Home Blog Page 480

Protes Berskala Besar Terjadi di Lhasa Tibet Usai Kongres Nasional ke-20

0

oleh Li Enzhen 

Protes berskala besar terjadi di Kota Lhasa, Tibet usai Kongres Nasional ke-20. Sejumlah besar warga sipil yang marah turun ke jalan untuk menuntut otoritas segera membebaskan lockdown yang telah berlangsung selama 2.5 bulan.

Dilaporkan oleh “Radio Free Asia” bahwa, pada 26 Oktober malam, beberapa warga sipil etnis Tibet di Lhasa turun ke jalan untuk memprotes penguncian paksa epidemi. Tak lama kemudian  sejumlah besar polisi didatangkan untuk pengamanan. Penduduk setempat yang sudah tidak sabar karena telah dikurung selama dua setengah bulan, jadi ikut turun ke jalan untuk memprotes dan berdebat keras dengan para petugas keamanan yang menggunakan alat pelindung diri berwarna putih-putih.

RFA mengutip sumber yang merupakan saksi mata melaporkan bahwa, karena warga sipil yang memprotes sangat banyak, mungkin saja terjadi bentrokan dengan polisi, yang dapat membahayakan situasi seperti penembakan.

Sumber menyebutkan, alasan utama protes adalah karena mereka tidak diizinkan keluar rumah untuk membeli makanan dan kebutuhan hidup lainnya. 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada bentrokan besar antara polisi dengan masyarakat sipil. Namun, beberapa warga Tibet mengancam akan membakar diri jika penguncian tidak dilonggarkan.

Setelah unjuk rasa itu terjadi komentar netizen daratan Tiongkok kembali ramai, mereka antara lain menulis : “Kacau ! yang saya dengar”. “Tak disangka Lhasa malam ini (26 Oktober)  menghiasi situasi Tiongkok hari ini”. “Ulah perbuatan orang-orang etnis Han”. “Cuma orang-orang yang wajar minta pulang berhadapan dengan petugas pengawas”. “Semoga kejadian malam ini mendorong terkabulnya pembebasan lockdown”. “Akibat dari psikis dikekang, fisik dikurung adalah : Keluhan yang meledak-ledak”. 

Ada juga orang yang mengatakan : “Kapan giliran warga sipil Xinjiang ‘bangkit’ ?” “Akhirnya …. Semangat ! Buat teman-teman di Lhasa. Cahaya kemenangan mulai tampak terang, nasib kalian ada di tangan kalian. Tetap perlu jaga diri baik-baik”. 

2 postingan rekaman video di bawah ini menunjukkan, pada 26 Oktober siang, warga sipil Lhasa membentangkan spanduk protes di jalan. 

Pejabat lokal memberikan pengarahan namun tampaknya bertentangan dengan keinginan warga, sehingga situasi menjadi panas. Rekaman video lainnya memperlihatkan warga protes berteriak : “Kita mau makan, kita mau hidup !”

Tibet sudah dikunci sejak bulan Agustus tahun ini dan belum terlihat ada gejala mau dilonggarkan oleh pihak berwenang. Masyarakat Lhasa sudah sangat mengeluh dan tidak tahan. (sin)

AS Tahu Persis Koordinat Pangkalan Roket dan Konfigurasi Senjata Militer Tiongkok, Diumumkan demi Pencegahan ?

NTD

Pada Senin (24/10), sehari setelah kepemimpinan baru Partai Komunis Tiongkok bertemu dengan publik, Air University, yang merupakan bagian dari Angkatan Udara AS, merilis laporan penelitian tentang Pasukan Roket Tiongkok (tautan : https://www.airuniversity.af.edu/Portals/10/CASI/documents/Research/PLARF/2022-10-24%20PLARF%20Organization.pdf). Di antaranya terdapat penjelasan yang terinci tentang sejarah perkembangan Tentara Roket, dan daftar informasi rinci dari hampir semua lembaga bawahan dari dinas militer, termasuk sistem komando dan berbagai lembaga bawahannya seperti departemen staf, unit penelitian, departemen peralatan dan departemen logistik, bahkan termasuk rincian informasi tentang beberapa tempat perawatan bagi panglima militer.

Selain itu, laporan tersebut juga mencantumkan lokasi, nama komandan dan senjata serta peralatan dari sejumlah besar pangkalan dan lusinan pasukan yang ditempatkan di bawah Pasukan Roket.

Laporan setebal 255 halaman yang dirilis oleh China Aerospace Studies Institute, anak perusahaan dari Universitas Angkatan Udara AS

Menurut pejabat resmi Partai Komunis Tiongkok, Tentara Roket adalah cabang keempat dari militer Tiongkok, yang dipimpin langsung oleh Komisi Militer Pusat dan terutama dilengkapi dengan rudal konvensional dan strategis permukaan-ke-permukaan. serangan target rudal konvensional, serangan nuklir dan operasi strategis serangan balik nuklir.

Dalam laporan militer AS, hampir setiap pangkalan Pasukan Roket dan garnisun setiap brigade (resimen) mencantumkan lokasi geografis tertentu, dan bahkan sebagian besar ditandai dengan koordinat yang tepat, hanya beberapa yang mencantumkan perkiraan koordinat, dan sangat sedikit yang ditandai dengan “tidak dikenal”.

Selain itu, sebagian besar pangkalan dan brigade (resimen) memiliki daftar personel sistem komando. Beberapa daftar mencakup hampir semua pimpinan, ada yang hanya sebagian pejabatnya. Selain itu, juga termasuk jenis rudal yang melengkapi pangkalan atau garnisun ini.

Tangkapan layar halaman web Laporan Angkatan Darat AS.

Laporan tersebut menjelaskan bahwa mereka menggunakan berbagai informasi dan arsip dalam bahasa Mandarin yang tersedia untuk umum untuk mengumpulkan sebanyak mungkin rincian unit dan institusi Pasukan Roket Tiongkok, termasuk sejarah, misi, lokasi, kepemimpinan, peralatan, dan struktur kekuatan masing-masing unit, informasi. Diharapkan informasi ini dapat membantu “mengisi celah penting dalam dunia akademis” dan menjadi “sumber daya yang berharga” untuk mempelajari tentang militer Tiongkok.

Laporan itu tersebar di Twitter luar negeri, menarik sejumlah besar netizen Tionghoa untuk mendiskusikannya. Banyak orang menduga bahwa maksud dirilisnya laporan ini oleh militer AS saat ini mungkin merupakan peringatan bagi pemimpin Tiongkok untuk tidak gegabah menyerang Taiwan. Bahkan ada netizen yang mencemooh dengan mengatakan : “Dengan tingkat seperti itu bagaimana militer Tiongkok hendak mencaplok Taiwan ?”

Seorang netizen Twitter yang dicurigai adalah anggota dari “50 sen” PKT mengomentari : “Ini semua adalah informasi publik dari Internet di Tiongkok. Itu bukan informasi rahasia, jadi tidak perlu terlalu bersemangat”. Namun, beberapa netizen menjawab bahwa pekerjaan intelijen modern termasuk pengumpulan informasi publik. Ada netizen yang coba menantang : “Kalau bukan informasi rahasia, Coba saja Anda postingkan di ‘dinding dalam’ platform !”

Kini Xi Jinping dengan murni kelompoknya telah memegang kekuasaan penuh melalui keputusan Kongres Nasional ke-20. Tidak sedikit orang khawatir bahwa ada kemungkinan Xi Jinping akan meningkatkan risiko penyatuan Taiwan dengan kekuatan senjata. Tetapi banyak juga politisi dan komentator yang percaya bahwa tidak ada kemungkinan perang di Selat Taiwan dalam jangka pendek. Yang lain memperkirakan bahwa dengan Xi memegang kekuasaan penuh justru mengurangi kebutuhan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dengan menyerang Taiwan ketika musuh politik mengancam. Selanjutnya Xi Jinping kemungkinan akan mengalihkan perhatian ke dalam negeri untuk membereskan kekacauan yang ada.

