Home Blog Page 444

Rumah Duka di Beijing Beroperasi Non-Stop, Kematian Mendadak di Kereta Bawah Tanah Shanghai Kerap Terjadi

0

Li Qian/Chang Chun/Zhong Yuan

Baru-baru ini, beberapa sumber mengindikasikan bahwa jumlah orang yang terinfeksi virus wuhan (Covid-19) di daratan Tiongkok mengalami lonjakan. Krematorium di Beijing dan tempat-tempat lainnya beroperasi siang dan malam. Bahkan, tidak dapat memenuhi permintaan kremasi dan pemakaman.

Wartawan NTD menelepon rumah duka di Dongjiao, Tongzhou, Daxing, Fangshan, Babaoshan, Changping, Shunyi, dan sebagainya. Akan tetapi, tidak ada yang menjawab atau mereka menutup telepon.

Akhirnya, Rumah Duka Yanqing menjawab panggilan tersebut.

Pekerja di Rumah Duka Yanqing berkata : “Saat ini kami memiliki 40 hingga 50 antrean kremasi, dan antrean mobil berjarak dua kilometer. Anda dapat menghubungi yang terdekat dan bertanya, karena jenazah yang dibawa ke sini, hanya dapat ditempatkan di dalam mobil. “

Staf rumah duka Yanqing mengatakan bahwa rumah duka itu  hanya memiliki tiga tungku kremasi, dan rata-rata membutuhkan waktu hampir dua jam untuk mengkremasi jenazah. Meskipun beroperasi selama 24 jam, tidak mungkin untuk memproses semua jenazah tepat waktu.

Video yang beredar menunjukkan bahwa di luar Rumah Pemakaman Babaoshan Beijing, terjadi antrian panjang mobil untuk melewati proses penyetoran abu jenazah hingga mencapai Jalan Chang’an.

Rumah Pemakaman Dongjiao Beijing adalah salah satu krematorium yang ditunjuk secara resmi untuk menangani jenazah pasien COVID. The “Wall Street Journal” melaporkan pada 16  Desember bahwa staf rumah duka mengatakan bahwa biasanya tiga puluh atau empat puluh jenazah dikirim, tetapi sekarang ada sekitar 200 jenazah setiap hari. Rumah duka sibuk 24 jam sehari, dan mereka terlalu sibuk. Banyak anggota staf juga terinfeksi COVID.

Menurut Reuters, permintaan jasa kremasi di Rumah Duka Miyun juga meningkat, dan banyak karyawan yang dinyatakan positif COVID. Rumah duka Huairou mengungkapkan bahwa dibutuhkan rata-rata tiga hari untuk mengkremasi jenazah. 

Di internet, seorang netizen Beijing mengunggah tulisan bahwa setelah ayahnya meninggal dunia, dia menghubungi banyak rumah duka, tetapi tidak ada tempat. Lalu dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Wangfu, tetapi mereka juga mengatakan tidak ada kamar, sehingga terpaksa dibawa pulang. Ia juga menelepon polisi dan hotline 12345 juga tidak berhasil. Netizen mengeluh: Tidak ada tempat untuk meletakkan orang mati, jadi Anda juga tidak bisa meletakkannya di rumah!

Berbeda dengan Beijing, belum ada laporan tentang  penuhnya rumah duka di Shanghai, tetapi seorang anggota staf metro Shanghai mengatakan kepada Epoch Times bahwa banyak pekerja kereta bawah tanah terinfeksi  dan sering terjadi kematian mendadak pada penumpang.

Anggota staf tersebut memberikan pemberitahuan dari Shanghai Metro yang menyatakan bahwa baru-baru ini telah terjadi rentetan kematian penumpang secara mendadak dan stasiun-stasiun diharuskan untuk memperkuat inspeksi serta pemeriksaan harian mereka.

Mr Yan, seorang warga Shanghai, juga mengatakan bahwa COVID di Shanghai menyebar dengan cepat, dan banyak orang yang dia kenal  terinfeksi.

Mr. Yan berkata : “Dalam dua hari terakhir, hampir sebagian besar teman saya  positif COVID. Saya punya teman yang bekerja di hotel, dan semua staf di hotel mereka, staf layanan dan staf, semuanya positif, tetapi hotel tetap buka seperti biasa.”

Yan mengatakan bahwa para pejabat sekarang benar-benar berdusta dan  berhenti mempublikasikan angka infeksi. Sejauh yang dia tahu, banyak orang yang  terinfeksi, dan beberapa berada dalam kondisi serius.

Mr. Yan juga berkata : “Beberapa orang baru saja mulai mengalami gejala, dan gejalanya belum jelas, sementara beberapa gejala sudah sangat serius, dan seluruh tubuh terasa sakit tak tertahankan.”

Yan juga memperhatikan  adanya perbedaan antara orang-orang yang telah menerima vaksin  dan mereka yang belum.

Yan: “Tampaknya orang yang telah mendapatkan lebih banyak suntikan, dan mereka yang telah mendapatkan dua atau tiga kali suntikan, menderita penyakit yang lebih serius, sementara mereka yang belum mendapatkan vaksinasi juga menderita penyakit serius, tetapi lebih sedikit.

Pada  7 Desember, pihak berwenang PKT tiba-tiba beralih dari penutupan nol COVID yang sudah berlangsung lama dan ekstrem ke penutupan terbuka tanpa persiapan sistem medis yang memadai, diikuti oleh peningkatan tajam dalam jumlah infeksi di berbagai tempat. Ditambah dengan  puncak musim flu dan virus lainnya, kesehatan penduduk yang buruk setelah tiga tahun penutupan dan  perawatan medis yang tidak tepat waktu baik pada saat penutupan maupun setelah dicabut, mengakibatkan kurangnya perawatan yang efektif bagi pasien, terutama orangtua, dan banyak dari mereka yang meninggal dunia secara menyedihkan. 

Namun, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok Daratan belum memperbarui jumlah kematian COVID sejak  7 Desember, dan kasus kematian terakhir dilaporkan  pada  3 Desember.

Informasi internet menunjukkan bahwa selain Beijing, tempat-tempat seperti Shenyang di Liaoning, Shijiazhuang di Hebei dan Shuangjiashan di Heilongjiang juga dikabarkan  rumah duka dipenuhi dengan jenazah dan tidak ada tempat untuk menyimpan jenazah. (Hui)

Rudal Rusia Kembali Hantam Ukraina, Putaran ke-9 Sanksi Uni Eropa Dijalankan

oleh Yan Shu – NTD

Federasi Rusia kembali meluncurkan serangan rudal besar-besaran terhadap infrastruktur utama Ukraina pada  Jumat (16/12/2022) menyebabkan pemadaman listrik darurat di seluruh negeri. Pada saat yang sama, Uni Eropa memutuskan untuk menjatuhkan putaran baru sanksi terhadap Rusia.

Rusia kembali menembakkan puluhan rudal ke jaringan listrik Ukraina pada Jumat, menewaskan sedikitnya tiga orang dan merusak sembilan fasilitas energi.

Serangan rudal menghasilkan ledakan besar yang terdengar di kota Kiev.

Saat peringatan serangan udara dibunyikan, sejumlah besar orang berlindung di bawah kereta bawah tanah.

Rudal Rusia juga menghantam kota Kharkov, memicu ledakan.

Warga Kharkov, Liudmyla Matosova berkata : “Kami mendengar ledakan, banyak ledakan.”

Tymoshenko, wakil kepala kantor presiden Ukraina, mengingatkan publik di media sosial: “Jangan abaikan sirine serangan udara, tetaplah berlindung.”

Putaran baru serangan rudal menyebabkan pemadaman listrik di beberapa bagian Kyiv, Kharkiv, pusat kota Poltava, dan wilayah Sumy utara.

Rusia telah berulang kali menyerang infrastruktur energi Ukraina sejak Oktober, menyebabkan juga beberapa kali pemadaman listrik nasional. 

