Home Blog Page 688

57 Pegawai KPK yang Dipecat Ditawar Jadi ASN Polri, Amnesty International Indonesia Merespon

0

ETIndonesia- Amnesty International Indonesia menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dan Kepala Kepolisian RI Jend. Listyo Sigit Prabowo yang menawarkan untuk menempatkan 57 pegawai KPK yang dianggap tidak lolos TWK sebagai ASN di jajaran Polri, serta surat dari Presiden Joko Widodo yang merestui rencana tersebut.

Deputi Direktur Amnesty International Indonesia Wirya Adiwena mengatakan menempatkan pegawai KPK yang dianggap tidak lolos TWK sebagai ASN di jajaran kepolisian tidak serta merta mengatasi pelanggaran HAM yang terjadi selama proses TWK.

“Alih-alih menjalankan rekomendasi Ombudsman RI dan Komnas HAM, pemerintah seolah menutup mata terhadap temuan-temuan kedua lembaga independen negara tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/09/2021).

Menurut dia, tawaran untuk menempatkan para pegawai KPK yang tidak lolos TWK di kepolisian juga menunjukkan bahwa pemerintah merasa hasil TWK tidak valid. Karena bagaimana mungkin pegawai yang dianggap tidak cukup berwawasan kenegaraan untuk bekerja di KPK, dianggap memenuhi syarat untuk bekerja di Polri?

“Tapi, sekali lagi, pemerintah terlihat memilih untuk mengambil jalan mudah dengan mengabaikan proses TWK yang jelas penuh pelanggaran dan memberikan ‘solusi’ setengah-setengah yang tidak memulihkan hak-hak para pegawai KPK secara penuh,” tambahnya.

Ia mengatakan, Presiden Jokowi tidak bisa ‘cuci tangan’ dari masalah TWK dengan menempatkan pegawai KPK di kepolisian. Jika 57 pegawai ini dianggap cukup kompeten untuk bekerja di Polri, maka seharusnya tidak ada alasan untuk menghalangi mereka bekerja di KPK.

“Jika pemerintah merasa bahwa hasil TWK tidak valid, maka seharusnya Presiden membatalkan hasil TWK dan mengembalikan status mereka sebagai pegawai KPK,” pungkasnya. (asr)

Antisipasi Musim Hujan, Pemprov DKI Luncurkan Gerebek Lumpur di Lima Wilayah

0

ETIndonesia – Sebagai upaya antisipasi dampak musim hujan, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta kembali melakukan program Gerebek Lumpur. Merupakan upaya pengerukan sedimen lumpur dan sampah menggunakan alat berat secara masif dan serentak di 5 wilayah Kota Jakarta.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal mengatakan, kegiatan gerebek lumpur ini telah dilakukan sejak 24 Maret 2021 untuk wilayah Jakarta Timur, dan dilanjutkan 4  wilayah kota lainnya secara bertahap mulai September 2021 hingga Desember 2021.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan gerebek lumpur ini berkolaborasi dengan Wali Kota, lintas dinas, kelurahan, dan kecamatan di tiap wilayah dengan mengerahkan lebih banyak alat berat untuk percepatan pengerukan sedimen lumpur dan sampah.

“Mulai hari ini akan disebar secara bertahap total 408 personil dari di 5 (lima) wilayah kota dengan mengerahkan 46 alat berat berjenis Excavator Amphibi dan 123 dump truck. Kita targetkan kegiatan ini selesai hingga Desember 2021,” ujar Yusmada, Kamis (30/9).

Lebih lanjut, Yusmada mengatakan, pengerukan sedimen lumpur dan sampah ini dilakukan sebagai upaya mengurangi volume air pada saat musim penghujan pada kali, serta melancarkan aliran air yang biasanya tersumbat sampah.

“Meski demikian, peran dan kerja sama warga untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya, serta menjaga kebersihan lingkungan juga sangat kita perlukan untuk mencegah terjadinya genangan saat musim penghujan,” imbuhnya.

Adapun rincian jadwal dan lokasi pelaksanaan gerebek lumpur di tiap wilayah sebagai berikut:

– Jakarta Pusat
Lokasi: Kali Krukut – Segmen Jl. Bendungan Hilir – Menara Batavia
Pengerjaan: tanggal 21 September – 31 Desember 2021
Target hasil pengerukan: 12.060 m3
Dumping Site di daerah Ancol

– Jakarta Selatan
Lokasi: Kali Krukut – Segmen Jl. Jend. Sudirman – Jl. Gatot Subroto
Pengerjaan: 9 September 2021 – 15 Desember 2021
Target hasil pengerukan : 5.338 m3 dengan panjang 1,2 km
Dumping Site di Rawa Minyak

– Jakarta Utara
Lokasi: Kali Sunter Segmen Depan Pompa Rawa Badak dan Segmen Depan Mall Artha Gading
Pengerjaan: sudah dimulai kurang lebih satu bulan, ditargetkan selesai Desember 2021
Target hasil pengerukan :
segmen Rawa Badak dari luas 11.200 m2 dengan volume 17.920 m3
segmen Artha Gading 8.400 m3 
Dumping Site lumpur dari segmen rawa badak di kawasan Beting ?Dumping site lumpur dari segmen depan Artha Gading di Ancol

– Jakarta Barat
Lokasi: Kali Mookervart Segmen Semanan – Rawa Buaya
Pengerjaan: 13 September 2021 dan ditargetkan selesai Desember 2021
Target hasil pengerukan : 36.000 m3
Dumping site di daerah Ancol

– Jakarta Timur
Lokasi: Waduk Munjul
Pengerjaan: 24 Maret 2021 sampai Desember 2021
Target hasil pengerukan: untuk pengerukan Waduk Munjul 44.197 m3
Dumping site di daerah TPU Bambu Apus

(PPID/asr)

8 Orang Tewas Akibat Angin Kencang dan Longsor di Sumatera Barat

0

ETIndonesia- Delapan orang dilaporkan meninggal dunia akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak Rabu (29/9), pukul 16.00 WIB di Kabupaten Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman melaporkan cuaca ekstrem mengakibatkan beberapa bencana Hidrometeorologi di antaranya angin kencang, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayahnya. 

Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,  Abdul Muhari, merilis data sementara Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kab. Padang Pariaman pada Kamis (30/9), 7 orang meninggal dunia akibat tertimbun material longsor, 1 orang meninggal lainnya akibat tertimpa pohon yang tumbang. Terdapat 9 titik longsor dengan pusat longsor yang memakan korban berada di Korong Tanah Taban, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Lubuak Alung. 

“Tujuh orang meninggal dunia karena tertimbun longsor, 1 orang karena tertimpa pohon yang tumbang akibat angin kencang,” jelas Yuan selaku operator Pusdalops BPBD Kabupaten Padang Pariaman. 

Selain itu, 5 orang lainnya mengalami luka-luka, sememntara 280 kk terdampak banjir. 

Selanjutnya sebanyak 338 unit rumah warga terendam banjir yang diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi, 12 unit rumah rusak berat, 30 kendaraan bermotor rusak, lebih kurang 80 hektar lahan pertanian terendam. Dikabarkan tingga muka air saat kejadian berkisar antara 75-200 cm.

BPBD juga melaporkan beberapa pohon tumbang menimpa badan jalan provinsi sehingga akses lalu lintas dari Bandara Internasional Minangkabau ke Pariaman dan sebaliknya sempat terganggu. Kondisi terkini jalan sudah bisa dilewati kembali.

Terdapat 10 Kecamatan yang terdampak fenomena cuaca ekstrem tersebut yaitu Kecamatan Batang Anai, Kecamatan Ulakan Tapakih, Kecamatan Lubuak Aluang, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kecamatan Sintuak Loboh Gadang, Kecamatan Singai Limai, Kecamatan V Koto,  Kecamatan VII Koto Patamuan, Kecamatan Anam Lingkuang, dan Kecamatan IV Koto Aua Malintang. 

Meskipun curah hujan saat ini sudah berkurang, BPBD bersama organisasi terkait setempat tetap waspada akan adanya potensi bencana susulan.

“Kami terus melakukan monitoring perkembangan cuaca untuk mempersiapkan tindakan pencegahan atau penanggulangan apabila ada potensi bencana susulan,” tambah Yuan.

Pihaknya juga mengaku telah memperikan peringatan dini cuaca kepada masyarakat setempat.

Menurut prakiraan cuaca BMKG, Provinsi Sumatera Barat berpotensi mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang selama tiga hari mulai dari Kamis (30/9) hingga Sabtu (2/10).

BNPB terus mengimbau pemerintah daerah maupun masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan pada potensi bencana hidrometeorologi dengan memantau prakiraan cuaca pada laman BMKG dan potensi bencana pada inaRISK, mempersiapkan rencana kesiapsiagaan dan mitigasi vegetasi pada daerah rawan longsor, menjaga kebersihan daerah saluran air dan pemotongan bagian pohon yang mudah patah secara berkala, mempersiapkan lokasi evakuasi serta melakukan simulasi secara rutin untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. (BNPB/asr)

Perlukah Suntikan Vaksin Booster untuk COVID-19 ? Ahli Ingatkan Ada 2 Efek Samping Utama

0

oleh Su Guanmi

Seorang dokter Taiwan meninggal dunia di Amerika Serikat setelah menerima suntikan vaksin dosis ketiga buatan BNT Pfizer. Apakah penyebab kematiannya ada kaitannya dengan vaksin booster tersebut masih perlu diklarifikasi melalui otopsi. Namun demikian, baik Israel, Amerika Serikat maupun negara-negara lain telah mulai memberikan suntikan booster, meskipun kontroversi sedang terjadi

Dokter tiba-tiba meninggal dunia setelah suntikan vaksin booster, penyebab menunggu hasil otopsi

Wang Wei-sheng, mantan direktur Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Mackay di Taiwan, yang berimigrasi ke Amerika Serikat, mulai merasa tidak enak badan setelah menerima dosis ketiga vaksin BNT Pfizer di Amerika Serikat pada 2 September. Dua minggu kemudian, yakni 16 September, Wang Wei-sheng ditemukan keluarga telah meninggal dunia di atas kursi sofa di rumahnya.

Karena Wang Wei-sheng sendiri tidak memiliki penyakit kronis, keluarganya menduga bahwa penyebab kematiannya berkaitan dengan vaksin. Namun, Wang Wei-sheng tidak memiliki asuransi di Amerika Serikat, dan dokter forensik enggan melakukan otopsi. Saat ini, anggota keluarganya sedang mengumpulkan dana untuk membiayai otopsi, berharap penyebab kematiannya dapat segera mendapatkan klarifikasi.

Dalam wawancara dengan media Taiwan, Vincent Yi-feng Su, dokter spesialis paru-paru dan sistem pernapasan Taiwan mengatakan bahwa kondisi miokarditis mungkin sudah muncul setelah Wang Wei-sheng mendapat suntikan vaksin dosis ketiga pada awal bulan September, tetapi tidak membaik, sampai akhirnya menyebabkan masalah di jantung. Dia menjelaskan bahwa efek samping dari vaksin juga dapat bertahan untuk waktu yang lama, dan itu baru dapat diketahui secara pasti melalui penyelidikan lanjutan.

Vaksin mRNA seperti vaksin BNT Pfizer dan vaksin Moderna dapat menyebabkan efek samping seperti miokarditis dan perikarditis. Di waktu lalu sudah ada orang yang meninggal karena hal ini. Komisi keamanan Badan Obat Eropa (EMA) menyatakan bahwa efek samping tersebut terutama terjadi dalam 14 hari setelah vaksinasi.

