran varian non-Omicron seperti strain asli dan Delta.

Netizen youKran Liu mengatakan bahwa ada dua jenis rumor di dunia ini, yang pertama adalah rumor asli dan yang lainnya adalah rumor yang membantah rumor tersebut.

Netizen enlightened mengatakan bahwa “paru-paru putih” pasti terkait dengan awal galur asli. Ia secara pribadi berpikir bahwa itu memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan vaksin yang tidak aktif (Inactivated vaccine) buatan Tiongkok. Karena vaksin strain asli tidak dapat melawan virus mutan baru, namun bukan berarti keduanya tidak memiliki efek silang. Mungkin, racun baru itu memang rendah racun, seperti flu, tetapi mengaktifkan racun primer asli yang tidak aktif, sehingga memicu timbulnya paru-paru putih.

Song Wen, seorang pegawai negeri di Shanghai mengatakan kepada reporter Epoch Times : “Dua hari yang lalu, seorang lelaki tua dari keluarga temannya dilarikan ke rumah sakit karena deman dan tak sadarkan diri. Hasil X-ray menunjukkan bahwa sebagian besar paru-parunya memutih. Tak lama kemudian ia meninggal dunia. Penyebab kematian yang tercantum dalam surat keterangan kematian tidak diperbolehkan menggunakam COVID-19 sebagai alasan. Dokter mengatakan kepadanya bahwa menggunakan alasan itu dapat ditegur oleh Komisi Kesehatan dan Medis Tiongkok. Jadi harus mencari alasan lain”.

Song Wen mengatakan : “Begitu ia mengantre untuk kremasi. Petugas di sana mengatakan kepadanya bahwa kremasi baru bisa dilakukan setelah 10 Januari 2023. Untuk mempercepat kremasi, ia terpaksa membayar harga ekstra sebesar RMB. 38.000,- (setara USD. 5.456,-) untuk mendapatkan layanan 1 atap dari pengabuan sampai penguburan”.

PKT Membuka Pintu Gerbang Negara Menimbulkan Was-was Negara di dunia

Komisi Kesehatan dan Medis Nasional Tiongkok mengumumkan pada 26 Desember bahwa pemerintah akan menerapkan “Penanganan Tingkat B terhadap Penyakit tingkat B” terhadap kasus infeksi COVID-19. Mulai 8 Januari 2023, karantina penumpang yang masuk tidak lagi diperlukan, dan pengujian asam nukleat serta karantina terpusat ditiadakan. Pemerintah juga akan mengizinkan warga negara Tiongkok untuk bepergian ke luar negeri, selain secara bertahap melakukan normalisasi terhadap transportasi darat dan perairan, dan lain-lain. 

Yan Limeng, seorang ahli virus Hongkong yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif self-media “Fang Fei Time”, bahwa Tiongkok membuka pintu gerbang negara pada bulan Januari tahun ini akan meningkatkan risiko virus menyebar secara lokal (di berbagai negara).

Yan Limeng mengatakan : “Beberapa orang di komunitas intelijen dan militer AS terkait penyebaran virus yang pernah berkumunikasi dengan dirinya telah mencapai banyak konsensus. Mereka juga memiliki banyak informasi tambahan dan pengalaman yang menghasilkan penilaian bahwa epidemi yang sedang merajalela di Tiongkok itu menyebar dalam bentuk yang mencurigakan”.

Yan Limeng menjelaskan : “Menurut gambar nyata yang dikumpulkan dari banyak rekan-rekannya di daratan Tiongkok, dan beberapa informasi rahasia yang diperoleh dari Internet, semua orang menyadari bahwa PKT tidak hanya menyembunyikan kebenaran, tetapi semakin banyak bukti menunjukkan bahwa bukan cuma Omicron atau varian aslinya yang sedang menyebar di Tiongkok”.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengumumkan pada 28 Desember bahwa AS akan mewajibkan semua warga negara Tiongkok pendatang (termasuk Hongkong) yang berusia dua tahun ke atas untuk menunjukkan bukti tes negatif dalam waktu 48 jam. menaiki pesawat. Persyaratan ini juga berlaku bagi penumpang yang berangkat dari Tiongkok dan tiba di Amerika Serikat melalui negara ketiga.

Pemerintah Italia adalah yang pertama meningkatkan pengujian untuk turis pendatang dari Tiongkok. Pihak terkait mengatakan, bahwa mulai 26 Desember 2022, pemerintah Italia akan melakukan pengujian terhadap penumpang pesawat asal Tiongkok yang berkunjung. Hasil dari pemberlakuan kebijakan ini menunjukkan bahwa otoritas di bandara telah menemukan lebih dari 50% penumpang pesawat dari Tiongkok dinyatakan positif terinfeksi.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan pada 27 Desember bahwa mulai 30 Desember, semua penumpang pesawat yang masuk dari Tiongkok atau yang pernah ke Tiongkok dalam 7 hari terakhir wajib menjalani uji virus.

Kementerian Kesehatan India telah menyatakan pada 24 Desember bahwa penumpang pesawat dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, dan Thailand akan diminta untuk memberikan sertifikat tes asam nukleat negatif. Jika hasil tesnya positif, mereka akan dikarantina.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), men-tweet pada 30 Desember, bahwa akibat kurangnya transparasi informasi yang diberikan pemerintah Tiongkok, dirinya dapat memahami bahwa banyak negara telah melakukan pembatasan terhadap pelancong dari Tiongkok demi melindungi kesehatan rakyatnya.

Pada 25 Desember, portal Tiongkok NetEase menerbitkan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa banyak negara telah memberlakukan pemeriksaan asam nukleat terhadap pendatang dari Tiongkok. Setelah pembebasan lockdown justru seluruh dunia menaruh kewaspadaan tinggi terhadap Tiongkok. Artikel ini sekarang telah dihapus oleh pihak berwenang. (sin)

Jumlah Kasus Infeksi di Tiongkok Diperkirakan Bisa Melebihi 1,1 Miliar, Hanya Dalam 20 Hari Melampaui Jumlah Kasus Dunia Selama 3 Tahun

0

NTD

Epidemi di Tiongkok telah melanda seluruh negeri membuat seluruh rumah sakit yang ada penuh sesak dengan pasien, layanan medis runtuh, dan rumah duka kewalahan dalam menangani jenazah. Beberapa hari yang lalu, media daratan melaporkan bahwa serangan virus datang secepat badai, tingkat infeksi secara nasional dalam 20 hari telah mencapai lebih dari tingkat infeksi global dalam 3 tahun. Pakar Shanghai memperkirakan bahwa jumlah infeksi secara nasional akan melebihi 1,1 miliar kasus.

“Berbaris, ayo berbaris, semuanya sabar, sabar !”

Di penghujung tahun 2022, di sebuah rumah duka di Suzhou, Jiangsu, terlihat banyak warga sipil yang berebut untuk mendapatkan nomor antrian kremasi bagi anggota keluarga mereka yang meninggal, meskipun hari sudah larut malam. Sampai-sampai staf krematorium harus mengingatkan warga agar berbaris secara tertib.

Pada hari pertama Tahun Baru 2023, rumah duka Wuhan masih ramai dengan anggota banyak keluarga yang berkumpul untuk mengambil abu jenazah anggota keluarga mereka dan mengadakan upacara larung di sebuah bengawan.