Selain mengungkapkan informasi rinci tentang berbagai lembaga Pasukan Roket Tiongkok, laporan militer AS juga mencatat sejarah perkembangan Pasukan Roket. Selain itu menunjukkan bahwa selama beberapa tahun terakhir ini Pasukan Roket telah menambahkan lebih dari 20 unit brigade dan melengkapinya dengan berbagai jenis rudal. (sin)

Beijing Kendalikan Narasi Media di 16 Negara—AS Salah Satunya

John Mac Ghlionn

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengoperasikan kerajaan media yang dikontrol secara ketat dan dikoreografi dengan hati-hati. Operasi ekspansif ini menyentuh hampir setiap sudut dunia, mempengaruhi narasi dan membentuk pikiran massa.

Bahkan, beberapa tahun terakhir, PKT telah mengintensifkan dorongannya melakukan kontrol secara total atas narasi global. Beberapa negara secara khusus menerima tuntutan PKT. 

Sebuah laporan baru-baru ini, yang diterbitkan oleh orang-orang baik di Freedom House, mengidentifikasi sejumlah negara di mana mendalamnya campur tangan Tiongkok. Yang mengkhawatirkan, Amerika Serikat adalah salah satunya.

Menurut laporan, yang berjudul “Beijing’s Global Media Influence: Authoritarian Expansion and the Power of Democratic Resilience,” upaya infiltrasi media PKT dianggap “tinggi” atau “sangat tinggi” di 16 dari 30 negara yang dianalisis. 

Tak mengherankan jika Taiwan, Amerika Serikat, saingan terbesar Tiongkok, dan Inggris, negara yang memiliki hubungan dekat dengan Tiongkok, mengalami upaya infiltrasi yang paling kuat. Negara-negara lain yang juga mengalami tingkat campur tangan Tiongkok yang intens termasuk Argentina, Italia, Kenya, Filipina, dan Spanyol. Operasi pengaruh yang jelas terlihat ini bersifat global.

Sesuai laporan, Nigeria adalah negara yang rentan terhadap pengaruh media PKT karena kegemarannya pada otoritarianisme dan kurangnya kebebasan pers. Pemerintah Nigeria memandang “rezim Tiongkok sebagai model penindasannya terhadap kebebasan berekspresi lokal.” Selain itu, pemerintah Nigeria, dan mungkin masih, “menggunakan teknologi yang dioperasikan oleh perusahaan yang berbasis di Tiongkok demi tujuan ini.” 

Apalagi, pejabat Nigeria terbantu dalam upaya mereka untuk meniru Beijing karena opini publik “sangat positif terhadap Tiongkok sebagai model ekonomi.” Faktanya, model ekonomi Tiongkok adalah sesuatu yang menurut banyak orang Nigeria harus ditiru oleh negara mereka, menurut laporan itu.

Di Inggris, campur tangan Tiongkok diberi label “sangat tinggi.” Seperti yang dicatat dalam laporan itu, konten berbayar dari Huawei, raksasa telekomunikasi Tiongkok yang memiliki hubungan dekat dengan PKT, secara rutin muncul di The Economist. The Financial Times, tabloid Inggris lainnya yang memiliki reputasi besar, memuat “China Watch.” 

Menariknya, Daily Mail and General Trust (DMGT)—perusahaan media multinasional yang menerbitkan Daily Mail, Mail on Sunday, Metro, MailOnline, dan New Scientist—adalah anggota lama dari Belt and Road News Network (BRNN). Berkantor pusat di Beijing dan dipelopori oleh People’s Daily, corong utama PKT, BRNN didirikan untuk menyebarkan konten yang menguntungkan tentang Tiongkok dan Belt and Road Initiative (BRI) Tiongkok. Seperti yang disoroti oleh laporan Freedom House, People’s Daily kebetulan memiliki kantor di Inggris. Corong lain yang terkait dengan PKT, termasuk China Daily, China Global Television Network, dan Xinhua, juga memiliki kantor di seluruh Inggris.

Demikian pula, di Amerika Serikat, pengaruh Tiongkok di ruang media diidentifikasi sebagai “sangat tinggi.” Selama bertahun-tahun, Tiongkok telah mempengaruhi berbagai platform media sosial dan mencuri rahasia intelijen AS. Mengapa PKT tak berusaha mempengaruhi operasi media?

Selama bertahun-tahun, metode yang digunakan oleh aktor yang didukung PKT telah berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Beijing telah memompa banyak uang dalam kampanye disinformasi yang canggih dan perekrutan berbagai influencer media sosial. Termasuk juga mengatur serangan siber di outlet berita utama.

Penindasan dunia maya terhadap jurnalis juga “terjadi dengan frekuensi yang lebih besar,” menurut laporan itu, ketika media pemerintah yang didukung PKT “berjuang untuk mendapatkan audiensi arus utama di Amerika Serikat dan opini publik terhadap Beijing menjadi lebih negatif.”

Penulis laporan mengidentifikasi beberapa outlet berita regional dan nasional terkemuka yang telah menyisipkan iklan berbayar dari kantor berita yang terkait langsung dengan PKT. Pelanggar termasuk Los Angeles Times, USA Today, CNN, dan, agak mengejutkan,  Foreign Policy.  The New York Times dan The Washington Post, dua publikasi besar, telah memasukkan sisipan berbayar dari Tiongkok di masa lalu.

Laporan itu juga membahas bagaimana Huawei dikenal “mensubsidi perjalanan wartawan ke Tiongkok,” meskipun para senator AS telah berbicara panjang lebar tentang bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi multinasional.

Terakhir, laporan tersebut menguraikan bahaya yang ditimbulkan oleh perusahaan media sosial yang berbasis di Tiongkok seperti WeChat Tencent dan TikTok ByteDance, dua aplikasi yang didukung PKT dengan puluhan juta pengguna Amerika. Hampir 25 persen populasi AS sekarang menggunakan TikTok, yang berfungsi sebagai alat pengawasan dan mesin disinformasi untuk Beijing.

Dari Lagos hingga Los Angeles, “Beijing menggandakan kampanyenya untuk mengontrol bagaimana hal itu digambarkan di dunia dan  membengkokkan media asing sesuai keinginannya,” kata Michael J. Abramowitz, presiden Freedom House. 

Namun, seperti yang ditunjukkan oleh laporan itu dengan jelas, sejumlah negara, termasuk Kolombia dan Israel, telah menolak campur tangan Tiongkok, dengan keras kepala menolak untuk tunduk pada tuntutan PKT. 

Agak membingungkan, Amerika Serikat, yang konon negara paling kuat di dunia, bukan salah satunya. Amerika Serikat, tampaknya, gagal mencegah PKT membentuk narasi yang dikonsumsi oleh begitu banyak orang-orang Amerika. (asr)

Depresiasi Yuan Tidak Akan Membantu Ekspor Tiongkok

0

Law Ka-chung 

Data Tiongkok terbaru terus menunjukkan tren menurun secara keseluruhan, meskipun beberapa rebound terlihat. Perekonomian domestik, yang diwakili oleh demand internal (pengeluaran konsumsi dan investasi swasta dan pemerintah), masih lemah di bawah deleveraging (pelunasan utang). 

Salah satu cara yang mungkin untuk memperbaiki situasi, dengan mengandalkan demand eksternal, yaitu ekspor neto. Sepintas,  tampak masuk akal karena kondisi ekonomi dunia luar yang jauh lebih baik daripada Tiongkok. Namun, siklus efek pull-down  global dapat mengimbangi ini sepenuhnya.

Cara standar untuk melawan headwind atau faktor-faktor yang datang dari internasional atau domestik seperti itu adalah dengan “menurunkan harga;” maka dapat dilakukan secara aktif oleh pembuat kebijakan atau secara otomatis di bawah mekanisme pasar. 