Pemberian dosis ketiga sebelum waktunya dapat meningkatkan risiko miokarditis dan efek samping sindrom Guillain-Barré

Semakin banyak tanda yang menunjukkan bahwa kekuatan perlindungan dari vaksin COVID-19 turun secara signifikan setelah 4 sampai 6 bulan vaksinasi. Israel sejak bulan Agustus telah memimpin dalam pemberian dosis ketiga vaksin Pfizer, yang kemudian diikuti oleh Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain.

Namun, apakah perlu suntikan booster ? Masih kontroversial.

Sejumlah pakar internasional menerbitkan laporan penelitian mereka melalui jurnal khusus medis ‘The Lancet’, yang menjelaskan bahwa vaksin yang beredar saat ini masih memiliki efek perlindungan yang baik pada pencegahan penyakit parah dan kematian. Oleh karena itu, tidak perlu mengintensifkan suntikan untuk masyarakat umum.

Penulis artikel tersebut termasuk Marion Gruber, direktur Office of Vaccine Research and Review (OVRR) FDA, dan Phil Krause, wakil direktur, serta beberapa ilmuwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Laporan hasil studi yang diterbitkan pada 13 September ini menekankan bahwa karena bukti ilmiah untuk mendukung suntikan vaksin booster belum mencukupi, jadi masih terlalu dini untuk mendorong masyarakat umum menerima vaksin booster, yang mungkin saja akan meningkatkan risiko gejala miokarditis (peradangan pada jantung), sindrom Guillain-Barre (komplikasi neurologis terkait dengan vaksin COVID-19 vektor adenovirus) dan efek samping langka lainnya yang ditimbulkan vaksin.

Suntikan dosis ketiga saat ini didasarkan pada laporan yang dikumpulkan oleh Israel pada sepekan setelah penyuntikan. Penelitian ini dianggap terlalu singkat untuk periode pengamatan. 

Para ahli seperti FDA menjelaskan bahwa efek perlindungan dalam jangka pendek tidak selalu berarti manfaat jangka panjang. Selain itu, efek samping vaksin mRNA dosis kedua seperti Pfizer dan Moderna biasanya lebih serius daripada dosis pertama. Para ahli khawatir jika booster dosis ketiga memiliki efek samping yang lebih serius, hal itu dapat semakin mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap vaksin.

Zheng Yuanyu, seorang dokter di Klinik Shangwen, Taiwan mengatakan bahwa ada penelitian yang menemukan : Karena antibodi pasien transplantasi organ sangat lemah, jadi perlu suntikan vaksin dosis ketiga untuk menghasilkan antibodi penetralisir. Sama halnya, efek samping vaksin yang menimbulkan gejala miokarditis dan sindrom Guillain-Barré juga dapat dikarenakan suntikan booster ini.

Alih-alih memberikan dosis ketiga, penelitian ini menyarankan bahwa bukannya lebih baik mengarahkan sasaran pada pengembangan vaksin untuk mengatasi varian virus yang mungkin lebih efektif dalam memerangi epidemi. Strategi ini juga yang diadopsi dalam pengembangan vaksin influenza.

Artikel di ‘The Lancet’ yang ditulis oleh 2 orang pimpinan OVRR yang sudah mengabdi selama belasan tahun, tidak diakui sebagai pandangan FDA. Menurut New York Times, mereka tidak setuju dengan pemerintahan Biden yang mendorong masyarakat menerima penyuntikan booster sebelum ilmuwan federal meninjau keseluruhan bukti dan membuat rekomendasi. Konflik ini menyebabkan Dr. Marion Gruber dan Dr. Phil Krause mengambil putusan mengundurkan diri pada musim gugur ini.

Dr. Lin Xiaoxu, mantan direktur laboratorium Departemen Virologi Institut Penelitian Angkatan Darat AS, mengatakan bahwa keputusan tergesa-gesa untuk memberikan vaksin di masa lalu telah memberikan pelajaran bagi dunia. Misalnya, selama Perang Teluk, untuk mencegah organisasi teroris menggunakan antraks sebagai senjata biokimia, Amerika Serikat segera mengembangkan vaksin antraks bagi militer AS untuk melawannya. Namun, hal itu mengakibatkan tentara yang divaksin secara bertahap menunjukkan gejala multi gangguan organ, yang kemudian dinamakan Sindrom Perang Teluk.

Vaksin dalam mencegah penyakit parah masih cukup efektif, tetapi perlu mempertimbangkan metode lain untuk mencegah terinfeksi

Segera setelah artikel penelitian diterbitkan di ‘The Lancet’, Sheena Cruickshank, seorang profesor biomedis dari University of Manchester, Inggris juga menulis sebuah artikel di situs pertukaran akademik ‘The Conversation’ yang intinya menyebutkan bahwa saat ini belum perlu untuk menerima suntikan vaksin ketiga.

Sheena mengungkapkan bahwa perlindungan kekebalan yang diberikan oleh vaksin terdiri dari 3 bagian, yakni antibodi, sel T dan memori kekebalan. Antibodi hanyalah salah satu ukuran respon imun yang efektif. Tetapi Limfosit T pembunuh virus dan memori kekebalan adalah 2 komponen inti lainnya. Memori kekebalan dapat mengaktifkan sistem kekebalan diri untuk secara otomatis mengenali dan dengan cepat menghasilkan limfosit T dan merangsang sel B yang menghasilkan antibodi.

Seiring berjalannya waktu, antibodi tubuh menurun, yang tidak cukup untuk sepenuhnya mencegah infeksi, tetapi sel T dan memori kekebalan tidak menurun atau melemah, dan mereka masih cukup untuk membunuh virus yang menyerang. 

