Home Blog Page 523

Otoritas Beijing: Populasi Tiongkok Mulai Menurun

0

Nicole Hao

Otoritas Tiongkok menyatakan pada 1 Agustus bahwa penduduk Tiongkok mulai menurun. Sedangkan masalah penuaan dan tingkat kelahiran yang rendah memburuk.

Ini adalah pertama kalinya Beijing mengakui penduduknya berada dalam fase pertumbuhan negatif sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengambil alih kekuasaan pada tahun 1949.

“Tingkat kesuburan total Tiongkok (TFR) lebih rendah dari 1,3 dalam beberapa tahun terakhir … Kesediaan wanita untuk memiliki anak terus menurun,” tulis Komisi Kesehatan Nasional di majalah Qiushi yang dikelola pemerintah pada 1 Agustus. Rata-rata 1,64 anak pada tahun 2021. Ini kurang dari 1,73 pada 2019 dan 1,76 pada 2017.”

Wanita Tiongkok memiliki bayi di usia 20-an dan awal 30-an. “’Pasca-90′ (23-32 tahun) dan ‘pasca-00’ (13-22) adalah generasi utama yang melahirkan anak. Mereka menginginkan 1,54 dan 1,48 anak dalam hidup mereka,” kata komisi itu.

TFR adalah jumlah rata-rata anak yang dimiliki seorang wanita selama hidupnya. Sebuah komunitas dapat dipertahankan ketika TFR tetap di atas 2,1, menurut PBB.

“Penurunan penduduk adalah mimpi buruk bagi ekonomi. Tiongkok membutuhkan pekerja bergaji rendah yang cukup karena merupakan pabrik dunia,” kata Wang He, komentator Tiongkok yang berbasis di AS mengatakan kepada The Epoch Times pada 3 Agustus. 

“Faktanya, sepanjang tahun-tahun sebelumnya, kami telah mengamati konsekuensi negatif dari penduduk yang menurun.”

Dampaknya termasuk pabrik harus membayar gaji yang lebih tinggi kepada pekerja, yang dapat meningkatkan biaya produksi di Tiongkok dan membuatnya lebih tinggi daripada di negara berkembang lainnya; jaminan sosial tidak lagi memiliki cukup uang untuk menutupi manfaat pensiunan; penutupan sekolah karena jumlah pendaftaran yang tidak mencukupi; dan rumah sakit bersalin dan bisnis yang melayani anak-anak yang mengajukan kebangkrutan, kata Wang.

Penduduk Menurun

“[Penduduk Tiongkok] akan memasuki periode pertumbuhan negatif dalam rencana lima tahun ke-14 (2021-2025),” tulis Komisi Kesehatan Nasional. Ia meminta orang-orang di Tiongkok untuk “memikul tanggung jawab” memiliki lebih banyak anak sebagai tugas “mendesak”.

Tingkat kesuburan yang rendah menyebabkan peningkatan relatif dalam penduduk yang menua. Komisi memperkirakan bahwa lebih dari 30 persen penduduk Tiongkok akan berusia lebih dari 60 tahun pada 2035.

Klaim tersebut dikuatkan oleh studi PBB yang diterbitkan pada 11 Juli. Menurut penelitian tersebut, penduduk Tiongkok mulai menurun pada paruh pertama tahun 2022, akan terus menurun, dan pada lintasan saat ini, praktis akan berkurang setengahnya pada tahun 2100.

Perosotan demografis Tiongkok berbeda dari yang ada di negara-negara Barat. Sebagai negara telah menjadi lebih kaya, tingkat kesuburan telah menurun di negara maju. Rezim Tiongkok mengamanatkan satu keturunan per keluarga pada akhir 1970-an ketika mayoritas orang-orang hidup dalam kemiskinan.

Puluhan juta janin dihancurkan gara-gara kebijakan tersebut, yang juga menyebabkan ketidaksetaraan gender karena perempuan melakukan aborsi selektif jenis kelamin dan beberapa keluarga bahkan menelantarkan atau membunuh bayi perempuan. Oleh karena itu, jumlah calon ibu saat ini lebih sedikit daripada yang ada, seandainya pembatasan satu anak tidak diberlakukan.

Rezim mengakui masalah demografis di tahun 2010-an dan mengubah pembatasan satu anak menjadi dua anak, kemudian menjadi kebijakan tiga anak.

Komisi Kesehatan Nasional menyatakan bahwa hambatan utama untuk memiliki anak adalah beban keuangan untuk membesarkan anak, kurangnya pengasuhan anak, dan kekhawatiran perempuan tentang  karier mereka.

Konsekuensi yang Tidak Diinginkan

“Keuntungan demografis yang berkurang merugikan ekonomi Tiongkok,” kata Wang. Ditambah lagi, masalah terbesar adalah akan ada kekurangan tenaga kerja murah bagi industri manufaktur.

Tiongkok tumbuh menjadi kekuatan industri sejak rezim membuka perbatasan untuk perdagangan pada Desember 1978. Penduduk yang besar  bekerja keras dengan bayaran kecil adalah kekuatan pendorong di balik ini. Namun demikian, situasi berubah pada akhir 2010-an ketika media milik pemerintah mengungkapkan bahwa pabrikan tidak dapat mengisi posisi bahkan ketika menawarkan gaji yang lebih tinggi.

Penurunan kapasitas produksi juga berdampak kepada pasar domestik. Orang-orang harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan produk yang sama.

“Kami mengamati peningkatan jumlah merek global yang mengalihkan produksi dari Tiongkok ke Vietnam, Thailand, dan negara berkembang lainnya,” kata Wang. 

“Perang perdagangan AS-Tiongkok (yang menaikkan tarif hingga 25 persen) memang berkontribusi pada migrasi ini, tetapi alasan utamanya adalah Tiongkok tidak lagi memiliki tenaga kerja berkualitas tinggi dan berbiaya rendah seperti sebelumnya.”

Warga negara Tiongkok dengan pendaftaran rumah tangga perkotaan memenuhi syarat untuk mendapatkan manfaat jaminan sosial—sedangkan yang lainnya tidak. Juga, orang-orang dengan pendaftaran rumah tangga perkotaan dan majikan mereka berkontribusi pada jaminan sosial. Uang tersebut digunakan untuk membayar manfaat jaminan sosial pensiunan.

Namun, rezim Tiongkok pertama kali mengatakan pada November 2020 bahwa penduduk usia kerja telah menyusut dibandingkan dengan penduduk non-usia kerja.

Pada  Maret, Kementerian Keuangan Tiongkok merilis data bahwa rezim tersebut harus menambahkan hampir 700 miliar yuan (sekitar $104 miliar) untuk menutupi kekurangan dalam manfaat jaminan sosial. Kementerian memperkirakan bahwa program jaminan sosial akan menghadapi kekurangan 8 triliun hingga 10 triliun yuan (sekitar $1,2 triliun – $1,5 triliun) dalam 5 hingga 10 tahun.

“Para pensiunan di Heilongjiang, Liaoning, dan beberapa provinsi lain telah mengalami bahwa mereka tidak mendapatkan manfaat jaminan sosial tepat waktu,” kata Wang.

Gara-gara rendahnya tingkat kelahiran, fasilitas bersalin tidak dapat menerima pasien yang cukup agar tetap beroperasi, demikian China Newsweek yang dikelola pemerintah melaporkan pada 26 Maret.

Departemen bersalin di Rumah Sakit Dongba di Beijing biasanya melahirkan 3.000 hingga 5.000 bayi setiap tahun, kata laporan itu. Kemakmuran  telah lenyap dalam beberapa tahun terakhir. Departemen bersalin hanya melahirkan kurang dari 150 bayi pada tahun 2021.

“Rumah sakit kami [Dongba] dapat menutup departemen kami kapan saja,” kata seorang perawat bersalin kepada China Newsweek. 

“Di masa mendatang, wanita hamil yang tinggal di dekatnya harus mengunjungi rumah sakit lain,” tambah laporan itu. (asr)

Perkuat Aliansi dan Komitmen di Kawasan Indo Pasifik, Menlu AS Antony Blinken Kunjungi Filipina

Li Qingyi dan Wang Hui

Pada Sabtu 6 Agustus, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden Filipina Marcos Jr. Ia menegaskan kembali aliansi AS dengan Filipina dan komitmennya di kawasan Indo-Pasifik. Blinken juga mengatakan Amerika Serikat  memutuskan untuk menyelesaikan perbedaan antara  daratan Tiongkok dan Taiwan

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkata: “Hubungan kami sangat tidak biasa karena benar-benar dibangun di atas persahabatan dan diperkuat oleh kemitraan, dan aliansi kami telah memperkuat hubungan kami.”

Pada  Sabtu 6 Agustus, Menlu Blinken bertemu dengan Presiden Filipina Marcos Jr., menegaskan kembali aliansi AS-Filipina dan memperkuat kerja sama di berbagai bidang termasuk ekonomi.

Blinken juga mengatakan bahwa Tiongkok telah bereaksi berlebihan terhadap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, dan dia meminta Beijing untuk secara damai menyelesaikan perbedaan lintas selat dan tidak bertindak dengan cara yang memaksa.

Blinken mengatakan perbedaan antara Taiwan dan Tiongkok  perlu diselesaikan secara damai, dan apa yang telah kita lihat di Tiongkok selama beberapa tahun terakhir, dari penyelesaian perbedaan secara damai hingga resolusi koersif dan berpotensi koersif, ada perubahan.