Prospek yang memburuk ke depan akan menyebabkan penurunan harga, baik  harga barang, aset, atau lainnya. Ini adalah hasil pasar yang paling alami namun paling tidak terkendali. 

Untuk mengambil pendekatan yang lebih aktif, pembuat kebijakan sering memangkas suku bunga atau mendepresiasi nilai tukar untuk memulihkan daya saing. Di sini tingkat bunga mempengaruhi harga suatu investasi, sedangkan nilai tukar mempengaruhi harga ekspor neto.

Mengingat baik suku bunga maupun nilai tukar adalah  sektor spesifik, dampak perubahan keduanya berbeda. Menurunkan suku bunga menguntungkan peminjam sambil mengorbankan penabung (atau pemberi pinjaman). Ini mempengaruhi siapa yang memegang atau meminjamkan uang dari waktu ke waktu. 

Namun demikian, depresiasi nilai tukar berdampak tidak dari waktu ke waktu tetapi lintas batas: mereka yang berada di dalam perbatasan akan mendapatkan keuntungan dalam mengekspor namun akan dirugikan dalam mengimpor. Sedangkan mereka yang berada di luar perbatasan akan memperoleh keuntungan dengan membayar barang lebih sedikit.

Karena Tiongkok sedang mengalami krisis perumahan dan utang yang berkepanjangan, alat suku bunga tidak akan efektif karena deleveraging untuk menghilangkan utang biasanya memakan waktu lebih lama daripada durasi efektif pemotongan suku bunga. 

Contoh klasik serupa terjadi di Jepang pasca-1990 dan AS pasca-2007, di mana  tingkat bunga nol dengan pelonggaran kuantitatif tidak membantu.

Namun demikian, depresiasi nilai tukar mungkin lebih masuk akal (mengingat kontras tajam dalam kinerja ekonomi antara Tiongkok dan negara-negara lain di dunia), karena daya saing ekspor akan meningkat.

Ini adalah argumen tradisional, tapi tunggu dulu. 

Sekarang rantai pasokan global dalam produksi, begitu panjang sehingga negara-negara mungkin hanya menyumbang sebagian dari nilai total barang dengan nilai tukar yang lebih rendah. 

Juga, untuk sebuah negara yang mengimpor $100 bahan mentah atau barang setengah jadi dan menambahkan nilai kemudian mengekspornya pada $110, perubahan nilai tukar mempengaruhi bagian nilai tambah $10 saja daripada total ekspor $110—Tiongkok termasuk dalam kategori ini. 

Inilah sebabnya mengapa depresiasi nilai tukar mungkin tidak seefektif yang dipikirkan orang dalam membantu angka ekspor Tiongkok.

Seperti yang ditunjukkan oleh grafik terlampir, pangsa ekspor dunia Tiongkok bergerak bersamaan dengan nilai tukar efektifnya yang sebenarnya. Ini berarti Yuan yang lebih murah tidak meningkatkan ekspor. 

Sebaliknya, terlihat sebaliknya—ketika ekspor melonjak, hal itu mendorong arus masuk modal, dan nilai tukar terapresiasi. Depresiasi juga bukan jalan keluar. (asr)

Pensiunan Pilot AS Tertangkap di Australia dan Menghadapi Diadili di AS Akibat Membantu Militer Tiongkok

oleh Chen Yue

Reuters melaporkan pada 25 Oktober bahwa seorang mantan pilot AS yang bekerja di Tiongkok ditangkap di Australia karena ia dicurigai membantu melatih militer Tiongkok yang melanggar hukum AS. Ia akan diekstradisi ke Amerika Serikat.

Daniel Edmund Duggan, 54 tahun, ditangkap oleh polisi federal pada Jumat 21 Oktober di pedesaan Orange, New South Wales, Australia.

Daniel Edmund Duggan, mantan warga negara AS, ditangkap oleh polisi federal Australia atas permintaan pemerintah AS. Ia kini sedang dalam proses ekstradisi ke AS.

Duggan dijadwalkan hadir di pengadilan negeri di Sydney bulan depan. Amerika Serikat belum merilis rincian tuduhan yang akan dihadapi Duggan, tetapi diduga penangkapannya berkaitan dengan dia membantu melatih pilot militer Tiongkok.

Menurut dokumen pengadilan, Duggan yang pernah bertugas di militer AS selama sepuluh tahun, selama waktu itu ia menerbangkan AV-8B Harrier di Korps Marinir AS. Ia yang memiliki pengalaman penerbangan lebih dari 12 tahun juga merupakan seorang instruktur terbang pesawat tempur.

Setelah pensiun, Duggan pindah ke Australia pada tahun 2002 dan memulai sebuah perusahaan untuk mencoba menerbangkan pesawat militer. 

Pada tahun 2014, Duggan pindah ke Beijing dan tinggal di sana. Pada tahun 2017 ia mendirikan sebuah perusahaan yang didaftarkan sebagai konsultan penerbangan di Kota Qingdao.

Hampir bersamaan dengan penangkapan Duggan, ada berita yang meledak-ledak dari Inggris menyebutkan bahwa pihak berwenang Tiongkok telah merekrut puluhan orang pensiunan pilot Inggris dengan gaji tinggi untuk membantu melatih tentara Tiongkok berperang melawan tentara Inggris dan pasukan sekutu. 

Otoritas Inggris bahkan telah memperingatkan, bahwa pihaknya akan mengambil tindakan hukum untuk menghentikan para pilot baik yang masih aktif maupun pensiunan bekerja untuk PKT.

Kementerian Pertahanan Australia juga segera mengumumkan bahwa pihaknya akan menyelidiki apakah ada pensiunan pilot Australia yang dipekerjakan oleh Tiongkok untuk membantu meningkatkan kekuatan militernya. (sin)

Dari Boris Johnson ke Liz Truss Terus ke Sunak: Kisah Aneh Politik Inggris

0

Michael Taube

Jika Anda pernah berpikir politik Inggris itu membosankan, cobaan dan kesengsaraan pemerintah Tory baru-baru ini mungkin telah menghilangkan perasaan itu secara permanen.

Ketika Tories yang dipimpin Boris Johnson memenangkan mayoritas besar pada Desember 2019, maka  tampak seperti momen euforia bagi partai dan gerakan. Itu adalah margin kemenangan terbesar partai sejak zaman Margaret Thatcher. 

Kemenangan elektoral ini dibantu oleh kemampuan Johnson untuk menyatukan Konservatif Inggris, dan menggunakan kebijakan populis non-ideologis untuk membangun kekuatan di wilayah Tory non-tradisional.

Sayangnya,  terhenti di tengah-tengah mandat.

Johnson menghadapi kontroversi ekonomi sejak awal, termasuk paket bantuan yang mahal selama COVID-19, kekhawatiran jangka panjang dengan kelangsungan Brexit dan bayang-bayang krisis pasokan bahan bakar. Kemudian memucat dibandingkan ketika PM menentang pembatasan kesehatan COVID-19-nya sendiri terkait dengan pertemuan sosial dalam ruangan besar. Ini adalah episode yang dikenal sebagai “Partygate,” di mana 30 orang merayakan ulang tahunnya selama lockdown pertama pada tahun 2020 ketika seluruh negara tidak bisa melakukannya. Dia menjadi PM Inggris pertama yang menerima denda (£50) dari Polisi Metropolitan London karena melanggar hukum.

Johnson selamat dari mosi tidak percaya pada awal Juni dengan 59 persen dukungan dari kaukus Tory. Jeda itu hancur hanya beberapa minggu kemudian setelah dua pria menuduh Deputi Whip Chris Pincher melakukan serangan seksual. Beberapa menteri kabinet Tory mengklaim PM tidak mengetahui tuduhan pelanggaran seksual sebelumnya terhadap Pincher antara 2019-2020. Ketika BBC membuktikan adalah kepalsuan total, Johnson berterus terang dan mengakui bahwa mengabaikan peringatan ini adalah sebuah kesalahan.