Untuk menghukum Rusia atas serangannya terus-menerus, para pemimpin Uni Eropa sepakat pada  Kamis 15 Desember untuk menjatuhkan sanksi putaran kesembilan terhadap Rusia, memasukkan hampir 200 orang ke dalam daftar hitam dan melarang investasi di bidang pertambangan Rusia, di antara hal-hal lainnya.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel berkata : “Ini menunjukkan bahwa sekali lagi kami telah menemukan cara dengan tegas mengutuk tindakan ( Rusia ) di Ukraina dan  menekan mesin perang Kremlin.”

Rusia  pada  Jumat mengatakan bahwa pihaknya akan merumuskan tanggapan terhadap putaran terbaru sanksi Uni Eropa dan akan segera mengambil tindakan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov: “Rincian akhir sedang diselesaikan. Kami berharap hal ini akan segera diselesaikan.

Putin diperkirakan akan mengumumkan keputusan presiden yang menyatakan tanggapan penuh Rusia terhadap sanksi Uni Eropa. (hui)

Obat Penurun Demam di Tiongkok Habis Terjual, Koridor Rumah Sakit Jadi Tempat Parkir Jenazah

0

 oleh Lin Yi

Lonjakan jumlah kasus COVID-19 telah berdampak serius terhadap sumber daya medis kota-kota tingkat pertama di Tiongkok. Di banyak tempat, warga sipil sulit untuk menemukan sebutir pun pil penurun demam. Pada saat yang sama, industri pemakaman maupun kremasi jenazah juga kelebihan beban. Di bawah ini adalah situasi epidemi beberapa tempat di Tiongkok.

Warga Zhengzhou mengatakan : “Seharusnya lebih cepat memberitahu orang-orang dalam antrean, bahwa obat sudah hampir habis, jadi orang tidak menunggu dengan sia-sia. Kita menghabiskan lebih dari 2 jam untuk berbaris dan menunggu di sini yang dingin dan melelahkan”.

Pada 18 Desember, sebuah apotek di Zhengzhou, Provinsi Henan merilis pemberitahuan berisi : “ada pemberian secara gratis obat penurun demam setiap hari 100 kemasan yang setiap kemasannya berisi 2 butir ibuprofen”.

Warga Zhengzhou mengatakan : “Batasnya 100 kemasan, dan saya berada di antrean yang 60-an, bagaimana mereka bilang obat sudah habis terbagi ?”

Ketika obat penurun demam sulit didapat di banyak tempat di Tiongkok, seorang netizen di Zhengzhou, Provinsi Henan merilis sebuah video pada 18 Desember, mengatakan bahwa begitu reporter dari stasiun TV itu pergi dari apotek yang membagi secara gratis obat penurun demam sehingga menarik banyak warga datang untuk berbaris menunggu pemberian. Pemilik apotek langsung mengatakan bahwa obat sudah habis dibagikan, tidak ada yang tersisa.

Warga Zhengzhou mengatakan : “Ketika reporter stasiun TV itu belum datang untuk acara wawancara, mengapa pemilik apotek tidak mengatakan obatnya habis ? Begitu wawancara berakhir, pemberian gratis pun ikut berakhir”.

Selain di daerah, di kota-kota besar seperti Beijing dengan sistem medis yang relatif maju sekalipun, sumber daya medis juga terbatas. Sejak otoritas secara resmi melonggarkan kebijakan pencegahan epidemi, mereka tidak menindak lanjuti soal tambahan untuk sumber daya medis yang diperlukan.

Netizen Beijing : “Tahukah Anda kondisi di klinik demam ? Sekelompok pria dan wanita tua. antrean sampai nomor 396. Sampai giliran Anda perlu menunggu selama 3 – 4 jam. Dan resep obatnya cuma 1. Dokter memberi resep saya “Lianhua Qingwen”.  Saya minta diberikan ibuprofen, tapi dijawab ibuprofen tidak tersedia. Saya bertanya apakah ada obat flu ? Kata dokter tidak ada, satu-satunya obat yang tersedia sekarang adalah Lianhua Qinwen”.

Apakah itu apotek fisik atau pusat perbelanjaan online, obat penurun demam seperti ibuprofen “sulit ditemukan”. Beberapa warga Tionghoa perantauan bergegas membeli obat penurun demam untuk dikirim ke kerabat dan teman mereka di daratan Tiongkok.

Seorang penduduk Hongkong asal Provinsi Anhui mengatakan : “Saya mendengar bahwa tidak ada obat flu yang tersedia di pasaran di luar, termasuk obat flu dan penurun demam”.

Manajer Apotek Ya Neung di Bangkok, Thailand mengatakan : “Banyak orang Tiongkok memborong obat sebanyak yang mereka bisa”.

Khawatir akan terjadi kehabisan obat seperti yang sedang terjadi di Tiongkok, beberapa daerah seperti Thailand dan Hongkong terpaksa melakukan pembatasan pembelian obat flu.

Ada netizen daratan Tiongkok yang berkomentar : “Musim dingin memang musim penyakit gampang menyebar. Bulan lalu, obat demam tidak bebas dijual. Namun bulan ini obat itu sudah habis. Masyarakat tidak diberi waktu untuk mempersiapkan diri”.

Namun, Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 15 Desember masih berulang kali menegaskan : “Tiongkok karena memiliki keunggulan sistem, jadi secara umum masih mampu memenuhi permintaan obat untuk anti-epidemi”.

Pada saat yang sama ketika Wang Wenbin membuat pernyataan ini, kota-kota tingkat pertama di daratan Tiongkok sedang menghadapi kekurangan sumber daya pendukung medis yang sangat serius.

Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Beijing mengatakan : “Sudah tidak ada fasilitas lagi !”

Anggota keluarga pasien : “Oksigen pun sudah tidak ada, apapun yang kita inginkan sudah tidak ada”.

“Semuanya ada di sini, lihatlah sendiri. Tidak bohong, bukan !?! Nah, cepat putar 120 mumpung belum bergerak”, kata dokter.

Keluarga pasien : “Bagaimana rumah sakit sebesar ini persediaan oksigen bisa habis ?”

“Semuanya sudah habis terpakai. Saya belum pernah melihat pasien sebanyak saat ini !” kata dokter.

Dengan lonjakan jumlah kematian akibat epidemi, industri pemakaman / kremasi pun terkena dampaknya.

Rekaman video terbaru yang diposting oleh netizen menunjukkan bahwa antrean panjang mobil jenazah menunggu giliran kremasi di Beijing, Shenyang, Henan, dan tempat-tempat lain. karena rumah duka sudah penuh, sehingga koridor beberapa rumah sakit juga dijadikan tempat parkir sementara jenazah pasien yang menunggu pengangkatan ke krematorium.

Seorang netizen dari Timur Laut Tiongkok : “Ini adalah orang yang meninggal tadi malam dan belum juga dibawa pergi hari ini. Ada tiga (jenazah) di koridor sini ada empat (jenazah), jadi total tujuh di sini. Wah! di sini masih ada dua lagi yang belum dibawa pergi”.

Setelah tiga tahun lockdown ketat, otoritas PKT benar-benar “kehabisan akal” dalam menangani penyebaran yang semakin meluas karena tidak mempersiapkan sumber daya medis yang cukup. Hal ini menimbulkan kekecewaan yang serius dari publik.

Warga Shanghai mengatakan : “Dalam tiga tahun terakhir, kecuali tes asam nukleat dan membangun tempat penampungan darurat, tidak ada persiapan yang otoritas lakukan. Vaksin yang efektif tidak ada, sekarang bahkan obat flu saja sulit dibeli. Situasi yang kita hadapi saat ini tidak berbeda ketika epidemi SARS yang menyebar di masa lalu. Apakah Anda masih ingat bagaimana epidemi SARS berakhir ? Otoritas cuma merentangkan kedua tangannya, dibiarkan begitu saja. Sekarang itu terulang, biarkan saja warga mati, tidak usah peduli. Apa artinya kehilangan 3 tahun ?” (sin)

Sistem Kremasi di Banyak Tempat Tiongkok Lumpuh Akibat Membludaknya Jumlah Jenazah

0

oleh Zhao Fenghua dan Hong Ning

Gelombang baru COVID-19 sedang melanda daratan Tiongkok, dan sistem pemakaman dan kremasi di Beijing, Hebei, dan tempat lain sudah kewalahan untuk menghadapi membludaknya kiriman jenazah. Seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan kepada reporter Epoch Times, bahwa pencabutan kebijakan Nol Kasus pemerintah Tiongkok itu merupakan akibat dari kegagalan total mereka dalam mencegah penyebaran epidemi. 