Di daerah pedesaan Tiongkok utara, karena banyaknya orang yang meninggal, penduduk desa menggali lubang untuk penguburan massal.

Seorang pria Tianjin mengatakan : “Galian untuk makam ini besar cukup buat 10 jenazah”.

Ini cuma mikrokosmos dari tragedi tsunami epidemi di kota-kota besar dan kecil, hingga daerah pedesaan terpencil Tiongkok.

Pada akhir tahun 2022, beberapa orang reporter untuk “Caijing” atau “Majalah Keuangan” berkunjung ke daerah pedesaan di banyak provinsi untuk melakukan wawancara lapangan. Mereka menemukan bahwa daerah pedesaan kekurangan perawatan medis, dokter umumnya terinfeksi wabah, dan situasi orang berusia lanjut bahkan lebih memprihatinkan.

Seorang guru pendukung di Desa Xinlian, di Provinsi Guangdong bermarga Wang mengatakan bahwa sejak bulan Desember, hampir setiap hari ada kegiatan pemakaman di desa sekitar, dan banyak warga lansia yang tidak dapat melewati musim dingin tahun ini.

Banyak warga sipil di Chongqing, Hunan, dan tempat lainnya juga disibukkan dengan mengurus jenazah anggota keluarga mereka yang meninggal dunia.

Karena terlalu banyak kematian di pedesaan Provinsi Sichuan, lebih dari belasan keluarga petani mengadakan pemakaman jenazah pada hari yang sama.

Seorang wanita pedesaan di Chongqing mengatakan : “Banyak kematian di sini. Di depan sana ada 7 atau 8 keluarga yang sedang berduka cita, di sini juga ada. Mengerikan. (jenazah) ada di mana-mana”.

Li Chengpeng, seorang penulis terkenal Tiongkok dan komentator mengatakan dalam sebuah surat perpisahan kepada tahun 2022, bahwa dalam tiga tahun terakhir, orang-orang tua ini setiap hari melakukan asam nukleat, dengan patuh mereka lakukan sampai sekarang menemui ajal dan langsung menjalani perabuan. Mereka sakit tetapi tidak bisa masuk rumah sakit. Sudah meninggal pun tidak bisa masuk rumah duka (untuk menerima upacara perpisahan jenazah). Bagi yang beruntung, kremasi masih bisa dilakukan tersendiri, tetapi bagi mereka yang kurang beruntung, hanya bisa menerima pembakaran secara bersama. (jenazah) mereka digeletakkan seperti barang saja di atas lantai, lorong-lorong, trotoar dan lemari pendingin.

Lai Jianping, Magister Hukum Internasional dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok menuturkan : “Situasi epidemi di Tiongkok sangat serius. rumah-rumah pengabuan jenazah bekerja dengan penuh kapasitas sampai kewalahan. (PKT) secara artifisial ingin lebih banyak rakyatnya terinfeksi untuk mencapai efek yang disebut kekebalan kelompok. Itu adalah tindakan biadab. Karena setelah merebaknya wabah, sumber daya medis, berbagai peralatan, fasilitas, perbekalan medis, dan personel tidak mampu mengimbanginya, sehingga pasti akan menyebabkan jumlah kematian yang sangat besar”.

Virus partai komunis Tiongkok (COVID-19) yang mulai merebak di Wuhan pada akhir tahun 2019 segera menyebar ke dunia gara-gara PKT terus menyembunyikan fakta. Dalam tiga tahun terakhir, PKT telah menerapkan langkah-langkah pemberantasan epidemi yang ekstrem dengan menerapkan kebijakan Nol Kasus yang akhirnya gagal meraih hasil. Pihak berwenang kemudian secara tiba-tiba membebaskan pemberantasan virus tanpa memberi peringatan pada akhir tahun 2022. Perubahan yang drastis ini tidak ditunjang dengan persiapan yang baik sehingga terjadilah fenomena seperti membuka kotak Pandora, menyebabkan epidemi melanda luas ke seluruh negeri.

Lai Jianping mengatakan : “Perubahan drastis ini setara dengan wabah epidemi yang telah terakumulasi selama beberapa tahun meledak sekaligus. Membuat seluruh sistem pembendungannya lumpuh. Seluruh sumber daya medis tidak dapat memenuhi kebutuhan rakyat untuk mencegah penularan. Jadi itu menjadi penyebab banyak warga sipil tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan perawatan medis dan menemui dokter, sehingga tingkat kematiannya akan jauh melampaui negara-negara Barat”.

Sejak dilonggarkannya kebijakan pencegahan epidemi, rumah sakit di seluruh Tiongkok langsung dipadati warga yang ingin berobat, bahkan para nakes yang positif terinfeksi pun harus masuk kerja untuk menangani pasien. Rumah duka dan krematorium di seluruh negeri kewalahan. Sampai-sampai kontainer pendingin untuk bahan makanan pun digunakan untuk menyimpan jenazah.

Pada 29 Desember tahun lalu, Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengatakan bahwa jumlah kasus infeksi di Beijing mungkin sudah melebihi 80% total warganya, atau bahkan lebih tinggi.

Dalam kolom “Berita utama hari ini” pada 30 Desember ada laporan yang menyebutkan bahwa tingkat infeksi di Beijing hampir mencapai 100%. Penyebaran virus yang cepat seperti badai, melebihi perkiraan semua ahli. Dalam 20 hari, sudah ada 600 juta orang yang terinfeksi, melebihi tingkat infeksi global dalam 3 tahun.

Huang Jinqiu, seorang yang cukup senior di media daratan Tiongkok memberitakan : “Di pedesaan wilayah Tiongkok utara, berjajar jenazah yang sedang menanti giliran kremasi. Pada saat yang sama, banyak sumber daya medis yang habis terpakai. Ini benar-benar situasi yang menakutkan. Menurut kecepatan dari penyebaran virus saat ini, untuk menginfeksi 1 miliar penduduk Tiongkok bukan hal yang tidak mungkin. Jika infeksi yang dinasionalisasikan itu adalah varian virus Omicron, mungkin tidak terlalu bermasalah karena ia tidak menyerang paru-paru. Tetapi virus yang menyebar saat ini menyerang paru-paru, menyebabkan banyak orang mengalami fenomena paru-paru putih, dan banyak orang yang nyawanya tak tertolong”.

Zhang Wenhong, Direktur Pusat Penyakit Menular Nasional Tiongkok mengatakan bahwa selama Tahun Baru Imlek, tingkat infeksi nasional dapat mencapai 80%. Ini berarti lebih dari 1,1 miliar penduduk Tiongkok akan terinfeksi.

Bagaimana cara menyelamatkan diri dari pandemi ini ? Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong pada bulan Maret 2020 telah memberikan petunjuk melalui artikelnya yang berjudul “Rasional”, yaitu “menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat”. “Manusia seharusnya dengan tulus bertobat kepada Dewa, ‘diri saya ada kesalahan di mana, mohon diberikan kesempatan untuk berubah’, ini barulah caranya, ini barulah obat mujarab”. (sin)

Sepak Terjang Beijing dalam Merebut Sistem Hak Kepemilikan Data

0

DR Xie Tian

Dewan Negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 19 Desember lalu mengumumkan “Sistem Pondasi Pembentukan Data dan Pendapat Pemanfaatan Elemen Data Dengan Lebih Baik”, dikemukakan tindakan apa yang disebut “20 aturan kebijakan”, termasuk “membangun sistem hak milik data, membangun sistem aliran dan transaksi elemen data, membangun sistem pembagian keuntungan elemen data yang adil, membangun sistem penanganan elemen data yang aman terkendali dan fleksibel serta toleran”.