Dia mencoba menyelamatkan kepemimpinannya, tetapi kerusakan telah terjadi. Dia mengumumkan pengunduran dirinya yang akan datang pada 7 Juli, tetapi akan tetap sampai penggantinya dipilih.

Hal ini menyebabkan perlombaan kepemimpinan antara delapan anggota parlemen terkemuka Tory dan menteri kabinet. Mantan menteri luar negeri Liz Truss mengalahkan mantan kanselir menteri keuangan Rishi Sunak dalam pemungutan suara anggota dengan 57 persen–43 persen pada 6 September.

Namun, masa jabatan Truss sebagai perdana menteri adalah kecelakaan kereta api.

Dia mengumumkan Jaminan Harga Energi selama dua tahun, setiap rumah tangga akan membayar  £ 2.500 dengan perkiraan biaya £ 100 miliar, yang membuat marah banyak warga Inggris. Anggaran mini 23 September-nya, yang mengumumkan pemotongan yang direncanakan untuk tarif pajak penghasilan dasar dan bea materai, menghilangkan kenaikan pajak atas pajak perusahaan dan menghapus tarif pajak penghasilan tertinggi 45 persen, menyebabkan ledakan di Inggris.

Batas energi dan anggaran mini Truss diterima dengan buruk, yang terakhir bahkan dia tidak mau berkonsultasi dengan Bank of England. Para menteri kabinet Tory mulai mengundurkan diri. Dia mengarahkan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng untuk membalikkan arah pemotongan tarif pajak penghasilan tertinggi, kemudian pemotongan pajak perusahaan, dan akhirnya memecatnya. Penggantinya, Jeremy Hunt, berusaha membalikkan arah sebagian besar proposal anggaran mini dan mengurangi Jaminan Harga Energi menjadi enam bulan.

Sudah terlambat. Warga Inggris dari semua garis politik telah berbalik melawan Truss hampir bersamaan. Radar politiknya tidak stabil, penilaian ekonominya kurang informasi, dan keterampilan kepemimpinannya benar-benar buruk. Mereka ingin dia pergi, dan banyak anggota parlemen Tory setuju.

Truss mengundurkan diri setelah hanya bekerja selama 45 hari. Ini adalah masa jabatan terpendek yang diakui sebagai Perdana Menteri dalam sejarah Inggris. Bahkan Daily Star, sebuah surat kabar tabloid, mulai streaming langsung pada 14 Oktober sebagai lelucon untuk melihat mana yang akan bertahan lebih lama, menang atas pemimpin nasional yang diperangi dan dipermalukan.

Yang membawa kita kepada perlombaan kepemimpinan Tory saat ini. Ada dua kandidat yang dikonfirmasi, Sunak dan Penny Mordaunt, mantan pemimpin House of Commons yang menempati posisi ketiga setelah Truss. Setelah Mordaunt memutuskan untuk mundur dari pencalonan pada 24 Oktober, itu membuka jalan bagi Sunak untuk menjadi perdana menteri Inggris berikutnya.

Untuk mantra singkat, sepertinya Johnson akan mencoba kembalinya politik selama berabad-abad. Dia dikabarkan mendapat dukungan dari 59 anggota parlemen, meskipun pendukungnya mengklaim dia telah mencapai atau melampaui ambang batas.

Pada akhirnya, Johnson mengumumkan dalam pernyataan 23 Oktober bahwa dia tidak akan menjadi kandidat kepemimpinan. Meskipun dia mengklaim telah “menyelesaikan rintangan yang sangat tinggi dari 102 nominasi,” dia juga merasa “Anda tidak dapat memerintah secara efektif kecuali Anda memiliki partai yang bersatu di parlemen.” Oleh karena itu, dia mungkin merasakan tawaran kepemimpinannya akan menyebabkan anggota parlemen Tory meninggalkan partai—dan membantu menjatuhkan mayoritas pemerintahan yang telah dia bangun.

Bisakah Sunak menyatukan keluarga Tory yang frustrasi, jengkel, dan kacau? 

Akankah rakyat Inggris mendapatkan kembali kepercayaan mereka pada pemerintahan Tory yang terus menghancurkan diri sendiri meskipun ada mandat politik yang signifikan?

Waktu akan menjawab. Apa pun yang terjadi, tak akan membosankan. (asr)

Michael Taube, seorang kolumnis surat kabar lama dan komentator politik, adalah seorang penulis pidato untuk mantan perdana menteri Kanada Stephen Harper

Badan Energi Internasional : Dunia Sedang Terjebak Dalam Krisis Energi

oleh Yan Shu

Dengan adanya rencana negara produsen minyak utama menghendaki pemangkasan produksi dan pengetatan pasar untuk “gas alam cair”, Badan Energi Internasional percaya bahwa dunia akan terjebak dalam krisis energi yang sebenarnya.

Fatih Birol, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional mengatakan pada Selasa (25 Oktober) bahwa perang Ukraina telah menyebabkan peningkatan impor LNG oleh negara Eropa dan permintaan Tiongkok juga diperkirakan dapat bertambah. Kejadian ini dipastikan akan menyebabkan ketatnya permintaan di pasar, karena tahun depan hanya ada sekitar 20 miliar meter kubik LNG baru yang akan memasuki pasar.

Fatih Birol juga mengatakan bahwa keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari adalah keputusan yang “membahayakan”, karena Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa permintaan minyak global tahun ini akan tumbuh hampir 2 juta barel per hari. 

Melonjaknya harga energi seperti minyak, gas dan batu bara tidak diragukan lagi akan memicu inflasi, yang merupakan kabar buruk bagi konsumen Eropa yang sedang berjuang dengan kenaikan harga barang dan jasa.

Tetapi Fatih Birol juga menyebutkan bahwa meskipun terjadi kenaikan harga bahan bakar menjadi pukulan, tetapi Eropa mungkin dapat bertahan di musim dingin jika cuaca bersahabat. Semoga ! (sin)

Kebakaran Hutan di Xintian, Hunan, Tiongkok dari 17 Oktober Hingga Saat Ini Belum Dapat Dipadamkan

0

oleh Tang Zheng 

Kebakaran besar pada hutan di Kabupaten Xintian, Provinsi Hunan terjadi selama Kongres Nasional ke-20 berlangsung. Menurut laporan, kebakaran sampai saat ini belum berhasil seluruhnya dipadamkan. Beberapa warganet mengungkapkan sejumlah bangunan rumah warga ikut terbakar, kerugian yang ditimbulkan cukup besar.

Menurut video yang diposting di Internet, gunung yang dipenuhi oleh api dapat terlihat dari kejauhan pada 17 Oktober malam. Kabarnya banyak desa yang terperangkap dalam lautan api, rumah-rumah penduduk habis terbakar.

Media daratan Tiongkok “Caixin” melaporkan pada 25 Oktober bahwa kebakaran hutan di Desa Banziqiao, Kabupaten Xintian terjadi pada 17 Oktober, setelah itu api terus menyebar selama beberapa hari. Sampai saat ini pejabat berwenang belum mengkonfirmasi apakah api telah benar-benar padam seluruhnya.

Mr. Li, seorang penduduk Desa Banziqiao mengatakan bahwa dirinya tinggal kurang dari 2 kilometer dari titik api. Dia bergegas ke tempat munculnya api pada 17 Oktober sekitar jam 5 sore, dan berusaha memblokir penyebaran api bersama dengan penduduk desa setempat. Karena jalan pegunungan yang rumit, sebelum anggota dinas kebakaran tiba, penduduk desa secara spontan melakukan pemadaman api.

Seorang wanita penduduk Desa Gaodaiyuan mengatakan bahwa ayahnya tinggal di desa tersebut. Hari itu sekitar jam 8 malam, desa itu ditutup. Ayahnya beserta penduduk desa lainnya diungsikan ke kota kabupaten. Ada penduduk desa yang memilih tinggal di rumah kerabat, tetapi banyak juga yang tinggal di lokasi penampungan.