Menurut video yang diambil oleh seorang netizen beberapa hari yang lalu, di Rumah Sakit Chuiyangliu, Beijing, banyak jenazah di atas pembaringan yang ditutupi kain putih sedang menanti untuk dibawa ke tempat kremasi, tetapi tidak bisa dibawa pergi tepat waktu karena keterbatasan mobil jenazah dan antrean panjang yang menunggu kremasi di krematorium.

Dokter Beijing : Kebijakan Nol Kasus Justru Menghambat Pengobatan terhadap Epidemi yang Sebelumnya Sudah Mengganas

Dr. Zhang dari sebuah rumah sakit di Beijing baru-baru ini mengungkapkan kepada reporter Epoch Times, bahwa sebelum pihak berwenang mengumumkan pelonggaran pencegahan epidemi, penyebaran epidemi di Beijing telah meluas, tetapi pihak berwenang melempar kesalahan kepada Gerakan Kertas Putih. 

“Pembebasan blokir itu bukan karena protes Gerakan Kertas Putih, tetapi justru otoritas memanfaatkan Gerakan Kertas Putih (untuk menutupi kegagalan kebijakan). Saat itu, jumlah kasus infeksi sudah sangat tinggi, banyak warga lansia dan orang sakit yang tertular di rumah sakit. Namun karena persyaratan dari kebijakan Nol Kasus, perawatan untuk COVID-19 tidak dapat dilakukan, sehingga terjadi penundaan perawatan. Oleh karena itu, pada hari pembebasan blokir, jumlah kematian langsung melonjak. Orang-orang ini meninggal sebenarnya karena keterlambatan pengobatan, bukan karena virus partai komunis Tiongkok (COVID-19)”, kata Dr. Zhang.

Pada 14 Desember, Mike Ryan, Direktur Eksekutif Rencana Darurat Kesehatan Masyarakat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara terbuka mengatakan kepada media bahwa jumlah kasus COVID-19 di Tiongkok telah memuncak sebelum otoritas Beijing mencabut langkah-langkah pencegahan epidemi yang ketat.

Perusahaan Pemakaman / Kremasi di Beijing : Layanan Satu Atap Ditiadakan

Karena wabah yang mengamuk, sistem pemakaman maupun kremasi di Beijing menghadapi kelebihan beban operasi. Seorang operator wanita di Lingyuan.com mengatakan kepada Epoch Times pada 19 Desember, bahwa perusahaan saat ini telah meniadakan pelayanan satu atap baik untuk pemakaman maupun kremasi jenazah.

“(Layanan satu atap) kami sementara dihentikan, rumah duka penuh. Sekarang jika Anda ingin melakukan (pemakaman / kremasi jenazah), Anda harus menemukan rumah duka yang berlokasi di wilayah dekat tempat tinggal Anda. Itu adalah aturan pemerintah yang berlaku di seluruh kota. Coba saja tanyakan kepada perusahaan lain, itu sama. Soal sampai kapan itu berlaku ? Kita sedang menunggu pengumuman lebih lanjut”, kata operator wanita tersebut.

Warga Kota Shijiazhuang : Jumlah kasus COVID-19 Sudah Membumbung Tinggi Sebelum Pembebasan Lockdown

Mr. Liu, warga Kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 17 Desember, bahwa sejak akhir November, penyebaran epidemi telah gagal dikendalikan otoritas.

Mr. Liu mengatakan : “Sekarang ada antrean panjang di depan pintu toko obat di Shijiazhuang, karena jumlah infeksinya sangat tinggi. Lebih-lebih setelah memasuki bulan Desember. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir menjelang lockdown dibuka, jumlah kasusnya sudah membludak, jika lockdown terus dipertahankan, maka jumlah kasusnya akan terus meningkat, dan tampak jelas kebijakan Nol Kasus gagal total”.

Mr. Liu mengatakan bahwa karena peningkatan tajam kasus infeksi, operasi normal dari instansi pemerintah jadi terpengaruh.

“Sejak Desember, instansi pemerintah seperti biro keamanan publik, biro-biro penegak hukum, dan lain-lain mengalami hal-hal yang tidak normal selama dua minggu terakhir. Nyaris tidak ada pegawai yang masuk kerja. Kebanyakan dari mereka terinfeksi, dan yang tidak terinfeksi juga memilih tinggal dalam rumah. Orang-orang di sekitar saya juga banyak yang terinfeksi, begitu pula diri saya”, katanya.

“Dalam dua minggu terakhir, saya tidak bisa membeli obat (di) berbagai toko obat, dan antriannya sangat panjang. 2 kali saya mencoba untuk membeli obat yang saya butuhkan, saya ikut mengantri. Sampai di rumah obat saya minum sedikit, sisanya saya simpan buat jaga-jaga saat perlu, Jadi saya bertahan dengan cara banyak minum air. Bersyukur sekarang sudah hampir sembuh”.

Mr. Liu juga mengatakan : “Shijiazhuang sekarang sedang berada di puncak infeksi, warga tidak berani keluar rumah. Hanya ada sedikit kendaraan dan pejalan kaki terlihat di jalanan, dan banyak toko tidak buka. Meskipun operasi bus di pusat perbelanjaan berjalan normal, tetapi tidak ada penumpang. Jumlah kendaraan di jalan jauh lebih sedikit daripada saat ada blokade ketat”.

Krematorium di Shijiazhuang : Kremasi Butuh Waktu Menunggu Selama 3 hari 

Pada 19 Desember, reporter Epoch Times yang mengutip informasi dari staf krematorium di Kota Shijiazhuang memberitakan bahwa meskipun tungku kremasi sekarang beroperasi 24 jam sehari, tetapi masih butuh waktu menunggu yang panjang untuk mengkremasi jenazah anggota keluarga.

Ms. Lin, yang bekerja di perusahaan kremasi mengatakan kepada reporter : “Di sini kami tidak memberlakukan upacara perpisahan jenazah, dan kami juga tidak menerima order pesanan (kremasi) sebagaimana sebelum wabah. Sekarang kremasi berjalan 24 jam sehari. Kalaupun jenazah sudah tiba di sini, kita juga tidak mungkin bisa langsung mengkremasinya, harus menunggu antrean. Misalnya (jenazah) datang besok (20 Desember) masih harus tunggu sampai tanggal 22 Desember atau lebih baru bisa dikremasi”.

“Pada hari kremasi, telepon saja (ke rumah duka), dan ada mobil ambulan yang pergi untuk menjemput (jenazah). Hanya sopir dan mobil yang diberangkatkan, tidak ada petugas yang mengangkat jenazah, jadi layanan satu atap ditiadakan. Misalnya Anda menelepon pada 20 Desember, jenazah yang diangkut pada hari yang sama tetapi tidak dapat langsung mengkremasinya. Itu akan ditunda selama dua hari dan Anda akan disuruh pergi langsung ke rumah duka Shijiazhuang untuk mengambil abu jenazahnya. Sebelum dikremasi, anggota keluarga tidak akan diberitahu untuk upacara perpisahan jenazah, kecuali usai kremasi keluarga diberitahu untuk mengambil abu jenazah”.

“Jenazah yang mau dikremasi banyak, karena situasi epidemi saat ini, krematorium kami terpaksa beroperasi selama 24 jam sehari”.

Perusahaan Kremasi di Kota Shenyang : Butuh Waktu Antre Selama 3 Hari untuk Kremasi

Di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, seorang staf perusahaan kremasi mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 19 Desember bahwa kremasi jenazah juga memerlukan antrean panjang.

