Home Blog Page 479

Laporan Baru Memperingatkan : Beijing Memperluas Pengaruhnya Terhadap Media Global

0

oleh Chen Ting

Sebuah laporan baru menyebutkan bahwa Partai Komunis Tiongkok sedang berusaha menciptakan opini publik yang menguntungkan Beijing dengan mengintensifkan manipulasi terhadap media global. Ini adalah gerakan global bernilai miliaran dolar AS.

Pada Kamis (8 September), “Freedom House” merilis sebuah laporan berjudul Beijing’s Global Media Influence 2022 atau “Dampak Media Global Beijing 2022”. Melalui penyelidikan menemukan bahwa pihak berwenang Tiongkok dan proksi mereka menggunakan “taktik yang lebih canggih, rahasia dan koersif” untuk mempromosikan retorika yang pro-Beijing,  menyebarkan informasi yang tidak benar dan menghilangkan pelaporan yang tidak menguntungkan bagi Beijing.

Para peneliti mensurvei 30 negara antara Januari 2019 hingga Desember 2021 dan menemukan bahwa di 16 negara, PKT gencar melakukan operasi yang mempengaruhi media. Dalam tiga tahun terakhir, PKT telah meningkatkan manipulasi media di 18 negara.

Di antara itu, PKT telah menginvestasikan upaya terbesarnya untuk mempengaruhi opini publik Taiwan, diikuti oleh Amerika Serikat dan Inggris.

Laporan juga menjajakan bagaimana tanggapan dari negara-negara tersebut dan kemudian menilai sejauh mana ketahanan demokrasi negara-negara itu.

Michael J. Abramowitz, Presiden “Freedom House” dalam sebuah rilis menyebutkan : Beijing sedang melipatgandakan upayanya untuk mengendalikan penggambaran dunia tentang dirinya dan membengkokkan arah laporan media asing agar sesuai dengan keinginannya.

Ia juga mengatakan, Upaya ini bertujuan untuk membungkam kritik terhadap rezim Beijing dan mengubah media independen menjadi juru bicara PKT. 

PKT menginvestasikan dana besar untuk mempengaruhi narasi media

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa di Amerika Serikat dan negara-negara lain, media pemerintah Tiongkok membayar outlet media terkemuka untuk menerbitkan konten berita yang menggambarkan rezim Tiongkok secara positif.

Seperti “China Daily” atau Kantor Berita Xinhua yang dikelola pemerintah, mereka ini selama bertahun-tahun telah menerbitkan sisipan berbayar dalam edisi online atau cetak di “Time Magazine”, “Los Angeles Times”, “USA Today”, “CNN”, dan “Foreign Policy”.

Laporan mengutip informasi dari Kementerian Kehakiman AS menyatakan bahwa antara bulan Januari 2019 hingga Oktober 2021, “China Daily” membayar setidaknya USD. 7 juta untuk sisipan berbayar di berbagai publikasi.

China Radio International (CRI), media milik pemerintah Tiongkok juga menyiarkan program radio berbayar di dua stasiun radio di wilayah Washington dan New York City.

Pada 17 Januari 2017, Wall Street Journal menerbitkan artikel berbayar dari China Daily yang isinya menyerang Shen Yun Performing Arts. (Benjamin Chasteen/Epoch Times)

Di Nigeria, kedutaan Tiongkok secara rutin menghubungi editor di outlet berita utama untuk memantau konten berita mereka dan rupanya membayar wartawan untuk tidak melaporkan berita negatif tentang Tiongkok. Outlet media yang memiliki hubungan dengan kedutaan Tiongkok cenderung menyensor berita ketika mereka menerbitkan artikel yang tidak menguntungkan pihak yang membayar.

Di Taiwan, PKT juga menggunakan secara ekstensif iklan atau konten berbayar ilegal untuk menempatkan konten resmi yang diproduksi PKT di media lokal. Konten tersebut tidak secara jelas menandakan bahwa itu sebagai produk entitas negara Tiongkok, tetapi ditampilkan seakan-akan tulisan atau produksi independen dari program berita atau radio.

Di Inggris, outlet berita termasuk “The Daily Telegraph” dan “The Economist” sering juga menerbitkan artikel iklan berbayar dari media pemerintah Tiongkok. Namun diam-diam berhenti pada tahun 2020 ketika hubungan Tiongkok – Inggris mulai renggang.

Namun, konten berbayar dari Huawei terus muncul di kolom berita China Watch pada media “The Economist” dan “Financial Times”.

Menggunakan media sosial untuk memanipulasi opini publik

Rezim Tiongkok juga terus menggunakan media sosial untuk memperkuat retorika pro-PKT, tulis laporan itu.

Di AS, konsulat Tiongkok di New York membayar influencer media sosial untuk mempromosikan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dan berita apa pun yang baik dalam hubungan AS – Tiongkok. Demikian menurut dokumen pemerintah federal AS pada bulan Desember tahun lalu.

Seorang petugas polisi berjaga di dalam lingkungan tertutup Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 pada 29 Januari 2022. (Kevin Frayer/Getty Images)

“Freedom House” menemukan bahwa sejak tahun 2019, PKT telah secara signifikan meningkatkan kampanye disinformasi di platform media sosial di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan akun palsu untuk menyebarkan berita yang tidak benar.

Di Amerika Serikat saja, ribuan akun palsu telah bercokol di Twitter, Facebook, dan YouTube selama bertahun-tahun kemudian dilarang karena memanipulasi berbagai topik yang melibatkan Tiongkok, kata laporan itu. Topik-topik berita itu termasuk protes pro-demokrasi di Hongkong, pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, hubungan AS – Taiwan, dan bahkan mendiskreditkan kritikus yang tinggal di Amerika Serikat, dan lainnya.

Laporan menyebutkan bahwa berita tidak benar yang disebarkan oleh PKT juga mengenai berita perdebatan permasalahan domestik di Amerika Serikat, sehingga menimbulkan kebingungan pada topik hangat termasuk tanggapan pemerintah AS terhadap pandemi, ketegangan rasial dan perpecahan politik dalam pemilihan 2020.

Negara demokrasi perlu tindakan yang terkoordinasi dalam menghadapi PKT

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak negara telah menunjukkan perlawanan yang cukup besar terhadap tindakan PKT untuk mempengaruhi. Namun, itu juga membuat Beijing menerapkan taktik yang lebih canggih, agresif, dan lebih sulit terdeteksi.

Berdasarkan pengalaman Taiwan, Amerika Serikat, Inggris dan Australia, di antara negara-negara lain, PKT telah beralih ke taktik yang lebih agresif, konfrontatif atau rahasia karena operasi pengaruh moderat telah gagal mencapai hasil yang diinginkan. Demikian laporan menyebutkan.

Para peneliti memperingatkan bahwa tren itu bisa menyebar ke negara lain dalam beberapa tahun ke depan. Di lebih banyak negara, peneliti, jurnalis, dan pembuat kebijakan, mereka mungkin menjadi sasaran intimidasi diplomatik, target penindasan maya. Selain itu PKT juga akan melalui penambahan selibriti Internet untuk meningkatkan manipulasi berita di media sosial sehingga semakin banyak berita kebohongan.

Karena semakin banyak pemerintah dan media menghadapi kesulitan keuangan, PKT dan proksinya telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan ragu menggunakan tekanan ekonomi untuk meminimalkan pelaporan yang tidak menguntungkan Beijing, kata “Freedom House”.

Laporan tersebut menyarankan agar pemerintah, lembaga media, masyarakat sipil, dan perusahaan teknologi semuanya memiliki peran dalam membangun ketahanan demokrasi. Ini termasuk membangun keahlian jurnalisnya dalam pemahaman terhadap komunis Tiongkok, mendukung jurnalisme investigasi, meningkatkan transparansi kepemilikan media dan kampanye disinformasi, dan memperkuat perlindungan dasar terhadap kebebasan pers.

Pemerintah harus bermitra dengan masyarakat sipil dan media untuk memastikan bahwa semua tanggapan legislatif dan kebijakan memperkuat, bukan melemahkan sistem lembaga demokrasi.

Baru-baru ini, upaya Beijing untuk mempengaruhi media di negara-negara demokrasi telah mendapat perhatian yang meningkat dari komunitas internasional.

Pada  Mei tahun ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat “sangat prihatin” dengan upaya pemerintah Tiongkok menekan kebebasan pers di daratan Tiongkok dan menggunakan media bebas di negara lain untuk menyebarkan berita-berita yang pro-PKT.

Blinken mengatakan : “Para pemimpin di Beijing ini sedang memanfaatkan media kami yang dijamin bebas dan terbuka yang dilindungi oleh sistem demokrasi untuk mempromosikan dan menyebarkan informasi mereka yang terbukti tidak benar”. Pada akhirnya, itu akan menjadi  program mereka yang tidak mungkin berkelanjutan.” (sin)

Jika RUU Ini Disahkan, Tiongkok – AS Mungkin Dapat Bertikai atau Bahkan Memutuskan Hubungan Diplomatik

0

Aboluowang.com

Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS berencana melakukan peninjauan tentang “Rancangan Undang-Undang Kebijakan Taiwan Tahun 2022” (Taiwan Policy Act of 2022) pada 14 September 2022.

Komentator Aboluowang.com Wang Duran menjelaskan : Sebenarnya, Beijing mungkin tidak benar-benar berani memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat meskipun mengeluarkan ancaman seperti itu, karena mereka juga harus mengevaluasi konsekuensi pemutusan hubungan diplomatik terhadap ekonomi, politik, militer dan aspek lainnya. Sedangkan Beijing sendiri juga memiliki hubungan diplomatik sekaligus dengan Pyongyang dan Seoul, sehingga tidak ada alasan untuk menolak Washington menjalin hubungan diplomatik sekaligus dengan Beijing dan Taipei.