Menurut penjelasan dalam dokumen Partai Komunis Tiongkok (PKT) ini, pembangunan sistem pondasi data “menyangkut perkembangan dan keamanan secara keseluruhan”.

Tujuan pemerintah mengeluarkan 20 aturan tersebut adalah, untuk mengembangkan “skala data yang besar” dan “keunggulan aplikasinya yang kaya”, “mengaktifkan potensi elemen data, memperkuat dan memperbesar ekonomi data, meningkatkan daya dorong pertumbuhan ekonomi yang baru dan membangun keunggulan daya saing negara”. Dengan kata lain, PKT telah mendefinisikan ekonomi data sebagai terobosan baru bagi perkembangan ekonomi Tiongkok, yang dapat memberikan keunggulan daya saing internasional yang baru bagi Beijing.

Seperti diketahui, perkembangan dan aplikasi Big Data, faktor paling krusial saat ini adalah keseimbangan dan pertimbangan terkait keamanan data, privasi, dan rahasia bisnis.

Pendapat PKT ini adalah hendak “melindungi keamanan data nasional, melindungi informasi pribadi, dan rahasia bisnis sebagai prasyarat”, ketiga prasyarat ini pada dasarnya saling bertolak belakang.

Salah satu karakter busuk rezim RRT adalah, selalu melanggar HAM, melanggar privasi warga Tiongkok juga kepentingan individu warga Tiongkok, serta melanggar kepentingan bisnis dan ekonomi perusahaan swasta, yang dimaksud PKT dengan melayani “pemerintah dan negara”, sebenarnya adalah layanan bagi kalangan elite PKT. 

Dengan kata lain, prasyarat dari dibangunnya sistem pondasi data oleh PKT, adalah saling kontradiksi, saling konflik, serta tidak dapat diselaraskan, sistem atau aturan seperti apapun yang dibangun di atas “pondasi” yang seperti pasir bergerak ini, ditakdirkan akan selalu tidak adil, tidak masuk akal, dan tidak bisa memenuhi hak dan kepentingan warga.

Kantor berita RRT yakni Xinhua News mempublikasikan tanya jawab dengan Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional, di antaranya disebutkan akan mendorong “empat tindakan”, termasuk “memperkuat kepemimpinan partai terhadap pekerjaan pembangunan sistem pondasi data; memperbesar dukungan kebijakan, memperkuat perusahaan elemen data; aktif memotivasi uji coba dan penelusuran, mendukung industri dan perusahaan di kawasan Provinsi Zhejiang dan sekitarnya yang memiliki kelebihan untuk memulai uji coba lebih dulu; secara bertahap mendorong pembangunan sistem, merampungkan kebijakan dan standar mata rantai krusial terkait batasan hak milik data, arus aliran dan transaksi data”.

Jika kepentingan partai politik ditempatkan di posisi teratas, partai sesat PKT “memimpin secara menyeluruh” terhadap sistem pondasi data di Tiongkok, maka seluruh kelompok yang berkepentingan di luar kalangan elite PKT mulai dari kelompok kepentingan, organisasi non-pemerintah, warga individu Tiongkok, dan perusahaan swasta, sepenuhnya tidak mungkin ada hak untuk ikut serta dalam menetapkan aturan main, juga tidak akan ada jaminan hak dan kepentingan dari aturan tersebut. 

Oleh sebab itu pula, sistem dasar seperti itu ditakdirkan akan menjadi alat bagi kelompok berkepentingan PKT untuk menindas, mengeksploitasi, dan memeras hak dan kepentingan warga Tiongkok.

Penguasa PKT terus menekankan konsep “kedaulatan data negara”, memperkuat kendali terhadap rakyat, perusahaan swasta, dan masyarakat dengan data, serta memperkuat persaingan dan perlawanannya terhadap negara-negara demokrasi.

Kepemilikan Big Data terutama data yang menyangkut konsumen, warga biasa, menyangkut kebutuhan pokok masyarakat, kebiasaan konsumsi, kemampuan ekonomi, kecenderungan berbelanja dan lain-lain, terutama data konsumsi yang telah menghubungkan “pasar dan keranjang” (market and basket), di negara manapun di dunia masih merupakan suatu hal baru yang belum mempunyai batasan hak kepemilikannya, legislator di semua negara masih menelaah bagaimana cara menetapkan batasan  hak kepemilikan atas kekayaan intelektual ini. Dalam kondisi belum adanya batasan yang jelas secara hukum, maka lembaga, organisasi, atau perusahaan yang telah mengumpulkan semua Big Data ini, setidaknya untuk saat ini, adalah pemilik yang sah atas data tersebut, juga merupakan pihak yang berhak memperjual-belikan atau mengalihkannya.

Di negara yang normal, jika lembaga pemerintah mengumpulkan data tersebut, karena pemerintah didukung para wajib pajak, maka data pemerintah tersebut harus dipublikasikan, dan harus dibuka secara cuma-cuma bagi seluruh warganya. Setiap warga, bahkan warga asing dan setiap orang yang bisa mengumpulkan data lewat internet di seluruh dunia, bisa mendapatkan dan menggunakan data-data tersebut secara bebas dan tanpa dikekang. Ketika penguasa PKT menekankan konsepsi “kedaulatan data negara”, sebenarnya adalah cara merampas ala “revolusi proletar” dalam bentuk lain, adalah semacam “mengganyang tuan tanah dan membagi-bagikan tanah”, adalah semacam “modifikasi sosialisme terhadap kapitalisme industri dan perdagangan”, adalah sekali lagi mengambil alih hak kepemilikan data yang seharusnya milik seluruh warga, menjadi milik partai komunis sepenuhnya, menjadi milik kaum elite partai komunis sepenuhnya, bisa dimanfaatkan para elite itu sebagai alat menumpuk harta dan kekayaan, yang dipergunakan untuk menindas rakyat.

Data atau Big Data, memang adalah semacam elemen produksi model baru, ia memiliki karakter tidak berwujud dan tidak habis dikonsumsi, hampir bisa diduplikasi dengan modal nol. Oleh sebab itu pula, masalah kepemilikan data, tidak bisa dibatasi dengan kriteria pada kepemilikan, aliran, pembagian, dan penanganan yang konvensional. Tapi kepemilikan yang tidak jelas, bukan berarti PKT bisa menggunakan birokrasi dan kekerasan untuk merampasnya lebih dulu menjadi miliknya secara sepihak. Dewan Negara dan Pusat PKT memposisikan, Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional memimpin, menciptakan “20 aturan” ini bahkan membentuk tim ilmuwan lintas disipliner untuk meneliti dan mengembangkannya, pada hakikinya ini adalah perampasan kepentingan rakyat Tiongkok atas kepentingan Big Data ini, menggunakan teknologi tinggi untuk memenuhi pundi-pundi uang PKT.