Ketika reporter Epoch Times bertanya : “Ada jenazah di kamar mayat rumah sakit, bisakah perusahaan Anda membawanya ke krematorium ?”

Staf menjawab : “Layanan satu atap berharga RMB. 1.500,- kemudian kami uruskan nomor antrean (untuk kremasi). Tetapi tidak dapat jaminan bahwa (jenazah) akan segera dibawa pergi, mungkin perlu menunggu 3 sampai 5 jam, lalu setibanya di krematorium juga harus menunggu 3 hari kemudian baru dapat dikremasi. Sekarng ini jangankan untuk menghubungi perusahaan kremasi, untuk mendapat nomor antrean saja sudah sulit”.

Seorang karyawan dari perusahaan kremasi lain di Kota Shenyang mengatakan kepada reporter : “Sulit menghubungi telepon (krematorium) kami pun tidak dapat berbuat banyak, coba saja terus menerus, hanya itu. Krematorium sudah beroperasi selama 24 jam sehari sekarang. Sekarang panggil mobil ambulan jenazah pun tidak bisa langsung pergi mengangkat, bisa menunggu sampai keesokan harinya. Karena kami juga butuh koneksi. Cara lain yaitu bawa ke tempat lain untuk dikremasi, misalnya dibawa ke krematorium Faku, di sana biaya kremasinya RMB. 5.000,-, ditambah lagi dengan biaya di sini, jadi total kira-kira hampir RMB. 10.000,- . Kremasi di luar kota tentu lebih mahal, tetapi di sana ada penitipan abu jenazah”.

Seorang staf perusahaan kremasi yang menerima layanan satu atap di Distrik Huanggu, Kota Shenyang mengatakan kepada reporter Epoch Times, bahwa saat ini anggota keluarga yang berduka harus mencari perusahaan layanan pemakaman untuk membuat janji kremasi.

“(Anggota keluarga) tidak bisa membuat janji sendiri sekarang. Kami harus membuat janji dengan krematorium. Butuh waktu dua sampai tiga hari untuk dikremasi, karena (jenazah) yang menunggu dikremasi terlalu banyak”. (sin)

Pengacara HAM Spanyol : Jiang Zemin adalah Gembong Kejahatan Genosida

oleh Milanda

Begitu tersiar berita kematian Jiang Zemin,   pengacara hak asasi manusia Spanyol yang menjadi orang pertama yang menggugat Jiang Zemin ke Pengadilan Nasional Spanyol pada tahun 2003. Ia mengatakan : “Kami tidak berpikir bahwa dengan kematian Jiang Zemin penganiayaan akan berakhir. Ya, karena Partai Komunis Tiongkok adalah organisasi kriminal”.

Carlos Iglesias menegaskan : Jiang Zemin adalah pelaku utama dalam meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Genosida yang dia lakukan telah berlangsung di Tiongkok selama 23 tahun.”

19 Tahun Silam Ia telah Menggugat Jiang Zemin Lewat Pengadilan Nasional Spanyol

Pada 15 Oktober 2003, atas nama tujuh praktisi Falun Gong, pengacara HAM Carlos Iglesias menggugat lewat pengadilan nasional Spanyol, ia telah membawa Jiang Zemin, Luo Gan, Bo Xilai dan lima pelaku penganiayaan Falun Gong lainnya atas tuduhan melakukan genosida dan penyiksaan berat. Ini adalah gugatan luar negeri pertama terhadap Jiang.

Kasus tersebut secara resmi diterima oleh Pengadilan Nasional Spanyol pada 28 November 2007 dan diselidiki.

Pada  November 2009, Pengadilan Nasional Spanyol membuat keputusan untuk menerima kasus terhadap lima orang pejabat PKT yang menganiaya Falun Gong, para terdakwa adalah Jiang Zemin, Luo Gan, Bo Xilai, Jia Qinglin dan Wu Guanzheng.

Berbicara tentang kejahatan genosida yang dilakukan oleh Jiang Zemin, Carlos Iglesias mengatakan bahwa PKT mendirikan Kantor “610” pada 10 Juni 1999, dan memprakarsai penganiayaan terhadap Falun Gong pada 20 Juli 1999. “Jiang Zemin secara pribadi memerintahkannya, jadi dia adalah otak kejahatan genosida di Tiongkok”.

Carlos menjelaskan bahwa PKT yang dipimpin oleh Jiang Zemin pada saat itu telah mendirikan pusat pencucian otak dan kamp kerja paksa untuk memaksa praktisi Falun Gong melepaskan keyakinan mereka. Kelas cuci otak digunakan untuk menanamkan ideologi Partai Komunis dan “mengubah” pemikiran, penyiksaan demi penyiksaan dilakukan terhadap praktisi Falun Gong dalam kamp sampai mati, dan bahkan bekerja sama dengan rumah sakit militer untuk mengambil paksa organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup, secara langsung menyebabkan sejumlah besar kematian. Hal di atas konsisten dengan UU 1948 yang didefinisikan sebagai “genosida” dan “kejahatan penyiksaan” dalam Pasal 2 dan 3 Konvensi 1999.

“Kami Tak akan Berhenti Menuntut Jiang”

Pengacara Carlos ingat bahwa ia nyaris tidak percaya ketika sekelompok praktisi Falun Gong menceritakan pengalaman pribadi mereka. 

“Saya menemukan bahwa warga sipil Tiongkok sedang mengalami tragedi yang mengerikan dan tragis. Menghadapi kesaksian para korban, saya merasa sangat putus asa”, katanya.

“Kejahatan genosida adalah penganiayaan terhadap semua atau sebagian kelompok minoritas untuk tujuan pemusnahan. Ini adalah sesuatu yang benar-benar terjadi di Tiongkok. Carlos mengatakan : “Kejahatan yang terjadi di daratan Tiongkok yang sudah berlangsung selama 23 tahun terakhir adalah genosida”.

Meskipun Pengadilan Nasional Spanyol memutuskan bahwa Jiang Zemin, mantan pemimpin partai yang menganiaya Falun Gong, Luo Gan, Bo Xilai, Jia Qinglin, Wu Guanzheng dan lainnya diadili karena “genosida” dan “penyiksaan”. Pengadilan Nasional Spanyol juga telah mengeluarkan surat panggilan kepada para terdakwa. Namun kemudian pemerintah Spanyol harus mengubah “Hukum Yurisdiksi Universal” karena tekanan besar dari rezim PKT, sehingga persidangan tidak dapat dilanjutkan.

Pengacara Carlos mengatakan dalam sebuah wawancara dengan “Epoch Times”, “Kami tidak akan berhenti menuntut Jiang. Karena PKT telah menggunakan praktisi Falun Gong yang dipenjara secara ilegal di kamp kerja paksa sebagai bank organ hidup, menjual organ mereka kepada orang Barat dengan harga tinggi”.

Manusia Perlu Bisa Membedakan antara yang Baik dan yang Jahat

Dalam 23 tahun terakhir, di hadapan kejahatan PKT, sebagian besar komunitas internasional tetap diam, dan media arus utama juga tetap diam. Carlos mengatakan bahwa Barat telah lama dimanipulasi dan ditipu. “Penipuan dan taktik yang dibuat oleh Partai Komunis Tiongkok adalah menggunakan peluang pasar sebagai bujukan untuk menyuap dan menipu negara-negara Barat”.

Carlos percaya bahwa setiap orang perlu mengetahui peran apa yang dapat mereka mainkan. Ia juga mengatakan : “Dunia tidak bisa lagi terus menyaksikan praktisi Falun Gong yang tidak bersalah dan etnis minoritas lainnya disiksa, dibunuh, dan diambil organnya setiap tahun, dan masih mengabaikan tragedi yang terus menimpa mereka”.