Blinken mengatakan tidak ada konflik di Selat Taiwan selama lebih dari empat dekade, dan dia mendesak Tiongkok untuk terus menangani masalah ini dengan cara yang masuk akal dan tidak meningkatkan ketegangan.

Blinken juga menegaskan, negara-negara di kawasan ini dan di seluruh dunia sangat prihatin dengan situasi ini, dan pihaknya ingin Beijing memperhatikan fakta ini. 

“Kami telah mengatasi masalah ini, tantangan ini dengan sangat baik, selama lebih dari empat dekade. Kami telah melakukan untuk menghindari konflik dan memungkinkan Taiwan untuk makmur, yang merupakan harapan negara-negara di kawasan dan dunia. Mereka tentu mengharapkan kita, Amerika Serikat dan Tiongkok, untuk menangani perbedaan kita secara bertanggung jawab.”

Marcos Jr. menjabat pada akhir Juni tahun ini, dan Blinken adalah menteri di kabinet AS pertama yang dia terima.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok dan Filipina telah terlibat dalam perselisihan terus-menerus di Laut China Selatan. Marcos mengatakan dia tidak akan menyerahkan satu inci persegi wilayah pun kepada kekuatan asing mana pun. (hui)

AS Mengumumkan Kebijakan Strategis Baru untuk Afrika yang Menekankan Tanggapan Terhadap Ancaman Rusia dan Tiongkok

oleh Li Yan

Pada 8 Agustus 2022, Amerika Serikat merilis dokumen strategis baru untuk Afrika sub-Sahara yang menekankan pentingnya kawasan tersebut, dan ancaman yang ditimbulkan oleh Tiongkok dan Rusia. Selain itu, AS juga berjanji untuk memperluas kerja sama pertahanan dengan negara-negara Afrika yang memiliki kesamaan visi.

“Amerika Serikat memiliki kepentingan abadi dalam memastikan bahwa kawasan itu tetap terbuka dan dapat diakses oleh semua pihak, dan bahwa pemerintah dan orang-orang di kawasan itu dapat membuat pilihan politik mereka sendiri yang konsisten dengan kewajiban internasional”, demikian bunyi dokumen Gedung Putih tersebut.

Makalah strategi baru memperluas pidato Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada November tahun lalu. Pada saat itu, ia pertama kali mengartikulasikan pendekatan pemerintahan Biden ke Afrika. Blinken sedang mengunjungi Afrika Selatan ketika dokumen strategi baru dirilis. Pekan ini, ia akan mengunjungi dua negara Afrika lainnya, yaitu Kongo dan Rwanda.

Pada November tahun lalu, Blinken mengatakan bahwa Washington harus membantu Afrika untuk memenuhi kebutuhan infrastrukturnya dengan cara yang berbeda (dari Tiongkok), saat ini sudah waktunya untuk berhenti memperlakukan benua itu sebagai tema geopolitik dan malah memperlakukannya sebagai pemain utama.

Dokumen itu mengatakan bahwa sekutu dan mitra AS di Eropa, Timur Tengah dan Indo-Pasifik menganggap Afrika sebagai bagian integral dari keamanan nasional mereka dan berkomitmen untuk bekerja dengan Washington.

Sebaliknya, Beijing menempatkan Afrika sebagai “arena penting untuk menantang tatanan internasional yang berbasis hukum, demi memajukan kepentingan komersial dan geopolitiknya sendiri yang sempit, merusak tingkat transparansi dan keterbukaan, sekaligus untuk melemahkan hubungan antara AS dengan rakyat dan pemerintah Afrika”.

Afrika membutuhkan anggaran miliaran dolar setiap tahun untuk pembangunan infrastruktur jalan, rel kereta api, bendungan, dan pembangkit listrik. Selama dekade terakhir, Afrika telah menerima sejumlah besar dana dari proyek yang ditawarkan oleh Inisiatif Sabuk dan Jalan pemerintah Tiongkok. Sedangkan Beijing biasanya tidak akan mempertimbangkan hak-hak pihak negara peserta di saat mereka telah melakukan “penaburan uang”, dan umumnya mereka juga mengabaikan transparansi. 

Washington berpendapat bahwa pinjaman yang diberikan Beijing sebagai predator dan mengarah pada potensi jebakan utang bagi negara-negara peminjam dan berfokus pada promosi investasi swasta. Para pejabat AS mengakui bahwa pihaknya perlu berbuat lebih banyak agar bantuan ke Afrika dapat dipercepat.

Blinken mengatakan pada November tahun lalu bahwa ketika 54 negara benua Afrika menyepakati Perjanjian Perdagangan Bebas Kontinental Afrika (African Continental Free Trade Agreement. AfCFTA), itu akan merupakan blok ekonomi terbesar kelima di dunia, yang mewakili sumber besar untuk pekerjaan, konsumen, inovasi dan membentuk ekonomi global.

Blinken juga meminta para pemimpin Afrika untuk waspada terhadap meningkatnya ekstremisme, otoritarianisme, dan korupsi.

Di bawah Strategi Pertahanan Nasional AS 2022, Pentagon akan bersama-sama dengan mitra Afrika untuk “mengekspos dan menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh kegiatan negatif Republik Rakyat Tiongkok dan Rusia di Benua Afrika”, bunyi dokumen baru itu.

Menurut dokumen tersebut : Rusia melihat Afrika sebagai lingkungan yang memungkinkan keberadaan lembaga parastatal dan perusahaan militer swasta yang sering memicu ketidakstabilan untuk keuntungan strategis dan ekonomi.

Menurut dokumen tersebut : AS akan memanfaatkan badan-badan pertahanan sipil untuk memperluas kerja sama pertahanan dengan mitra strategis yang berbagi nilai-nilai bersama dan keinginan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas global.

Washington juga akan meninjau dan menginvestasikan kembali model pihaknya berhubungan dengan militer Afrika, khususnya program-program yang membantu membangun kapasitas kelembagaan, memerangi korupsi, dan memajukan reformasi.

Menurut dokumen tersebut : Militer yang efektif, sah, dan akuntabel serta pasukan keamanan lainnya sangat penting untuk mendukung masyarakat yang terbuka, demokratis, dan tangguh serta menanggapi ancaman destabilisasi, termasuk di Afrika.

Washington akan bekerja untuk membantu negara-negara di AFrika dalam mengatasi perubahan iklim dan bekerja dengan pemerintah dan lembaga regional, termasuk Uni Afrika, untuk mempercepat dukungan bagi pembangunan berkelanjutan. Bunyi dokumen itu. Langkah-langkah yang relevan termasuk mendigitalkan layanan dan catatan keuangan, berinvestasi dalam sistem kesehatan dan meningkatkan rantai pasokan untuk komoditas utama.

Pada  Juni tahun lalu, Presiden Biden membuat komitmen terbesar dalam sejarah Amerika Serikat : Pemerintah AS akan bekerja sama dengan Kongres untuk mengalokasikan USD, 3 miliar per tahun sebelum 2024 untuk mendanai program perubahan iklim di seluruh dunia. Sebagai bagian dari rencana ini, AS akan mendukung Inisiatif Adaptasi Afrika yang diluncurkan oleh para kepala negara Afrika pada 6 tahun silam, untuk merencanakan dan membiayai pembangunan infrastruktur di Afrika yang hemat energi dan yang tahan terhadap perubahan iklim.

Menurut dokumen strategis baru untuk Afrika sub-Sahara : Di bidang teknologi, Washington akan bekerja untuk memastikan akses internet yang terjangkau di negara-negara Afrika, sementara USAID akan berusaha untuk mempromosikan penggunaan kursus online.

Beberapa pengamat mengkritik pemerintahan Biden karena menutup mata terhadap Afrika, terutama karena politik dan ekonomi Tiongkok telah merambah jauh ke benua itu. Dan, suara  kritikan semacam itu terhadap pemerintah AS semakin keras.

Blinken mengatakan pada  November tahun lalu bahwa komitmen AS untuk pertumbuhan inklusif berasal dari Inisiatif Build Back Better World (B3W). Inisiatif ini bertujuan untuk membantu memperkecil kesenjangan dalam pembangunan infrastruktur global. (sin)

Mengundang Cemooh Terhadap Jubir Kemenlu Tiongkok yang Gunakan Resto Masakan Swie Kiaw Shandong Sebagai Metafora Taiwan Bagian RRT

0

NTD

Ucapan juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying yang bernada serigala perang kembali memicu kontroversi. Hua Chunying yang menggunakan Peta Baidu untuk menemukan lebih dari 100 restor masakan swie kiaw Shandong dan restor masakan mie Shanxi di Taipei, Taiwan, lalu men-tweet tulisan yang berbunyi :  Rasa tidak bisa berbohong, Taiwan selalu menjadi bagian dari Tiongkok. Dan anak-anak yang hilang pada akhirnya akan pulang ke rumah.

Logika dari pernyataan Hua Chunying ini jelas dipertanyakan orang, dan bahkan netizen Tiongkok sendiri mengomentari : “Mata pelajaran logika Hua Chunying ternyata jelek !” Yang lain menanggapi dengan mengikuti irama logika Hua menyebutkan : “Ada lebih dari 60 restauran masakan Jepang di Nanjing”, “Ada lebih dari 100 Chinatown di Amerika Serikat, tetapi tidak ada yang mengatakan kami adalah bagian dari Tiongkok” dan seterusnya. 