Di tengah masyarakat Tiongkok sekarang ini, yang menguasai pengumpulan, penyimpanan, organisir, analisa dan aplikasi Big Data, tentu saja adalah perusahaan di industri internet yang sedang berkembang, mereka telah menguasai data para konsumen, data pembelian dan pasar, data keuangan pribadi konsumen, kredit, history belanja, history pinjaman dan lain sebagainya, inilah yang membuat PKT amat tertarik, merupakan aset yang harus dirampas oleh PKT. Maka dikeluarkanlah peraturan ini, tujuan untuk mengikatkan belenggu pada perusahaan internet dengan Big Data. Hari-hari indah bagi para pengusaha internet dan juga bisnis online tidak akan lama lagi. PKT bahkan menyatakan akan membentuk “platform registrasi elemen data terpadu nasional”, “mendorong penempatan platform inovasi elemen data”, mendorong proyek tiga dimensi “timur berhitung barat mengkalkulasi”, yang semakin menggunakan cara-cara paksa pemerintah, untuk merampas aset data milik perusahaan swasta yang sedang berkembang.

Mengapa sekarang penguasa PKT hendak dengan cepat membangun sistem kepemilikan data? Karena ekonomi RRT tengah di ambang kehancuran, pemerintah PKT membutuhkan suatu terobosan baru, membutuhkan titik pertumbuhan ekonomi yang baru. Di saat yang krusial seperti ini, perusahaan teknologi finansial internet yang memiliki kekayaan data, adalah daging empuk yang menjadi sasaran mereka. Ketika semua negara masih membahas kepemilikan kekayaan intelektual atas Big Data, batasan ruang lingkup kekuasaannya, perlindungan intelektual dan hak individu, PKT sudah tdiak sabar lagi, langsung melompat keluar dan merebut alat produktivitas dan pondasi kekayaan yang baru ini!

Penyalahgunaan data oleh pemerintah PKT, menjadikan Big Data sebagai alat bagi lembaga berwenang untuk mengendalikan gerak gerik seseorang, telah terpapar jelas selama pandemi dan proses pengendalian pandemi kali ini. Kode Kesehatan PKT diterapkan di seluruh Tiongkok, dan Kode Kesehatan telah menjadi suatu kebiasaan baru di era pasca pandemi, menjadi alat yang ampuh bagi PKT untuk mengendalikan warganya. Menurut perkiraan akademisi Tiongkok, diperkirakan hingga 2025, jumlah data yang dihasilkan di RRT akan mencapai 48,6 Zettabyte, sekitar 27,8% dari total data di seluruh dunia.

Zettabyte adalah unit kapasitas penyimpanan pada komputer, 1 Zettabyte setara dengan 1 trilyun GB. Bagi kebanyakan rakyat Tiongkok, bagi pemilik usaha dan perusahaan mereka, bagi praktisi teknologi canggih, peraturan baru PKT ini berarti pemerintah turun tangan lebih dulu, sekaligus merampas terlebih dahulu semua madu yang ada, dan memetik semua buah di pohon, di masa mendatang rakyat hanya bisa melihat para elite PKT dan kelompok berkepentingannya kaya raya dengan ekonomi data dan aset data yang mereka miliki, sementara rakyat Tiongkok, warga biasa, dengan sedih hanya bisa melihat mereka hanyalah sebuah bidak di dalam ekonomi data dan dunia data yang terbentuk dari kamera CCTV, Kode Kesehatan, pemindai, alat pembayaran digital, mata uang digital, sistem komputer dan server di baliknya.

Sistem kepemilikan data PKT ini, apakah tidak akan membuat Anda bergidik? (sud)

Pele-Maradona-Messi: Tiga Generasi Raja Bola, Tiga Bagian Legenda

Xia Qiao

Seiring dengan diboyongnya tropi Piala Dunia oleh Argentina, pembahasan mengenai status sejarah Messi dalam persepakbolaan kembali menjadi topik yang hangat. Media massa sepak bola 90min belum lama ini membuat peringkat 50 orang bintang sepanjang sejarah sepak bola dunia, dimana Messi mengalahkan Maradona dan Pele menempati posisi pertama. Apakah Messi pantas menyandang gelar orang pertama dalam sejarah sepak bola dunia?

Messi: Sepenuhnya Layak Disebut Raja Bola Masa Kini

Beberapa teknik sepak bola Messi, termasuk mencetak gol, menggiring bola, mengecoh musuh, mengoper bola, adalah standar yang paling top dalam sejarah sepak bola. Selama ini bersama dengan Cristiano Ronaldo dianggap sebagai dua pemain bola paling hebat era ini. Gelar dan catatan Messi antara lain tujuh kali penghargaan Ballon d’Or, empat kali juara Champion League UEFA, sepuluh kali juara La Liga Spanyol, 792 kali mencetak gol, 348 kali assist, 50 gol dalam satu musim La Liga Spanyol, 91 gol sepanjang tahun…

Seiring dengan berhasil direbutnya gelar juara Piala Dunia, perebutan raja bola antara Messi dengan Cristiano Ronaldo pun bisa dikatakan berakhir dengan kemenangan Messi. Lalu, jika membandingkan Messi dengan Pele dan Maradona, dua orang raja bola yang telah diakui, bagaimana status sejarah Messi akan diposisikan? Mari kita buat perbandingannya dari tiga aspek yakni Piala Dunia, pertandingan klub, serta data dan gelar yang diraih.

Piala Dunia 1986: Keahlian Seorang Diri Yang Sulit Ditiru

Bicara soal Piala Dunia 1986, reaksi pertama banyak orang adalah “Goal of the Century” dan “Hand of God” Maradona saat berhadapan melawan timnas Inggris. Namun, walaupun dikesampingkan duel klasik antara Argentina melawan Inggris ini, kinerja Maradona juga bisa disebut sebagai penampilan one man show yang terbaik dalam sejarah Piala Dunia.

Dalam pertandingan perdana di grup berhadapan dengan Korea Selatan, Maradona sukses cetak hat trick assist; pada putaran berikutnya berhadapan dengan tim juara bertahan Italia, dia berhasil mencetak gol penyeimbang; putaran terakhir berhadapan dengan Bulgaria, dia berhasil melakukan assist; pada babak 1/8 final menghadapi Uruguay, Maradona beberapa kali menciptakan peluang emas mencetak gol bagi rekan-rekannya (termasuk mencetak gol dari jarak setengah meter dalam keadaan gawang kosong), sayangnya semuanya disia-siakan.

Dalam babak semifinal saat berhadapan dengan Belgia, Maradona memancing terlebih dahulu dengan tendangan punggung kaki, kemudian berhasil mencetak gol setelah melalui sepanjang baris pertahanan lawan;  pada tahap akhir pertandingan,  ia sempat menggiring bola jarak jauh lalu memberikan peluang bagi rekannya Valdano untuk mencetak gol, tapi sayangnya umpan tersebut disia-siakan Valdano dengan bola melambung ke podium penonton. Dalam pertandingan final melawan Jerman Barat, Maradona telah menarik perhatian garis pertahanan Jerman Barat, dan pada momen terakhir melakukan assist pamungkas, memberi umpan bagi rekannya Burruchaga mencetak gol.