Dia percaya bahwa yang penting bagi setiap orang untuk menyangkal Partai Komunis Tiongkok secara keseluruhan. “Jelas menolak rezim jahat ini”. Dia berharap setiap orang dapat “membedakan antara yang baik dan yang jahat di lubuk hati mereka, memahami kejahatan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok yang jahat, dan memahami bahwa Partai Komunis Tiongkok itu keji”.

“Partai Komunis Tiongkok akan hancur dan runtuh. meskipun belum tahu kapan, tapi itu pasti akan runtuh dan hancur”, kata Carlos Iglesias. (sin)

Jokowi Resmi Lantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI

0

ETIndonesia- Presiden Jokowi resmi melantik dan mengambil sumpah jabatan Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), pada Senin (19/12)  di Istana Negara, Jakarta.

Pelantikan Yudo Margono dilakukan dengan berlandaskan pada Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 91/TNI Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia. Keppres tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Desember 2022.

“Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara,” ujar Presiden mendiktekan penggalan sumpah jabatan dikutip dari laman Sekretariat Presiden. 

“Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dan penuh dengan rasa tanggung jawab. Bahwa saya akan menjunjung tinggi sumpah prajurit,” lanjut Presiden.

Yudo Margono lahir di Madiun, 26 November 1965. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1988. Sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL).

Yudo mengatakan bahwa dirinya akan segera menjalankan sejumlah tugas yang telah diamanatkan Presiden Jokowi kepada dirinya.

“Tugas pertama menjaga kedaulatan, menjaga persatuan kesatuan, menjaga mempertahankan citra TNI yang menjadi kepercayaan masyarakat. Tentunya itu akan menjadi prioritas saya,” ucap Yudo. (asr)

Sumber-sumber Beberkan Penyebab Kematian Intensif Profesor Universitas Tsinghua Beijing

0

Li Yun, Zhang Danxia, ​​​​dan Wang Peihan – NTD

Baru-baru ini, 33 anggota staf veteran Universitas Peking dan Universitas Tsinghua telah meninggal dunia setelah lama menderita sakit, sementara dua tokoh media terkemuka juga telah meninggal dunia. Sebuah sumber yang dekat dengan situasi tersebut telah mengungkapkan alasan di balik lonjakan kematian di Beijing.

Yang Lianghua, seorang reporter dari People’s Daily, surat kabar resmi Partai Komunis Tiongkok, meninggal dunia pada 15 Desember di usia 74 tahun setelah terinfeksi .

Pada 8 Desember, Zhou Zhichun, mantan wakil presiden dan wakil pemimpin redaksi China Youth Daily, meninggal dunia karena sakit di Beijing pada usia 77 tahun.

Menurut obituari yang dikeluarkan oleh Universitas Beijing, 15 profesor meninggal dunia dan 18 profesor dari Tsinghua meninggal dunia dari tanggal 31 Oktober hingga 5 Desember.

Selain jumlah kematian yang meningkat tajam, rumah sakit dan rumah duka Beijing juga hampir lumpuh, dan terjadi antrian untuk kremasi jenazah.

Staf rumah duka di Distrik Changping Beijing mengatakan bahwa mereka mengkremasi lebih dari 100 jenazah sehari, dan kremasi jenazah dijadwalkan dari  15 hingga 25 Desember.

Seorang pegawai rumah duka di Distrik Changping, Beijing berkata : “Hanya ada tiga rumah duka di Beijing yang dikremasi orang yang positif, satu kami, satu Dongjiao, dan satu Daxing. Mereka tidak bisa menjemput dengan mobil, mereka tidak bisa memasukkannya, tak bisa membakarnya, ada antrian 120 jenazah.”

Pada saat yang sama, kamar mayat rumah sakit di Beijing juga penuh.

Seorang pegawai kamar mayat Rumah Sakit Ketiga Beijing berkata: “Lemari es di sini sudah penuh sekarang, dan masih ada di luar. Sekarang tidak ada tempat untuk menyimpan yang dibawa kembali dari rumah sakit.”

Banyak orang percaya bahwa wabah yang tidak terkendali di Beijing disebabkan karena “blokade dibuka”. Namun, sumber mengatakan bahwa sebelum “kebijakan nol covid dilonggarkan pada 7 Desember, penularan di Beijing sudah tidak dapat lagi ditekan.

“Teman-teman di Beijing memberitahu saya bahwa banyak orang lanjut usia yang keluar dari rumah sakit setelah sembuh, tetapi karena wabah, mereka kembali terinfeksi dan meninggal di rumah sakit. Itu bukan bahwa virusnya mengerikan, tetapi karena saat itu blokade belum dibuka, jika Anda terinfeksi, Anda tidak dapat membicarakannya, dan Anda tidak akan dirawat,” kata Qin Peng, seorang komentator politik dan ekonomi di Amerika Serikat.

Temannya tersebut juga mengatakan bahwa pejabat dari rumah sakit dan Komisi Kesehatan juga sangat marah dengan hasil tersebut.

“Teman ini juga curiga bahwa alasan sebenarnya untuk membuka blokir adalah karena Zhongnanhai menggunakan protes (gerakan kertas putih) untuk menjatuhkan dirinya. Sebenarnya tidak, sudah tidak dapat ditekan, dan dia benar-benar menggunakan protes untuk melangkah turun. Apalagi itu dari pembebasan Itu dimulai pada hari pertama pembukaan, dan jumlah kematian meroket, yang menunjukkan bahwa mereka berada di bawah banyak tekanan setiap hari, dan mereka tidak tahan lama,” kata Qin Peng.

Mike Ryan, direktur eksekutif program darurat kesehatan masyarakat WHO, juga mengungkapkan pada  15 Desember bahwa COVID telah “meledak” jauh sebelum Tiongkok melonggarkan kebijakan nol covid. Alasannya, “tindakan pencegahan dan pengendalian itu sendiri tidak mencegah terjadinya penyakit.” (hui)

IHME Berspekulasi tentang “Tsunami” COVID-19 di Tiongkok : Sekitar Sepertiga Penduduk Terinfeksi

0

oleh Xu Jian

Menurut prediksi terbaru yang dibuat oleh Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (Institute for Health Metrics and Evaluation. IHME) Amerika Serikat, bahwa sepertiga populasi Tiongkok berpotensi terinfeksi COVID-19 akibat pemerintah Tiongkok tiba-tiba mengubah kebijakan epideminya tanpa sedikit pun persiapan. Pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa wabah yang melanda daratan Tiongkok saat ini bagaikan gelombang “tsunami”.

“Sekarang Barulah Awal dari Tsunami Epidemi”

Selama pandemi melanda dunia, pemodelan IHME telah diandalkan oleh berbagai pemerintah dan perusahaan untuk mengevaluasi dampak. Menurut proyeksi lembaga tersebut, kasus di daratan Tiongkok saat ini akan mencapai puncaknya sekitar 1 April 2023, ketika jumlah kematian mencapai 322.000 orang. Christopher Murray, Direktur IHME mengatakan bahwa sekitar sepertiga dari populasi Tiongkok akan terinfeksi.

Pada 15 Desember, Jennifer Bouey, Direktur Riset Kebijakan Tiongkok di RAND Corporation mengatakan kepada Voice of America dalam sebuah diskusi online, bahwa banyak model epidemiologi menunjukkan bahwa putaran epidemi di Tiongkok saat ini akan melanda bagaikan gelombang tsunami. 

“Saat ini baru awal tsunaminya epidemi. Saya perkirakan hal itu akan berlangsung selama beberapa bulan, tergantung pada kondisi sistem medis di Tiongkok”, katanya.

Sejak Xi Jinping tiba-tiba membatalkan pelaksanaan kebijakan Nol Kasus, dan sejak 3 Desember, departemen kesehatan nasional Tiongkok tidak lagi melaporkan data kematian resmi akibat epidemi. 

Saat ini, banyak kota terbesar di Tiongkok telah mengalami lonjakan kasus, di tengah kekhawatiran bahwa wabah tersebut dapat melanda populasi 1,4 miliar penduduk ketika banyak orang berkumpul untuk merayakan tahun Baru Imlek bulan Januari tahun depan.