Kedua cendekiawan Taiwan baik Yen Zhen-Sheng dan Su Tzu-yun sama-sama berpendapat bahwa desakan RUU untuk mengubah nama Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei di Amerika Serikat menjadi “Kantor Perwakilan Taiwan” adalah yang dianggap paling mengkhawatirkan eksekutif AS. Sampai media Hongkong corong PKT “Hongkong China News Agency” yang mengutip hasil wawancara dengan pakar Tiongkok Chen Keming, Direktur Eksekutif Pusat Penelitian Hubungan Lintas Selat di Universitas Huaqiao, memberitakan bahwa RUU tersebut dapat dianggap sebagai versi baru dari “Undang-Undang Hubungan Taiwan” yang sudah diberlakukan. Jadi jika itu disahkan maka ada konsekuensi berupa kemungkinan akan memicu konfrontasi habis-habisan antara Tiongkok dengan AS, bahkan mungkin menjurus ke pemutusan hubungan diplomatik, menggiring kedua negara masuk ke era perang dingin baru.

Menurut “United Daily News”, Yen Zhen-Sheng, seorang peneliti di Pusat Hubungan Internasional Universitas Nasional Chengchi, mengatakan bahwa setelah Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei di Amerika Serikat berganti nama menjadi “Kantor Perwakilan Taiwan” karena disahkannya RUU tersebut, maka Taiwan secara logis akan meminta kantor perwakilannya di seluruh dunia untuk mengubah nama. Ini adalah hasil yang paling tidak dapat diterima oleh Beijing, sehingga meningkatkan potensi untuk bereaksi secara keras. Itulah yang menjadi kekhawatiran eksekutif AS.

Media partai “Hongkong China News Agency” yang mengutip ucapan Chen Keming melaporkan bahwa perubahan nama kantor perwakilan dalam RUU baru berarti bahwa Amerika Serikat menganggap Taiwan sebagai “negara kuasi”, yang memiliki sifat lebih serius daripada pemahaman tentang “Satu Tiongkok, Satu Taiwan”. Selain itu, pengangkatan ketua American Institute untuk Taiwan memerlukan persetujuan dari Senat, yang berarti ini setingkat dengan duta besar pemerintah AS.

Chen Keming, cendekiawan Tiongkok yang dimanfaatkan sebagai corong PKT mengatakan bahwa RUU baru itu juga menyinggung soal Amerika Serikat akan secara resmi memberikan Taiwan status “Sekutu Utama non-NATO”, yang berarti bahwa Taiwan dianggap sebagai sekutu di bidang militer dan sebagai salah satu anggota organisasi internasional untuk pertahanan  bersama di kawasan Indo Pasifik, yang setara dengan memulihkan status “Perjanjian Pertahanan Timbal Balik Amerika Serikat – Republik Tiongkok” (Sino-American Mutual Defense Treaty) berakhir ketika Amerika Serikat menjalin hubungan diplomatik. “Ketentuan ini akan menjadi tantangan paling serius bagi hubungan antara Tiongkok dengan AS”, kata Cheng Keming.

Su Tzu-yun, direktur Institut Strategi dan Sumber Daya Pertahanan Nasional dari Institut Penelitian Keamanan Pertahanan Nasional Taiwan, menjelaskan bahwa perubahan nama kantor perwakilan itu hanya bersifat eksternal, sedangkan internalnya adalah mendukung Amerika Serikat membantu Taiwan meningkatkan pertahanannya. Dalam hal ini, status “Sekutu Utama non-NATO” itulah yang lebih penting, karena dengan status ini AS dapat mendukung percepatan penjualan senjata ke Taiwan, lebih penting lagi, teknologi sensitif atau senjata kelas atas, kendaraan perang dll. yang ingin dibeli Taiwan di masa lalu kina semuanya dapat dipenuhi. Su Tzu-yun mengibaratkan, seperti halnya mendapatkan keanggotaan kartu kredit kelas atas, Taiwan sekarang memiliki kesempatan untuk membeli teknologi dan persenjataan yang dulu diinginkan Taiwan tetapi tidak dapat dibeli dari Amerika Serikat.

Yen Chen-Shen menjelaskan, bipartisan di Kongres AS sekarang sama-sama memiliki konsensus anti-komunis Tiongkok, terutama jika lebih dari dua pertiga anggota mendukungnya, maka Presiden Biden tidak dapat memveto RUU itu. Tetapi jika Biden berhasil mempengaruhi Kongres dengan usulan seperti “untuk masalah penggantian nama itu perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari otoritas yang berwenang dari Taiwan dan AS, atau perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, dan sebagainya. Maka hal ini mungkin dapat menghindari konflik Tiongkok – AS.

Wang Duran, komentator Aboluowang.com mengatakan : Sebenarnya, Beijing mungkin tidak benar-benar berani memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat meskipun mengeluarkan ancaman seperti itu, karena mereka juga harus mengevaluasi konsekuensi pemutusan hubungan diplomatik terhadap ekonomi, politik, militer dan aspek lainnya. Sedangkan Beijing sendiri juga memiliki hubungan diplomatik sekaligus dengan Pyongyang dan Seoul, sehingga tidak ada alasan untuk menolak Washington menjalin hubungan diplomatik sekaligus dengan Beijing dan Taipei. Di masa lalu, Presiden Carter juga mendahului persetujuan Kongres AS ketika menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Jadi situasi saat ini sangat bergantung pada bagaimana sikap Partai Demokrat dalam mendukung RUU tersebut, juga tergantung pada apakah Biden memiliki keberanian untuk tidak membatasi dan melemahkan RUU ini. Kemudian menandatanganinya setelah RUU tersebut lolos pengesahan. Yang jelas, pemberitaan media PKT tentang hasil wawancara itu lebih berbau ancaman dan bersifat “menguji suhu air”. (sin)

Jenderal AS : AS akan Memutus Pasokan Logistik Inti Jika Beijing Menginvasi Taiwan

0

NTD

Letnan Jenderal Samuel Clinton Hinote, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara AS untuk Integrasi Strategis pada Selasa (6 /9) memperingatkan bahwa jika Beijing menginvasi Taiwan, maka Amerika Serikat akan berfokus terhadap penyerangan untuk memutus pasokan logistik inti mereka. Agar Partai Komunis Tiongkok merasakan invasi ke Taiwan merupakan “salah satu operasi militer paling sulit dalam sejarah”.

Letnan Jenderal  Clinton Hinote saat menghadiri sebuah seminar tentang masa depan perang udara di The Atlantic Council pada 6 September mengatakan bahwa, Amerika Serikat ingin mempertahankan status quo di Selat Taiwan.

“Kami ingin melihat status quo tetap berlanjut. Kami tidak ingin melihat militer Tiongkok melintasi Selat Taiwan untuk menyerang Taiwan atau meluncurkan rudal ke Jepang”, katanya.

Clinton Hinote menekankan bahwa jika Beijing menyerang Taiwan, Amerika Serikat akan berfokus terhadap penyerangan untuk memutus pasokan logistik inti mereka. Agar Partai Komunis Tiongkok merasakan invasi ke Taiwan merupakan salah satu operasi militer paling sulit dalam sejarah.

“Kami akan membuatnya lebih sulit, jika mereka melakukan invasi militer terhadap teman kami (Taiwan). Saya berharap musuh potensial kami, komunis Tiongkok dapat berpikir lebih jauh, jika mereka merasakan sulitnya menyeberangi 90 mil Selat Taiwan untuk berperang melawan Taiwan, maka mereka seharusnya sadar bahwa kami tidak akan membiarkan jalur logistik mereka tetap terbuka. Kami akan melakukan segala upaya untuk memutusnya, dan menjadikannya salah satu operasi militer yang paling sulit dalam sejarah”.

Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan bahwa penjualan senjata AS ke Taiwan itu bersifat defensif, sehingga Beijing tidak memiliki alasan untuk bereaksi. Dan, AS akan terus memenuhi kebutuhan pertahanan Taiwan. Pada 2 September, pemerintah AS mengumumkan bahwa mereka akan menjual 3 batch senjata ke Taiwan yang nilainya sekitar USD. 1,1 miliar.

Wakil Kepala Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan : “Beijing tidak memiliki alasan untuk bereaksi, karena sifat dari penjualan senjata ke Taiwan ini adalah untuk tujuan pertahanan. Selama beberapa dekade terakhir, Amerika Serikat telah lama menyediakan persenjataan yang dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Taiwan yang tidak hanya sejalan dengan Undang-Undang Hubungan Taiwan, juga sejalan dengan kebijakan “Satu-Tiongkok” AS. Berdasarkan kebijakan ini, AS akan terus memenuhi kebutuhan pertahanan Taiwan”.

Vedant Patel menekankan bahwa pemerintah Amerika Serikat akan terus bertindak dengan cara yang bertanggung jawab, bijaksana dan tegas, sambil mempertahankan saluran komunikasi terbuka dengan Beijing, dan akan terus bertindak sesuai kebijakan yang digariskan pemerintah untuk mendukung Taiwan.

Di sisi lain, Gedung Putih juga membuat tanggapan terbaru atas penjualan senjata ke Taiwan pada Selasa 6 September 2022.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby dalam sebuah briefingnya mengatakan bahwa penjualan beberapa batch senjata AS ke Taiwan ini mencerminkan 2 sisi penilaian AS untuk memperkuat pertahanan diri Taiwan, yakni pertama tentang adanya kebutuhan pertahanan Taiwan saat ini, dan yang kedua adalah mengenai ancaman dari Partai Komunis Tiongkok yang kian meningkat. (sin)

Sichuan, Tiongkok Memasuki Masa Sulit, dari Suhu Tinggi, Kekeringan, Epidemi dan Gempa Bumi

0

Ruili dan koresponden khusus Hong Ning – NTD

Provinsi Sichuan, Tiongkok menderita bencana secara terus-menerus dalam sebulan, seperti gempa bumi, suhu tinggi yang ekstrem, kekeringan, dan penutupan kota. Orang-orang Sichuan menghela nafas tanpa daya: Tahun ini benar-benar sulit.

Pada (6/9) pukul 14:00 gempa bumi berkekuatan 6,8 di Prefektur Ganzi, Sichuan telah diverifikasi menyebabkan 66 kematian, 253 luka-luka, dan 15 hilang. 

Gempa bumi menyebabkan kerusakan besar pada transportasi lokal, listrik dan peralatan infrastruktur lainnya. Statistik lebih lanjut diperlukan tentang runtuhnya rumah dan kerusakan properti.