Sepanjang pertandingan tersebut Maradona mencetak 5 gol dan melakukan 5 kali assist, sepertinya hanya sedikit di bawah Messi dalam Piala Dunia kali ini yang berhasil mencetak 7 gol dengan 4 kali assist. Tapi yang patut disebutkan adalah, semua gol yang berhasil dicetak Maradona tidak ada satu pun gol penalti. Dan seandainya rekan timnya tidak mensia-siakan peluang yang diberikannya, maka jumlah assist yang berhasil dilakukan oleh Maradona lebih dari 5 kali. Sedangkan gol yang dicetak Messi 4 di antaranya adalah gol penalti.

Selain itu, sepanjang pertandingan Maradona berhadapan dengan Italia, Uruguay, Inggris, Belgia, dan Jerman Barat, jika dibandingkan dengan lawan-lawan Messi pada piala dunia kali ini, jelas tingkat kesulitan Maradona untuk meraih juara jauh lebih sulit.

Sedangkan Pele, prestasinya pada ajang Piala Dunia tidak perlu disebutkan lagi. Walaupun pada saat Brazil merebut juara tahun 1962 Pele tidak memberikan kontribusi, tapi sebagai pusat dari timnya, prestasinya merebut tropi Piala Dunia pada tahun 1958 dan tahun 1970 sudah sangat cemerlang. Khususnya di tahun 1958, Pele yang baru berusia 17 tahun itu berhasil mencetak 6 gol dalam 4 pertandingan, 5 gol di antaranya dicetak pada babak semifinal dan babak final, bisa dibilang prestasi yang sangat fantastis.

Secara keseluruhan, penampilan Messi pada Piala Dunia kali ini, dibandingkan dengan Maradona pada tahun 1986 dan Pele pada tahun 1958, masih agak kurang.

Juara Liga Champion UEFA, Piala Brasil, dan “Mukjizat Napoli”

Prestasi klub yang dihuni Messi sangat cemerlang, termasuk 10 kali juara La Liga Spanyol dan 4 kali juara Champion UEFA, di antaranya dengan Messi sebagai pemain inti tim itu pernah meraih 3 kali juara Liga Champion.

Di atas kertas, prestasi Maradona tidak pantas diungkit: 2 kali juara Seri A Italia, 1 kali juara Piala Italia, dan 1 kali juara EUFA. Akan tetapi, jika mempertimbangkan Maradona meraih kehormatan tersebut bersama klub Napoli, maka perlu dinilai kembali bobot dari juara yang berhasil diraih ini.

Tahun 1984, Maradona yang berseteru dengan tim Barcelona kemudian hengkang dan bergabung dengan klub Napoli di Serie A Italia. Pada dua musim pertandingan sebelumnya, Napoli dengan unggul tipis 2 poin dan 1 poin, dengan susah payah berhasil mempertahankan posisi liga.

Tiga tahun setelah Maradona bergabung, dalam musim pertandingan 1986~1987, tim Napoli berhasil meraih juara pertama sepanjang sejarah klub tersebut. Waktu itu Napoli hanya memiliki satu orang pemain asing yakni Maradona, dan hanya memiliki dua orang pemain timnas Italia.

Satu kali juara mungkin bisa dibilang hanya kebetulan, pada tahun 1990, untuk kedua kalinya Napoli kembali menjadi juara dalam Liga Serie A Italia. Walaupun waktu itu Maradona telah didampingi oleh dua orang lagi yakni Alemao dan Careca, tapi kemampuan Napoli secara keseluruhan tidak sebanding dengan dua musuh utama pada masa itu yakni AC Milan dan Inter Milan. Tim AC Milan mempunyai “Three Musketeers Belanda” (yakni Marco van Basten, Ruud Gullit dan Frank Rijkaard) serta dua orang bintang lainnya yakni Maldini dan Baresi, sementara di Inter Milan diperkuat “Troika dari Jerman” (yakni Klinsmann, Matthäus, dan Brehme) serta dua orang bintang yakni Bergomi dan Zenga.

Selain itu, tahun 1989, di bawah kepemimpinan Maradona Napoli berturut-turut berhasil mengalahkan klub Juventus, Bayern Munich, dan Stuttgart, meraih juara Liga Champion UEFA. Pada masa itu, yang ikut serta dalam pertandingan Liga Champion adalah klub peringkat 2~4, kekuatan persaingannya tidak kalah dengan Liga Champion sekarang.

Sementara Pele, seumur hidupnya tidak pernah bermain dalam pertandingan Eropa, tapi standar pada Liga Amerika Selatan pada waktu itu bisa dibilang melebihi level UEFA. Tim Santos yang dikapteni oleh Pele tidak hanya berhasil mendominasi Liga Brazil, juga pernah dua kali meraih juara Copa Libertadores. Dan dalam dua kali pertandingan Piala Intercontinental melawan juara UEFA, tim Santos pun berhasil menjadi juara setelah masing-masing mengalahkan tim Benfica dan AC Milan. Sayangnya tahun 1965, klub Brazil dilarang mengikuti Copa Libertadores, Pele pun kehilangan banyak peluang mengejar ketenaran.

Bisa dibilang, juara Liga Champion yang diraih Messi adalah kehormatan yang tidak pernah diraih baik oleh Pele maupun Maradona, tapi prestasi Pele dan Maradona di klubnya masing-masing tidak kalah dari Messi.

Perbandingan Data dan Kehormatan

Messi meraih 7 tropi Ballon d’Or (atau Bola Emas, penghargaan sepakbola Prancis, red.), tapi pada era Pele dan Maradona, hanya pemain Eropa yang masuk kualifikasi untuk dinilai, dengan kata lain, Maradona dan Pele sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk dinilai. Di sisi lain, seberapa banyak pun tropi Ballon d’Or diraih oleh seorang pemain bola, hanya bisa menjelaskan pemain bola tersebut lebih unggul dibandingkan dengan sesama pemain bola dari era yang sama, bukan berarti dia lebih unggul dibandingkan pemain bola dari era-era sebelum atau sesudahnya.

Sedangkan data, beda era beda pula latar belakangnya, jika keluar dari lingkungan setiap era yang berbeda, dan hanya membandingkan data secara murni, maka akan kehilangan maknanya.

Di era Maradona, Serie A Italia sangat mengutamakan pertahanan. Tahun 1988 Maradona meraih gelar pencetak gol terbaik hanya dengan bermodalkan 15 gol, dan pada masa itu AC Milan yang tampil sebagai juara Serie A Italia dalam 30 kali pertandingan hanya mengumpulkan total sebanyak 43 gol.

Setelah itu, di satu sisi seiring perkembangan taktik sepak bola, pola serangan terus dimodifikasi sehingga semakin memudahkan pemain bola untuk mencetak gol; di sisi lain, berkembang pesatnya pemain bayaran semakin memperlebar kesenjangan antar klub sepakbola. Pada musim pertandingan 2011~2012, dalam pertandingan liga Messi memecahkan rekor mencetak 50 gol, juara La Liga Spanyol yakni klub Real Madrid sepanjang musim pertandingan berhasil mencetak 121 gol, sedangkan juara kedua yakni klub Barcelona berhasil mencetak 114 gol, dan juara ketiga yakni klub Valencia hanya mencetak 59 gol.

Kedua, peraturan pertandingan sepak bola juga terus berubah dan disempurnakan, semua berkembang mengarah pada keuntungan. Pada dua kali pertandingan Piala Dunia tahun 1962 dan 1966 Pele ditendang dengan sengaja dan cedera, sehingga terpaksa mundur dari pertandingan. Sejak saat itu barulah muncul peraturan baru kartu merah dan kartu kuning, dan sistem pergantian pemain.