Oleh karena itu, tujuan utama dari vaksinasi COVID-19 adalah untuk mencegah infeksi virus yang menyebabkan penyakit parah atau kematian.

Sheena secara terus terang mengatakan bahwa, masih belum diketahui dengan pasti apakah dosis booster yang diluncurkan oleh Inggris dan pemerintah lainnya cukup untuk memberikan perlindungan jangka panjang atau bahkan lebih tinggi bagi orang-orang yang paling rentan terinfeksi. 

Selain itu, vaksinasi hanyalah salah satu tindakan pencegahan epidemi, dan masih ada metode pencegahan epidemi lainnya, seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga ventilasi untuk melindungi diri sendiri, dan lainnya.

Dong Yuhong, seorang ahli virologi dan penyakit menular Eropa dan kepala ilmuwan dari sebuah perusahaan bioteknologi juga mengatakan bahwa saat ini, vaksin mungkin bukan solusi akhir untuk mencegah penyebaran epidemi. Orang harus memikirkan apakah ada cara lain untuk melindungi diri mereka sendiri selain melalui vaksinasi. Misalnya bagaimana cara meningkatkan kekebalan tubuh sendiri untuk melawan virus. (sin)

Studi Baru Covid-19 : Lebih dari 1/3 Pasien yang Terpapar Memiliki Gejala Jangka Panjang

0

oleh Chen Beichen

Sebuah studi baru menemukan bahwa lebih dari sepertiga pasien akan memiliki gejala COVID-19 yang persisten atau berulang pada 3 sampai 6 bulan setelah didiagnosis. Dan sekarang jumlah pasien yang memiliki “gejala jangka panjang” telah melebihi angka perkiraan sebelumnya

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis internasional ‘PLOS Medicine’ pada 28 September menunjukkan bahwa, sekitar 36% responden melaporkan gejala yang mirip dengan Covid-19 dalam waktu 3 hingga 6 bulan setelah mereka diagnosis positif terinfeksi virus komunis Tiongkok. Angka tersebut telah melebihi sebagian besar penelitian sebelumnya yang memperkirakan hanya 10% hingga 30% penderita yang mengalami Sindrom Pasca-Covid (Post-Covid Syndrome).

Studi yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford di Inggris ini membandingkan catatan 273.618 orang pasien yang terinfeksi dan 11.449 orang pasien influenza. Data anonim terutama berasal dari Amerika Serikat dan diperoleh dari catatan kesehatan elektronik.

Dari tanpa gejala berubah menjadi bergejala

Meskipun definisi “gejala jangka panjang” pada dunia akademis belum jelas, tetapi para peneliti telah mengamati adanya gejala seperti nyeri dada/tenggorokan, kelainan pernapasan, gejala di bagian perut, kelelahan, depresi, sakit kepala, disfungsi kognitif, dan nyeri otot.

Penulis menyimpulkan : Studi ini menemukan bahwa lebih dari sepertiga jumlah pasien memiliki satu atau lebih catatan gejala Covid-19 jangka panjang dalam 3 hingga 6 bulan setelah didiagnosis terinfeksi Covid-19. Studi ini juga menemukan bahwa sekitar 40% dari pasien yang masuk definisi memiliki “gejala jangka panjang” itu tidak memiliki gejala tersebut dalam 3 bulan pertama.

Gejala COVID-19 jangka panjang bisa lebih sering terjadi daripada gejala flu

Beberapa bulan setelah COVID-19 mulai mewabah, Anthony Fauci, seorang ahli penyakit menular terkemuka di Amerika Serikat telah memberikan peringatan bahwa, para ahli telah menemukan sindrom pasca-COVID pada orang yang telah pulih. Hal ini menyebabkan beberapa orang mulai membandingkan pengalaman gejala pasca-COVID dengan pengalaman gejala pasca-flu.

Pejabat WHO Vismita Gupta-Smith mengatakan pada bulan Juli lalu, bahwa jika pasien yang dinyatakan sembuh dari gejala COVID-19, tetapi masih memiliki beberapa gejala, itu besar kemungkinannya adalah sindrom pasca-COVID. Terkadang kondisi ini juga disebut gejala Long COVID.

Penelitian baru menemukan bahwa peluang pasien mengalami gejala Covid-19 setelah fase akut penyakit, adalah lebih dari dua kali flu.

Tim juga menemukan bahwa pasien dengan Covid-19 yang lebih parah lebih cenderung memiliki gejala kronis jangka panjang. Pada saat yang sama, wanita dan dewasa muda juga memiliki risiko gejala jangka panjang yang lebih tinggi. Sedangkan, tidak terdapat perbedaan antara pasien kulit putih dan non-kulit putih dalam masalah ini. (sin)

Inggris Dilanda Krisis Supir Truk BBM yang Meluas Berkurangnya Pasokan BBM ke SPBU

Kekurangan supir truk BBM di Inggris memengaruhi transportasi bahan bakar, memicu panic buying oleh pengemudi.  Banyak SPBU mengalami kekurangan pasokan bahan bakar. Untuk mengatasi krisis, pemerintah Inggris menempatkan sejumlah truk militer dalam jumlah terbatas pada 27 September.

Setelah perusahaan minyak melaporkan bahwa kurangnya supir truk BBM, menyebabkan beberapa operator harus bergantian memasok bahan bakar.  Sementara yang lain terpaksa menutup SPBU.

Dalam beberapa hari terakhir, terjadi antrian kenderaan  untuk mengisi bahan bakar di SPBU di seluruh Inggris. Beberapa pengemudi tidak akan ragu untuk menunggu berjam-jam, demi mengisi BBM.