Penduduk Kota Moxi, Kabupaten Luding berkata: “Semua orang di kota itu tidak dapat dihubungi untuk saat ini. Hanya orang di luar yang dapat melalui (panggilan telepon). Sekarang seluruh kota Moxi lumpuh.”

Yang, seorang penduduk Kota Moxi, Kabupaten Luding, mengatakan: “Banyak rumah runtuh, beberapa di antaranya telah rata dengan tanah. Setelah kerusakan selesai, semuanya retak. Semuanya menjadi rumah bobrok. Di sana tidak ada listrik atau air.”

Pada saat yang sama, gempa berkekuatan 4,3 juga terjadi di Kabupaten Shimian, Kota Ya’an, yang terkonsentrasi di sepanjang Sungai Dadu dan penduduk setempat masih berisiko.

Seorang penduduk Kabupaten Shimian, Kota Ya’an berkata : “Jika Anda berada di jalan, bagaimana Anda berlari? Ada sungai di bawah dan gunung di belakang. Ke mana Anda lari? Di pedesaan, sebagian besar batu jatuh dari gunung, dan orang-orang terbunuh.”

Pusat gempa terletak di Kabupaten Luding di barat daya Provinsi Sichuan. Namun, saat gempa kuat melanda, Markas Besar Epidemi Prefektur Ganzi mengumumkan bahwa Kabupaten Luding dan Hailuogou berada di bawah kendali sementara. Pasukan penyelamat sosial berpartisipasi dalam penyelamatan dan bantuan bencana.  Orang luar tidak boleh masuk ke dalam membantu dan tindakan pihak berwenang menimbulkan pertanyaan.

Para komentator percaya bahwa implementasi kontrol global PKT adalah untuk mencegah kebocoran kebenaran gempa bumi sambil mencegah epidemi. Saat Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 semakin dekat, pembersihan masih merupakan jalur merah  yang tidak dapat diatasi bagi pemerintah daerah.

Sebuah pengeras suara resmi berbunyi: “Silakan pulang tepat waktu dan jangan tinggal di luar.”

Namun, saat gempa, kamera dengan jelas menangkap gambar ibu panda raksasa dan kedua anaknya bergegas dari dalam ruangan lari ke lapangan terbuka.

Melihat pemandangan hangat ini, ada juga jejak kesedihan Netizens telah menyatakan bahwa “binatang hidupnya lebih baik daripada manusia.”

Tang Jingyuan, menilai hal demikian bukan lagi hal aneh yang sederhana, dia setara dengan seorang pejuang dalam hal yang aneh, kita semua tahu bahwa naluri setiap kehidupan untuk melarikan diri dari bencana alam, dan dapat dikatakan sebagai hak paling dasar dari setiap orang. Akan tetapi, sekarang naluri itu juga harus mematuhi perintah partai, mematuhi kebutuhan partai, dan Anda hanya dapat melarikan diri dengan persetujuan partai.

Wang Xiaoyun (nama samaran), penduduk Kabupaten Lu, Kota Luzhou menuturkan: “Komunitas di tempatnya ditutup karena epidemi, dan baru kemarin diizinkan keluar untuk membeli sayuran. Apa daya tahun ini sangat sulit, Gempa bumi, suhu tinggi, epidemi. 

Sichuan pernah mengalami cuaca suhu tinggi ekstrem yang langka,  menyebabkan kekeringan parah dan kebakaran gunung. Kini, mengalami bencana alam seperti gempa bumi yang kuat dan bencana buatan manusia yang disebabkan oleh pencegahan epidemi ekstrem PKT. Banyak orang-orang Sichuan menghela nafas tak berdaya, hal demikian benar-benar terlalu sulit.

Sebuah video  Warga Chengdu membeberkan : “Ini adalah epidemi dan gempa bumi. Tampaknya tidak ada cara untuk bertahan hidup akhir-akhir ini. Terlalu sulit, terlalu sulit.” (hui)

Kerajinan Seni Halus Tiongkok dari Bulu Burung Cekakak

0

Lorraine Ferrier

Bagi pasangan pengantin baru di Tiongkok pada abad ke-19, saat mereka melangkah ke kamar pelaminannya, adalah momen akhir dari rangkaian upacara pernikahan dan menjadi awal dari kehidupan mereka bersama. 

Sang mempelai wanita mengenakan mahkota pengantin emas dan berwarna pirus mencolok yang dihiasi dengan permata semi mulia dan cadar mutiara. Sesuai tradisi Tiongkok, sang suami akan membuka cadar istrinya  hanya  setelah perayaan pernikahan selesai, dan pasangan yang baru menikah berada  sendirian di kamar tidur mereka.

Tiara, abad ke-19, Dinasti Qing (1644–1912), Tiongkok. Hadiah yang dijanjikan dari Barbara dan David Kipper. Institut Seni Chicago. (Institut Seni Chicago)

Tradisi kuno dan simbol keberuntungan menandai acara tersebut. Misalnya, mahkota pengantin wanita mungkin berhiaskan sepasang naga yang mengejar mutiara yang menyala, hal ini melambangkan pernikahan yang bahagia. Dan sang suami akan mengaitkan hiasan rambut istrinya pada ruang yang ditentukan di tengah kisi-kisi di belakang ranjang pernikahan untuk melambangkan pernikahan yang subur.

Dari jauh, tiara mempelai wanita yang semarak tampak terbuat dari batu pirus, atau enamel. Tapi batu pirus tidak berwarna-warni seperti warna biru di mahkotanya. Jika diamati lebih dekat pada hiasan pirus misterius ini, seakan melihat kilau halus bulu burung kingfisher atau cekakak.

Berharganya Bulu Burung Cekakak

Menariknya, bulu burung cekakak tidak berwarna biru solid; namun transparan. Burung itu mendapatkan rona pirus yang cerah karena bulunya membiaskan cahaya.

Sejak Dinasti Han (206 SM–220 M), pengrajin Tiongkok telah menggunakan daya tarik bulu cekakak sebagai hiasan. Orang Tiongkok menyukai burung cekakak dari Vietnam dan Kamboja.

Hiasan kepala, abad ke-19, Dinasti Qing (1644–1912), Tiongkok. Hadiah yang dijanjikan dari Barbara dan David Kipper, Institut Seni Chicago. (Institut Seni Chicago)

Permaisuri dan para selir lah yang pertama kali mengenakan hiasan kepala bermotifkan burung cekakak. Kemudian sejak abad ke-19, para wanita bangsawan dan kaya mulai memakainya pada acara-acara khusus seperti pernikahan dan ulang tahun.

Selain sebagai hiasan kepala, kilauan warna bulu burung cekakak yang semarak ditampilkan pada kipas, perhiasan, jepit rambut, ikat pinggang, rok, selimut, layar lipat, dan bahkan kereta.

‘Menghiasi dengan Burung Cekakak’

Salah   satu   teknik menakjubkan yang digunakan pengrajin   Tiongkok,   disebut   tian-ts’ui  (secara  harfiah  berarti “menghiasi    dengan burung cekakak”), melibatkan penggunaan  filamen  bulu  burung cekakak sebagai tatahan dekoratif yang ketika selesai hampir terlihat seperti enamel.

Menurut Museum Pitt Rivers,   untuk   membuat objek   tian-ts’ui,   seorang pengrajin    pertama-tama akan    menyolder    kawat galeri  ke  kerangka  logam untuk  membuat  motif   yang   berbeda,   seperti   bunga,   naga,   burung phoenix, atau kupu-kupu. Dia  akan  membagi  setiap motif   menjadi   beberapa bagian untuk di hias. Dia kemudian memotong filamen bulu burung sesuai ukuran dan mencelupkannya masing-masing ke dalam lem tipis yang terbuat dari kulit hewan atau isinglass (terbuat dari kantung insang ikan) dan ekstrak rumput laut, sebelum menempelkan potongan filamen tersebut ke kerangka logam dengan ketelatenan tinggi.

Pada tahun 1908, penulis Mary Parker Dunning  menyaksikan  seorang  pengrajin membuat  pin  tian-ts’ui.  “Pengrajin  ajaib, seorang   Tiongkok   yang   sabar,   berkacamata,  mengambil  sehelai  bulu  dari  sayap burung, membubuhkannya sedikit lem dan meletakkannya di atas alas perak, kemudian sehelai rambut lagi, yang ia letakkan di samping yang pertama. Kemudian lagi dan lagi dan lagi, tanpa henti, sungguh menyakitkan kepala dan melelahkan mata, sampai dia meletakkan filamen dari bulu- bulu sayap burung begitu erat sehingga terlihat seperti sepotong enamel,”tulisnya dalam bukunya tahun 1968 berjudul “Mrs.Marco Polo Remembers” (seperti dikutip dalam sebuah artikel di situs web Pitt Rivers Museum.)

Topi, abad ke-18–19, Dinasti Qing (1644–1912), Tiongkok. Hadiah yang dijanjikan dari Barbara dan David Kipper. Institut Seni Chicago. (Institut Seni Chicago)

Si pengrajin kemudian akan menambahkan bahan-bahan berharga ke dalam karya tersebut, seperti rubi, batu akik, batu giok, koral, amber, dan mutiara.

Karena sifatnya yang halus, objek bulu burung cekakak jarang dapat bertahan. Namun pengunjung Institut Seni Chicago dapat melihat lebih dari 20 objek yang menampilkan kerajinan bulu-bulu—mulai dari jepit rambut, perhiasan hingga hiasan kepala—dalam pamerannya yang bertajukkan “Kingfisher Headdresses From China.” (jen)

Pameran  Institut  Seni  Chicago  “Kingfisher Headdresses From China” berlangsung hingga 21 Mei 2023. Untuk mengetahui lebih lanjut, kunjungi ArtIC.edu

Ikon-Ikon dari Harapan: ‘Gembala yang Baik’

0

Elizabeth Lev

Pada abad ketiga Masehi, Kekaisaran Romawi telah berubah menjadi penggabungan orang-orang yang letih, hidup dengan perang terus-menerus dan di bawah ketidakstabilan politik yang tak ada habisnya. Mereka mematikan kecemasan eksistensial mereka dengan kesenangan dan kemewahan serta menjelajahi banyak sekali agama untuk mencoba mengisi kekosongan spiritual di zaman mereka.