Bahkan mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Morgan Ortagus dengan sinis mengatakan, “Ada lebih dari 8.500 restoran KFC di daratan Tiongkok. Rasa tidak bisa berbohong, Tiongkok selalu menjadi bagian dari Kentucky. Dan anak-anak yang telah lama hilang pada akhirnya akan pulang ke rumah”. (sin)

FBI Menggerebek Resort Trump di Mar-a-Lago di Florida

Wang Kaixuan dan Jiang Dia

Mar-a-Lago, klub swasta di Florida tempat mantan Presiden AS Donald Trump  menetap setelah meninggalkan Kantor Kepresidenan, dilaporkan pada Senin 9 Agustus digerebek oleh FBI.  Trump mengecam langkah itu sebagai “tidak perlu dan tidak pantas.”

Menurut beberapa laporan media AS, mantan Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan pada  9 Agustus, menunjukkan bahwa kediamannya di Florida, Mar-a-Lago, digerebek oleh FBI.

“Rumah saya yang indah, Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, saat ini dikepung, digerebek, dan diduduki oleh sejumlah besar agen FBI,” kata Trump dalam sebuah pernyataan.

“Menyusul kerja sama saya dengan instansi pemerintah terkait, penggerebekan di rumah saya ini tidak perlu dan tidak pantas,” kata Trump dalam sebuah pernyataan.

Trump tidak mengungkapkan alasan pencarian FBI, tetapi menjelaskan bahwa FBI tidak memiliki pengetahuan sebelumnya. Trump juga mengatakan FBI telah membobol brankasnya.

Seseorang yang mengetahui masalah ini mengatakan penggeledahan dilakukan pada Senin pagi. Trump mengklaim bahwa agen-agen itu masih berada di resort beberapa jam kemudian. (hui)

Frustasi yang Dihadapi Beijing Setelah Kebangkrutan Sri Lanka

oleh Milton Ezrati

Kekacauan yang timbul di Sri Lanka menandakan bahwa seluruh masalahnya akan membuat kesulitan bagi Beijing. Kerugian dari memberi pinjaman kepada Sri Lanka dan di tempat lain yang tidak dapat ditarik kembali tentu saja akan menambah beban keuangan Tiongkok yang terus meningkat. Selain itu, peristiwa pailitnya keuangan pemerintah Sri Lanka akan menjadi pertanyaan bagi rezim Beijing yang selama ini bangga dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan (One Belt One Road. OBOR). Dan kejadian di Sri Lanka ini menjadi batu sandungan bagi Beijing dalam merealisasikan rencana globalnya.

Tentu saja, Sri Lanka adalah contoh ekstrem. Tampaknya ia telah mengalami “badai sempurna”. Namun, meskipun jika masalah di tempat lain tidak seserius Sri Lanka, tetapi  percayalah bahwa semua elemen yang memicu bencana di Sri Lanka itu pasti ada di seluruh negara yang sedang berkembang.

Masalah bermula dari merebaknya pandemi COVID-19, membuat Sri Lanka yang cadangan devisanya sangat bergantung pada industri pariwisata, mengalami patah tulang punggung ekonomi akibat ditutupnya lokasi pariwisata. Setelah itu, pemerintah dan bisnisnya kemudian lebih bergantung pada utang luar negeri untuk bertahan hidup. Hal ini menyebabkan masalah beban ekonomi Sri Lanka semakin serius.

Hutang yang dikenakan oleh Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok segera menjadi fokus perhatian. Seiring dengan meningkatnya beban keuangan pembayaran utang semakin sulit. Situasi menjadi sangat panas sehingga pemerintah Sri Lanka terpaksa menjual sekitar 70% dari hak mengelola pelabuhan terbesar kedua Sri Lanka, yakni Pelabuhan Hambantota kepada Tiongkok sebagai bagian dari membayar utang Sri Lanka berpartisipasi dalam proyek-proyek OBOR Tiongkok.

Bukan hanya Tiongkok yang terlibat. Sri Lanka dan banyak negara berkembang umumnya menjadi lebih bergantung pada utang, membuat semua lebih rentan terhadap kendala baru yang berlaku di pasar keuangan global.

Penekanan di Barat pada apa yang disebut environmental, social, and governance. ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan). (Catatan : ESG adalah ukuran yang digunakan oleh beberapa kaum kiri Barat untuk menilai kualitas organisasi). 

Untuk meningkatkan skor ESG demi mendapatkan pinjaman, pemerintah Sri Lanka memutuskan untuk melarang penggunaan pupuk sintetis. Tindakan itu akhirnya sangat membatasi produksi teh dan beras yang merupakan komoditas ekspor utama Sri Lanka. Dengan pendapatan ekspor yang kian terbatas, Sri Lanka harus lebih mengandalkan utang.

Sementara itu, produksi beras Sri Lanka turun sekitar 20% sehingga swasembada pangan negara itu terganggu. Akibat dari semua ini adalah meningkatkan angka inflasi, yang tahun lalu mencapai 50%. Dan harga pangan telah meningkat sebesar 80%.

Jika hanya Sri Lanka saja yang mengalami krisis pembayaran utang, mungkin pengaruhnya kepada Tiongkok atau dunia tidak besar. Namun demikian, semua negara berkembang, termasuk banyak partisipan proyek OBOR Tiongkok mengalami kesulitan serupa, tetapi belum terlalu ekstrem. Kasus Pakistan adalah yang paling menonjol, tidak hanya karena skup proyeknya lebih besar dari banyak negara peserta Inisiatif Sabuk dan Jalan lainnya, tetapi Pakistan dianggap oleh Beijing sebagai negara “Mutiara” dalam proyek inisiatif itu.

Pelabuhan Gwadar di Pakistan, proyek infrastruktur bernilai miliaran dolar. Tiongkok telah berinvestasi dalam proyek tersebut sebagai bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan. (Amelie Herenstein/AFP/Getty Images)

Dari 144 negara yang berpartisipasi dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan, Pakistan sendiri menyumbang 10% dari semua utang Sabuk dan Jalan. Menurut statistik terbaru, Pakistan berutang kepada bank-bank milik negara Tiongkok sekitar USD. 25 miliar, menyita kira-kira 30% dari total utang luar negeri Pakistan, dan 40% dari modal investasi Tiongkok dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan yang nilainya mencapai USD. 60 miliar.

Masalah keuangan Pakistan tidak seserius Sri Lanka, tetapi perbedaannya terletak pada tingkatnya, bukan jenisnya. Negara ini berjuang untuk membayar kembali beban utangnya ke Tiongkok dan negara-negara lain. Tekanan pada ekonominya juga cukup kentara. Inflasi di Pakistan telah mencapai 20% selama tahun lalu, dan harga bahan bakar 90% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Realitas ini, yang berulang di negara berkembang, menimbulkan 2 masalah yang perlu diatasi oleh rezim Beijing.

Yang pertama murni isu finansial. Angka-angka untuk Sri Lanka, Pakistan dan seluruh Inisiatif Sabuk dan Jalan mungkin tampak kecil dibandingkan dengan kegagalan perusahaan pengembang China Evergrande membayar utang yang bernilai USD. 300 miliar. Namun selain krisis tersebut, keuangan Tiongkok juga sudah tidak lagi mampu menanggung beban di luar ini, belum lagi soal masih banyaknya perusahaan pengembang di daratan Tiongkok yang gagal membayar utang.

Bahkan sebelum orang berbicara tentang kegagalan negara berkembang dalam membayar kembali utang mereka, perbandingan utang dengan PDB Tiongkok pada akhir tahun 2020 telah tumbuh menjadi lebih dari 270%. Ini adalah salah satu negara yang memiliki rasio utang per PDB -nya tertinggi di dunia. Beban itu tidak diragukan lagi terus meningkat sejak saat itu, dan semakin tidak mungkin bisa dibayar penuh. Sistem pemerintah komunis Tiongkok yang sangat tersentralisasi dan terkendali mungkin bisa menutup-nutupi kerugian, tetapi tekanan pada utang, terutama utang yang gagal bayar, pasti akan membebani prospek ekonomi Tiongkok.

Isu kedua adalah soal nasib Inisiatif Sabuk dan Jalan. Implikasi keuangan dari inisiatif ini adalah yang kedua setelah utang domestik Tiongkok yang menggantung, tetapi sangat penting untuk ambisi global Beijing.

Dalam program tersebut, Tiongkok memperoleh pengaruh global dengan menyediakan dana yang dibutuhkan negara-negara peserta untuk membayar proyek-proyek infrastruktur yang dipimpin Tiongkok. Dengan demikian, kegagalan yang berlipat ganda di negara-negara berkembang secara alami menyebabkan negara-negara yang lebih kecil dan lebih miskin enggan untuk berpartisipasi dalam proyek OBOR. Paling tidak, kondisi belakangan ini akan memperlambat perluasan program OBOR dan mungkin malahan mengecilkannya. Ini akan membuat hampir tidak mungkin bagi Beijing untuk mendapatkan pengaruh yang dicarinya melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan, dan itu malahan memberi Beijing setumpuk utang macet.