Pada 19 Oktober siang hari, setelah desa dibuka kembali, ayahnya yang kembali ke rumah menemukan bahwa dinding bagian luar rumah telah hangus, kusen jendela-jendela menjadi arang, dan pohon-pohon cedar yang ditanam telah habis terbakar.

Konon menurut penuturan seseorang dari Departemen Propaganda Komite Partai Kabupaten Xintian, bahwa 2 orang petugas pemadam kebakaran tewas dalam proses memadamkan api, dan situasi spesifik kebakaran masih sedang didata.

Akibat kebakaran hutan ini terjadi pada waktu yang sensitif, jadi PKT melakukan segala upaya untuk mencegah agar berita tersebut tidak tersebar luas.

Netizen daratan memposting komentarnya : Akhirnya, ada juga media yang meliput situasi kebakaran hutan di Hunan ini. Banyak tempat di Hunan mengalami kebakaran hutan. Kebakaran sudah berlangsung beberapa hari, api telah melalap bangunan di sejumlah desa.

Selama Kongres Nasional ke-20 berlangsung, banyak insiden kebakaran dan gempa bumi yang terjadi di Tiongkok.

Selain Hunan, pada 17 Oktober, hari yang sama saat Xi Jinping berpartisipasi dalam diskusi bersama delegasi Guangxi pada Kongres Nasional ke-20, kebakaran hutan juga terjadi di Rongjiang, Kota Guilin, Guangxi. Video dan berita di Internet menyebutkan bahwa api masih berkobar selama 1 hari 1 malam. Api telah melalap beberapa sejumlah barang dan bangunan di Kabupaten Xing’an, Kabupaten Lingchuan, dan Kabupaten Quanzhou.

Selain itu, kebakaran besar hutan di Ganzhou, Provinsi Jiangxi juga terjadi. Pada 18 Oktober, sebuah video yang beredar di situs web daratan menyatakan bahwa karena angin bertiup kencang, api di Ganzhou yang telah berkobar selama puluhan jam masih belum padam. Pada hari yang sama, rekaman di Tik Tok menunjukkan kebakaran hutan terjadi di Kabupaten Yongjia, Provinsi Zhejiang. Karena tiupan angin, api masih terus berkobar hingga larut malam.

Pada 16 Oktober, tiga kali gempa bumi berturut-turut dengan kekuatan maksimal 5,1 Magnitudo melanda Kabupaten Bachu, Prefektur Kashgar, Xinjiang.

Pada 17 Oktober, gempa bumi berkekuatan 3,7 Magnitudo terjadi di Kabupaten Ritu, Prefektur Ngari, Tibet. Selain itu, gempa bumi berkekuatan 3,8 Magnitudo terjadi di Kabupaten Bachu, Prefektur Kashgar, Xinjiang.

Pada 19 Oktober, gempa bumi berkekuatan 3,3 Magnitudo terjadi di Kabupaten Qiemo, Prefektur Bayingoleng, Xinjiang. Gempa bumi berkekuatan 4,2 Magnitudo terjadi di Kabupaten Nyalam, Kota Shigatse, Tibet. Kemudian, gempa bumi berkekuatan 5,5 Magnitudo terjadi di Kota Mangya, Prefektur Haixi, Qinghai.

Pada 21 Oktober, gempa bumi berkekuatan 3,6 Magnitudo terjadi di Alxa Left Banner, Alxa League, Mongolia Dalam.

Pada hari penutupan Kongres (22 Oktober), gempa bumi berkekuatan 5,0 Magnitudo terjadi di Kabupaten Luding, Prefektur Ganzi, Provinsi Sichuan. Gempa tersebut juga dirasakan warga Kota Chengdu, Leshan, Neijiang dan tempat lainnya. (sin)

Gelombang Pelarian Orang Kaya dari Daratan Tiongkok Mulai Terjadi Setelah Xi Jinping Terpilih Kembali

0

oleh Rui Li

Setelah Kongres Nasional ke-20, Xi Jinping dengan murni kelompoknya telah memegang kekuasaan, hal tersebut memicu pesimisme masyarakat Tiongkok, sehingga banyak orang kaya memulai rencana pelarian.

Warga daratan Tiongkok mengatakan : “Di kawasan industri sini, saya melihat ada banyak pabrik yang disewakan di kawasan. Tampaknya banyak pabrik yang pindah dari sini, bahkan banyak pabrik besar telah pindah ke Vietnam”.

Setelah Kongres Nasional ke-20, Xi Jinping memenangkan masa jabatan ketiga sesuai dengan keinginannya, tetapi media Inggris “Financial Times” menyebut situasi ini sebagai “titik balik” bagi elit bisnis Tiongkok.

Sejak minggu ini, telah terjadi gelombang penjualan rumah mewah di Kota Shanghai, dan beberapa orang bahkan menjual rumah mewah dengan potongan sebanyak 30% dari harga pasar.

Zhao Ting, seorang wanita yang berkecimpung dalam industri real estat di Kota Shanghai mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa dengan berakhirnya Kongres Nasional ke-20, banyak pemilik rumah mewah mengalami kekecewaan, harapan mereka pupus, karena itu sejumlah besar rumah mewah dijual dengan harga 30% hingga 40% lebih murah dari harga pasar. “Yang terpikir oleh mereka hanyalah segera meninggalkan Tiongkok, akan terlambat jika tidak segera terjual”, katanya.

Tidak hanya terjadi di Kota Shanghai, tetapi juga di Kota-kota besar seperti Wuhan, Beijing, Provinsi Jiangsu, Zhejiang dan tempat-tempat lain, sejumlah besar orang kaya mulai menjual aset mereka, dan banyak pengusaha Taiwan mulai menjual bisnis mereka untuk beralih.

Para elit kaya Tiongkok sedang berusaha mempercepat langkah hengkang dari daratan Tiongkok. Mereka tidak hanya khawatir bahwa uang di kantong mereka akan dipakai oleh otoritas PKT untuk program “kemakmuran bersama”, tetapi mereka juga semakin khawatir terhadap keselamatan diri mereka dan keluarga.

David Lesperance, seorang pengacara imigrasi terkenal mengatakan kepada “Financial Times” bahwa terpilihnya kembali Xi Jinping menjadi titik balik bagi elit bisnis Tiongkok. Dirinya bahkan telah menerima instruksi untuk segera memulai rencana pelarian dari tiga keluarga bisnis Tiongkok super kaya.

Komentator politik Tang Jingyuan mengatakan : “Ekonomi terencana sudah dipastikan akan menggeser ekonomi pasar, dan indikator nomor satu untuk mengukur kinerja pejabat lokal nantinya bukan lagi PDB, tetapi tentang kepatuhan mereka terhadap komando politik. kesadaran politik menjadi prioritas utama, dan kesadaran politik dan program Kemakmuran Bersama akan tertulis dalam konstitusi partai, yang berarti bahwa PKT akan segera mengarahkan panah terhadap orang-orang kelas kaya. Oleh karena itu, bagi elit bisnis, termasuk kelas menengah, awal era murni Xi Jinping berarti datangnya waktu perhitungan dosa asal politik mereka”.

Tampaknya PKT juga menyadari bahwa pelarian modal asing dan orang-orang kaya akan menjadi “tren” yang tak terbendung. Maka pada 25 Oktober mereka langsung mengeluarkan pemberitahuan yang mengharuskan semua daerah memperkenalkan kebijakan masuk dan keluar pabean untuk memfasilitasi perusahaan multinasional, para teknisi dan anggota keluarga mereka yang akan meninggalkan Tiongkok.

Tetapi beberapa pebisnis tidak optimis dengan langkah-langkah yang diumumkan secara resmi, karena banyak yang benar-benar kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahan Xi Jinping yang baru terpilih kembali.