Identitas Romawi telah kehilangan makna bagi banyak warganya yang terlempar melintasi bentangannya yang luas, dan tanpa sepengetahuan mereka, kejatuhan kekaisaran sudah membayang di cakrawala.

Komunitas Kristen berkembang selama masa-masa yang tidak pasti itu, diperparah oleh penganiayaan sporadis dan kejam, namun memproklamirkan pesan harapan dan terang dalam kegelapan. Untuk mewujudkan harapan ini dalam bentuk visual, mereka membuat ikon inovatif: ikon “Gembala yang Baik”, sebuah gambar yang diambil dari ajaran Alkitab.

Memikul Dosa Kita

Penggabungan Kitab Suci dengan motif yang akrab bagi penonton yang sangat canggih di Kekaisaran Romawi, “Gembala yang Baik” adalah ikon Kristen pertama yang sukses, dengan salinannya dapat ditemukan dari Inggris ke Spanyol hingga ke Suriah. Namun, versi yang paling terkenal diproduksi di Roma, dan sekarang disimpan di Museum Vatikan.

Dalam karya ini, orang-orang Kristen mengubah “alphabet” visual Yunani-Romawi seolah- olah menjadi leksikon baru yang menyenangkan. “Gembala yang Baik”, sosok yang mengenakan exomis (tunik satu lengan pendek) dan memanggul domba di atas bahunya, sangat akrab dengan dunia Hellenisasi di Mediterania.

Orang Yunani mengenal sosok itu sebagai Hermes, utusan terkasih para Dewa, pelindung para gembala, dan penuntun jiwa-jiwa menuju alam baka, yang sering kali digambarkan memanggul domba. Orang Romawi melihat pria penggembala domba sebagai representasi gagasan filantropi: kesediaan untuk memikul beban orang lain, ekonomi atau sipil, di atas pundaknya sendiri.

Versi paling terkenal dari “The Good Shepherd,” sekitar tahun 300–350, oleh seniman tak dikenal, di Catacombs of Domitilla, Museum Vatikan. (Carole Raddato/CC BY-SA 2.0)

Orang-orang Kristen membangun di atas pesan kebaikan ini, menempatkan gembala mereka yang akan menanggung beban dosa untuk membawa jiwa-jiwa ke surga. Untuk menekankan kekuatan Ilahi dari gembala mereka yang penuh belas kasih, mereka lantas menggunakan figur Dewa Apollo untuk wajah mudanya.

Sebagai Dewa matahari, Apollo menjadi saluran yang berguna bagi orang Romawi untuk memahami Kristus sebagai Terang Dunia. Gambar itu juga menjadi titik masuk ke dalam kitab suci karena menyinggung bagian-bagian yang menggambarkan inkarnasinya serta penyaliban dan kebangkitannya.

Domba dan Kambing

Salah satu gambar visual paling awal, yang dilukis pada 250–275 di Catacombs of Priscilla di Roma, menambahkan sentuhan unik Kristen pada ikonografi, di mana gembala tidak memanggul domba jinak yang manis di atas bahunya, tetapi seekor kambing.

Satyr, personifikasi Yunani dari nafsu merajalela dan tidak bertarak, direpresentasikan sebagai setengah manusia dan setengah kambing. Yesus berbicara tentang penghakiman sebagai pemisahan domba dari kambing. Bau dan menjijikkan, makhluk-makhluk yang tidak dicintai ini menemukan pelindung di dalam “Gembala yang Baik”, yang datang untuk menemukan mereka yang kelemahannya telah menyesatkan mereka. Dia menawarkan harapan bagi yang tersesat dan juga yang setia.

Yang Baik, Benar, dan Indah

“Gembala yang Baik” tidak pernah dimaksudkan sebagai gambaran tuduhan atau rasa bersalah, juga bukan penolakan terhadap kepercayaan dan praktik pagan; itu dimaksudkan sebagai pertanda perdamaian. Ini membangkitkan puisi pastoral, dicintai oleh orang Romawi, yang memuji sederhananya kehidupan pedesaan dan negara.

Virgil, penyair Romawi yang paling terkenal, telah menangkap imajinasi sebuah kerajaan dengan pengalaman indah dan mistis yang diceritakan oleh para gembala di tengah kawanan mereka dalam bukunya yang banyak dibaca orang, “Eclogues”. Genre berkembang dan menyebar ke seni visual, seperti yang terlihat di jalur pastoral dari rumah abad pertama Livia, istri Kaisar Augustus, di Roma.

Salah satu representasi visual paling awal dari “Gembala yang Baik” dengan Kristus membawa seekor kambing di pundaknya, sekitar tahun 250–275, oleh seniman yang tidak dikenal, di Catacombs of Priscilla di Roma. (Public Domain)

Ikonik “Gembala yang Baik” menghilang ketika Kekaisaran Bizantium memperoleh pengaruh atas wilayah Romawi kuno, tetapi ingatannya masih bertahan dalam tradisi Katolik hari ini. Setiap tahun, pada tanggal 29 Juni, Perayaan St. Peter dan Paul di Roma, uskup agung baru dianugerahi stola wol putih, yang disampirkan di bahu mereka. Stola ini merupakan simbol dari tugas mereka untuk membantu Paus dalam membawa jiwa-jiwa kawanan domba menuju keselamatan.

Ada banyak keburukan di akhir kekaisaran— dengan perang yang merajalela, penyakit, kemiskinan, dan kekejaman—namun orang-orang Kristen memilih untuk bangkit dari kekotoran dan kejahatan yang ada di mana-mana.

Mereka menyebut gembala mereka “kalos”, sebuah kata Yunani yang tidak hanya berarti “baik” tetapi juga “benar” dan “indah”. Panggilan untuk keindahan itu dapat digambarkan sebagai mandat untuk seni Kristen selama berabad- abad untuk diikuti.

Tidak peduli seberapa brutal keadaan mereka, “Gembala yang Baik” mengundang para pengikutnya untuk menampilkan wajah terbaik mereka dan berusaha untuk menawarkan harapan dan kedamaian di zaman yang penuh gejolak, zaman yang tidak jauh berbeda dengan zaman kita saat ini. (iwy)

Masyarakat yang Terbelah

0

Iswahyudi

“Memecah belah (polarisasi) rakyat adalah cara yang baik untuk memenangkan pemilihan, Dan juga cara yang baik untuk menghancurkan negara,” kata Molly Ivin.

Polarisasi terjadi ketika satu kelompok merasa tidak aman dengan adanya kelompok lain. Dan perjuangan menegasikan satu sama lain dimulai. Diawali saling memberi label, saling  membully, saling  mencari- cari kesalahan, saling melaporkan ke pengadilan dan yang terburuk adalah saling baku hantam dan kekerasaan fisik. Terjadi kerasnya polarisasi masyarakat pada 3 kontestasi besar yaitu pilpres 2014, Pilkada DKI 2017, dan Pilpres 2019 seharusnya membuat bangsa Indonesia was-was. Karena polarisasi seperti ini juga terjadi di Indonesia pada 1960-an di akhir pemerintahan Soekarno. Dan setelah itu bencana kemanusiaan yaitu konflik horisontal terjadi antara antikomunis dan komunis. Sekitar lima ratus ribu orang menjadi korban, yang akarnya adalah pertarungan kelas (struggleof class) yang menjadi budaya dasar dari komunisme. Gerakan komunis Indonesia memanen dari benih yang ditabur sendiri, menjadi target pembantaian.

Upaya untuk mengobati polarisasi itu sudah diupayakan dengan masuknya  pemimpin oposisi dalam pemerintahan, namun anehnya kebiasaan memolarisasikan segala hal nampaknya sudah terlanjur menjadi kebiasaan masyarakat. Kalau kita awasi tagar di twitter dengan ajeg setiap harinya, sangat nampak jelas bahwa selalu ada perang tagar dalam isu apa pun yang  terjadi di negeri ini. Dan upaya membendung api perseteruan dari sisi elite tidak efektif sampai ke akar rumput, yang salah satunya ini disebabkan bisnis menciptakan polarisasi sudah menjadi industri dan menjadi lapak jualan bagi pasukan buzzerRp, dan sebagai sumber penghasilan ketika ekonomi dunia semakin tidak menentu akibat  pandemi dan ketidakstabilan geopolitik. Selain itu kehadiran media sosial dengan algoritma yang bisa didesain menjadikan polarisasi menjadi alat kendali, alat manipulasi, dan alat pendangkalan massal serta alat penaklukan.

Akar dari Polarisasi

Dalam sejarah ketika terjadi perubahan ekonomi yang besar, polarisasi politik meningkat. Àlex Ruiz dalam artikel berjudul “The deep roots of polarisation, or on the need to recover the lost narrative”, menemukan polarisasi politik berakar pada perubahan teknologi, globalisasi, dan perubahan demografis. Yang nantinya polarisasi ini pada akhirnya menyerang demokrasi bahkan membusukkan demokrasi sehingga otokrasi bisa menggantikan posisinya dalam membangun peradaban yang dirasa lebih efektif.

Di era digital yang penuh disrupsi ini yang diklaim telah mendisrupsi ideologi seperti kapitaslisme maupun komunisme ternyata tidaklah benar.  Contohnya saja, komunisme yang diklaim sebagai ideologi bangkrut  ternyata  justru  di  zaman  digital ini menemukan momentumnya untuk mewujudkan seluruh utopia komunisme menjadi kenyataan. Dengan AI, Big Data, dan Algoritma, PKT (Partai komunis Tiongkok) sementara ini banyak memengaruhi opini dunia bahwa sosialisme bercirikan Tiongkok (komunisme) adalah bisa dijadikan model bagi pembangunan  peradaban menggantikan ideologi dunia bebas dan demokrasi. Big data, AI, dan Algoritma menjadi senjata revolusi baru bagi mewujudkan tujuan-tujuan ideologis.