Meski semua ini menyulitkan ekonomi, keuangan, dan diplomasi Tiongkok, tetapi tidak berarti Tiongkok akan runtuh. Seperti yang dikatakan oleh Adam Smith, seorang filsuf yang merupakan salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme : Sebuah negara dapat memiliki banyak reruntuhan. Meskipun ini tidak menandakan bencana, keadaan menunjukkan bahwa Beijing akan menghadapi kemunduran besar. Paling tidak, kepemimpinan Tiongkok sekarang akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai target finansial, ekonomi dan geopolitik yang mereka inginkan. (sin)

Kapal Induk Super USS Gerald R. Ford Melewati Tonggak Penting, Bersiap-siap untuk Pertempuran

 Xia Yu

USS Gerald R. Ford, kapal induk super terbaru dan terbesar Angkatan Laut AS, baru saja lulus tonggak pencapaian. Departemen Pertahanan AS  pada 4 Agustus mengatakan bahwa kapal induk USS Ford menerima sertifikasi “hijau” selama Combat Systems Operational Readiness Exercise (CSORE) atau Latihan Kesiapan Operasi Sistem Tempur.

Penilaian sertifikasi tersebut menentukan kemampuan sistem tempur kapal dan personelnya untuk merespon ancaman dari musuh hipotetis.  Latihan tersebut menguji kemampuan Ford untuk menetralisir ancaman udara, termasuk dari pesawat berawak atau tak berawak, serta drone yang menyerang melalui air.

Senjata bekerja dengan kapasitas penuh

Selama latihan, Ford menguji Close-In Weapon System (CIWS) dan meriam MK-38 Bushmaster 25cm terhadap ancaman drone  udara, hal demikian menunjukkan kepada evaluator  tentang ketahanan Ford terhadap serangan musuh.

Ford beralih ke sistem ejeksi elektromagnetik dan sistem transportasi amunisi baru, yang lebih otomatis. Prajurit di kapal memuat ulang dengan cepat dan menunjukkan keahlian menembak kelas satu dalam tes latihan.

Supercarrier bertenaga nuklir terbaru dan terbesar Angkatan Laut AS, USS Gerald R. Ford. (Kepala Spesialis Komunikasi Massa Christopher Delano/Angkatan Laut AS via Getty Images)

Prajurit Hector Mejia kepada Layanan Distribusi Informasi Visual Pertahanan AS (U.S. Defense Visual Information Distribution Service)mengatakan bahwa Sungguh luar biasa menjadi bagian dari CSORE dan mengoperasikan MK-38 dan mendapatkan pengalaman langsung.

Mejia mengatakan momen paling membanggakannya adalah menyaksikan MK-38 tampil sesuai desain dan beroperasi dengan kecepatan dan presisi.

Sementara kapal utama kelas Ford telah mengalami penundaan dalam jadwal penempatan terakhirnya, latihan CSORE kali ini  memberikan keyakinan kepada perwira dan pelaut bahwa kapal akan siap untuk pertempuran musim gugur ini.

Selanjutnya, Ford akan berpartisipasi dalam latihan multinasional. Kapal induk ini akan menampilkan operasi dek penerbangan dengan bagian-bagian dari sayap kapal induk, dan latihan tersebut akan mencakup kegiatan terkoordinasi dengan operator dari Prancis dan Inggris, serta tujuh angkatan laut lainnya.

Ford lulus tes lainnya

USS Gerald R. Ford, mulai beroperasi pada  2017, telah melakukan uji kejut selama berbulan-bulan yang mengukur kemampuan kapal induk untuk beroperasi saat menavigasi di dekat simulasi ledakan ledakan pertempuran. Pada Agustus lalu, Ford berhasil dengan baik dalam tiga ledakan bom bawah air seberat 40.000 pon.

Pada 16 Juli 2021, USS Ford (CVN-78) menyelesaikan uji impak kapal penuh kedua saat berlayar di Samudra Atlantik. Konfirmasikan bahwa kapal perang dapat melanjutkan misinya dalam kondisi pertempuran yang keras. (Angkatan Laut AS)

Membiarkan petarung terbang

Ford akan menguji sistem ketapel elektromagnetik dalam latihan multinasional berikutnya. Ini akan memungkinkan Ford  melakukan lebih banyak serangan mendadak daripada operator AS lainnya. Sedikitnya 4.500 personel dan satu kontingen akan membantu operasi, termasuk 75 pesawat militer. Pesawat tempur siluman F-35C dan F/A-18E/F Super Hornet akan terbang 24-7 saat kapal induk sepenuhnya dikerahkan.

Sistem ketapel elektromagnetik membutuhkan lebih sedikit pelaut dan diharapkan dapat mengurangi kebutuhan perawatan, yang mana pada akhirnya menghemat anggaran Angkatan Laut.

Pertahanan terhadap rudal pembunuh kapal induk

USS Gerald R. Ford  memiliki panjang lebih dari 1.000 kaki, dan dua reaktor nuklir A1B ditambah propulsi empat kali lipat memberikan daya tahan hampir tak terbatas dan kecepatan tinggi lebih dari 30 knot.

Selain senjata dek dan CIWS yang disebutkan di atas, persenjataan Ford mencakup sistem pertahanan udara Evolved SeaSparrow Missile (ESSM) dan rudal badan pesawat bergulir untuk bertahan melawan rudal anti-kapal dan “pembunuh kapal induk.”

Foto USS Gerald R. Ford, supercarrier bertenaga nuklir terbaru dan terbesar Angkatan Laut, saat memulai uji coba laut perdananya. (Spesialis Komunikasi Massa Kelas 2 Ridge Leoni/Angkatan Laut AS via Getty Images)

Ford akan dikerahkan sepenuhnya untuk menghalangi Tiongkok dan Rusia

USS Gerald R. Ford, adalah kapal induk utama kelas Ford, kapal induk terbaru dan tercanggih Angkatan Laut AS hingga saat ini. Desain kapal induk baru menampilkan beberapa peningkatan signifikan dibandingkan kapal induk kelas Nimitz sebelumnya.

Aspek paling mencolok dari kapal induk kelas Ford adalah “tiga bagian elektromagnetiknya”: ketapel elektromagnetik, peralatan penahan elektromagnetik, dan elevator amunisi elektromagnetik.

Kapal induk kelas Ford masa depan akan belajar dari masalah Gerald R. Ford sehingga proses manufaktur akan lebih lancar.

Sebuah supercarrier kelas Ford dapat membawa 85 pesawat, lebih banyak dari seluruh armada beberapa angkatan udara nasional. Pesawat berbasis kapal induk termasuk pesawat tempur F-35C Lightning II, E-2D Advanced Hawkeye AWACS dan tiltrotor V-22B Osprey, serta jet tempur F/A-18E dan F/A-18F Super Hornet, serta EA-18G Raungan pesawat perang elektronik.

Kehadiran kapal induk AS adalah penghalang bagi musuh apa pun. Kapal induk AS yang ditempatkan di dekat Laut China Selatan dapat dengan cepat merespons dalam beberapa jam operasi militer Tiongkok di Taiwan atau di tempat lain di kawasan itu.

Akhir tahun ini, Ford akan dikerahkan sepenuhnya. Dalam konflik dua front dengan Tiongkok dan Rusia, supercarrier harus sudah bersiap untuk patroli tempur. (hui)

Gara-gara Sebanyak 250 Wilayah Masuk Berisiko Tinggi COVID-19, Provinsi Hainan, Tiongkok Tampak Seperti Tak Berpenduduk

0

 oleh Xiao Lusheng 

Epidemi menyebar dengan cepat di Provinsi Hainan, Tiongkok, seluruh warga diwajibkan untuk menjalani pengujian asam nukleat. Blokade ketat menyebabkan jalan-jalan benar-benar kosong dari kendaraan dan pejalan kaki. Menurut berita terbaru, total 13 kota dan kabupaten di Provinsi Hainan telah ditemukan ada penduduk yang terinfeksi, dan total 250 wilayah dikategorikan daerah berisiko tinggi.

Pada 8 Agustus, siaran pers epidemi Provinsi Hainan menyebutkan bahwa jumlah orang yang baru terinfeksi di Kota Sanya dan tempat-tempat lain masih terus meningkat, dan daerah cakupan epidemi semakin meluas.

Provinsi ini baru saja menambahkan dua kabupaten terkait epidemi, yaitu Changjiang County dan Ding’an County. Saat ini, total 13 kota dan kabupaten di seluruh provinsi telah terinfeksi.

Hingga 8 Agustus pukul 07.00 pagi, ada 250 wilayah di Provinsi Hainan yang dikategorikan berisiko tinggi epidemi dan 145 wilayah masuk berisiko sedang.

Epidemi di Kota Sanya, Kota Danzhou, Lingshui County, Kota Dongfang dan tempat-tempat lainnya di provinsi ini telah memasuki periode pertumbuhan yang cepat, dan juga telah mempengaruhi banyak kotapraja di sekitarnya.

Sejak 7 Agustus, seluruh warga Hainan telah dikerahkan untuk menjalani tes asam nukleat. Hingga 8 Agustus, tercatat ada 8.586 orang petugas dari 18 provinsi dan kota di seluruh Tiongkok telah dikirim ke Provinsi Hainan untuk membantu dalam pengambilan sampel, pengujian asam nukleat dan sebagainya.

Pada 7 Agustus, warga Kota Sanya sedang menjalankan tes asam nukleat. (VCG/Getty Images)

Pada 7 Agustus, warga Kota Sanya sedang menjalankan tes asam nukleat. (VCG/Getty Images)

Pada 5 Agustus, warga Kota Sanya sedang menjalankan tes asam nukleat. (VCG/Getty Images)

Tercatat hingga 8 Agustus pukul 2 siang, pemberitahuan resmi setempat menunjukkan bahwa Kota Sanya, Kota Wuzhishan, Kota Haikou, Kota Danzhou, Kota Wanning, Kota Qionghai, sebagian besar wilayah perkotaan Kota Dongfang, Daerah Otonom Lingshui Li, 9 daerah di Chengmai County diblokir, sehingga warga tidak diizinkan keluar rumah bila tidak berkepentingan, dan transportasi umum dilarang beroperasi.