Mr. Wang, seorang pengusaha dari Provinsi Jiangsu mengatakan : “Lihat saja situasi di pasar saham Hongkong. Semuanya turun 10%, 20%, 30%. Itu bukan bentuk pemungutan suara dengan kaki, tetapi dengan uang. Tidak ada orang yang mau percaya lagi. Apa saja yang dia katakan tidak ada orang yang mau percaya”.

Tang Jingyuan mengatakan : “Terpilihnya kembali Xi Jinping merupakan suatu titik balik penting. Secara politis, ini menandai transformasi PKT dari satu partai yang mengendalikan Tiongkok, menjadi murni kelompok Xi Jinping yang mengendalikan Tiongkok. Ini adalah situasi yang sangat berbahaya bagi Tiongkok. Coba bayangkan jika orang yang terlibat dalam mengendalikan pedal rem sebuah kendaraan digeser. Betapa bahayanya kendaraan yang laju dengan mengandalkan pedal gas tanpa rem, karena cepat atau lambat kendaraan pasti akan masuk jurang dan hancur”. (sin)

Profesor Ming Chu-cheng : Di Balik Kemenangan Besar “Golongan Xi” Tersembunyi Banyak Efek Negatif

0

 oleh Li Jiaqi – Secretchina.com

Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok telah berakhir pada Sabtu (29 Oktober 2022). Segera setelah itu, media serta lembaga pemikir Taiwan mengadakan simposium untuk membahas atau menafsirkan mengenai niat dan tindakan yang bakal dilakukan oleh pemimpin PKT Xi Jinping terhadap Taiwan setelah berhasil memperpanjang kekuasaannya. Ming Chu-cheng, profesor kehormatan Departemen Ilmu Politik di Universitas Nasional Taiwan, mengatakan, bahwa yang jelas Beijing tidak akan menanggalkan niatnya untuk mempersatukan Taiwan dengan menggunakan kekerasan, tetapi kecuali jika terjadi kesalahan dalam perhitungan, maka Xi Jinping seharusnya tidak boleh gegabah mengambil tindakan itu jika dia tidak sepenuhnya yakin dapat berhasil.

Menurut laporan “Central News Agency”, think tank Taiwan “National Policy Research Institute” mengadakan dua kali simposium yang bertemakan “Kongres Nasional ke-20 PKT dan Normal Baru Hubungan Internasional dan Lintas Selat” pada 24 Oktober. Menanggapi isu kemungkinan militer Tiongkok menyerang Taiwan. Akio Yaita, jurnalis “Sankei Shimbun” mengatakan bahwa posibilitas penyerangan itu memang sedang meningkat, dan telah menjadi “perang (keputusan) Xi Jinping seorang”. Taiwan ingin mencari pemburu sebagai teman untuk berurusan dengan serigala, jika Anda menganggap serigala tidak akan memangsa domba, maka itu akan menjadi masalah bagi domba.

Profesor Ming Chu-cheng yang juga menghadiri pertemuan itu mengatakan bahwa ketika hanya satu faksi yang berkuasa penuh, itu dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya salah penilaian atau perhitungan. Ming Chu-cheng mengambil contoh fakta dalam perang di Ukraina, itu semata merupakan kesalahan penilaian dari Rusia, Amerika Serikat dan Tiongkok. Oleh karena itu, Amerika Serikat perlu mengirimkan sinyal yang cukup kuat untuk menghindari kesalahan penilaian PKT tentang isu Taiwan, untuk menghindari pecahnya konflik.

Ming Chu-cheng menekankan bahwa rezim otokratis tidak mampu melakukan apa pun yang diinginkannya, karena kesabaran rakyat terbatas. Bahkan jika faksi Liga Pemuda Komunis “dimusnahkan”, masih tetap ada suara yang menentang Xi Jinping di dalam PKT.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa masalah internal dan diplomatik yang dihadapi PKT dalam beberapa tahun terakhir tidak akan berubah karena perubahan kabinet. Kali ini Xi Jinping memang memerintah negara, tetapi tampaknya saja yang kuat tetapi sebenarnya lemah, karena menurut kebiasaan dalam pertarungan antar faksi di PKT, ketika pertarungan antar faksi menghilang, maka pertarungan antar fraksi akan meningkat.

Profesor Ming Chu-cheng mengatakan bahwa dari perspektif personel Komite Tetap, tampaknya Xi Jinping memiliki sangat sedikit orang yang dapat dan mau ia gunakan, lingkarannya sangat sempit. Dapat diduga bahwa ia akan menghadapi banyak masalah dalam memerintah di hari-hari kemudian. Hasil dari kemenangan luar biasa faksi Xi saat ini telah  menyembunyikan efek negatif, dimana tidak ada seorang pun di puncak struktur kekuasaan PKT yang berani benar-benar mengatakan apa yang tidak ingin didengar oleh Xi Jinping. Jika kebijakan PKT yang dibuat kelak ternyata salah, konsekuensinya bakal sangat serius.

Profesor Ming menjelaskan bahwa Xi Jinping mungkin memiliki keyakinan yang kuat terhadap komunisme, tetapi banyak tindakan Xi Jinping saat ini yang menunjukkan bukan komunisme yang murni, tetapi bertindak karena ia melihat adanya peningkatan tekanan dari Eropa dan Amerika Serikat terhadap Tiongkok, kemudian menilai bahwa perang akan pecah, sehingga perlu melakukan persiapan lebih awal.

Isu tentang keamanan Taiwan

Su Tzu-yun, direktur Strategi Pertahanan Nasional dan Institut Informasi dari Institut Penelitian Keamanan Pertahanan Nasional, Taiwan mengemukakan : “Kemungkinan Tiongkok meluncurkan konflik militer langsung terhadap Taiwan adalah kecil, kecuali jika ia mengalami perubahan internal yang cukup besar”. Akibat kelangkaan energi, pangan, dan material lainnya secara global, Tiongkok yang sangat bergantung pada impor bahan pangan dan energi akan menghadapi tekanan yang sangat besar jika melakukan penyerangan ke Taiwan. Selain itu, kebijakan dalam pencegahan epidemi yang ekstrem akan merugikan perekonomian, maka Xi akan menghadapi fenomena “ketidakstabilan ganda” dari perlindungan hak-hak pribadi dan pemeliharaan stabilitas politik.

Lin Cheng-yi, seorang peneliti di European and American Institute of Academia Sinica, menekankan bahwa “normal baru” telah muncul, termasuk partai komunis Tiongkok merusak garis tengah Selat Taiwan, penjualan senjata AS ke Taiwan, dan hampir 40 negara-negara di seluruh dunia telah mengeluarkan pernyataan yang relevan tentang isu Selat Taiwan, hal ini menjadikan Amerika Serikat “tidak sendirian dalam melakukan intervensi”. Lin Cheng-yi menilai bahwa di bawah “normal baru” ini, Taiwan harus memikul tanggung jawab dan tekanan yang lebih besar, dan hanya dapat mengharapkan Amerika Serikat memainkan peran pencegahan dan dukungan yang efektif.

Tan Yao-nan, ketua ACI Foundation Taiwan menganalisis bahwa Xi Jinping akan menjabat setidaknya 10 tahun lagi, dan dia secara bertahap akan jatuh ke dalam “jebakan diktator” ala Vladimir Putin. Gejolak selanjutnya sudah terbayangkan, bahwa Tiongkok akan memasuki “masa gelap” yang panjang. Jadi perlawanan yang mengintimidasi dan kemauan rakyat adalah sangat penting bagi menjaga keamanan Taiwan.