Yang sebenarnya adalah, teknologi hanya sebagai alat revolusi komunisme. Salah seorang teman sesama aktivis 98 yang berhaluan kiri yang sekarang begitu getol membangun sebuah proyek bukit algoritma, mengonfirmasi bahwa komunisme di era digital ini menuju sebuah kondisi fully automated luxury communism. Inilah komunisme gaya baru itu. Tak terlihat lagi bentuknya tapi sangat terotomatisasi dan bisa mendisrupsi ideologi yang lain. Dan kaum proletar di era digital begitu berselimut kemewahan sehingga tak bisa dikenali ideologi apa yang dianut.

Di era digital ini kita melihat revolusi proletariat digital yang mendisrupsi bisnis konvensional dengan kemunculan bisnis start-up semisal transportasi, marketplace, fintech, dan lain-lain yang ini kalau dirasakan mirip dengan aksi menggayang kelas borjuis, bahkan membuat borjuasi bisnis konvensional tunduk dalam pengaturan para start-up yang didominasi kaum milenial. Sampai muncul ungkapan mellenial kill everything. Namun fenomena ini tak berlangsung lama, dengan kemunculan pandemi para start-up disruptor ini akhirnya menjadi sasaran pembantaian. Bagi pakar komunis ini hanyalah pemanis bagi para kaum proletar digital untuk setia menjadi useful idiot untuk mewujudkan agenda utopis ideologi yang digembar-gemborkan telah bangkrut ini.

Dalam budaya dan gaya hidup juga ada revolusi kebudayaan versi digitalnya. Aplikasi video pendek besutan PKT yang lagi naik daun bisa membuat budaya tingkat jalanan (pinggiran) mendapatkan panggung yang megah dan viralitas, sementara tampilan dari karya professional berjuang berdarah-darah untuk menuju puncak vitalitas dan panggung yang megah. Selera budaya masyarakat dibantai habis-habisan.

Baru-baru ini, catwalk-catwalk kelas menengah ke atas dibantai habis-habisan oleh catwalk zebracross ala Citayam Fashion Week. Tiba-tiba panggung sakral HUT RI ke-77 digoyang habis-habisan oleh sebuah lagu “Ojo Dibandingke” yang dinyanyikan oleh zelenial dari ujung timur Pulau Jawa. Idol-idol hasil ciptaan alat revolusi budaya digital ini tiba-tiba menjadi pusat mandala baru bagi arah budaya digital di masa depan. Tak perlu pinter, sekolah tinggi, dan menaikkan standar karya, cukup berbekal viralitas, maka dunia akan berubah dalam sesaat. “Viralitas nomor 1, kualitas dan tanggung jawab sosial adalah nomer kesekian”. 

Selain itu, sebuah lagu berjudul “Joko Tingkir Ngombe Dawet” yang juga viral, yang akhirnya menimbulkan polemik karena dianggap melecehkan seorang ulama sekaligus raja di masa lampau, dan rencananya juga dinyanyikan di HUT ke-77 yang untungnya diurungkan, bisa mengonfirmasi bahwa secara senyap revolusi budaya  kaum proletar telah berlangsung. 

Arus melupakan sejarah, melupakan masa lalu, dan hanya ada urusan dengan masa depan, sebenarnya adalah bukti bahwa roh lagu Internasionale Komintern sedang dicoba diwujudkan dengan cara yang halus, tak terduga, digital, canggih, dan begitu dekat dan melekat. Yaitu dari saku di mana gawai kita disimpan.

Polarisasi Berujung Kediktatoran Tunggal

Polarisasi adalah bentuk nyata dari filosofi pertempuran atau struggle of class. Dalam perspektif komunis, untuk selalu menggelorakan revolusi, pertarungan kelas harus terus diciptakan tiada henti. Musuh bersama harus diciptakan walaupun itu dalam masa damai. Komunisme sebenarnya menjadikan kaum proletar sebagai sekrup untuk mewujudkan agenda besarnya. 

Para proletariat digital diberikan panggung dan senjata yang sangat lengkap untuk mengganyang kaum borjuis. Tapi itu bukan akhir, dan ini hanyalah sebuah longmarch menuju tujuan terakhir yaitu kediktatoran tunggal. Kaum proletariat digital diberikan sebuah label dan mantra baru semisal millenial kill everything. Tapi itu tidak lama, pandemi akhirnya membunuh milenial dengan sangat telak. Perusahaan-perusahaan start-up itu akhirnya juga masuk lubang pembantaian. Menjadikan pandemi atau plandemi sebagai game changer. Pandemi akhirnya membantai milenial juga. Langkah selanjutnya adalah me-restart ulang sistem dan tiba-tiba kediktatoran tunggal terwujud. Itulah Great Reset itu mulai dijalankan.

Polarisasi seolah menjadi laga gladiator yang memuaskan animal spirit public, mengalihkan perhatian mereka dari masalah sebenarnya yang bakal mereka hadapi ke depan. 

Hilangnya kebebasan, hilangnya kepemilikan, hilangnya keyakinan, dan terwujudnya “kesetaraan dan kemakmuran bersama”. Polarisasi ibarat obat bius yang melenakan publik dari penjagalan. Penjagalan perhatian, akal sehat, nilai yang akhirnya menjadikan publik hantu lapar yang memangsa satu sama lain tak tersisa bahkan memangsa dirinya sendiri.

Harmoni Adalah Jalan Emas

Harmony makes small things grow; lack of it makes great things decay. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Sejarah telah mengajarkan bangsa Indonesia pedihnya menjadi bangsa yang lama terjajah. Karena lamanya terjajah, akhirnya penjajahan serasa zona nyaman.  Dan DNA keterjajahan itu belum sepenuhnya dikodekan kembali. Dan lingkaran setan penjajahan itu tak kunjung terputus. Bahkan penjajahan bukan hanya dalam artian fisik, malah terjebak dalam penjajahan mimpi pihak lain. Dan bekerja keras untuk mewujudkan mimpi orang lain. Para elite rela membelah bangsa menciptakan polarisasi demi meraih kursi. Dan sesampainya kursi diraih yang diwujudkan ternyata mimpi orang lain. Dan begitu terjaga kembali ke dunia nyata, bahwa kita masih terjajah.

Bhinneka Tunggal Ika sejatinya adalah warisan yang ampuh ketika bangsa ini dilanda polarisasi yang akut. Di luar sana memang ada yang diuntungkan dengan polarisasi bahkan perang sekalipun. Bahkan peperangan yang mengorbankan juta- an nyawa sekalipun bisa dilakukan untuk mengeruk keuntungan. Namun yang jelas itu bukan bangsa kita, bukan karakter bangsa kita yang cinta damai.

Jalan asli kita adalah jalan harmoni. Era Majapahit yang disebut pernah mencapai kejayaan bisa mengharmoniskan dua keyakinan yang berbeda yang bahkan di negeri asalnya berseteru hebat. Harmoni adalah jalan emas. Jika dengan harmoni bangsa  ini bisa bahagia dan maju, mengapa harus mengencangkan urat leher untuk berdebat dan berseteru dengan yang lain. Peace come from within, Don’t seek it without. Dan cobalah resep ini ketika dalam polarisasi yang tajam.

“Dari kejauhan dunia tampak biru dan hijau, dan pegunungan yang tertutup salju putih. Dari kejauhan lautan bertemu sungai, dan elang itu terbang. Dari kejauhan, ada harmoni, dan itu bergema melalui tanah. Itu adalah suara harapan, itu adalah suara kedamaian, itu suara setiap pria,” Bette Midler.

The last but not the least. Pihak yang kita rundung, caci, penjarakan, dan bunuh karakternya, tidak lain adalah seorang yang dilahirkan oleh ibu yang sama yaitu ibu pertiwi. (et)

Gempa 4 Kali dengan Kekuatan Magnitudo 5.9, M 6.0, M 5.5, dan M 6.2 Mengguncang Mamberamo Raya,  Papua

0

ETIndonesia- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa pada Sabtu 10 September 2022 mulai pukul 06.31.48 WIB sampai dengan pukul 07.05.14 wilayah Mamberamo Tengah, Mamberamo Raya, Papua diguncang 4 gempabumi tektonik.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update gempa pertama dengan magnitudo M6,1, gempa kedua M5,9, gempa ketiga M5,5 dan gempa keempat M6,2.

BMKG melaporkan episenter gempabumi pertama terletak pada koordinat 2,21° LS ; 138,25° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 8 Km arah Timur Laut Mamberamo Tengah, Mamberamo Raya, Papua pada kedalaman 19 km.

Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Sarmi dengan skala intensitas IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), daerah Mamberamo dengan skala intensitas III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ) dan daerah Jayapura dengan skala intensitas II MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).

Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan sebagai dampak gempa. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.

Sedangkan kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. (asr)

Raja Charles III Sampaikan Pidato Perdana di Istana Buckingham

Jack Phillips

Raja Charles III pada Jumat  (9/9) menyampaikan pidato perdana sebagai raja setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II.

Dalam pidatonya, Charles menyebut Ratu Elizabeth, yang meninggal pada usia 96 pada hari Kamis, sebagai “inspirasi” dan “contoh” baginya.

“Ratu Elizabeth adalah kehidupan yang dijalani dengan baik,  sebuah janji dengan takdir yang ditepati dan begitu banyak duka  atas kematiannya. Janji pelayanan seumur hidup itu saya perbarui kepada Anda semua hari ini, ”tambahnya.

Raja Charles (73) menambahkan bahwa dia akan “menegakkan prinsip-prinsip konstitusional di jantung bangsa kita” dan berjanji untuk melayani persemakmuran “dengan kesetiaan, rasa hormat, dan cinta seperti yang saya miliki sepanjang hidup saya.”

“Di mana pun Anda tinggal di Inggris, atau di alam persemakmuran dan wilayah di seluruh dunia, dan apa pun latar belakang atau kepercayaan Anda, saya akan berusaha untuk melayani Anda dengan kesetiaan, rasa hormat, dan cinta, seperti yang saya miliki sepanjang hidup saya,” kata Charles.

“Itu lebih dari sebuah janji: itu adalah komitmen pribadi yang mendalam yang mendefinisikan seluruh hidupnya. Dia berkorban untuk tugas. Dedikasi dan pengabdiannya sebagai penguasa tidak pernah surut, melalui masa-masa suka dan duka, melalui saat-saat kegembiraan dan perayaan, dan melalui saat-saat sedih dan kehilangan.”