Gambar di lokasi menunjukkan bahwa karena penutupan kota, tidak ada orang atau kendaraan yang terlihat di jalan-jalan yang panjang. Tidak ada tanda-tanda ada turis atau penduduk lokal di pantai yang biasanya ramai. (sin)

Pada 7 Agustus 2022, Provinsi Hainan yang diblokir karena epidemi, tidak terlihat ada kendaraan dan pejalan kaki di jalanan. (VCG/Getty Images)

Pada 7 Agustus 2022, Provinsi Hainan yang diblokir karena epidemi, tidak terlihat ada kendaraan dan pejalan kaki di sepanjang jalanan. (VCG/Getty Images)

Pada 7 Agustus 2022, warga Kota Sanya sedang menjalani tes asam nukleat. (VCG/Getty Images)

Pada 7 Agustus 2022, warga Kota Sanya sedang menjalani tes asam nukleat. (VCG/Getty Images)

Pada 7 Agustus 2022, warga Kota Sanya sedang mengantre untuk tes asam nukleat. (VCG/Getty Images)

Pada 6 Agustus 2022, seorang warga Kota Sanya berjalan melalui sebuah supermarket yang tertutup. (VCG/Getty Images)

Korban yang Selamat dari Genosida Khmer Merah Kamboja : Partai Komunis Brutal dan Sadis

NTD

Nal Oum, seorang Khmer Merah Kamboja yang selamat dari pembantaian, baru-baru ini menerima wawancara eksklusif dari reporter media The Epoch Times. Dia menggunakan pengalamannya sendiri untuk memberitahu kepada semua orang tentang kebrutalan berdarah partai komunis. Dia memperingatkan Barat : Partai komunis tidak akan pernah berubah, ambisi mereka adalah untuk mendominasi dunia.

Nal Oum mengatakan : “Semua (penganut komunisme) tidak berbeda, mereka menyusup, menyusup, memecah belah, merusak Anda dari dalam, menghancurkan dari akar rumput negara, pertama melalui menghancurkan keluarga, lalu negara. Ambisi mereka tidak hanya terhadap satu negara, tetapi ingin menghancurkan seluruh dunia”.

Nal Oum adalah mantan wakil direktur Rumah Sakit Nasional Phnom Penh di Kamboja. Dia tidak akan pernah lupa bahwa pada hari Partai Komunis datang, semua orang di rumah sakit diperintahkan untuk mengungsi. Kemudian dia menyaksikan sendiri rumah sakit, tempat dia bekerja selama 13 tahun, dihancurkan dalam waktu dua jam.

“Tiba-tiba saja kami semua mengerti bahwa anak-anak kami, seluruh rumah sakit akan menjadi pemakaman umum”.

“Saya melihat seluruh rumah sakit hancur dalam 2 jam itu, rasanya seperti langit runtuh menimpa kepala saya, dan ketika sudah sadar, saya telah kehilangan semua orang, segalanya”.

Buku “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis” menyatakan bahwa setelah Khmer Merah berhasil merebut kekuasaan di Komboja berkat dukungan penuh dari Partai Komunis Tiongkok, antara tahun 1975 dan 1978, ia membantai seperempat dari total populasi Kamboja, atau sekitar 2 juta orang, termasuk 200.000 di antaranya adalah warga etnis Tionghoa.

Nal Oum ingat bahwa ada saat itu ibu kota kamboja memiliki sekitar 2,5 juta orang, dan ada jam malam di mana-mana, dan tentara Khmer Merah mengarahkan warga sipil untuk berjalan ke satu arah, meninggalkan ibu kota dan tidak boleh kembali.

“Kami melihat kerumunan seperti letusan gunung berapi, gunung berapi menyemburkan lava, dan ke mana pun kami pergi, kami melihat kuburan baru”, kata Nal Oum.

Seperti jutaan penduduk Kamboja lainnya, Nal Oum terpaksa mengungsi ke pedesaan, melakukan penyamaran dengan mengganti nama dan identitas demi keselamatan diri. Saat itu, siapa pun yang pernah mengenyam pendidikan sekolah menengah menjadi sasaran pembantaian. Selama periode itu, Nal Oum hanya bisa mengamati partai komunis secara diam-diam. Ia menemukan bahwa untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, Khmer Merah pertama-tama akan melalui membunuh dua orang untuk menciptakan teror.

“Karena Khmer Merah ingin memastikan bahwa mereka dapat mengkonsolidasikan kekuatan mereka, kediktatoran mereka, maka mereka akan segera melenyapkan kekuatan potensial yang mungkin melawan mereka”, kata Nal Oum.

Nal Oum juga mengatakan : “Lalu yang mereka lakukan hanyalah membangun tenaga kerja yang berskala besar, saya menyebutnya sebagai tenaga kerja proletar, yang dimanfaatkan untuk berproduksi, berproduksi, terus berproduksi seperti binatang. Dan ketergantungan mereka pada tenaga kerja hanyalah produksi. Taukah apa yang diinginkan partai komunis ? Mereka hanya menginginkan orang yang tidak bisa berpikir”.

Pada tahun 1976, Nal Oum mulai melarikan diri. Dia menyembunyikan sedikit beras di dalam lengan bajunya dan berjalan di hutan selama 22 hari, bersembunyi di atas pohon pada saat siang hari dan berjalan dengan menerobos hutan di bawah sinar bulan malam hari. Hanya ada satu pikiran di benaknya : dia harus bertahan hidup untuk memberitahu generasi mendatang tentang kebenaran, kekejaman yang dilakukan oleh partai komunis Khmer Merah terhadap rakyat Kamboja.

Dia tiba di Thailand, kemudian datang ke Amerika Serikat lebih dari 20 tahun yang lalu. Dalam tujuh atau delapan tahun terakhir, kata Nal Oum, dirinya menyadari bahwa komunisme yang membungkus dirinya dengan kedok sosialis, menyusup dan menipu masyarakat bebas, dan situasinya membahayakan.

Nal Oum yang selamat dari pembantaian Khmer Merah mengatakan : “Komunis menggunakan mesin propaganda canggih untuk mengubah-ubah diri mereka sendiri, menyamarkan diri menjadi pegawai negeri atau orang lain yang seolah baik bagi masyarakat demi kepentingan menyelesaikan misi mereka. Ingat, orang yang sama bisa menjadi pelaku pembakaran pada saat yang sama sebagai “orang baik”. Ia juga bisa menjadi orang yang memadamkan api yang sedang berkobar, seolah-olah petugas penyelamat, dan itu terjadi di tempat saya dulu tinggal, negara saya Kamboja”.

Nal Oum khawatir jika masyarakat Amerika Serikat tidak segera menyadari hal ini, mereka mungkin mengulangi kesalahan yang pernah terjadi di Kamboja. (sin)

Akselerasi Decoupling dari Tiongkok

0

oleh Anders Corr

Decoupling atau pemisahan dari Tiongkok memiliki sejarah yang meluas dalam Perang Dingin, tetapi telah diperbarui dan semakin cepat. Baru-baru ini dimulai kembali kepada sektor teknologi AS, dan sekarang pindah ke ekonomi paling penting di dunia di Eropa dan Asia. Media arus utama dihebohkan dengan apa yang setahun lalu dipandang sebagai ide gila, dan apa yang coba direndahkan oleh para propagandis Beijing sebagai “pemikiran Perang Dingin.”

Tetapi pada Mei lalu, Financial Times mengutip Michael Shoebridge dari Australian Strategic Policy Institute (ASPI) yang mengatakan, “Decoupling itu nyata dan berkembang luas. Pemisahan Tiongkok dan AS kini telah bergabung dengan pemisahan UE-Tiongkok, dan kami menghadapi tantangan strategis bersama Rusia dan Tiongkok yang menyatukan aktor Eropa dengan aktor Indo-Pasifik.”

Shoebridge memperkirakan bahwa decoupling akan melebar ke berbagai sektor energi. Ia  menyarankan para pebisnis untuk memastikan bahwa rantai pasokan mereka dialihkan dari kekuatan yang tak bersahabat kepada kekuatan yang bersahabat.

Para perusahaan mengikuti sarannya, dan saran dari pemerintahan Biden, yang menyebutnya sebagai friend-shoring atau menopang teman.

Idenya memiliki sejarah panjang. Pada tahun 2020 disebut dengan Ally-Shoring atau “menopang sekutu.”

Pada tahun 1993, Amerika Serikat dan Kanada menyebutnya “National Technology and Industrial Base” (NTIB), yang memungkinkan impor dan ekspor item-item militer sensitif antara pasangan dan kemudian diperluas yang mencakup Inggris dan Australia.

Pemerintahan Trump mengidentifikasi kelemahan di NTIB dan berusaha memperkuat basis industri Amerika melalui tarif di Tiongkok. 

Menurut Alex Gray, mantan Kepala Staf Dewan Keamanan Nasional, AS “Pemerintahan Trump memahami implikasi strategis dan industri pertahanan dari ketergantungan pada sumber-sumber asing seperti Tiongkok dan Rusia terhadap komponen dan material kritikal.”

“Kelemahan basis industri itu, banyak di antaranya terungkap di bawah Keppres  Trump 13806 (asesmen kesehatan basis industri pertahanan AS), memerlukan respons agresif dari Washington yang memanfaatkan kekuatan sekutu dan mitra kami,” tulis Gray dalam sebuah email.