Pada  Jumat (16 Desember), ketika prediksi IHME diposting online, Christopher Murray mengatakan bahwa transmisibilitas yang tinggi dari varian Omicron membuat kebijakan Nol Kasus berantakan tidak berkelanjutan.

Pemodelan yang digunakan oleh institut tersebut didasarkan pada informasi tentang wabah Omicron di Hongkong, informasi tentang tingkat vaksinasi yang diberikan oleh pemerintah Tiongkok, dan asumsi tentang bagaimana provinsi akan merespons ketika tingkat infeksi meningkat.

“Sejak wabah mulai menyebar dari Kota Wuhan, otoritas Tiongkok hampir tidak melaporkan jumlah kasus kematiannya. Itu sebabnya kami ingin melihat tingkat kematian infeksi melalui Hongkong”, kata Murray.

Model Lainnya yang Dipakai untuk Mengevaluasi Dampak dan Perkiraan Pakar

Pada 15 Desember, “The Economist” merilis sebuah model yang memprediksi bahwa jika virus dibiarkan menyebar, maka diperkirakan akan ada 1,5 juta penduduk Tiongkok yang akan meninggal dunia. Skenario paling mengerikan adalah : Sekitar 96% populasi akan terinfeksi dalam tiga bulan ke depan, permintaan akan ranjang di ruang ICU akan segera melebihi pasokan, dan penduduk lansia di atas 60 tahun akan menduduki 90% kematian akibat terinfeksi.

Rabu pekan lalu (14 Desember), sebuah makalah yang diterbitkan di server pracetak Medrxiv menyatakan bahwa menurut prediksi pemodel penyakit di Universitas Hongkong, selama periode dari Desember 2022 hingga Januari 2023, kebijakan berulang otoritas Tiongkok  tentang epidemi akan menyebabkan 684 dari setiap 1 juta penduduk meninggal dunia. Makalah ini belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Huang Yanzhong, peneliti senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri AS mengatakan, bahwa 164 juta orang warga Tiongkok mengidap penyakit diabetes, dan 8 juta orang warga lansia di atas 80 tahun yang belum pernah divaksinasi COVID-19.

Banyak ahli epidemiologi domestik di Tiongkok juga percaya bahwa putaran epidemi saat ini akan mencapai puncaknya dalam satu atau dua bulan ke depan. Misalnya, Zhang Wenhong, Direktur Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Huashan yang Berafiliasi dengan Universitas Fudan di Shanghai, baru-baru ini memperkirakan hal itu. puncak putaran epidemi saat ini di Shanghai akan tiba dalam waktu satu bulan mendatang. Butuh waktu tiga hingga enam bulan untuk melewati epidemi ini secara keseluruhan.

Zhang Boli, seorang akademisi dari Akademi Teknik Tiongkok mengatakan pada 16 Desember, bahwa setelah tiba puncaknya pada  Januari dan Februari tahun depan, epidemi diperkirakan akan memasuki keadaan normal pada musim semi mendatang. Li Lanjuan, Direktur Laboratorium Utama Diagnosis dan Perawatan Penyakit Menular Negara Tiongkok mengatakan pada 12 Desember, bahwa epidemi dapat mencapai puncaknya dalam waktu sekitar satu bulan mendatang. (sin)

11 Penumpang Terluka Serius Ketika Pesawat Hawaiian Airlines Mengalami Turbulensi

NTD

Sebuah pesawat penumpang milik maskapai Hawaiian Airlines yang sedang terbang dari Phoenix, Arizona menuju Honolulu mengalami turbulensi yang cukup parah selama 30 menit saat pesawat sudah mendekati Honolulu pada 18 Desember. Sedikitnya 36 orang penumpang terluka, dan 11 orang diantaranya mengalami cedera cukup serius.

Pesawat yang sedang membawa 278 orang penumpang dan 10 orang awak itu akhirnya berhasil mendarat dengan selamat di Honolulu pada 18 Desember sekitar pukul 10:50 waktu setempat.

Central News Agency yang mengutip informasi dari Associated Press memberitakan, bahwa menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Layanan Medis Darurat Honolulu (Honolulu Emergency Medical Services) bahwa pihaknya pada 18 Desember pukul 11 ​​siang itu mendapat laporan bahwa ada seseorang dalam penerbangan Hawaiian Airlines yang mengalami cedera.

Total penumpang yang dirawat oleh paramedis ada 36 orang, 20 dari mereka telah dialihkan untuk mendapat perawatan lebih lanjut, dan 11 orang di antaranya kondisinya cukup serius, namun 9 orang dalam kondisi stabil.

Cedera termasuk cedera kepala serius, beberapa luka terbuka, memar dan koma, sebut pernyataan tersebut.

Penumpang bernama Kaylee Reyes memberitahu media “Hawaii News Now” bahwa ibunya baru saja duduk dan belum memasang sabuk pengamannya ketika turbulensi menghantam pesawat, dan “tubuhnya naik ke atas dan kepalanya menghantam langit-langit pesawat”.

Maskapai Hawaiian Airlines juga mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa ada 13 orang penumpang dan 3 orang awak yang dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Adapun mengapa ada perbedaan jumlah cedera antara kedua instansi tersebut, masih menunggu klarifikasi lebih lanjut.

Jujube (ANGCO) dan Jahe Kombinasi Top!

0

Narasi: Hu Naiwen (Tabib PTT) – ditulis: Su Guanmi

Pada saat Anda bercermin melihat wajah nampak pucat? Karena kurang tidur malam sebelumnya, tangan dan kaki terasa dingin di musim bediding? Jika mengalami kondisi ini, makanlah sedikit jujube (disebut juga angco, bidara Tiongkok, kurma merah, atau kurma Tiongkok, red.) untuk menambah stamina!

Setiap Hari 7 Butir Jujube Melancarkan Aliran Darah dan Qi juga Menambah Stamina

Dilihat dari sudut pandang ilmu gizi modern, jujube adalah gudang vitamin alami yang sangat berharga, dan mengonsumsinya tidak menyebabkan kegemukan. Sebagai salah satu bahan dalam ramuan herbal tradisional Tiongkok, jujube/angco dapat memperpanjang umur, dan memiliki banyak manfaat.

Manfaat jujube: Menambah darah, meningkatkan imun tubuh, menguatkan limpa dan lambung, membantu pencernaan, meningkatkan selera makan, menyembuhkan sembelit, menenangkan jiwa dan membantu agar tidur lebih lelap.

Jujube disebut juga “buah limpa”, karena dapat menyehatkan limpa dan lambung, cocok bagi orang yang mengalami pencernaan kurang baik, sering mencret, kembung, atau sembelit. Ketika limpa menjadi sehat, kulit akan menjadi cerah, juga bisa mengurangi kerontokan rambut, membantu menumbuhkan rambut hitam berkilau.

Kaum eksekutif kantoran sehari-hari mengalami stress dan banyak emosi negatif, serta kondisi mental yang memburuk, ditambah lagi sering bermain HP sampai larut malam, hal-hal tersebut menyebabkan kurangnya stamina di saat harus bekerja keesokan harinya. Apa yang harus dilakukan? Setiap hari makanlah 7 buah jujube! Selain dapat meningkatkan imunitas tubuh, mengurangi rasa letih, juga dapat membuat stamina menjadi lebih baik.

Disarankan jujube dibuang dulu bijinya, tambahkan air dan dimasak menjadi teh jujube, tuangkan ke dalam botol minuman tahan panas, bawalah ke kantor untuk diminum setiap diperlukan, maka dapat mempertahankan semangat yang baik.