Dalam 4 kali ajang pertandingan Piala Dunia Maradona telah dicurangi sebanyak 152 kali, jauh lebih banyak daripada Messi di posisi kedua yang mengalami 65 kali kecurangan. Perlu diketahui, pada era tahun 80an, skala hukuman bagi pelanggaran atau kecurangan pada pertandingan jauh lebih longgar daripada sekarang. Dalam Piala Dunia 1982, Gentile dari timnas Italia berulang kali menjegal Maradona, usai pertandingan hal itu bahkan dianggap sebagai pertahanan yang sukses. Jika hal itu terjadi di saat sekarang ini, Gentile sudah sejak awal pertandingan dikeluarkan dari lapangan.

Selain itu, sebelum tahun 1994, penjaga gawang masih boleh menerima bola operan balik dari rekan timnya dengan tangan; sebelum tahun 1990, pemain penyerang berada sejajar dengan pemain bertahan kedua dari belakang, sudah dianggap offside. Perubahan semua peraturan tersebut, semakin menguntungkan dalam penyerangan.

Kesimpulan

Messi memang layak mendapat gelar pemain terhebat era ini, tapi membandingkan pemain bola beda era hanya dengan perbandingan data yang sederhana, jelas terlalu sepihak. Faktanya sulit menemukan sebuah peraturan yang baku, untuk menilai kemampuan dan prestasi pemain bola lintas era.

Pele telah menciptakan pondasi bagi perkembangan sepak bola pada periode sepak bola yang brutal; Maradona telah memperlihatkan kehebatan individualisme secara maksimal dalam olahraga sepak bola ini; sedangkan Messi berhasil meraih kehormatan individu dan gelar juara terbanyak. Bisa dikatakan, mereka adalah raja pada eranya masing-masing, mereka memang layak menyandang gelar raja bola. (sud)

Membahas KUHAP Baru yang Larang Promosikan Marxisme-Leninisme

0

Wang He

Pada 6 Desember 2022, DPR RI meloloskan amandemen Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Salah satunya yang paling disoroti adalah barang siapa yang mempromosikan atau mempropagandakan komunisme dan Marxisme-Leninisme dapat dijatuhi hukuman 4-15 tahun penjara. Menurut pasal 188 UU tersebut, barang siapa yang menyebarkan atau meneruskan komunisme dan Marxisme-Leninisme, akan dijatuhi hukuman penjara maksimal 4 tahun; jika tindakan di atas mengakibatkan kekacauan masyarakat atau kerugian harta benda, maksimal dihukum 7 tahun penjara; jika menyebabkan cedera atau kematian, maka maksimal akan dihukum 12-15 tahun penjara.

Tak dapat dihindari, ada yang bertanya-tanya bahwa Indonesia di dalam sejarahnya tidak pernah mengalami masa pemerintahan rezim komunis, mengapa UU pidana baru itu tetap menghukum berat paham komunis dan Marxisme-Leninisme?

Hal ini dikarenakan dua faktor. Pertama, kitab UU pidana KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) saat ini, pada dasarnya adalah buatan Belanda yang diterapkan di Indonesia pada 1918. Sejak memerdekakan diri dari Belanda pada 1945, Indonesia terus berupaya merevisi KUHP tersebut. “Selama bertahun-tahun hanya ada perubahan kecil, hanya itu saja.” Ini adalah pertama kalinya dilakukan amandemen menyeluruh, dengan sendirinya merangkumkan pengalaman dan pelajaran selama ratusan tahun.

Kedua, melawan komunis adalah pelajaran yang membekas paling dalam dan paling menyakitkan bagi Indonesia setelah kemerdekaannya. Pada 1951, Aidit yang memiliki hubungan dekat dengan sang Proklamator Soekarno mereorganisir Partai Komunis Indonesia (PKI), hingga menjadi partai politik terbesar di Indonesia pada 1960, dan pada 1965 anggota PKI telah mencapai lebih dari 3 juta orang, menjadikannya sebagai partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan Partai Komunis Uni Soviet, sepertinya merebut kekuasaan negara RI hanya tinggal masalah waktu saja. Pada 30 September 1965, Letkol. Untung, Komandan Batalyon I Pengawal Presiden Tjakrabirawa menggerakkan kudeta militer, menculik dan mengeksekusi enam jenderal AD, tetapi berhasil digagalkan oleh kelompok TNI yang dipimpin oleh Soeharto. Lalu Soeharto pun membubarkan PKI, dan akhirnya menggulingkan pemerintahan Soekarno. Selama periode itu, sekitar 500.000 orang terbunuh, ribuan orang di antaranya adalah etnis Tionghoa (akibat dukungan PKT terhadap revolusi yang dilakukan oleh PKI, sehingga etnis Tionghoa turut menjadi tumbal terutama yang mendukung gerakan komunis di Kalimantan Barat). Peristiwa inilah yang kemudian disebut “Gerakan 30 September”. Ini adalah masa paling berbahaya bagi Indonesia, juga merupakan luka nasional yang sangat menyakitkan. Sejak saat itu, Indonesia membuat undang-undang, bahwa penyebaran paham komunis, Marxisme, dan Leninisme adalah kejahatan, dan merupakan ancaman bagi keamanan nasional Indonesia. UU pidana Indonesia yang baru, hanya semakin mengukuhkan hal ini.

“Gerakan 30 September” membuat Indonesia menjadi negara yang tadinya bersahabat dengan PKT dan Uni Soviet berubah menjadi lebih dekat dengan AS dan negara Barat, itu hanya efek tambahannya, yang paling penting adalah, dimusnahkannya PKI telah mengubah nasib Indonesia. Hal ini dapat terlihat jelas dalam perbandingan Indonesia dengan Filipina dan India.

Pada 16 Desember, sepuluh hari setelah Indonesia mengesahkan UU pidana baru tersebut, pemimpin partai komunis Filipina (Jose Maria Sison) yang diasingkan meninggal dunia di sebuah rumah sakit Belanda. Pada 18 Desember, Komite Sentral Komunis Filipina membuat pernyataan, dan mengumumkan hari berkabung selama 10 hari, “Selama masa berkabung itu, demi melindungi rakyat Tentara Rakyat Baru atau NPA boleh melakukan serangan taktis terhadap kekuatan fasisme yang terus merajalela.” Di hari yang sama, pihak Polisi Nasional Filipina dan Angkatan Bersenjata Filipina menyatakan, menjelang hari ulang tahun ke-54 berdirinya Partai Komunis Filipina pada 26 Desember 2022, pihak berwajib telah melakukan persiapan menangkal serangan dalam bentuk apapun yang kemungkinan akan dilancarkan oleh NPA. Bisa dilihat betapa setelah Sison meninggal pun, masih saja mengobarkan api peperangan bagi negara tersebut.