“Peralatan seperti Pangkalan Industri Teknologi Nasional berguna untuk mengisi kesenjangan basis industri, sementara juga berfungsi sebagai mekanisme pembagian beban dalam upaya AS dan sekutunya untuk mengatasi revisionis Kekuatan Besar seperti Tiongkok dan Rusia.”

Mengikuti tarif Trump, pemerintahan Biden pada dasarnya mengusulkan perluasan NTIB sukarela, dan kadang-kadang di-legislasi, ke berbagai produk komersial yang lebih luas. Tekanan perdagangan bipartisan atas beberapa administrasi menginternasionalisasi,dan tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan.

The Financial Times pada 29 Juli mengutip Direktur Jenderal Confederation of British Industry (CBI), Tony Danker, yang mengatakan, “Setiap perusahaan yang saya ajak bicara saat ini terlibat dalam memikirkan kembali rantai pasokan mereka. Pasalnya, mereka mengantisipasi bahwa politisi kita pasti akan mempercepat menuju dunia yang terpisah dari Tiongkok.”

Decoupling dari Sisi Demand

Decoupling adalah pemutusan hubungan ekonomi ke suatu negara, tetapi harus melibatkan penggantian mereka dengan hubungan tangguh lainnya. Selain friend-shoring, dapat mencakup “on-shoring” atau “near-shoring”, di mana produksi dibawa lebih dekat ke konsumen yang dituju.

Dua undang-undang baru-baru ini menggambarkan sisi demand dan supply dari proses decoupling untuk chip komputer, juga dikenal sebagai semikonduktor.

Pertama, the Uyghur Forced Labor Prevention Act (UFLPA) paling cepat mempengaruhi sisi demand dengan melarang banyak polisilikon yang dibutuhkan untuk chip.

Kedua, Chips and Science Act of 2022 akan sangat mempengaruhi sisi supply dengan mensubsidi manufaktur chip AS.

UFLPA, yang disahkan pada 2021 dan akan diterapkan mulai musim panas ini, melarang barang-barang dari wilayah Xinjiang, dengan anggapan bahwa produk-produk itu dibuat dengan kerja paksa. Ini termasuk larangan produk yang dirakit di negara mana pun yang dibuat dengan bahan dari Xinjiang.

Xinjiang sebelumnya memproduksi 40 persen polysilicon dunia (digunakan dalam produksi chip dan panel surya), 20 persen kapas, dan 20 persen kalsium karbida (digunakan untuk membuat gas asetilen).

Jangkauan UFLPA yang diperluas membantu mendorong Decoupling dengan Tiongkok tidak hanya di Amerika, tetapi juga secara global. Beberapa perusahaan dari negara mana pun ingin memproduksi barang dengan bahan mentah yang dilarang di pasar terbesar dunia.

Decoupling dari Sisi Suplay

Bagian kedua dari decoupling adalah sisi suplainya. Tanpa menemukan pasokan alternatif, Decoupling akan sangat menyakitkan dan sulit secara politis.

Pada 28 Juli, Kongres AS mengesahkan Chips and Science Act of 2022, yang akan memompa $52,7 miliar untuk pembangunan pabrik chip komputer AS, yang disebut “fabs”, serta inovasi semikonduktor domestik.

“Para pendukung mengatakan akan membantu kesengsaraan rantai pasokan yang telah mengganggu warga Amerika yang mencoba membeli mobil dan peralatan yang mengandalkan chip,” menurut Wall Street Journal, “meskipun bisa bertahun-tahun sebelum manfaat sebenarnya dari RUU itu terlihat. ”

Selain terlalu sedikit, terlalu terlambat, undang-undang tersebut memiliki perlindungan yang tidak memadai terhadap pencurian Tiongkok atau manfaat dari pengeluaran tersebut. Tapi ini adalah permulaan, dan perlindungan bisa diterapkan kemudian. Mereka lebih baik.

Subsidi untuk chip Amerika  adalah bagian dari transaksi $280 miliar yang lebih besar  mencakup dukungan untuk berbagai sektor teknologi AS, termasuk laser, fisika nuklir, dan energi bersih.

Penguatan  Decoupling Global

Amerika Serikat juga mendorong decoupling dari Tiongkok dengan Indo Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF). Berbeda dengan Trans-Pacific Partnership (TPP), IPEF adalah forum perdagangan daripada perjanjian perdagangan bebas formal.

IPEF adalah “pergeseran paradigma” menurut Robert D. Atkinson, yang menulisnya di Foreign Policy pada awal Juli, karena IPEF berupaya menggunakan akses ke ekonomi AS sebagai pengaruh dengan negara ketiga melawan Tiongkok, bukan sebagai pemberian.

Empat belas negara anggota IPEF adalah beberapa ekonomi terbesar di Asia, termasuk Australia, India, Jepang, dan Korea Selatan. Termasuk juga negara-negara Asia yang ingin ditarik Amerika dari Tiongkok, seperti Brunei, Fiji, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Tak seperti TPP, Amerika Serikat tidak memberikan akses mudah ke ekonominya dengan mengetahui resikonya tanpa membicarakannya. Sebaliknya, IPEF adalah forum negosiasi , selain persyaratan TPP seperti peraturan ketenagakerjaan dan lingkungan yang lebih baik, akan digunakan untuk membantu mendorong, di antara negara-negara ketiga, isolasi dan melemahnya ekonomi Beijing, hingga Partai Komunis Tiongkok (PKT) memperbaiki posisinya terhadap praktik hak asasi manusia dan berhenti mengancam wilayah serta zona ekonomi eksklusif (ZEE) maritim tetangganya.

Strategi Washington yang sama dalam memanfaatkan akses ke pasar Amerika dapat digunakan untuk melawan Moskow dan diktator agresif lainnya. Ancaman sanksi sekunder terhadap negara yang melanggar sanksi terhadap Rusia, Iran, dan Korea Utara sebagai contohnya.

Tiongkok telah menjadi negara yang paling sulit untuk dipisahkan karena ekonominya yang besar (sekitar 10 kali lebih besar dari Rusia) dan integrasi yang mendalam ke dalam rantai pasokan global.

Tapi langkah internasional untuk memisahkan diri dari Tiongkok untungnya mempercepat, dan akan meningkatkan demand untuk pekerjaan Amerika dan sekutu, inovasi, pengembangan teknologi, dan keragaman dan ketahanan ekosistem industri AS.

Ekonomi AS dan sekutu akan tumbuh, demikian juga pendapatan pemerintah yang dibutuhkan untuk mendanai pertahanan militer AS melawan Beijing. 

Dan, decoupling  akan melemahkan dan menghalangi Beijing dari agresi terhadap negara-negara seperti Jepang, Taiwan, dan Filipina, dan memperlambat upaya PKT untuk mengglobalkan illiberality mereka. (asr)

Anders Corr memiliki gelar sarjana/master dalam ilmu politik dari Universitas Yale (2001) dan gelar doktor dalam bidang pemerintahan dari Universitas Harvard (2008). Dia adalah kepala sekolah di Corr Analytics Inc., penerbit Journal of Political Risk, dan telah melakukan penelitian ekstensif di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Buku terbarunya adalah “The Concentration of Power: Institutionalization, Hierarchy, and Hegemony” (2021) dan “Great Powers, Grand Strategies: the New Game in the South China Sea” (2018).

Dua Polisi Tewas dalam Serangan Shijiazhuang, Tiongkok, Aksi Protes Massal Guangdong Ditekan

0

Zhao Fenghua dan Wang Hui

Di Shijiazhuang, Hebei, Tiongkok, terjadi sebuah kasus penyerangan bersenjata terhadap  petugas kepolisian setempat pada 5 Agustus. Akibatnya, dua petugas tewas.

Sekitar pukul 10:30 pada  5 Agustus, serangan terhadap polisi dengan senjata terjadi di gerbang Penjara Shijiazhuang, Provinsi Hebei, Tiongkok. Insiden itu  mengakibatkan tiga orang terluka, dua diantaranya tewas setelah dikirim ke rumah sakit. Kedua mendiang adalah penjaga di Penjara Shijiazhuang. Tersangka, Yang Mouye, telah ditangkap. Belum diketahui motif kejahatan tersebut. Situasi sebenarnya masih harus diverifikasi lebih lanjut.

Sebuah video menunjukkan seorang pria berseragam polisi pingsan di sisi jalan. Dua pria melarikan diri dari tempat kejadian, salah satunya sambil berlari sambil berbicara di telepon.

Video lain menunjukkan bahwa di gerbang Penjara Shijiazhuang, petugas berseragam polisi jatuh ke jalanan dengan noda darah di sekitar mereka. Para pejalan kaki berhenti untuk melihat-lihat kejadian.

Video lain menunjukkan seorang pria berseragam polisi tergeletak di jalanan, ia berdarah-darah dari lehernya.

Menurut laporan, kedua yang tewas adalah petugas resmi kepolisian di Penjara Shijiazhuang.

Baru-baru ini, sering terjadi kasus kekerasan bersenjata di daratan Tiongkok, yang memicu diskusi panas di antara para netizen.

Beberapa netizen mengatakan bahwa insiden restoran BBQ Tangshan beberapa waktu lalu, telah berlangsung begitu lama, dan masih belum ada hasil penyelidikannya? melukai polisi, menangkap orang begitu cepat dan mendapatkan hasil. Beberapa netizen juga menganalisis bahwa penegakan hukum kekerasan polisi terhadap orang-orang biasa, menyebabkan semakin banyak keluhan publik.