Perusahaan Minyak British Petroleum (BP)  menyatakan: “Permintaan  ketat dalam dua hari terakhir. Kami memperkirakan bahwa sekitar 30% SPBU saat ini tidak dapat menyediakan dua kelas utama BBM. Kami bekerja keras dan berharap untuk melanjutkan pasokan sesegera mungkin. “

Perusahaan seperti  Shell, British Petroleum (BP) dan Esso juga menyatakan bahwa “kilang-kilang Inggris memiliki bahan bakar yang cukup” dan permintaan diperkirakan akan kembali ke tingkat normal dalam beberapa hari, sehingga mengurangi tekanan.”

Mereka mengatakan dalam pernyataan bersama: “Kami mendorong semua orang untuk mengisi bahan bakar kendaraan seperti biasa.”

Namun, masih ada antrian panjang di SPBU, bahkan masih banyak masyarakat yang antri hingga larut malam. Hal yang membuat masyarakat khawatir adalah kelangkaan BBM  akan berdampak lebih luas terhadap perekonomian. 

Pemerintah Inggris mengatakan, kekurangan supir truk tangki untuk mengirimkan BBM, dikombinasikan dengan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga memicu krisis BBM. Jika situasinya tidak berkurang dalam beberapa hari ke depan, supir kendaraan militer akan menerima pelatihan khusus dan kemudian dikerahkan untuk membantu transportasi BBM ke seluruh negeri.

Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri dalam pernyataan pada malam hari 27 september berbunyi: “Sejumlah kecil pengemudi truk militer akan siaga dan dikerahkan bila diperlukan untuk lebih menstabilkan rantai pasokan BBM.”

Menteri urusan Ekonomi, Bisnis dan Strategi Industri, Kwasi Kwarteng mengatakan: “Meskipun industri BBM memperkirakan permintaan akan kembali ke tingkat normal dalam beberapa hari ke depan, masih merupakan hal yang tepat bagi kita untuk mengambil tindakan pencegahan yang bijaksana.”

Dia juga mengatakan: “Jika perlu, pengerahan personel militer akan memberikan kemampuan tambahan ke rantai pasokan sebagai tindakan sementara untuk membantu meringankan tekanan dari lonjakan permintaan bahan bakar lokal.”

Inggris  memperketat kebijakan imigrasi setelah Brexit, sekarang memberikan pembebasan visa jangka pendek kepada pengemudi truk asing, dengan harapan dapat membantu mengisi kesenjangan tenaga kerja. (Hui)

Pria Italia Berusia 82 Tahun yang Hidup Sendirian di Pulau Kecil Selama 32 Tahun Dipaksa Pindah ke Kota

0

ETIndonesia. Seorang pria Italia berusia 82 tahun telah tinggal sendirian di sebuah pulau kecil selama lebih dari 30 tahun. Tetapi karena kebijakan pemerintah ia terpaksa harus pindah ke kota untuk mengembangkan cara hidup yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Mauro Morandi yang kini berusia 82 tahun, pada 32 tahun yang lampau, yakni tahun 1989 dia mencoba untuk naik perahu menuju Kepulauan Polinesia di Samudra Pasifik. Tetapi dalam pelayarannya ia keburu tertarik oleh Pulau Budelli, sehingga membatalkan rencana dan memilih untuk menetap di pulau tersebut.

Saat itu, ada seorang mantan penjaga yang tingga di pulau itu. Namun, setelah ia meninggal dunia, Morandi mengambil alih pekerjaannya dan memulai kehidupan menyendiri yang cukup panjang.

Selama bertahun-tahun, Mauro Morandi, seorang pensiunan guru, telah tinggal di sebuah rumah batu tua di tepi laut. Dia adalah satu-satunya penduduk di pulau itu, dan hanya beberapa burung liar dan anak kucing yang menemaninya.

Pada bulan Mei tahun ini, Morandi pindah ke La Maddalena, sebuah kota di Pulau La Maddalena. Dia menggunakan pensiunnya untuk membeli rumah, memulai kembali kehidupan modern dan berhubungan dengan orang banyak.

Tapi kehidupan baru ini bukanlah kehidupan yang diinginkan oleh Morandi. Itu semata karena pihak berwenang ingin menggunakan Pulau Budelli sebagai observatorium lingkungan, sehingga mereka memaksa Morandi untuk pindah ke tempat lain.

Dalam wawancara dengan CNN, Mauro Morandi mengatakan bahwa dia tidak suka berbicara panjang lebar dengan orang lain, karena dia sudah terbiasa dengan kehidupan yang menyendiri selama puluhan tahun.

Meskipun dirinya tidak bisa lagi menikmati kehidupan menyendiri di Pulau Budelli, ia sudah mulai menyesuaikan kehidupan yang baru. Dia sekarang berfokus pada berkomunikasi dengan orang lain dan mau hidup bermasyarakat.

Dia mengatakan : “Saya adalah bukti hidup dari orang yang mulai lagi dengan kehidupan baru. Siapa saja dapat memulai kehidupan barunya, bahkan jika sudah berusia di atas 80 tahun, karena setiap orang dapat mengalami hal-hal yang berbeda. Itu merupakan dunia yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.”

CNN melaporkan bahwa setelah bertahun-tahun hidup terisolasi, kini Mauro Morandi justru lebih bersemangat untuk bertukar pandangan dengan orang lain dan berinteraksi dengan dunia melalui berbagi foto dan komentar di media sosial. Dia juga menulis buku tentang perjalanan hidupnya.(sin/yn)

Propaganda Tiongkok di Dalam Negeri dan Luar Negeri: Media Tiongkok Menyerang Amerika Serikat

0

Antonio Graceffo

Pada peringatan 100 tahun Partai Komunis Tiongkok pada tahun 2021, propaganda ditingkatkan, memuji Partai Komunis Tiongkok dan Xi Jinping.

Di Tiongkok yang menjadi makmur dan di mana persaingan di bidang  ekonomi sangat ketat, akan mudah bagi orang-orang biasa untuk berpaling dari Partai Komunis Tiongkok yang pernah menjelek-jelekkan kelas orang kaya. 