Sison disebut sebagai “Mao Zedong Filipina”, semasa Revolusi Kebudayaan ia pernah berkunjung ke RRT untuk mendapatkan pelatihan, lalu membentuk Partai Komunis Filipina Baru (sempalan dari partai lama), dan pada 1969 ia membentuk “Tentara Rakyat Baru” (bahasa Tagalog: Bagong Hukbong Bayan)— yaitu “tentara pembebasan rakyat yang dipersenjatai dengan pemikiran Mao Zedong yang tak terkalahkan”, lalu dikobarkanlah perlawanan bersenjata secara menyeluruh (PKT terus memasok senjata bagi PKF dan pelatihan perang gerilya, hingga pemerintah Deng Xiaoping mengumumkan dihentikannya revolusi tersebut). Perang itu pun berlangsung setengah abad. Kementerian Pertahanan Filipina mengatakan, “Serangan yang brutal dan berdarah terhadap negara dan rakyat Filipina selama 50 tahun itu mengakibatkan kehancuran dan perselisihan bagi jutaan warga Filipina.”

Terhitung sejak 1986, pemerintah Filipina dan PKF telah melakukan lebih dari 40 kali perundingan damai, sayangnya hasilnya tidak efektif. Di masa pemerintahan Duterte, pasukan NPA melakukan banyak serangan, memaksanya membatalkan upaya damai, dan mengambil tindakan tegas, termasuk mengumumkan PKF sebagai organisasi teroris. Sekarang Sison telah meninggal, walaupun Kemenhan Filipina telah menyatakan, “Batu sandungan terbesar bagi perdamaian di Filipina telah hilang, sekarang kita berkesempatan melangkah menuju perdamaian.” Walaupun demikian, situasi tetap tidak menjanjikan.

Dibandingkan dengan Filipina, pemberontakan Partai Komunis India (PKI) aliran Mao bahkan lebih parah lagi (Partai Komunis India memiliki banyak aliran, ada yang menempuh jalur damai, ada yang menempuh jalur kekerasan, kelompok yang kedua ini sejak September 2004 secara resmi mengumumkan berdirinya Partai Komunis India (Maoisme). Pada 2009, PK-Inida Maoisme telah menguasai 1/3 wilayah dan penduduk di India. Pada Agustus 2013, PK-India Maoisme secara terbuka mengumumkan akan merebut kekuasaan dengan kekuatan militer sebelum 2050, menjadikannya sebagai bahaya tersembunyi terbesar bagi keamanan negara India.

Berkat serangan kuat pemerintahan Modi, pada April 2018 lalu, Sekjend PK-India Maoisme Muppala Lakshmana Rao atau Ganapathy berhasil ditangkap, kelompok gerilyanya merosot hingga tinggal 6.000 orang, wilayah gerilya juga menyusut dari 74 kabupaten pada 2015 menjadi hanya tinggal 10 kabupaten. Tapi ibarat kelabang, PK-India Maoisme masih terus melawan. Pada 2021, kekuatan perang gerilyawan mulai bangkit lagi, pada 3 April 2021 sebanyak 400 orang gerilyawan berhasil mengalahkan 2.000 orang anggota polisi dan tentara India. Pada akhir tahun 2021, India melancarkan aksi militer terbesar sepanjang tahun, dengan membagi pasukan menjadi 24 jalur serangan, tapi hingga kini hasilnya tidak begitu memuaskan.

Dibandingkan Filipina dan India yang hingga kini masih terjerat bencana “revolusi kekerasan” partai komunis, nasib Indonesia jauh lebih baik. Akan tetapi, keberuntungan yang dialami Indonesia diraih dengan dibayar mahal. Contohnya, fakta tentang “Gerakan 30 September” hingga kini belum benderang, ormas HAM menuntut agar Pembantaian 1965 diusut tuntas, mengungkap fakta dan memberikan keadilan bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi, bagaimanapun juga, menolak partai komunis dan komunisme, adalah kebenaran yang tidak diragukan lagi. (sud/whs)

Belasan Keluarga Besar Diplomatik Tiongkok Terinfeksi dan Meninggal Dunia, Pejabat Mengeluh Soal Kondisi Perawatan Medis

0

oleh Zheng Gusheng

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi tiba-tiba dilengserkan lebih cepat dari jadwal. Juru bicara Kemenlu Tiongkok Zhao Lijian telah “menghilang” selama beberapa hari, yang kesemuanya ini menimbulkan teka-teki bagi masyarakat. Menurut sumber online, situasi epidemi yang melanda keluarga besar diplomatik Tiongkok cukup parah, sampai tidak gampang bagi keluarga pensiunan pejabat diplomatik untuk mencari perawatan medis. Tercatat hingga 25 Desember tahun lalu, belasan orang dari keluarga diplomatik telah meninggal dunia.

Pada 30 Desember tahun lalu, Xi Jinping tiba-tiba mengeluarkan keputusan presiden yang mengumumkan pengangkatan dan pemberhentian dua pejabat senior, Qin Gang menjadi Menteri Luar Negeri Tiongkok menggantikan Wang Yi. Menurut praktik yang biasa, pengangkatan dan pencopotan jabatan tersebut harus diumumkan setelah “Pemilihan lewat Kongres Rakyat Nasional” pada diselenggarakan pada Maret 2023.

Juga pada 30 Desember tahun lalu, sebuah postingan di Internet mengungkapkan tingkat keparahan epidemi yang melanda sistem diplomatik Tiongkok.

Kabarnya postingan dari seorang pejabat Kementerian Luar Negeri itu secara garis besar berbunyi : Ketika sedang menangani urusan kematian ibu mertua, saya mendengar berita dari Unit Kesehatan Kementerian Luar Negeri bahwa tercatat hingga 25 Desember (2022), ada 26 orang dari keluarga besar diplomat yang tinggal di Komunitas Haidian, 3 orang dari keluarga diplomat yang tinggal di Komunitas Fangzhuang, 12 orang yang tinggal di Komunitas Yayuan, dan 11 orang yang tinggal di Komunitas Panjiayuan telah meninggal dunia.

Jadi, sejak 25 Desember saja sudah ada total 52 orang dari anggota keluarga diplomatik Tiongkok yang pro-PKT telah meninggal dunia dan kini telah lewat 6 hari, diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah.

Postingan tersebut juga mengungkapkan bahwa karena melonjaknya jumlah orang yang sakit kritis, bahkan sangat sulit untuk masuk rumah sakit mendapatkan perawatan, dan anggota keluarga tidak mungkin mengadakan upacara perpisahan jenazah karena hal tersebut dilarang. Selain itu kremasi pun butuh waktu tunggu yang lama, biaya dari mengurusi kematian sampai penguburan atau kremasi mahalnya minta ampun. Saat ini para pensiunan petinggi diplomatik Tiongkok nyaris dalam kondisi “sakit yang tidak terurus”.

Postingan juga menyebutkan bahwa Wu Tao, mantan diplomat Tiongkok yang pernah menjadi duta besar di Rusia, tinggal menunggu waktu karena kedua paru-parunya sudah mengalami pemutihan total setelah tertular virus komunis Tiongkok (COVID-19). Selain itu, seorang pensiunan diplomat senior bermarga Huang yang sudah berusia 90-an tahun tidak mendapatkan ranjang rumah sakit karena penuh. Singkatnya, para anggota keluarga besar diplomatik Tiongkok sedang mengalami nasib yang menyedihkan, tetapi berita-berita tersebut diblokir pihak berwenang agar masyarakat luas tidak mengetahuinya.