Ma Cheng-kun, profesor di Institut Urusan Militer Universitas Pertahanan Nasional Tiongkok, Taiwan menyarankan, bahwa persiapan perang adalah cara terbaik untuk menghindari perang. Tentara nasional Taiwan harus memanfaatkan pengalaman perang asimetris dalam perang Rusia – Ukraina, mempersiapkan peluru artileri, drone, memiliki amunisi yang cukup, mempertahankan kemampuan tempur dan memperkuat kemampuan tempur cadangan untuk merespons serangan yang terjadi. Selain itu juga perlu mempersolid pertahanan sipil tetapi bukan milisi. (sin)

Video Game Berbahaya untuk Anak-anak dengan Kondisi Kelainan Jantung

0

DARLENE M. SANCHEZ

Sebuah studi baru oleh Jaringan Rumah Sakit Anak Sydney telah menemukan bahwa permainan elektronik dapat mematikan bagi anak- anak yang mengidap kondisi kelainan jantung.

Penelitian yang diterbitkan 10 Oktober di Jurnal Heart Rhythm, mengungkapkan bahwa bermain video game dapat menyebabkan aritmia jantung yang mengancam jiwa— detak jantung tidak teratur—pada anak-anak yang rentan, yang mungkin memiliki kondisi jantung yang tidak terdiagnosis.

Peneliti Australia meninjau 69 laporan tentang risiko kardiovaskular dari permainan elektronik, mengidentifikasi 22 anak-anak dan remaja yang kehilangan kesadaran saat bermain video game serta mengalami irama jantung yang tidak teratur dan komplikasi jantung lainnya.

Sembilan belas pemain video game utama pria, usia 7-16, mengalami aritmia ventrikel, detak jantung abnormal yang parah yang dapat menyebabkan serangan jantung. Enam di antaranya mengalami serangan jantung, dan empat orang meninggal mendadak.

Dalam rilis berita, peneliti utama Claire M. Lawley, bersama The Heart Center for Children di Sydney, Australia, menunjukkan bahaya tersembunyi yang mungkin ditimbulkan oleh video game.

“Video game dapat menimbulkan risiko serius bagi beberapa anak dengan kondisi aritmia; mereka mungkin mematikan pada pasien dengan predisposisi, tetapi seringkali kondisi aritmia yang sebelumnya tidak dikenali,” katanya. 

“Anak-anak yang tiba-tiba kehilangan kesadaran saat bermain game elektronik harus diperiksa oleh spesialis jantung, karena ini bisa menjadi tanda pertama dari masalah jantung yang serius.”

Dari 22 kasus dalam penelitian yang menderita gangguan jantung, 86 persen adalah laki-laki dan 14 persen perempuan.

Jenis permainan tidak dicatat dalam 22 kasus yang diteliti oleh peneliti. Namun studi tersebut menemukan bahwa permainan perang dimainkan oleh 62 persen pasien, atau delapan dari 13 pasien, ketika terjadi peristiwa jantung yang merugikan.

Akhir permainan tampaknya menghasilkan peristiwa jantung paling banyak, dengan tujuh pasien mengalami insiden pada tahap permainan itu, menurut laporan tersebut.

“Temuan menunjukkan, orang tua harus mengawasi anak-anak mereka untuk tanda-tanda peringatan saat mereka bermain video game, seperti pingsan atau tidak sadarkan diri saat bersemangat bermain, yang mungkin menunjukkan kondisi jantung yang mendasarinya,” kata Lawley.

Dan pengerahan tenaga harus dipahami untuk mencakup kegiatan di luar atletik kompetitif tradisional, terutama mengingat pertumbuhan permainan elektronik selama 20 tahun terakhir, menurut Dr. Daniel Sohinki, dengan Departemen Radiologi di Universitas Augusta di Georgia, bersama dengan rekan penulis lain, yang menulis dalam editorial terlampir di jurnal.

Konseling yang tepat mengenai risiko permainan video yang intens harus ditargetkan pada anak-anak dengan diagnosis jantung proaritmia, yang melibatkan detak jantung tidak teratur, saran editorial. Ini juga harus dipertimbangkan untuk setiap anak dengan riwayat pingsan atau tidak sadarkan diri karena aktivitas.

Lebih lanjut, setiap program penyaringan di masa depan yang ditujukan untuk mengidentifikasi atlet yang berisiko aritmia ganas harus mencakup atlet yang dipertimbangkan untuk berpartisipasi dalam olahraga elektronik, yang juga dikenal sebagai e-Sports, menurut editorial itu. E-sports sering kali melibatkan pertandingan multipemain yang serba cepat antara pemain yang bermain secara individu maupun tim. (eko)

Sel Pereda Nyeri Neuropati Ditemukan di Jepang

0

Ellen Wan

Nyeri neuropatik adalah gangguan yang ditandai dengan persepsi nyeri yang tidak normal, yang dapat menyebabkan nyeri yang sangat hebat bahkan terhadap rangsangan yang ringan dan membawa ketidaknyamanan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang, sel-sel yang dibutuhkan untuk pemulihan alami dari rasa sakit telah diidentifikasi dalam sebuah penelitian di Jepang.

Pada April, sebuah proyek penelitian yang dipimpin  oleh  Profesor Makoto Tsuda dan Takahiro Masuda, dua orang profesor di Sekolah Pascasarjana Ilmu Farmasi, Universitas Kyushu, mengidentifikasi sel-sel yang dibutuhkan untuk pemulihan alami dari rasa sakit. Hasilnya dipublikasikan di jurnal Science pada Maret.

Para peneliti menemukan bahwa beberapa mikroglia yang diaktifkan di sumsum tulang belakang tikus dengan cedera saraf, berubah dan mulai membentuk subset khusus. Waktu perubahan ini berkorelasi dengan durasi pengurangan nyeri. Para peneliti membuktikan peran subset mikroglial ini dengan mengeluarkannya dari sumsum tulang belakang tikus. Setelah pengangkatan, mereka mengamati bahwa rasa sakit tidak mereda secara alami dan bertahan untuk waktu yang lama.

Meskipun mikroglia telah lama dianggap sebagai penyebab berkembangnya nyeri kronis, para peneliti menemukan bahwa bahkan jika saraf rusak, rasa sakit dapat dikurangi secara bertahap dan alami pada tikus. Setelah studi rinci lebih lanjut, mereka menemukan bahwa ketika tikus mengalami penghilang rasa sakit, bagian dari perubahan mikroglia menghasilkan zat yang disebut IGF1 (faktor pertumbuhan seperti insulin 1), yang secara efektif menghilangkan rasa sakit.

Menurut tim peneliti, kerusakan saraf akibat kanker, diabetes, herpes zoster, dan infark otak, dapat menyebabkan nyeri jangka panjang. Nyeri kronis ini, yang dikenal sebagai nyeri neuropatik, tidak dapat di- tekan oleh pereda nyeri antipiretik normal, dan bahkan obat kuat seperti morfin tidak banyak membantu.

 Namun, jika ditemukan senyawa yang dapat meningkatkan jumlah subset mikroglia, sehingga lebih banyak IGF1 yang dapat diproduksi, maka akan mengarah pada pengembangan pengobatan yang efektif untuk nyeri kronis.

Penelitian ini mengikuti studi saraf nosiseptif oleh para ilmuwan di Institut Karolinska di Swedia, yang menemukan bahwa kerusakan saraf dapat menyebabkan neuron sensorik yang sebelumnya dianggap tidak berhubungan dengan rasa sakit untuk mulai mengirimkan sinyal rasa sakit.

Hal ini terjadi karena keluarga molekul RNA kecil yang disebut microRNA (nukleotida). Alih-alih diterjemahkan menjadi protein, fragmen pengkodean ini terlibat dalam mengatur ekspresi gen lain. Secara khusus, microRNA-183 (miR-183) dalam microRNA memainkan peran utama dalam proses ini. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science.

Studi menunjukkan bahwa tingkat microRNA turun setelah cedera saraf, yang mengarah ke peningkatan saluran ion tertentu. Kepadatan saluran ion yang meningkat dapat mengubah neuron sensorik menjadi neuron pemancar nosiseptif.

“Nyeri kronis sering dikaitkan dengan sejumlah penyakit, seperti nyeri rematik dan migrain,” kata Dr. Zheng Jie, MD, dari University of Tokyo, kepada The Epoch Times.