Tetapi melalui upaya propaganda yang berkelanjutan dan sebuah penulisan pesan berulang secara berkala, yang sekarang menunjukkan bahwa menjadi kaya adalah sebuah tindakan patriotisme, Partai Komunis Tiongkok tidak hanya berhasil tetap relevan, bahkan  tetap menjadi yang tertinggi. Slogan tahun ini adalah “Selalu ikuti Partai Komunis Tiongkok.”

Pada generasi sebelumnya, anak-anak sekolah di Tiongkok membaca sebuah artikel yang disebut Sosialisme adalah baik dan Kapitalisme buruk. Ini mendorong gagasan bahwa Partai Komunis Tiongkok memelihara rakyatnya sementara Barat membiarkan para warganegaranya menderita menanggung kelaparan, sampai mereka mati. 

Orang-orang yang benar-benar percaya akan hal itu, akhirnya merasa iba pada orang-orang Amerika Serikat yang rata-rata enam kali lebih kaya, dibandingkan dengan rakyat Tiongkok. Saat ini, ada kegencaran untuk meyakinkan orang-orang Tiongkok bahwa semua orang-orang Amerika Serikat adalah miskin, tetapi media pemerintah melakukanpekerjaan yang baik untuk memutarbalikkan ketimpangan kekayaan dan masalah tunawisma di Amerika Serikat.

Xi Jinping menyatakan, tugas Departemen Kerja Front Terpadu dan outlet propaganda lainnya adalah untuk menunjukkan keunggulan sistem Tiongkok, melalui kemakmuran. Artikel berbahasa Mandarin secara teratur muncul di media pemerintah mengenai betapa tidak adilnya sistem ekonomi Amerika Serikat dan bagaimana “ketidaksetaraan membunuh.”

Dalam ilmu ekonomi, ukuran ketimpangan kekayaan di dalam suatu negara disebut koefisien Gini. Pada tahun 2016, koefisien Gini Tiongkok adalah 38,6, sedangkan koefisien Gini Amerika Serikat adalah 41,5. Itu berarti ketimpangan kekayaan di Amerika Serikat hanya sedikit lebih tinggi daripada di Tiongkok. Tetapi yang terendah 29 persen penerima upah di Amerika Serikat yang berpenghasilan sedikit lebih banyak dari USD 25.000 per tahun, sementara kelas menengah Tiongkok memperoleh sekitar USD 10.000 per tahun. 

Pada saat yang sama, Tiongkok memiliki miliarder yang hampir sama banyaknya dengan Amerika Serikat. Yang lebih memprihatinkan, 600 juta orang Tiongkok masih hidup dengan penghasilan USD 140/bulan. Masalah ketimpangan kekayaan setidaknya sama buruknya, jika tidak lebih buruk, di Tiongkok.

Aparat propaganda Partai Komunis Tiongkok di dalam negeri, mengeksploitasi setiap kesalahan langkah yang diambil negara-negara Barat untuk mengatasi wabah COVID-19, yang mencakup sebagian besar jumlah kematian di Amerika Serikat. 

Setiap kesalahan dalam sebuah negara demokrasi, menjadi satu bagian lagi yang dieksploitasi Beijing untuk memajukan kepentingannya. Sentimen ini dianut dalam media pemerintah berbahasa Mandarin, kemudian bergema dalam bahasa Inggris di Global Times untuk seluruh dunia, untuk pembaca di luar Tiongkok.

Media Tiongkok mengeksploitasi pelanggaran Capitol yang terjadi pada tanggal 6 Januari untuk menunjukkan perpecahan di dalam negeri  Amerika Serikat. Laporan di dalam negeri Tiongkok, sejauh ini menyebut Amerika Serikat sebagai sebuah negara gagal. Beijing memanfaatkan cerita-cerita negatif mengenai Amerika Serikat sebagai bukti bahwa demokrasi juga tidak ada di Amerika Serikat, atau bahwa demokrasi sedang runtuh. Akibatnya, para warganegara Tiongkok seharusnya senang bahwa mereka hidup di bawah rezim Partai Komunis Tiongkok.

Televisi yang dikendalikan negara mencakup pelaporan media Amerika Serikat sebagai bagian kampanye propaganda domestik. Media Tiongkok secara teratur memberitahukan kepada para warganegara Tiongkok bahwa laporan media Amerika Serikat mendukung narasi resmi Partai Komunis Tiongkok. 

Sebuah cerita berbahasa Mandarin di portal berita Sina memiliki sebuah judul diterjemahkan sebagai “Amerika Serikat sedang mengalami keruntuhan besar.” Cerita tersebut didukung oleh sebuah referensi ke sebuah cerita Washington Post, yang judulnya berbahasa Mandarin diterjemahkan menjadi Sebuah Kecelakaan Besar di Amerika Serikat.

Beijing juga menggunakan berita Amerika Serikat ini untuk menetapkan Tiongkok, sebagai ahli yang dapat membantu negara-negara lain, atau sebagai korban chauvinisme Barat, atau pahlawan/penyelamat dunia. Tiongkok digambarkan sebagai ahli dalam cerita-cerita mengenai peran heroik yang diambil Partai Komunis Tiongkok dalam mengendalikan Coronavirus, memuji para responden dan perawat pertama Tiongkok, atau menyuarakan bantuan Tiongkok ke Italia di bagian awal pandemi. 

Bukan hanya sebagian besar negara tidak bersyukur ke Tiongkok, tetapi banyak yang ingin meminta Partai Komunis Tiongkok bertanggung jawab atas kesalahan penanganan dan berbohong mengenai COVID-19, serta hilangnya beberapa pelapor pelanggaran Tiongkok.