Raja Chales III memberikan putranya William dengan gelar Pangeran Wales selama pidato tersebut. Kate Middleton, istri William, kini akan menyandang gelar Princess of Wales.

“Hari ini, saya bangga mengangkatnya sebagai Pangeran Wales, Tywysog Cymru, yang gelarnya sangat saya sanjung selama hidup dan tugas saya,” katanya. 

“Dengan Catherine di sampingnya, Pangeran dan Putri Wales kita yang baru, saya tahu, akan terus menginspirasi dan memimpin percakapan nasional kita, membantu membawa kaum marginal ke titik pusat di mana bantuan vital dapat diberikan.”

Raja, yang menyampaikan pidato dari Istana Buckingham, juga memberikan cintanya kepada putranya, Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle “saat mereka membangun kehidupan mereka di luar negeri.”

Charles juga menyebut istrinya, Camilla, sebagai “permaisuri”. Charles menikahi Camilla pada 2005 setelah kematian Putri Diana, istri pertamanya.

Sebelumnya pada Jumat, Charles tiba kembali di London setelah terbang dari perkebunan Balmoral dan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Liz Truss. Ketika dia tiba, dia disambut dengan nyanyian “God Save the King” saat dia berjabat tangan dan mengobrol dengan pelayat.

Sejarawan mengatakan Charles akan secara resmi dinyatakan sebagai raja dalam waktu dekat. Sebuah acara penobatannya akan berlangsung di Istana St James di London di depan badan seremonial yang disebut Dewan Aksesi.  (asr)

Jepang Longgarkan Aturan Kedatangan di Bandara, Malaysia Cabut Wajib Masker dalam Ruangan

0

NTD

Jepang pada Rabu 7 September, mulai melonggarkan aturan kedatangan di bandara internasionalnya. Meskipun belum memberlakukan kembali perjalanan bebas, tetapi sudah memungkinkan kelompok wisata masuk Jepang dengan tanpa didampingi oleh pemandu wisata, dan memperbanyak jumlah entri wisata per hari dari sebelumnya yang 20.000 menjadi 50.000 orang. Situasi epidemi di Korea Selatan juga secara bertahap mereda. Malaysia bahkan mencabut kewajiban menggunakan masker dalam ruangan.

Pemerintah Jepang mengumumkan mulai melonggarkan kebijakan pembatasan mulai 7 September, termasuk meningkatkan jumlah wisatawan yang memasuki negara itu menjadi 50.000 orang per hari. Bebas memberikan bukti tes PCR negatif dalam waktu 72 jam sebelum penerbangan bagi penumpang yang sudah menerima 3 kali vaksin. Dan memungkinkan kelompok wisata masuk Jepang dengan tanpa didampingi oleh pemandu wisata.

Pemerintah Jepang juga mengumumkan untuk mengurangi jumlah hari karantina bagi pasien yang dikonfirmasi tertular COVID-19.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan : “Jika Anda mengalami gejala, kami akan mempersingkat lamanya karantina dari 10 hari menjadi 7 hari. Jika Anda tidak menunjukkan adanya gejala, kami akan menggabungkan pengujian dan membebaskan kewajiban karantina setelah 5 hari”.

Penanggung jawab Japan Airlines mengatakan bahwa jumlah penerbangan pemberangkatan dan pendaratan di Jepang sudah mulai meningkat. Namun, perjalanan mandiri untuk pemesanan tiket pesawat dan akomodasi individu belum dirilis untuk saat ini karena agen perjalanan belum dapat menangkap rencana perjalanan.

Menurut analisis eksternal, karena terhambat oleh kebijakan Nol Kasus ekstrem Beijing, jadi warga negara Tiongkok yang selama ini mendominasi jumlah wisatawan Jepang mungkin masih sulit diharapkan. 

Di sisi lain, jumlah kasus baru terdiagnosis COVID-19 di Korea Selatan juga mengalami penurunan sebesar 22,2% dari minggu sebelumnya. Mengingat pelonggaran epidemi secara bertahap, Korea Selatan mulai 3 September mengizinkan turis asing masuk tanpa sertifikat PCR negatif, dan memperpanjang langkah masuk bebas visa bagi para turis dari Taiwan, Jepang, dan Makau hingga akhir bulan Oktober tahun ini.

Di Asia Tenggara, Kementerian Kesehatan Malaysia mengumumkan pada  Rabu (7 September), bahwa pemerintah telah membebaskan kewajiban memakai masker di dalam ruangan mulai 7 September, dan memberikan wewenang kepada pemilik toko untuk memutuskan sendiri apakah pengunjung harus atau tidak menggunakan masker saat memasuki ruangan mereka. Namun demikian, wajib masker masih diberlakukan bagi para penumpang transportasi umum, seperti bus, KA, dan mereka yang mengunjungi rumah sakit. (sin)

Charles Naik Tahta Jadi Raja Inggris, Menyandang Gelar Raja Charles III

Jack Phillips

Putra Ratu Elizabeth II dan raja baru Inggris, Charles, merilis pernyataan berkabung atas kematian ibunya pada Kamis 8 September.

Charles langsung disebut sebagai raja oleh Istana Buckingham, yang mengumumkan kematian Elizabeth pada Kamis malam waktu setempat. Camila, istrinya, disebut sebagai permaisuri.

Seorang juru bicara Istana Buckingham mengatakan kepada The Telegraph dan Sky News pada Kamis bahwa dia akan dipanggil dengan Raja Charles III. Dia punya pilihan untuk mengambil nama lain.

Dalam sebuah pernyataan, Charles menyebut kematian ibunya sebagai “momen kesedihan terbesar bagi saya dan semua anggota keluarga saya.”

“Kami sangat berduka atas meninggalnya penguasa yang disayangi dan Ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya sangat terasa di seluruh negeri, Alam dan Persemakmuran, dan banyak orang di seluruh dunia, ”tambahnya.

“Selama masa berkabung dan perubahan ini, saya dan keluarga saya akan dihibur dan ditopang oleh pengetahuan kami tentang rasa hormat dan kasih sayang yang mendalam di mana Ratu dirasakan secara luas,” kata Raja Charles.

Istana mengatakan ratu “meninggal dengan damai di Balmoral sore ini, Raja dan Permaisuri akan tetap di Balmoral malam ini dan akan kembali ke London besok.”

Charles secara resmi dinobatkan sebagai raja dalam waktu dekat. Acara ini berlangsung di Istana St James di London pada seremoni yang disebut Dewan Aksesi.

Beberapa bulan terakhir, Charles mewakili ibunya saat dia menghadapi masalah mobilitas dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya, ia mewakili ratu pada berbagai kegiatan publik selama perayaan Platinum Jubilee, menandai 70 tahun dia di atas takhta, dan di acara-acara lainnya.

Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss meminta warga Inggris untuk “bersatu” mendukung raja baru.

“Di hari-hari yang sulit di masa depan, kami akan berkumpul dengan teman-teman kami di seluruh Inggris, Persemakmuran dan dunia, untuk merayakan masa pengabdiannya yang luar biasa, ini adalah hari kehilangan besar, tetapi Ratu Elizabeth II meninggalkan warisan besar,” kata Truss dalam sebuah pernyataan. 

Setelah kematian Elizabeth, sejumlah pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa mereka.

“Kami berduka atas meninggalnya Ratu Elizabeth II. Dia adalah panutan dan inspirasi bagi jutaan orang, juga di sini di Jerman. Komitmennya terhadap rekonsiliasi Jerman-Inggris setelah kengerian Perang Dunia II akan tetap tak terlupakan. Dia akan dirindukan, paling tidak humornya yang luar biasa,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan : “Saya mengingatnya sebagai teman Prancis, seorang ratu yang baik hati yang  meninggalkan kesan abadi di negaranya dan abadnya.” (asr)

Miris ! Seorang Kakek di Lokasi Karantina Memanjat Jendela di Lantai 12, Hanya untuk Bertanya Kepada Tetangganya

0

NTD

Baru-baru ini kasus COVID-19 terus merebak di Kota Anyang, Provinsi Henan, Tiongkok.  Akibatnya, sebagian daerah telah ditutup oleh pihak berwenang.  Beberapa orang warga telah dibawa ke lokasi karantina untuk diisolasi selama beberapa hari. Namun sebuah rekaman video yang diunggah di media sosial membuat orang yang menonton jadi gemetar. Dalam rekaman itu terlihat seorang kakek yang diisolasi di lantai 12 memanjat jendela untuk mengunjungi tetangganya hanya untuk bertanya.

Rekaman menunjukkan seorang kakek yang menempel di dinding luar jendela bertanya kepada tetangganya, seorang netizen yang merekam video tersebut : “Kapan boleh keluar ?”

Netizen tersebut menjawab : “Lima hari lagi sudah boleh keluar”.

Kakek kembali bertanya untuk mendapat kepastian : “Lima hari lagi ini sudah selesai ?”.

Kakek mengatakan : “Dibawa ke sini, tidak bisa tidur, punggung saya sakit !”

Netizen membujuk kakek untuk berhenti berbicara, cepat kembali, dan mengingatkan kakek : “Berpegangan ya, hati-hati !” sambil merekam kakek yang kembali ke ruang di sebelahnya.

Rekaman lanjutan menunjukkan bahwa kakek itu kembali ke ruangannya dengan menginjak tepian dinding luar gedung, membuat netizen tersebut juga khawatir sampai berkata “Ini lantai 12, lantai 12 !”

Rekaman video ini mengejutkan banyak orang, tetapi informasi spesifiknya tidak diketahui. Netizen lain memperkirakan bahwa video ini bukan rekaman lama. Banyak netizen Weibo berkomentar, antara lain : “Tontonan yang mengerikan !” Beberapa orang bersyukur : “Untunglah (kakek) tidak jatuh”. Ada juga netizen Twitter berkomentar : “Hati berdebar melihatnya, sedih tetapi tak berdaya !” “Biasanya terdapat segel yang melarang penghuninya keluar pintu !” “Kakek pasti tidak punya ponsel, tidak ada TV, tanpa informasi itu mengerikan, Beginilah jadinya …” 

Ada netizen yang mengaku dirinya juga dikarantina di gedung yang sama. “Ini adalah gedung untuk karantina warga di Kota Anyang, Henan”.