“Dalam pengobatan penyakit ini, pengobatan yang berhubungan dengan rasa sakit sangat penting,” katanya.

“Namun, obat-obatan yang ada tidak ideal untuk pengobatan nyeri kronis karena serangkaian efek samping. Studi oleh tim kolaboratif Universitas Kyushu ini adalah yang pertama di dunia untuk menemukan sel yang dibutuhkan dalam pemulihan alami dari rasa sakit, yang diharapkan membawa arah baru dalam pengobatan pasien sakit kronis.” (zzr)

Peneliti Universitas Boston Kembangkan Strain COVID dengan Tingkat Pembunuhan 80 Persen pada Tikus

0

JACK PHILLIPS

Para peneliti di Universitas Boston, Amerika Serikat, telah mengembangkan jenis COVID-19 yang membunuh 80 persen tikus yang terinfeksi, menurut sebuah studi pracetak yang dirilis minggu lalu, yang memicu kekhawatiran dan kecaman. Tim peneliti mengekstraksi protein lonjakan varian Omicron, yang mereka catat memiliki “mutasi dalam jumlah yang luar biasa besar”. 

Para peneliti kemudian menempelkan protein lonjakan Omicron, yang merupakan struktur yang memungkinkan virus untuk mengikat dan menyerang sel manusia, ke varian asli COVID-19 Wuhan yang dilaporkan muncul pada akhir 2019. Mereka menjulukinya “Omicron S”.

“Pada tikus K18-hACE2, sementara Omicron menyebabkan infeksi ringan dan tidak fatal,” tulis mereka. “Virus pembawa Omicron S menimbulkan penyakit parah dengan tingkat kematian 80 persen. Ini menunjukkan bahwa sementara pelepasan vaksin Omicron ditentukan oleh mutasi pada S, penentu utama patogenisitas virus berada di luar (Omicron) S.”

Namun, para peneliti mencatat bahwa tikus dan sistem kekebalan manusia sangat berbeda. Akibatnya, jika hibrida Omicron-S menginfeksi manusia, mereka mencatat, kemungkinan tidak akan mematikan.

Sembari menambahkan bahwa jenis tikus yang digunakan lebih berbeda dengan manusia daripada jenis lain yang menjalani pengujian laboratorium.

Namun, ketika mereka menginfeksi sel manusia dengan varian Omicron-S, mereka menemukan bahwa virus itu lima kali lebih menular daripada strain Omicron dari COVID-19.

Publikasi studi tersebut mengundang kecaman dan keprihatinan online.

Salah dan Tidak Akurat

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Universitas Boston pada Selasa mengatakan bahwa “penelitian ini bukan gain-of-function, yang berarti tidak memperkuat strain virus SARS-COV-2 negara bagian Washington (virus asli dari 2020) atau membuatnya lebih berbahaya.” Selain itu, menambahkan bahwa beberapa laporan online Senin adalah “salah dan tidak akurat.”

“Faktanya, penelitian ini membuat virus bereplikasi menjadi kurang berbahaya,” kata universitas tersebut.

“Model hewan yang digunakan adalah jenis tikus tertentu yang sangat rentan, dan 80 hingga 100 persen tikus yang terinfeksi meninggal karena penyakit dari jenis aslinya, yang disebut jenis Washington,” lanjut pernyataan itu.

“Padahal Omicron menyebabkan penyakit yang sangat ringan pada hewan-hewan ini.”

Angka 80 persen “diambil di luar konteks untuk tujuan sensasionalisme dan itu benar-benar salah mengartikan tidak hanya temuan, tetapi [juga] tujuan penelitian,” kata pernyataan itu.

Dr. Paul Hunter, seorang ahli penyakit menular di University of East Anglia Inggris, mengatakan kepada Daily Mail pada 17 Oktober bahwa dia khawatir tentang apa yang mampu diproduksi oleh laboratorium.

“Masalahnya adalah untuk apa Anda akan menggunakan (lab). Jika mereka untuk tujuan diagnostik, maka Anda membutuhkannya. Tapi saya tidak berpikir setiap negara membutuhkan BSL-4,” kata Hunter, mengacu pada  tingkat atas biosekuriti yang digunakan di laboratorium. Laboratorium penelitian Universitas Boston memiliki tingkat biosekuriti empat.

“Jika mereka  mulai  memiliki tujuan ganda untuk penelitian yang memiliki implikasi militer ofensif, itu yang harus menjadi perhatian,” katanya.

Ada spekulasi luas bahwa para ilmuwan di sebuah laboratorium di Wuhan, Tiongkok, mungkin telah berkontribusi pada wabah awal COVID-19 di Wuhan. 

Meskipun pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara resmi menyalahkan munculnya virus di pasar basah di kota Tiongkok itu, beberapa pejabat intelijen AS pada 2021 mengatakan bahwa mereka meyakini COVID-19 diciptakan di dalam laboratorium atau telah melarikan diri dari fasilitas tersebut. (car)

Update Kemenkes RI : 251 Anak Idap Gagal Ginjal Akut di 26 Provinsi, 143 di Antaranya Meninggal Dunia

ETIndonesia-  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan melaporkan perkembangan kasus gagal ginjal akut di 26 Provinsi .

Laporan terbaru menyebutkan sebanyak 251 anak mengidap gagal ginjal akut dan 143 di antaranya meninggal dunia.

Laporan yang dirilis menungkapkan sebanyak 80% kasus terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril  mengatakan kasus yang dilaporkan tersebut adalah kasus lama yang terjadi di  September dan awal Oktober yang baru dilaporkan pada Senin 24 Oktober.  Apalagi sejak 22 Oktober hingga Senin tidak ada lagi kasus baru.

“Walau tidak ada penambahan kasus baru, pemerintah tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan lanjutan,” kata dr Syahril dikutip dari situs Kemenkes RI.

Surat Edaran (SE) Kemenkes pada  18 Oktober meminta untuk tidak menjual dan tidak meresepkan obat sirop di fasilitas layanan kesehatan yakni RS, puskesmas, apotek.

Kemenkes RI juga menyatakan RSCM di Jakarta, sebagai RS rujukan, contohnya, tidak mengalami penambahan pasien baru sejak 22 Oktober 2022.

“Kasus GGA terjadi setiap tahunnya. Namun demikian, jumlahnya kecil hanya 1-2 kasus setiap bulan. Kasus GGA baru menjadi perhatian pemerintah setelah terjadi lonjakan pada bulan Agustus dengan jumlah kasus lebih dari 35 kasus. Sama halnya seperti kasus hepatitis akut yang tiba-tiba juga melonjak kasusnya walau setiap tahunnya ada,” tambah dr. Syahril.

Selain itu, pemerintah sudah mendatangkan obat antidotum Fomepizol dari Singapura sebanyak 26 vial dan dari Australia sebanyak 16 vial. Selanjutnya akan mendatangkan ratusan vial dari Jepang dan Amerika Serikat. Penawar ini akan segera didistribusikan ke RS rujukan pemerintah dan obat ini gratis.

Dari hasil pemberian obat Fomepizol di RSCM, 10 dari 11 pasien terus mengalami perbaikan klinis. Tidak ada kematian dan tidak ada perburukan lebih lanjut. Anak sudah mulai dapat mengeluarkan air seni (BAK). Dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar etilen glikol (EG) dari 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi zat berbahaya tersebut.

Sebagai tindak lanjut hasil pengujian dan pengumuman oleh BPOM, maka Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran untuk dapat digunakan kembali obat-obatan sejumlah 156 sesuai Kepmenkes Nomor HK.02.02/III/3515/2022 tentang Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/Sirop Pada Anak tertanggal 24 Oktober 2022.

Obat-obatan di luar 156 obat tersebut untuk sementara tetap dilarang digunakan sampai dengan pengumuman pemerintah lebih lanjut. (Kemenkes/asr)