Beberapa hari  lalu, sebuah video bocor di Internet. Pemilik Fengtai Oak Valley di Kota Zhangmutou, Kota Dongguan, Tiongkok ditekan secara brutal oleh polisi karena membela haknya atas biaya parkir.

Video menunjukkan bahwa sejumlah besar orang berkumpul di tempat kejadian dan memprotes dengan keras.

Sejumlah besar petugas polisi, bersenjatakan tameng, dengan kasar mengusir para pengunjuk rasa.

Pengunjuk rasa berteriak : “Panggil ketua ke sini!”

Beberapa pengunjuk rasa terlihat ditangkap.

Pengunjuk rasa berteriak : “Sekarang bawa saya ke kantor polisi.”

Ada opini publik bahwa Tiongkok salah menilai kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, menyebabkan kemunduran serius dalam diplomasinya. Sementara itu ketika menekan rakyat, PKT tidak menunjukkan belas kasihan. Bahkan, kontradiksi antara pejabat dan rakyat terus meningkat tajam. 

Beberapa netizen dengan sinis mengatakan: “Jika Anda tidak dapat menghadapi orang asing, Anda tidak dapat menghadapi kalian sendiri?!” (hui)

Taiwan Kutuk Tiongkok yang Meluncurkan 11 Rudal Dongfeng di Selat Taiwan

Zhong Yuan melaporkan di Taipei

Ketua DPR AS Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan pada Rabu 3 Agustus.  Beijing kemudian meluncurkan 11 rudal ke perairan sekitar Taiwan yakni rudal balistik seri Dongfeng. Chang Tun-Han, juru bicara Kantor Kepresidenan Republik Tiongkok, mengatakan bahwa Presiden Tsai Ing-wen telah menguasai situasi di sekitarnya selama proses berlangsung. Tim keamanan nasional Taiwan dan berbagai unit tentara nasional juga memiliki akses penuh ke informasi yang relevan.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi memimpin sejumlah anggota kongres kelas berat AS untuk mengunjungi Taiwan dengan pesawat khusus militer AS pada  2 Agustus, mendatangkan kemurkaan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Kemudian segera mengancam akan melakukan operasi pelatihan militer penting di 6 wilayah laut di sekitar Taiwan dari pukul 12:00 pada  4 Agustus hingga 12:00 pada  7 Agustus dan meluncurkan amunisi hidup.

Komando Teater Timur Partai Komunis Tiongkok merilis pesan di Weibo, Juru bicara Komando Teater Timur, Kolonel Shi Yi, mengatakan bahwa pada sore 4 Agustus, Pasukan Roket Komando Teater Timur meluncurkan serangan multi-regional dan serangan senjata rudal konvensional multi-tipe di perairan terjadwal di lepas pantai timur Pulau Taiwan. Seluruh misi pelatihan tembakan langsung telah selesai, dan kontrol laut dan wilayah udara yang relevan telah dicabut.  Tiongkok mengklaim bahwa peluncuran rudal adalah  uji serangan presisi dan kemampuan penolakan area.

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan Merinci Peluncuran Rudal Tiongkok

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok pada 4 Agustus mengumumkan bahwa pukul 11:50 pagi, militer Tiongkok akan terus memperkuat kewaspadaannya terhadap perilaku irasional  di laut dan wilayah udara sekitar Taiwan. Yang mana bermaksud untuk mengubah status quo dan mengganggu perdamaian dan stabilitas regional.  Taiwan mengatakan, pasukan Level 1 beroperasi secara normal di area pelatihan harian, memantau dengan cermat situasi musuh di sekitar Selat Taiwan dan pulau-pulau terpencil, dan merespons dengan tepat.

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok juga menegaskan akan menjunjung tinggi prinsip bersiap perang tanpa mencari perang, dan dengan sikap “tidak meningkatkan konflik dan tidak menimbulkan perselisihan”.  Ketiga angkatan bersenjata akan bekerja sama dan menggunakan kekuatan seluruh rakyat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kedaulatan nasional serta keutuhan wilayah.

“Tiongkok meluncurkan sejumlah rudal balistik seri Dongfeng ke perairan sekitar Taiwan timur laut dan barat daya sekitar pukul 13:56,” kata Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok pada pukul 15:10 pada Kamis, 4 Agustus. Dinamika peluncuran, mengaktifkan sistem pertahanan dan memperkuat kesiapan tempur Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengutuk tindakan irasional yang merusak perdamaian regional.

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok juga menyatakan pada pukul 16:50 bahwa sejak latihan militer Tiongkok, para pembela pulau-pulau terpencil seperti Mazu, Wuqiu, Dongyin dan pulau-pulau terpencil lainnya dari tentara nasional telah meningkatkan kewaspadaan mereka. Tentara nasional Taiwan memiliki pemahaman real-time dari perkembangan yang relevan, dan pasukan zona pertahanan telah memerintahkan semua benteng dan pasukan kesiapan tempur untuk terus memperkuat pemantauan dan kewaspadaan. Kementerian Pertahanan mengutuk tindakan irasional yang merusak perdamaian regional.

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok mengatakan pada pukul 17:30 bahwa PKT meluncurkan 11 rudal balistik seri Dongfeng dalam beberapa gelombang dari pukul 13.56 hingga pukul 16.00 sore  ke perairan sekitar Taiwan utara, selatan dan timur.  Tentara nasional Taiwan menggunakan berbagai mekanisme peringatan dini, pengawasan dan pengintaian untuk segera memahami dinamika peluncuran, mengaktifkan sistem pertahanan  dan memperkuat kesiapan tempur. Kementerian Pertahanan mengutuk tindakan irasional yang merusak perdamaian regional.

Chang Tun-Han mengatakan bahwa ancaman militer yang terus menerus dan sengaja ditingkatkan oleh Tiongkok, terutama operasi militer di jalur laut dan udara internasional yang sibuk, yang mana telah secara sepihak merusak status quo Selat Taiwan dan perdamaian serta stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Bahkan, melanggar kebebasan navigasi internasional dan perilaku normal perdagangan global. Dalam hal ini, Kantor Kepresidenan Taiwan dengan tegas menuntut agar Tiongkok bersikap rasional dan menahan diri.

Komando Pertahanan Taiwan di Pulau Kinmen mengatakan bahwa pada 4 Agustus, daerah Kinmen dan Beiding keduanya menemukan pesawat tak dikenal terbang di atas langit pada malam 3 Agustus, yang seharusnya sebagai Drone setelah perbandingan dan analisis. Pasukan mengikuti prosedur operasi standar dengan menembakkan bom sinyal untuk memperingatkan mereka agar pergi, dan  menjaga kesiapan tempur dan menerapkan tindakan rahasia.

Komando Pertahanan Taiwan di Pulau Kinmen juga menunjukkan bahwa penggunaan metode intelijen bersama, pengawasan dan pengintaian di wilayah pertahanan dapat sepenuhnya memahami dinamika di sekitarnya.  Kamp dan ​​​​fasilitas pertahanan serta kamuflase posisi diterapkan sesuai dengan peraturan, dan  mampu merespons dengan segera dalam keadaan darurat.

Menanggapi laporan media bahwa “situs web resmi Kementerian Pertahanan Taiwan lumpuh pada larut malam”, Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok pada 4 Agustus mengatakan bahwa pemantauan pada  3  Agustus  menemukan bahwa Jaringan Informasi Global telah dilumpuhkan dengan mengalami serangan denial-of-service (DDoS) berturut-turut mulai pukul 23:04, dan pada pukul 23:27.  Pada saat itu, layanan terputus karena trafik yang berlebihan. Setelah pembersihan dan pemblokiran trafik oleh stasiun relai berbahaya, koneksi terputus berhasil dipulihkan pada pukul 00:30 4 Agustus.

Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok menekankan bahwa Pusat Manajemen Perlindungan Keamanan Informasi Militer Nasional terus memperkuat pemantauan, dan bekerja sama erat dengan Eksekutif Yuan, kementerian dan lembaga pemerintah lainnya untuk melakukan pertahanan keamanan informasi bersama demi menjaga keamanan informasi secara keseluruhan dari Tentara Nasional.

Tiongkok Meluncurkan 11 Rudal di Sekitar Taiwan,  Kemenlu  Taiwan  Mengutuk Keras

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Tiongkok, Joanne Ou mengatakan  bahwa Tiongkok meluncurkan beberapa rudal balistik ke perairan sekitar bagian timur laut dan barat daya Taiwan pada 4 Agustus, mengancam keamanan nasional Taiwan, meningkatkan ketegangan regional, dan mempengaruhi lalu lintas dan perdagangan internasional yang normal. Pemerintah Tiongkok mengikuti contoh Korea Utara dan menguji coba rudal di perairan yang dekat dengan negara lain.  Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan mengecam keras dan menuntut pengendalian diri.

Joanne Ou mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Taiwan  juga meminta masyarakat internasional untuk bersama-sama mengutuk ancaman militer Tiongkok terhadap Taiwan. Selain itu, meminta semua negara di dunia untuk terus mendukung Taiwan yang demokratis, bersama-sama mempertahankan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Termasuk, menjaga ketertiban internasional berbasis aturan, serta kebebasan dan keterbukaan kawasan Indo-Pasifik.