Kombinasi Top Dengan Jahe! 4 Jenis Teh Jujube Seabrek Manfaat

Jujube dikombinasikan dengan bahan obat-obatan lain, dapat menimbulkan efek yang lebih baik:

1. Teh Jahe dan Jujube: Mengeluarkan kelembaban dingin, tangan dan kaki tidak lagi terasa adem

Jujube menimbulkan kelembaban, jahe menyingkirkan kelembaban; jujube menghentikan keringat, jahe mengeluarkan keringat; jujube menguatkan Qi (baca: chi, energi vital, red.), jahe meningkatkannya. Keduanya bisa dibilang kombinasi top, dikonsumsi bersamaan dapat mencapai fungsi keseimbangan Yin dan Yang, tidak menyebabkan hawa lembab menjadi berlebihan, sehingga tertahan di dalam tubuh.

Bahan: 8 buah Jujube, dan 5-10 iris jahe.

Cara membuat: Keduanya dimasak bersamaan lalu diminum.

Jahe yang masih ada kulitnya dapat memperlancar buang air kecil dan mengurangi kelembaban, oleh sebab itu jangan buang kulit jahe. Keduanya dimasak bersamaan menjadi teh lalu diminum, dapat mengurangi rasa dingin pada tangan dan kaki saat musim bediding, juga meningkatkan imun tubuh. Juga dapat menyelaraskan fungsi pencernaan, meredakan kembung dan kondisi inflamasi atau radang pada lambung.

Foto-2 Kulit jeruk keprok (yang dikeringkan) dapat mengatur qi limpa beserta lambung, dan meminumnya bersama kurma merah (angco) untuk memperbaiki ketidaknyamanan gastrointestinal (system pencernaan). (tabib PTT Hu Naiwen)

2. Gan Mai Da Zao Tang: Minuman berenergi positif yang dapat menggembirakan

Orang yang minum Gan Mai Da Zao Tang atau sup jujube dengan gandum dan akar manis, akan merasa sangat bahagia. Ramuan ini cocok bagi para eksekutif kantoran yang sangat tidak stabil emosinya, dan sangat cocok bagi kaum wanita yang mengalami gejala menopause atau kaum wanita yang mengalami depresi akibat baru saja melahirkan.

Bahan: 10 buah jujube, 6 gram akar manis Tiongkok (atau Glycyrrhiza Uralensis atau Licorice Tiongkok, red.), 30 gram gandum, dan 1.000 mililiter air.

Cara membuat: Semua bahan dimasukkan ke dalam panci listrik, pada panci luar tambahkan 2 gelas air. Selesai dimasak, bisa ditambahkan sedikit gula merah atau tanpa gula lalu langsung diminum.

Pilihlah akar manis yang dipanggang dengan madu akan lebih baik. Jujube dapat menenangkan jiwa, akar manis dan gandum dapat meredakan depresi. Saya acap kali merekomendasikan pasien mengkonsumsinya bersamaan dengan keluarga. Karena pada saat satu orang sakit, seluruh keluarga akan memperlakukannya dengan bahagia, maka si penderita sakit juga akan sembuh lebih cepat.

Gan Mai Da Zao Tang dapat menenangkan perasaan seseorang, juga membantu meningkatkan imun tubuh. Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT) berpendapat, jika di dalam terdapat hawa positif maka segala unsur jahat tidak akan bisa mengganggu, meningkatkan kemampuan sistem imun tubuh, maka virus dan bakteri pun akan ditangkal di luar.

3. Sup Jujube & Jamur Kuping Putih: Melancarkan Qi menyehatkan paru-paru, membantu tubuh membangun pertahanan garis terdepan

Covid-19 terutama menyerang sistem pernafasan, paru-paru adalah bagian pertahanan terdepan pada tubuh kita. Jujube/angco dapat melancarkan Qi (baca: chi, red.) dan menyehatkan paru-paru, tambahkan jamur kuping putih, dapat mencegah virus dan melindungi paru-paru.

Bahan: 20 gram jamur kuping putih, 20 butir jujube.

Cara membuat: Jamur kuping putih dan jujube dimasukkan bersamaan ke dalam panci dan dimasak, boleh ditambahkan sedikit bunga lily atau biji teratai.

Karena jujube sudah memiliki rasa manis, tidak perlu ditambahkan gula, khususnya bagi yang berpantang gula. Bagi yang suka rasa manis, tambahkan sedikit gula batu.

4. Teh Kulit Jeruk & Jujube: Membuat lambung nyaman, dan seluruh tubuh terasa rileks

Selama pandemi, setiap orang merasakan tekanan yang sangat besar, usus dan lambung mudah terasa tidak enak. Ada yang mungkin mengalami sakit mag, radang lambung, perut kembung, bahkan tidak nafsu makan atau asam lambung. Oleh karena itu, sangat cocok mengkonsumsi teh kulit jeruk (yang sudah dikeringkan dan dapat dibeli di toko PTT) dan jujube.

Bahan: 10 gram kulit jeruk, 4-5 buah jujube.

Cara membuat: setelah buah jujube/angco dibuang bijinya, iris menjadi potongan kecil; kulit jeruk diiris tipis, atau mintalah bantuan toko obat tradisional Tiongkok untuk mengirisnya tipis-tipis. Keduanya dimasukkan ke dalam termos air panas, seduhlah dengan air mendidih, tutup dan diamkan selama 15 menit, baru diminum.

Kulit jeruk dapat menyelaraskan hawa Qi pada limpa dan lambung, diseduh bersamaan dengan jujube, dapat membuat lambung nyaman, sekaligus melepaskan tekanan pada seluruh tubuh.

PTT Mengajarkan Cara Memilih Jujube Kualitas Unggul, Perhatikan Penampilan dan Aromanya

Untuk mencapai efek perawatan kesehatan yang baik, kualitas jujube sangat penting. Gunakan hidung, dan mata juga tangan Anda untuk memilih jujube yang baik:

1. Lihat warnanya: Warna yang baik adalah merah alami, merahnya agak tua. Jujube yang tidak baik berwarna merah cerah.

2. Lihat penampilannya: Jujube yang baik, penampilannya tampak padat dan bentuknya utuh, dengan kerutan yang agak halus. Jujube yang berkualitas rendah kerutannya sangat dalam atau tidak ada kerutan.

3. Lihat dagingnya: Setelah dikupas, jika daging di dalamnya berwarna kuning kecoklatan seperti tanah, dan daging buah melekat kuat pada biji, maka itu adalah jujube yang baik. Jika warna daging buah agak kehitaman, dan mudah terkelupas dari bijinya, maka itu adalah jujube yang buruk.

4. Cium aromanya: Jujube yang berkualitas baik aromanya segar dan terasa manis, jujube berkualitas rendah beraroma menyengat, bahkan cenderung berbau asam, atau bau apek.

5. Raba permukaannya: Jujube yang baik, tidak hanya permukaannya licin dan kering, saat ditekan terasa padat, menandakan isi daging buah sangat padat. Jujube yang kurang baik, kulit luarnya mudah hancur, saat ditekan daging buah akan terbenam ke dalam dan tidak kembali lagi, tidak ada kekenyalan.

Walaupun Jujube Baik, 3 Jenis Orang Sebaiknya Tidak Mengonsumsinya

Meskipun jujube memiliki manfaat sangat baik, tapi sebaiknya bagi 3 jenis orang tersebut di bawah ini harus memperhatikan saat mengonsumsinya:

Kaum wanita yang mengalami edema (pembengkakan) saat haid: Wanita yang konsumsi jujube segar akan makin memperburuk kondisi edema atau pembengkakan tubuhnya, konsumsi berlebihan akan menimbulkan dahak serta internal tubuh menjadi lembab, dahak dan kelembaban tertimbun di dalam tubuh, sulit untuk dikeluarkan. Tapi dalam resep obat ditambahkan jujube tidak menimbulkan masalah.

Orang yang mudah terkena panas dalam: Karena jujube bersifat hangat, mudah menyebabkan mulut kering, bau mulut, dan bibir pecah-pecah, orang yang berjerawat jika mengkonsumsi berlebihan akan mudah panas dalam.