Netizen lain di Twitter menyebutkan bahwa di komunitas tempat tinggalnya juga pernah mengalami penutupan selama 14 hari, tetapi tak ada penjelasan sama sekali dari pihak otoritas. sampai hari ketujuh warga kesal lalu ramai-ramai melakukan protes di pintu. Penjelasan resmi baru muncul pada hari ke-8. Tanpa protes itu, warga tidak pernah tahu berapa lama penutupan akan berlangsung dan untuk apa penutupan dilakukan”.

Belum lama ini epidemi merebak di Kota Anyang, Henan. Pada 30 Agustus, otoritas Kabupaten Hua, Anyang menerapkan penutupan selama 3 hari. Pada 7 September, otoritas Kota Anyang mengeluarkan pemberitahuan lain bahwa mulai 7 September hingga 9 September, pengujian asam nukleat semua karyawan akan dilakukan di daerah perkotaan Kota Anyang termasuk Kabupaten Tangyin. Mulai 7 September, semua warga wajib berada dalam rumah, semua transportasi umum dihentikan operasinya untuk sementara.

Otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan cara penutupan kota, dan membawa paksa ke tempat karantina untuk menanggapi epidemi yang terjadi. Cara demikian telah banyak menimbulkan korban, dan penduduk sangat mengeluh. Apalagi menjelang Kongres Nasional ke-20, para pejabat PKT di semua tingkatan kian aktif menerapkan kebijakan “Nol Kasus” untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada rezim demi mempertahankan kedudukan. 

Belakangan ini, terdapat tambahan lagi 70 lebih kota dan daerah yang melibatkan ratusan juta penduduk ditutup sepenuhnya atau sebagian oleh pejabat PKT demi menunjukkan kesetiaan kepada rezim. (sin)

Eksekutif BUMN Chengdu Bawa Pisau Dapur Melawan Petugas yang Menjemputnya untuk Jalani Tes COVID-19

0

oleh Lin Cenxin dan Yi Ru

Kebijakan Nol Kasus ekstrem pemerintah Tiongkok menyebabkan masyarakat mengeluh dan kian membenci pemerintah. Seorang eksekutif BUMN di Kota Chengdu, Sichuan menjadi tersohor karena “memimpin perlawanan”. Ketika petugas komunitas dan polisi datang door-to-door untuk menjemputnya turun menjalani tes asam nukleat. Ia menolak melakukannya, bahkan berbicara dengan mereka dengan sebilah pisau dapur di tangannya. Rekaman video yang diposting online sempat menimbulkan diskusi panas di Internet.

Otoritas Kota Chengdu mewajibkan semua warganya untuk tetap berada dalam rumah dari 1 hingga 4 September. Lalu pada 4 September malam hari otoritas mengeluarkan pengumuman yang mewajibkan semua warga untuk menjalani tes asam nukleat di pos-pos terdekat mulai dari 5 September pukul 00:00 hingga 7 September pukul 24:00.

Netizen memuji pria dalam video yang membawa pisau dapur 

Pada 4 September, seorang netizen Weibo bernama samaran “Xu kuangkuang” memposting video berdurasi lebih dari 4 menit. Video tersebut memperlihatkan seorang pria memegang pisau dapur berbicara dengan petugas komunitas dan polisi yang datang ke pintu kediamannya. 

Menurut dialog dalam video, dia membawa pisau dapur karena takut jika petugas akan masuk rumah dengan cara kekerasan. Pria itu dengan pisau dapur di tangannya mengatakan : “Kalian suruh dia (petugas tes) untuk datang ke mari, tes di sini. Itu saja, saya tidak bisa keluar”. “Tadi saya sudah turun, tetapi kalian mengatakan saya tidak menggunakan masker”.

Petugas komunitas berkata kepadanya : “Kamu jangan begitu, anak muda”. Pria itu langsung menimpali dengan kata-kata : “Saya bukan anak muda. Itu adalah penindasan besar terhadap hak-hak pribadi saya”.

Petugas kembali mengatakan : “Ini bukan berkaitan hanya dengan diri Anda saja tetapi seluruh warga kota Chengdu yang melakukan pencegahan epidemi”. 

Pria itu berkata : “Saya tidak peduli itu, tadi saya sudah turun. tetapi kalian tidak mau melakukan untuk saya. Saya tidak mau melakukan”.

Kedua belah pihak menemui jalan buntu dalam pertengkaran yang berlangsung cukup lama, dan akhirnya pria itu dibawa pergi oleh polisi khusus. Ada berita di Internet bahwa pria itu langsung dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja.

Video tersebut menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet. Beberapa orang berkomentar : “Saya mendukung karena itu adalah hak pribadinya”, “Mengapa harus terus menjalani tes asam nukleat ?” “Pertunjukan lelucon seperti itu telah berlangsung selama tiga tahun”. “Dia termasuk pemberani, ia telah melakukan apa yang orang lain tidak berani lakukan”.

Video tersebut telah dilihat oleh 608.000 orang dalam waktu singkat. Postingan yang relevan sekarang telah dihapus oleh pihak berwenang.

Warga : Tes asam nukleat berlebihan meningkatkan kebencian publik terhadap otoritas

Beberapa netizen mengungkapkan bahwa pria yang membawa pisau dapur itu bernama Lin Ye adalah anggota dari Departemen Organisasi Komite PKT yang ditempatkan di markas besar Grup Shudao, sekarang bernama Departemen Perencanaan Strategis. Ia adalah seorang eksekutif senior, anggota partai, dan alumni Universitas Peking. 

Pada 6 September, reporter mencoba untuk menelepon markas besar Grup Shudao. Penerima telepon mengaku tidak jelas dengan kejadian dan menolak permintaan reporter untuk mengalihkan sambungan telepon kepada yang bersangkutan.

Mr. Zeng, warga Kota Chengdu yang melihat rekaman video itu mengatakan kepada reporter “Epoch Times” pada 6 September, bahwa karena pria itu tidak menggunakan masker jadi ia yang sudah turun ke bawah tidak diperkenankan untuk melakukan tes asam nukleat, sehingga terjadi percekcokan. Namun, apa sesungguhnya yang terjadi adalah emosi masyarakat jadi meningkat gara-gara tes asam nukleat yang berlebihan.

Mr. Zeng mengambil contoh fenomena yang terjadi di sebuah komunitas yang berjarak tidak jauh dari tempat tinggalnya, para petugas komunitas menggunakan pengeras suara untuk memanggil warga melakukan tes asam nukleat, bahkan berteriak-teriak selama berjam-jam. Terkadang mereka juga tak segan-segan untuk langsung memanggil nama warga yang belum melakukan tes, tentu saja hal demikian tidak sopan, bisa menimbulkan kemarahan orang.

Mr. Zeng juga mengungkapkan bahwa beberapa petugas komunitas, seperti komunitas Huaxi, mereka bersikeras melarang warganya keluar untuk membeli kebutuhan hidup. Hal ini juga menyebabkan keluhan masyarakat. “Para pejabat ini menggunakan label melayani rakyat, untuk bertindak sesuka hatinya. Warga tentu sangat marah, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa”, katanya.

Otoritas tetap memberlakukan lockdown saat gempa, warga kesulitan menyelamatkan diri 

Pada 5 September siang hari gempa berkekuatan 6,8 magnitudo mengguncang Luding, Sichuan. Ketika gedung-gedung tinggi di Chengdu berguncang keras, personel pencegahan epidemi tetap memblokir pintu keluar bagi warga yang ingin menyelamatkan diri. Mereka bahkan menggunakan pengeras suara untuk mendesak warga untuk segera kembali ke dalam gedung.

Mrs. Yang, seorang wanita warga Kota Chengdu mengatakan kepada reporter “Epoch Times” pada 6 September bahwa meja makan dan bangkunya bergoyang keras saat gempa terjadi ia sedang makan siang, Banyak warga yang terblokir dalam gedung tempat tinggal, hati mereka penuh dengan kekhawatiran.

Mrs. Yang mengkritik perlakuan pemerintah yang tidak manusiawi, “Saya mengatakan bahwa jika gempa bumi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, semua orang sudah tewas lalu untuk apa lagi pencegahan dan pengendalian epidemi ? Orang tidak diperkenankan untuk menyelamatkan diri, apakah ini adalah manajemen yang manusiawi ? Pemerintah ini bahkan tidak manusiawi.

Mr. Zeng mengatakan bahwa para petugas komunitas itu bekerja dengan otot ketimbang otak. Yang dipentingkan oleh para birokrat ini hanyalah kinerja mereka tanpa peduli terhadap mati-hidupnya rakyat jelata”. (sin)

Partai Komunis Tiongkok Memperketat Sensor Online Sebelum Kongres Partai ke-20

0

Alex Wu

Sebelum kongres partai ke-20, Partai Komunis Tiongkok (PKT) semakin memperketat kontrol ideologis. Administrasi Cyberspace rezim mengumumkan pada 2 September bahwa mereka akan meluncurkan kampanye khusus selama tiga bulan untuk menekan “rumor internet.”

Administrasi Cyberspace mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kampanye akan menargetkan “rumor” tentang pertemuan politik besar, kebijakan penting, pahlawan dan martir rezim, masyarakat, ekonomi, bencana alam, dan sebagainya. Mereka yang memposting serta memposting ulang “rumor” akan masuk dalam daftar hitam, dan akun media sosial mereka dapat ditangguhkan tanpa batas waktu, menurut pihak berwenang.

Dunia maya di Tiongkok berada dalam sensor yang ketat oleh PKT,  setiap informasi yang dianggap menyimpang dari retorika resmi partai disaring. Pengawasan tak hanya ditujukan terhadap informasi tentang daratan Tiongkok tetapi juga hubungan internasional.

Menurut data yang dirilis oleh Administrasi Cyberspace pada 19 Agustus, lebih dari 22 juta informasi yang dianggap ilegal telah dihapus pada tahun lalu. Sebanyak 1,34 miliar akun ditangguhkan, yang setara dengan rata-rata setiap warga negara Tiongkok yang dilarang online satu kali.