Di lain waktu, media pemerintah dapat menggambarkan Tiongkok sebagai korban yang malang. Sebuah cerita di Huangqiu mengklaim bahwa agen-agen FBI mengakui bahwa mereka melakukan konspirasi untuk memberatkan  profesor Tiongkok dengan sebuah tuduhan palsu.

Artikel itu mengacu pada Anming Hu, seorang asisten profesor teknik di Universitas Tennessee, Knoxville (UTK), yang ditangkap tahun lalu karena diduga berbohong mengenai hubungannya dengan sebuah universitas Tiongkok Sambil menerima dana dari NASA. Pada akhirnya, seorang hakim federal menyatakan sebuah pembatalan sidang setelah juri gagal mencapai sebuah putusan.

Tetapi, dalam banyak kasus lain, Partai Komunis Tiongkok terbukti menggunakan akademisi sebagai mata-mata. Dr. Charles Lieber, ketua Departemen Kimia dan Biologi Kimia Universitas Harvard, ditangkap oleh FBI karena gagal untuk mengungkapkan hubungannya dengan Partai Komunis Tiongkok.

 Dr. Charles Lieber menerima pembayaran sebesar USD 50,000 per bulan, serta USD 1,5 juta, dari Beijing untuk perannya sebagai seorang “ilmuwan strategis” di Universitas Teknologi Wuhan dan untuk partisipasinya dalam “Rencana Seribu Talenta” Tiongkok. 

Akademisii lain yang  ditangkap karena melakukan kegiatan mata-mata untuk Partai Komunis Tiongkok atau gagal mengungkapkan koneksi-koneksi mereka dengan Beijing meliputi: Yanqing Ye, seorang letnan di Tentara Pembebasan Rakyat, yang sedang belajar di Fakultas Fisika, Kimia dan Teknik Biomedis Universitas Boston; dan Zaosong Zheng, yang melakukan penelitian kanker di Pusat Medis Diakon Beth Israel di Boston. Zaosong Zheng ditangkap saat berupaya  menyelundupkan botol bahan organik yang dicurinya dari laboratorium tersebut, kembali ke Tiongkok.

Media pemerintah mewakili Partai Komunis Tiongkok sebagai pahlawan atau korban, dalam hal tertentu tergantung pada gambar mana yang paling sesuai dengan kebutuhan mendesak rezim Tiongkok.

Ketika rezim berselisih dengan sebuah negara asing, propaganda dirancang untuk mengubah opini publik terhadap negara tersebut. Pada tahun 2019, Tiongkok memberi sanksi kepada Norwegia, karena menganugerahkan Hadiah Nobel untuk aktivis pro-demokrasi Liu Xiaobo. Demikian pula, propaganda Partai Komunis Tiongkok mengobarkan kemarahan para warganegara Tiongkok di Australia, karena menyerukan sebuah penyelidikan independen terhadap asal-usul COVID-19.

Tahun lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menulis di Twitter bahwa jika Amerika Serikat sangat peduli dengan transparansi dan menemukan asal-usul COVID-19 yang sebenarnya, kemudian Amerika Serikat harus membuka laboratorium pertahanan hayati miliknya, di Fort Detrick di Maryland, untuk inspektur-inspektur internasional. 

Tweet ini segera diambil oleh media negara, menjadi dasar untuk laporan yang diterbitkan dalam bahasa Inggris, Spanyol, Arab, dan bahasa-bahasa lainnya. China Global Television Network yang dikelola negara menjalankan versi story, mengikuti dekrit Xi Jinping, bahwa media pemerintah harus mempromosikan “propaganda positif” untuk pedoman opini publik “yang benar”.

Partai Komunis Tiongkok memiliki kendali penuh atas semua media berita dan penyensoran total terhadap media sosial, sementara Partai Komunis Tiongkok dapat menyimpan informasi yang tidak diinginkan dengan Tembok Api Besar. 

Orang-orang di Tiongkok Daratan hanya dapat melihat apa yang diinginkan Partai Komunis Tiongkok untuk orang-orang di Tiongkok Daratan  melihat.

Rata-rata warganegara Tiongkok tidak tahu bahwa di Xinjiang, jutaan Muslim Uyghur sedang dianiaya, disiksa, ditahan, atau menjadi sasaran kerja paksa dan panen organ. 

Para warganegara Tiongkok juga tidak tahu yang orang-orang Tibet tidak terhitung jumlahnya,  dibunuh atau jutaan orang dirampas kebebasan agama dan bahasa kebebasan. 

Para warganegara Tiongkok tidak menyadari genosida kebudayaan yang dilakukan di Tibet, Turkestan Timur (Xinjiang), dan Mongolia Selatan (Mongolia Dalam). 

Namun demikian, para warganegara Tiongkok menyadari kematian George Floyd dan kerusuhan berikutnya yang melanda Amerika Serikat.

Sementara Partai Komunis Tiongkok melancarkan genosida terhadap penduduk Muslimnya sendiri, Global Times, corong Partai Komunis Tiongkok, memuat cerita mengenai penganiayaan Amerika Serikat   terhadap Muslim-Amerika. 

Global Times bertindak lebih jauh dengan menyerukan Amerika Serikat sebagai sebuah negara pemukim genosida kolonial dan ekspansionis. Para pembaca Tiongkok yang sama tidak akan menyadari bahwa Turkestan Timur dan Tibe,t adalah merdeka sampai dicaplok secara paksa melalui sebuah invasi militer Partai Komunis Tiongkok.

Banyak ahli melihat propaganda sebagai mekanisme kendali Beijing yang paling kuat. Departemen propaganda Partai Komunis Tiongkok mempekerjakan jutaan orang, memiliki anggaran-anggaran yang luar biasa, dan teknologi canggih dalam penyelesaiannya. 