Menurut informasi publik, sebagian besar penghuni komunitas Haidian South Road no. 24, Beijing adalah para pensiunan pejabat Kementerian Luar Negeri Tiongkok atau anak-anak mereka. Di daerah Fangzhuang ada banyak gedung yang dihuni oleh keluarga pensiunan pejabat Kementerian Luar Negeri. Di Komunitas Hexie Yayuan ada apartemen yang dimiliki Kementerian Luar Negeri. Jadi, Wu Tao, pensiunan diplomat berusia 90-an tahun yang dimaksud penulis juga tinggal di sini. Hal mana menginformasikan bahwa postingan di atas tidak ngawur.

Selain Wang Yi yang dicopot lebih awal dari jabatan Menteri Luar Negeri. Zhao lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok sempat “menghilang” selama beberapa hari, yang juga menimbulkan kecurigaan banyak kalangan.

Menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok, bahwa sejak 2 Desember 2022, konferensi pers harian Kementerian Luar Negeri yang selama ini rutin diselenggarakan oleh Zhao Lijian telah digantikan oleh Wang Wenbin dan Mao Ning. Zhao Lijian sudah hampir sebulan tidak tampak. Selain itu, istrinya telah berulang kali memposting di Weibo yang mengeluhkan soal salah satu anggota keluarganya yang terus mengalami demam.

Mirip dengan situasi yang diutarakan dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri, pembawa acara “CCTV News” juga dilakukan orang yang sama selama beberapa hari, alias tidak ada penggantinya. Netizen curiga apakah pembawa acara yang lain sedang sakit karena  terinfeksi ?

Saat ini Beijing sedang dilanda gelombang besar epidemi yang menyebabkan runtuhnya seluruh sistem medis dan sistem penanganan jenazah. Menurut sumber online, Rumah Sakit Umum Angkatan Udara di Beijing juga lumpuh total, sehingga pejabat tingkat mayor jenderal saja tidak dapat dirawat di rumah sakit.

Seorang pejabat senior dalam sistem politik dan hukum Beijing baru-baru ini mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa sistem medis Beijing telah runtuh sejak awal Desember 2022. Sejauh yang dia tahu, setidaknya 6 orang pensiunan pejabat tingkat departemen ke atas meninggal dunia di rumah sakit Beijing yang sudah kewalahan, sehingga terlambat dalam memberikan pertolongan. 

Saat ini, sangat sering muncul berita duka tentang kematian sejumlah besar orang dalam sistem PKT. Lucunya penyebab kematian yang tercantum dalam berita duka cukup seragam yaitu “akibat penyakit yang gagal diobati”. Namun demikian, kiranya sebagian besar masyarakat juga mengerti kalau sakit dan kematian mereka itu berkaitan dengan wabah yang sedang mengganas di Tiongkok. (sin)

Pabrik Kantong Jenazah di Provinsi Hebei, Tiongkok Kehabisan Persediaan Akibat Lonjakan Kematian

0

NTD

Kebutuhan kantong jenazah mengalami peningkatan yang signifikan akibat banyaknya kematian warga di Tiongkok, Sebuah pabrik di Provinsi Hebei yang memproduksi kantong jenazah mengungkapkan bahwa kenaikan permintaan terhadap kantong jenazah yang mencapai puluhan kali lipat dari sebelumnya telah menyebabkan persediaan kantong jenazah habis.

Pada 1 Januari, sebuah dialog di lingkaran WeChat yang diposting di Internet menunjukkan, bahwa seorang staf yang mengaku berasal dari “Pabrik Kerajinan Hebei Longda” meninggalkan pesan yang berbunyi : Persedian kantong jenazah sudah habis. Pabrik hanya dapat menerima pesanan untuk tahun 2023.

Selain itu, ia juga memposting tulisan : Peti jenazah kristal masih tersisa beberapa buah. Perlu menunggu sampai tahun depan (2023) kalau sampai cangkangnya habis terjual.  Guci untuk abu jenazah, karangan bunga, dan lain-lain, perlu dipesan 3 hingga 5 hari sebelumnya, karena permintaan sampai akhir bulan Desember ini sudah penuh.

Ketika sebuah toko yang mengkhususkan diri dalam penjualan perlengkapan untuk upacara pernikahan atau kematian bertanya : “Benarkah begitu banyak orang yang meninggal hingga persediaan kantong jenazah habis terjual ? Staf pabrik tersebut lebih lanjut menjelaskan : Beginilah kira-kira penjelasan saya, pelanggan yang sebelumnya mengorder 100 atau 200 kantong, sekarang meminta 2.000 buah. Ada rumah duka di Wuhan yang sebelumnya meminta antara 300 hingga 500 buah kantong jenazah, baru saja menelepon dan mengatakan mereka minta pengiriman sebanyak 20.000 buah kantong jenazah, paling tidak agar kita bisa secepatnya mengirimkan 5.000 ~ 10.000 buah kantong jenazah.

Wartawan dapat menemukan di Internet Tiongkok bahwa sedang terjadi kenaikan omzet penjualan seperti pakaian untuk jenazah, karangan bunga, peti mati, kantong jenazah dan lain-lain. Bagi perusahaan Longda yang berkecimpung dalam produksi dan penjualan alat perlengkapan pemakaman yang berlokasi di Baoding, Provinsi Hebei, Tiongkok.

Setelah merebaknya wabah di daratan Tiongkok, jumlah kematian meningkat tajam, di mana-mana terlihat antrian panjang di rumah duka dan krematorium, rumah sakit. Bahkan kontainer berfasilitas pendingin pun dimanfaatkan untuk menyimpan jenazah. Diikuti dengan kekurangan berbagai perlengkapan pemakaman.

Kemarin, sebuah foto juga beredar di Twitter memperlihatkan pengurus krematorium memasukkan abu jenazah ke dalam kantong merah sederhana lalu diletakkan secara berjajar dalam keranjang plastik yang ada di lantai. Di atas tembok terdapat tulisan berbunyi : Mohon anggota keluarga mengambil sendiri kantong abu jenazah. Dan, ketika pengambilan agar dicocokkan secara saksama namanya agar tidak terjadi kekeliruan. Ada dugaan krematorium sedang kehabisan guci tempat abu, sehingga menggunakan kantong kain berwarna merah.

(Twitter)

Ada warganet menyebutkan : Sebelum orang-orang berebut membeli obat penurun demam seperti Lianhua Qingwen, ibuprofen, sekarang giliran bubuk montmorillonit menjadi obat rebutan. Saya sarankan agar cepat-cepat membeli guci abu jenazah daripada nanti kehabisan stok !

Sebuah video yang diunggah pada 31 Desember menunjukkan bahwa sebuah halaman keluarga di suatu tempat di Tiongkok mengkremasi sendiri jenazah anggota keluarganya yang meninggal dunia, terdengar juga tangisan anggota keluarga. Ini juga sebagai salah satu bukti nyata bahwa akhir-akhir ini banyak juga warga yang melakukan kremasi sendiri jenazah anggota keluarganya karena kelumpuhan sistem yang terjadi.

https://www.ganjing.com/video/1fh56mrcg403L8nqH0cChP32b1br1c

Dengan merebaknya epidemi di Tiongkok, harga saham Perusahaan Internasional Fushouyuan yang menyandang “Grup utama bidang industri pemakaman dan kremasi di Tiongkok” naik berlipat ganda di bursa saham Tiongkok, mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022. (sin)