Penindasan Kebebasan Berbicara

Komentator yang berbasis di New York, Li Linyi mengatakan kepada The Epoch Times bahwa selalu ada motif tersembunyi di balik kampanye PKT.

“Dilihat dari waktu kampanye,  jelas untuk kongres partai ke-20 PKT yang akan datang pada Oktober,” kata Li. 

“Mereka perlu menyingkirkan ‘rumor’ tentang pemimpin PKT dan pergantian personel sebelum pertemuan dan membersihkan informasi negatif yang mengungkap sejarah dan sistem PKT. Dalam kata-kata PKT, ini adalah untuk memastikan ‘keamanan politik’. Tetapi pihak berwenang merasa bahwa tidak dapat dikatakan secara langsung, jadi mereka membuat alasan yang terdengar benar untuk mengumumkan langkah tersebut kepada publik. Faktanya, semua yang dilakukan PKT adalah mempertahankan kekuasaannya.”

Beberapa hari sebelum pengumuman Administrasi Siber, seorang pengguna internet yang akun media sosialnya bernama “Hutan Hujan Tropis” memposting di obrolan grup yang memperingatkan kemungkinan penguncian seluruh kota Chengdu, sebuah kota dengan 21 juta jiwa. Dia ditangkap dan ditahan selama 15 hari karena dituduh “menyebarkan desas-desus.” Namun, hanya dua hari kemudian, Chengdu memang dikunci pada 1 September.

Li mengatakan insiden “Hutan Hujan Tropis” baru-baru ini mungkin terkait dengan kampanye rumor anti-online rezim yang baru.

“Netizen ini mengekspos keputusan internal PKT,” katanya. 

“Meskipun kemudian dikonfirmasi benar, dia tetap ditangkap begitu viral. Ini menunjukkan bahwa PKT sangat takut kebebasan berbicara warga negara akan mempengaruhi ‘stabilitas politiknya’. Namun demikian, konsekuensi dari penindasan PKT adalah bahwa masyarakat dalam tekanan terkait ketidakpuasan publik,dan tidak ada jalan keluar. Setelah insiden besar meletus, semua tekanan akan meledak dan mengarah ke PKT. Hal demikian justru lebih menghancurkan bagi PKT.

Shi Zangshan, seorang pakar Tiongkok, mengatakan bahwa, sepanjang sejarah PKT, setiap kali kampanye “anti-rumor” berskala besar diluncurkan, itu berarti ketika partai mengalami situasi politik yang paling tidak stabil dan peristiwa besar akan segera terjadi.

“Sejak PKT berkuasa, pihak berwenang telah memberlakukan keputusan mereka kepada lebih dari 1 miliar orang tanpa transparansi apa pun,” kata Shi. 

“Lingkaran atas PKT menciptakan banyak desas-desus untuk kebutuhan pertikaian dan menipu orang-orang. Desas-desus sebenarnya datang dari dalam PKT dan berasal dari kediktatoran PKT.” (asr)

Beban Utang Laos Melonjak Tinggi Akibat Ikut OBOR, Akankah Bernasib Seperti Sri Lanka ?

0

 oleh Chen Beichen

Situasi ekonomi Laos yang kian memburuk saat ini menjadi perhatian masyarakat internasional yang khawatir akan memunculkan lagi Sri Lanka kedua yang ekonominya juga ambruk gara-gara berpartisipasi dalam proyek Sabuk dan Jalan (One Belt One Road. OBOR) Tiongkok. Para ahli menunjukkan bahwa selain terjadi penurunan cadangan devisa yang terus menerus, lebih dari setengah utang luar negeri Laos itu berkaitan dengan proyek OBOR Tiongkok. Di mana dikhawatirkan Laos terpaksa menggunakan hak atas kedaulatan dan sumber dayanya untuk mendapatkan belas kasihan Beijing dalam menyelesaikan pembayaran utangnya.

“Nikkei News” menunjukkan bahwa dengan meningkatnya tekanan utang luar negeri, laju inflasi Laos juga semakin kencang. Situasi membuat banyak warga Laos pergi ke seberang Sungai Mekong, yakni Thailand untuk membeli persediaan. Di stasiun pompa bensin Kota Nong Khai, Thailand yang terletak di tepi barat Sungai Mekong, terlihat berjajar panjang kendaraan yang diparkir di sana, mencerminkan perbedaan fenomena antar penduduk yang tinggalnya hanya berseberangan sungai.

Kiri Malaya, seorang petugas stasiun pompa bensin mengatakan bahwa, sopir kendaraan berplat nomor Laos biasanya ada 2 permintaan : Satu yaitu minta kendaraan diisi full tank, kedua yaitu sekalian minta jerigen yang 20 liter juga diisi penuh bahan bakar untuk cadangan katanya. Banyak di antara orang-orang ini mengendarai mobil SUV atau Benz kelas atas.

“Sejumlah pengemudi itu sering mengisi bahan bakar di sini, jadi kami saling mengenal. Mereka umumnya mengeluh harga bahan bakar di Laos yang tinggi atau sering menghadapi pasokan yang tidak mencukupi”, kata Kiri Malaya yang tangannya sambil mengisi bahan bakar untuk mobil Range Rover berwarna hitam dan sebuah drum warna biru.

Stasiun pompa bensin di Kota Nong Khai, Thailand menjadi sibuk sejak bulan Juni tahun ini akibat harga bensin di Laos yang dinaikkan sebanyak 107,1%.

Bukan tidak ada barangnya di Laos, tetapi tidak terbeli karena harganya

Perlu dicatat bahwa bahan bakar bukan satu-satunya item barang yang dibeli warga Laos ke luar negeri.

Seorang wanita yang bekerja di kantoran mengatakan bahwa dirinya datang ke Thailand untuk membeli barang kebutuhan rumah tangga seperti sabun, deterjen, pakaian dan bahkan makanan karena beberapa barang tidak tersedia di toko dalam negeri Laos atau sekarang harga lebih mahal dari sebelumnya”. Seorangnya yang berprofesi sebagai pembuat roti sedang pusing dengan kenaikan biaya bahan.

Para ahli ekonomi memperingatkan bahwa partai yang berkuasa di Laos, Partai Revolusioner Rakyat telah menanam banyak ranjau pada perekonomian negara. Cadangan devisa negara Laos yang senilai USD. 18 miliar telah habis terpakai, dan kini menghadapi ketidakmampuan untuk menutupi utang luar negeri yang jumlahnya besar. Sedangkan utang itu sebagian besar berkaitan dengan pembangunan jalur kereta api cepat multi-miliar dolar proyek OBOR Tiongkok. Karena itu masyarakat internasional khawatir bahwa apakah Laos akan menjadi Sri Lanka berikutnya.

Sri Lanka kehabisan cadangan devisa untuk melunasi utang luar negerinya pada bulan April tahun ini. Ia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang gagal bayar utang dalam beberapa dekade terakhir.

Alex Kremer, Manajer Negara Bank Dunia mengatakan bahwa situasi ekonomi Laos sangat menantang. Bank Dunia pada Mei tahun ini telah memperingatkan bahwa akibat kenaikan yang tidak seimbang antara pengeluaran dan pendapatan, sebagian besar penduduk Laos terutama di wilayah perkotaan akan “berisiko jatuh ke dalam kemiskinan”.

Saat ini, Laos memiliki populasi sekitar 7 juta jiwa, dan tingkat inflasi negara itu mencapai 25,6% pada Juli tahun ini.

Pemerintah Laos sedang menghadapi defisit ganda

Alex Kremer mengatakan bahwa kelemahan struktural ekonomi Laos berasal dari “dampak pandemi COVID-19, dan pengaruh lingkungan makroekonomi global yang memburuk, juga  devaluasi mata uang Laos LAK (Lao Kip) yang cepat”.

Setahun yang lalu, nilai tukar 1 USD = LAK. 9.400,-  Namun pada pertengahan tahun 2022, sejumlah tempat penukaran mata uang menawarkan 1 USD = LAK. 15.000,-  Di pasar gelap, bahkan nilai tukarnya menjadi LAK.19.000,- 

Runtuhnya mata uang lokal (Lao Kip) telah mendorong analis untuk memperingatkan bahwa cadangan devisa Laos sudah berada dalam kondisi sangat minim. Saat ini angkanya mungkin hanya sekitar USD. 1,3 miliar, yang hanya cukup untuk menutupi impor kebutuhan untuk 2,2 bulan. Sementara negara itu dihadapkan untuk membayar kembali utang luar negerinya tahun 2022 yang berjumlah USD. 1,3 miliar.

Sathit Talaengsataya, ekonom senior “Krungsri Research” di Thailand mengatakan : “Laos sedang menderita defisit ganda, satu adalah defisit fiskal dan lainnya adalah defisit transaksi berjalan di tengah cadangan devisa yang tidak mencukupi”.

Dia mengatakan bahwa selama dekade terakhir, pemerintah Laos setiap tahun menghadapi defisit fiskal yang besarnya setara dengan 3% hingga 4% dari PDB. Sejumlah besar pembiayaan eksternal yang Laos butuhkan itu telah mengakibatkan defisit transaksi berjalan yang jumlahnya melebihi 10% dari PDB rata-rata negara tersebut.

Gubernur bank sentral Laos yang baru, Bounleua ​​Sinxayvoravong mengisyaratkan adanya krisis keuangan dalam pidato resminya dalam pidatonya beberapa hari lalu. Ia mengatakan : “Dari awal 2021 hingga kuartal pertama tahun ini, Laos seharusnya menerima USD. 9,81 miliar, tetapi hanya 32%-nya saja yang masuk ke sistem perbankan Laos”.

Namun, otoritas Laos terus berusaha menutup-nutupi besarnya angka utang pemerintah kepada Beijing, dan potensi dampaknya terhadap negara.

Menurut sebuah laboratorium penelitian internasional di College of William and Mary yang bernama “AidData”, bahwa selama masa “gila pinjaman” dari tahun 2000 hingga 2017 Laos telah mengakumulasikan utang resmi luar negerinya sebesar USD. 5,57 miliar, namun ini cuma bagian kecil. Secara keseluruhan, eksposur utangnya kepada Tiongkok mencapai USD. 12,2 miliar, atau sekitar 64,8% dari PDB Laos. (sin)