Bagi orang yang sering sembelit atau sering mencret: Daging jujube dan kulitnya mengandung banyak serat, mengkonsumsi berlebihan tidak mudah dicerna, bahkan mungkin menyebabkan sembelit. Oleh sebab itu orang yang sembelit sebaiknya mengurangi konsumsinya, orang yang mudah mencret jika mengonsumsinya berlebihan, akan menambah beban pada usus dan lambung. (sud)

Kerusuhan Berdarah Pecah di Peru, 18 Tewas dan  2 Menteri Mundur Hingga Ribuan Turis Terjebak

NTD

Penggulingan mantan Presiden Peru Pedro Castillo memicu kemarahan publik.  Gelombang demonstrasi  pecah yang membuat Peru menjadi rusuh. Sebanyak 18 orang  tewas dalam bentrokan. Dua menteri mengundurkan diri. Sementara itu, ribuan turis terdampar di kota-kota dekat Machu Picchu saat kondisi darurat diumumkan.

Penggulingan Pedro Castillo memicu gelombang demonstrasi, menyerukan pemilihan dini, pembubaran Kongres, pembentukan Majelis Konstituante, dan menuntut pengunduran diri Presiden baru Dina Boluarte.

Namun demikian, Kongres menolak RUU tersebut pada Jumat (16/12/2022) untuk memajukan pemilihan umum lebih dari dua tahun dari 2026 hingga Desember 2023.

Sebanyak 8 orang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di selatan kota Ayacucho, 15 hari setelah panel Mahkamah Agung memutuskan bahwa Castillo harus ditahan sebelum persidangan selama 18 bulan.

Saat ini gelombang demonstrasi terus memanas, Menteri Kesehatan Rosa Gutierrez  pada 16 Desember mengumumkan bahwa sejak Castillo ditangkap pada 7 Desember, 18 orang tewas dalam konflik tersebut.

Pada 16 Desember, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan “keprihatinan yang mendalam” atas berita kematian dan penangkapan anak di bawah umur dalam demonstrasi. Pemerintah Peru mengatakan Menteri Luar Negeri, Ana Cecilia Gervasi akan bertemu dengan pejabat PBB pada Selasa untuk membahas situasi tersebut.

Menteri Pendidikan Peru, Patricia Correa, dan Menteri Kebudayaan, Jair Perez, mengumumkan pengunduran diri mereka di Twitter setelah beberapa orang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Correa dalam cuitannya: “Saya mengajukan pengunduran diri saya pagi ini (16) dan mengundurkan diri sebagai Menteri Pendidikan. Seharusnya tidak ada kematian rekan saya, dan tidak boleh ada korban yang disebabkan oleh tindakan kekerasan negara yang berlebihan.”

Situs web “Global News” Kanada melaporkan bahwa Peru mengumumkan keadaan darurat selama 30 hari pada 14 Desember, membuat ribuan turis terlantar di Cusco, sebuah kota di dekat kota kuno Inca Machu Picchu. Cusco adalah kota gerbang ke Machu Picchu.

Beberapa bandara di seluruh negeri ditutup, termasuk terminal internasional di Cusco.

Sekitar 5.000 turis terdampar di kota Cusco, kata pejabat setempat kepada AFP, di mana  menunggu penerbangan mereka dilanjutkan. (hui)

Survei Kemenhub : 44,7 Juta Jiwa Akan Berpergian Saat Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023

0

ETIndonesia- Kementerian Perhubungan beserta pemangku kepentingan terkait telah menyiapkan secara matang penyelenggaraan angkutan Natal 2022 dan tahun baru 2023.

Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga keselamatan, keamanan, serta keamanan transportasi, di mana diprediksi sekitar 44,7 juta orang akan bepergian di masa Nataru (Natal dan Tahun Baru).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (13/12), menyampaikan kesiapan dan sejumlah langkah antisipasi yang akan dilakukan Kemenhub beserta pemangku kepentingan terkait, untuk melancarkan penyelenggaraan angkutan nataru, dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI.

“Pada libur Nataru kali ini tidak ada pembatasan mobilitas seperti tahun sebelumnya. Namun demikian, pelayanan transportasi publik tetap mengedepankan aspek kesehatan, selain keselamatan, keamanan, dan kenyamanan,” ujar Menhub dikutip dari Laman Kemenhub.

Menhub menambahkan, akan mengantisipasi potensi pergerakan dalam wilayah aglomerasi, mobilitas lokal, potensi pergerakan ke lokasi- lokasi wisata, serta para pemudik yang menggunakan sepeda motor dan kendaraan pribadi.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan, pihaknya meminta kementerian/lembaga terkait untuk mengoptimalkan koordinasi dan sinergi lintas sektoral dalam mempersiapkan penyelenggaraan angkutan Nataru sesuai saran dan masukan Komisi V DPR RI.

Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kemenhub, potensi pergerakan pada Nataru tahun ini yaitu 16,35% dari jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang diprediksi sebanyak 19,9 juta orang. Sementara, yang tidak bepergian diprediksi sekitar 83,65%.

Selanjutnya, diprediksi puncak arus mudik pada masa libur Natal akan terjadi pada 23-24 Desember 2022. Sementara, puncak arus balik Natal diprediksi terjadi pada 25-26 Desember 2022. Sedangkan, untuk puncak arus mudik masa libur tahun baru diprediksi terjadi pada 30-31 Desember 2022 dan puncak arus balik tahun baru diprediksi terjadi pada 1-2 Januari 2023. (Kemenhub)

Menteri ESDM Pimpin Konvoi Motor Listrik untuk Kenalkan Program Konversi ke Masyarakat

0

ETIndonesia- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif kembali memimpin konvoi motor listrik untuk ketiga kalinya. Selain diikuti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga dan Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono, nampak pula dalam rangkaian Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani.

EV Funday dengan tema EV – The Future of Indonesia Transportation kali ini dilaksanakan sepanjang 14,8 KM dimulai dari Silang Barat Daya Monas dan berakhir di Plaza Timur Gelora Bung Karno Senayan.

Menurut Arifin, penggunan motor listrik lebih hemat dan bebas polusi. Selain itu, sensasi mengendarai motor listrik dari jarak di bandung yang 9 km dibandingkan dengan yang di Jakarta 14,8 KM jelas berbeda. Etape yang sebelumnya tidak ada macet-macet tapi tadi macetnya luar biasa.

“Keuntungan memakai kendaraan listrik kita tidak perlu ngegas listriknya diem tidak terpakai, tetapi motor BBM kalau macet itu “ngebul” terus. Jadi ada pengalaman yang memang betul-betul realitas yang terjadi di lapangan,” kata Arifin di Jakarta, Minggu (18/12/2022) dalam siaran pers Kementerian ESDM.

Senada dengan Menteri ESDM, Menteri Bintang menyatakn konvoi yang dilaksanakan tadi selain lebih panjang dari rute sebelumnya juga memiliki tantangan.

“Jalan Jakarta itu macet, jadi berkendaranya penuh tantangan. Ketika kita mengendarai motor listrik tidak masalah justru jauh lebih bagus,” ujar Bintang yang membonceng Ketua DPR RI Puan Maharani dalam konvoi.

Kegiatan EV Funday kali ketiga ini diselenggarakan sebagai rangkaian acara hasil kolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dan PT Pertamina (Persero) yang sebelumnya dilaksanakan pada tanggal 20 November 2022 di Jakarta dan 4 Desember 2022 di Bandung.

EV Funday ini merupakan dukungan dan sosialisasi Kementerian ESDM terhadap Kementerian Perhubungan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

Target kendaraan listrik dalam dokumen Grand Strategi Energi Nasional dan Rancangan Net Zero Emission adalah sekitar 2 juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada tahun 2030.

Kementerian ESDM telah menetapkan konversi motor BBM ke listrik sebesar 6 juta s.d. tahun 2030 dengan manfaat mengurangi konsumsi BBM 13,4 juta barel/tahun; menghemat kompensasi Pertalite Rp9,48 triliun/tahun; penurunan emisi CO2 sebesar 4,0 Juta Ton CO2; dan peningkatan konsumsi listrik 2,6 TWh/tahun; serta multiplier effect pada ekonomi sekitar Rp84 triliun. (ESDM)