Setelah Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan, dia mengeluarkan kembali pernyataan tentang kunjungan pada 3 Agustus, yang menyatakan, “Kunjungan ini adalah bagian dari perjalanan kami yang lebih luas di kawasan Indo-Pasifik, dengan fokus pada keamanan, kemakmuran, dan pemerintahan – Taiwan adalah pemimpin global dalam hal ini. Solidaritas AS dengan rakyat Taiwan lebih penting pada hari ini daripada sebelumnya. Dikarenakan  terus mendukung pertahanan demokrasi melawan tirani di kawasan dan dunia.”

Masyarakat Taiwan Relatif Tenang

Associated Press melaporkan bahwa Ma Chen-kun, seorang profesor di Universitas Pertahanan Nasional Taiwan, mengatakan latihan Tiongkok dirancang untuk menunjukkan kemampuan militer mereka untuk memutuskan hubungan Taiwan dengan dunia luar serta memfasilitasi pendaratan pasukan.

Sementara itu, suasana di Taiwan relatif tenang. Orang-orang tetap berenang di laut  Kota Keelung, di pantai utara Taiwan, dekat dua zona latihan yang diumumkan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Lu Chuan-hsiong, 63 tahun, tetap menikmati suasana renang di pagi hari. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak khawatir. “Setiap orang seharusnya menginginkan uang, bukan peluru,” dia menyindir dan mencatat bahwa ekonomi sedang dalam performa yang buruk.

Kekhawatiran yang lebih besar bagi mereka yang harus bekerja di laut adalah bahwa nelayan mungkin yang paling terpengaruh oleh latihan PKT, yang mencakup enam wilayah berbeda di sekitar Taiwan, beberapa di antaranya memasuki perairan teritorial Taiwan.

Sebagian besar nelayan akan terus berusaha menangkap ikan karena ini adalah musim cumi-cumi. 

“Sangat dekat (lokasi latihan PKT),  pasti akan mempengaruhi kita, tapi jika mereka akan melakukannya, apa yang harus kita lakukan? kita bisa menghindari daerah itu,” kata Chou Ting-tai, seorang pemilik kapal nelayan.

Reaksi Amerika Serikat

Sementara AS belum mengindikasikan akan campur tangan, militer AS memiliki pangkalan dan aset yang dikerahkan di dekat Pasifik Barat, termasuk kelompok penyerang kapal induk.

Pada  Kamis 4 Agustus, Angkatan Laut AS mengatakan kapal induk USS Ronald Reagan beroperasi di Laut Filipina timur Taiwan sebagai bagian dari “operasi yang dijadwalkan secara normal.”

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan, ia berharap bahwa Beijing tidak akan menciptakan krisis atau mencari alasan untuk meningkatkan aktivitas militernya yang agresif. Orang-orang di seluruh dunia percaya bahwa eskalasi tidak baik untuk siapa pun,  dapat menghasilkan Konsekuensi tak terduga dan tak menguntungkan bagi siapa pun.”

Undang-undang AS mengharuskan pemerintah untuk memperlakukan ancaman terhadap Taiwan sebagai masalah “keprihatinan serius”.

Tiongkok mengatakan latihan yang digelar, dijadwalkan pada Kamis hingga Minggu 4-7 Agustus, termasuk serangan rudal terhadap sasaran di perairan utara dan selatan Taiwan.

Di bidang diplomatik, Tiongkok membatalkan pertemuan dengan menteri luar negeri Jepang sebagai protes atas kecaman G7 atas latihan tersebut. Para menteri luar negeri kedua negara menghadiri pertemuan ASEAN di Kamboja. (hui)

Kota Sanya, Hainan, Ditutup, 80.000 Turis Terdampar Hingga Banyak Kota Dikendalikan atau Ditutup

0

Li Jinfeng

Sebelumnya, Kota Dongfang, Kota Wuzhishan dan tempat-tempat lain di Provinsi Hainan, Tiongkok berada di bawah pengendalian penanganan COVID-19. Sejak 6 Agustus, seluruh kota Sanya, Provinsi Hainan, Tiongkok telah ditutup. Lebih dari 80.000 wisatawan  terdampar dan penerbangan  dibatalkan dalam skala besar. Daerah Otonomi Shuili  dan beberapa daerah Kota Danzhou juga ditutup, dan Bea Cukai Qiongguan menutup semua tempat bisnis.

Kota Sanya ditutup, lebih dari 80.000 turis terdampar, penerbangan dibatalkan

Pada  6 Agustus pagi, pengumuman resmi Kota Sanya menyatakan bahwa mulai pukul 06:00 pagi, seluruh kota Sanya akan menerapkan manajemen statis global sementara, yaitu kota akan ditutup. Kota ini telah membatasi pergerakan orang-orang dan menangguhkan transportasi umum perkotaan.

Wakil walikota He Shigang mengatakan bahwa diperkirakan lebih dari 80.000 wisatawan saat ini terdampar di Sanya. Orang-orang yang terinfeksi sebagian besar adalah penduduk lokal, dan penduduk ini sebagian besar tersebar di Teluk Sanya dan Teluk Yalong, yang merupakan tempat dengan konsentrasi wisatawan tertinggi.

Penumpang harus memiliki sertifikat uji asam nukleat dengan hasil negatif selama 24 jam sebelum meninggalkan Sanya dengan pesawat, kereta api, atau mobil.

Media daratan Tiongkok  melaporkan pada 6 Agustus bahwa penerbangan di Bandara Sanya Phoenix telah dibatalkan dalam skala besar. Pada 14:30 pada 6 Agustus, 164 penerbangan keluar telah dibatalkan, 38 penerbangan keluar telah berangkat, dan 2 tertunda. Penerbangan yang dibatalkan yakni Sanya ke Beijing, Shanghai, Hangzhou, Lanzhou dan banyak tempat lainnya.

Putaran virus epidemi di Sanya ini adalah varian BA.5.1.3 dari varian Omicron yang terdeteksi untuk pertama kalinya di Tiongkok. Kota Sanya  pada 5 Agustus mengumumkan bahwa kota tersebut telah memasuki “negara masa perang” dan meminta warga untuk tidak keluar rumah kecuali diperlukan.

Faktanya, sejak  4 Agustus, sebagian besar wilayah Kota Sanya telah dikontrol dan ditutup. Saat itu, pihak berwenang mewajibkan setiap komunitas (desa, tempat tinggal) hanya menjaga satu atau dua pintu masuk dan keluar, dan orang-orang harus berhenti masuk dan keluar jika tidak diperlukan. Bus, trem, jalur penumpang, kapal pesiar, yacht, dan sebagainya resmi ditangguhkan.

Lingshui, Qionghai, Danzhou dan tempat-tempat lain di Provinsi Hainan mungkin ditutup atau dikendalikan

Bersamaan dengan penutupan kota Sanya, mulai pukul 15.00 pada 6 Agustus, Kabupaten Lingshui, Provinsi Hainan juga mulai menerapkan manajemen statis global sementara, yaitu penutupan kota. Kabupaten telah membatasi pergerakan orang-orang dan menangguhkan transportasi umum perkotaan.

Mulai 6 Agustus, Kota Qionghai, Provinsi Hainan, menutup tempat hiburan karaoke (KTV), ruang catur dan tempat permainan Mahjong, perpustakaan dalam ruangan dan tempat bisnis industri pariwisata dan budaya, ditangguhkan selama 3 hari, dari 0 :00 hingga 8 Agustus. 

Semua jenis wisata aglomerasi, kegiatan budaya dan olahraga di Kota Qionghai akan ditangguhkan; tempat-tempat wisata dan budaya seperti titik pemandangan dan tempat-tempat indah diharuskan untuk memberikan sertifikat hasil negatif uji asam nukleat 24 jam.

Mulai pukul 14:00 pada 6 Agustus, area perkotaan utama Kota Nada, Kota Baimajing, dan area Yangpu di Kota Danzhou akan berada di bawah manajemen statis global sementara, yaitu kota akan ditutup. Menurut pengumuman resmi, tidak ada pergerakan orang-orang kecuali diperlukan. Kendaraan dan orang-orang hanya bisa masuk dan keluar, semua jenis transportasi umum dihentikan, dan semua jenis kegiatan bisnis yang tidak esensial dihentikan.

Sebelumnya, pada  4 Agustus, Kota Danzhou di provinsi tersebut membutuhkan kafe Internet lokal, bar dan tempat hiburan dan rekreasi publik lainnya, gimnasium dan tempat lain bagi orang-orang untuk berkumpul dan berkegiatan. Sedangkan kegiatan budaya publik seperti pusat budaya, perpustakaan , dan museum untuk sementara juga ditangguhkan. Berbagai tempat umum seperti kelas perawatan musim panas taman kanak-kanak, pelatihan renang sekolah dan lembaga pelatihan di luar kampus ditutup sementara . Penjara, panti jompo dan tempat-tempat lain ditutup untuk pengelolaan.

Dari  4 hingga  6 Agustus, desa-desa di Kota Sigeng, Kota Dongfang, kecuali daerah berisiko sedang dan tinggi, dan Desa Gancheng, Desa Gannan, dan Desa Ganbei di Kota Gancheng menerapkan manajemen statis, dan seluruh area tetap diam, yaitu, manajemen kota tertutup.

Mulai  4 Agustus, pengoperasian tempat bisnis tertutup di Kota Wuzhishan, Hainan akan ditangguhkan. Adapun taman kanak-kanak dan lembaga taman kanak-kanak akan ditangguhkan. Sedangkan manajemen penjara, lembaga kesejahteraan, dan lembaga layanan perawatan lansia akan ditangguhkan, dan kunjungan offline akan ditangguhkan. (hui)