Mesin propaganda rezim Tiongkok beroperasi dengan keyakinan bahwa propaganda adalah tidak berbohong atau menipu, melainkan, sebuah komponen luhur yang diperlukan untuk membangun dan memelihara negara Tiongkok. (Vv)

Antonio Graceffo, Ph.D., menghabiskan lebih dari 20 tahun di Asia. Dia adalah lulusan dari Shanghai University of Sport dan memegang Tiongkok-MBA dari Shanghai Jiaotong University. Antonio bekerja sebagai profesor ekonomi dan analis ekonomi Tiongkok, menulis untuk berbagai media internasional. Beberapa bukunya tentang Tiongkok termasuk “Beyond the Belt and Road: China’s Global Economic Expansion” dan “A Short Course on the Chinese Economy”

Baca Sebelumnya :

Propaganda Tiongkok di Dalam Negeri dan Luar Negeri: Beijing Mengobarkan Pertempuran Propaganda di Luar Negeri

Propaganda Tiongkok di Dalam Negeri dan Luar Negeri: Keterlibatan Aktor-Aktor Amerika Serikat

BPOM Tegaskan Susu Kental Manis Hanya untuk Toping dan Pelengkap, Tak Dianjurkan Dikonsumsi Sebagai Minuman Susu

0

ETIndonesia- Badan POM merespon tentang soal penyajian dan konsumsi Susu Kental Manis (SKM) di tengah masyarakat. BPOM menegaskan SKM, tak dianjurkan sebagai minuman susu.

Hal demikian disampaikan dalam penjelasan resmi BPOM di situs resminya tentang pemberitaan Susu Kental Manis.

Berikut pernyataan resmi BPOM :

  • Sekalipun termasuk sebagai produk susu, SKM tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi.
  • Susu kental manis adalah produk susu yang memiliki karakteristik kadar lemak susu tidak kurang dari 8% dan kadar protein tidak kurang dari 6,5%. Hal ini sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan dan Codex Standard for Sweetened Condensed Milk (CXS 282-1971 Rev. 2018).
  • SKM juga tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu dan tidak cocok untuk dikonsumsi oleh bayi sampai usia 12 bulan.
  • Masyarakat diminta bijak dalam mengonsumsi SKM dengan memperhatikan kandungan gizi, termasuk kandungan gula pada label informasi nilai gizi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyatakan bahwa total asupan gula harian per orang dari berbagai sumber makanan paling banyak adalah sebanyak 50 gram atau dapat disetarakan dengan 4 sendok makan.
  •  SKM tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu. Susu kental dapat digunakan sebagai toping, pelengkap, atau campuran pada makanan atau minuman (roti, martabak, kopi, teh, dan lain-lain).
  • Sebagai bentuk informasi kepada masyarakat, sesuai Peraturan Badan POM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, pelaku usaha susu kental dan analognya wajib mencantumkan peringatan pada label pangan berupa tulisan berwarna merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar putih, sebagai berikut:
  • Sesuai Pasal 67 Peraturan Badan POM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2021, pelaku usaha dilarang mencantumkan pernyataan, keterangan, tulisan, gambar, logo, klaim, dan/atau visualisasi sebagai berikut: 
  • Pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu dan sebagai satu-satunya sumber gizi.
  • Pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak di bawah usia 5  tahun pada susu kental dan analognya.

(BPOM/asr)

Jelang PON XX Papua, Ketua Satgas COVID-19 : Perketat Protokol Kesehatan dan Vaksinasi di Daerah Venue

0

ETIndonesia- Sebagai rangka menyambut acara Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua, sejumlah penguatan protokol kesehatan terus dilakukan salah satunya vaksinasi.

Mendukung hal ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito menghadiri rapat yang bertajuk Perkembangan Pelaksanaan Vaksin di Daerah _Venue_ PON XX bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, beserta unsur Forkopimda Provinsi Papua di Ballroom Swissbel Hotel, Kota Jayapura, Rabu (29/9).

Dalam kesempatan ini, Ganip Warsito yang juga sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyampaikan untuk selalu mengupayakan percepatan vaksinasi demi kelancaran kegiatan ini.

Berdasarkan data yang telah dihimpun Kementerian Kesehatan, Selasa (28/9) menyebutkan, keempat kabupaten tempat beberapa _venue_ telah mencapai diatas 50% pada dosis pertama.

Adapun rincian cakupan vaksinasinya yakni Kabupaten Jayapura dosis pertama 58 % dosis kedua 36 %, Kota Jayapura dosis pertama 65 % dosis kedua 39 %, Kabupaten Mimika dosis pertama 61 % dosis kedua 42 %, dan Kabupaten Marauke dosis pertama 70 % dosis kedua 44 %. 

Lebih lanjut, Ganip juga menyampaikan pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 memastikan penyelenggaraan PON XX agar terhindar dari penularan Covid-19. Oleh karena itu, dihimbau melalui jajaran unsur Forkopimda yang hadir, untuk selalu mengajak seluruh masyarakat menerapkan disiplin protokol kesehatan.

“saya minta seluruh masyarakat untuk selalu taat dalam menerapkan disiplin protokol kesehatan,” ujar Ganip.

Adapun Provinsi Papua sendiri sudah memenuhi syarat Inmendagri No.44/2021 mengenai syarat dalam penyelenggaraan kegiatan besar. Diantaranya sudah mencapai angka vaksinasi minimal 50% di empat Kabupaten/Kota dimana tempat _venue_ perlombaan berlangsung. (BNPB/asr)

Tinjau Persiapan Penguatan Prokes Jelang PON XX, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Tiba di Papua

0

ETIndonesia- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito  tiba di Kota Jayapura, Provinsi Papua untuk melakukan penguatan kesiapan protokol kesehatan (prokes) jelang penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX di Papua.

Kunjungan kerja Ganip Warsito yang juga sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap penerapan disiplin protokol kesehatan demi kesuksesan acara PON XX namun juga aman dari penularan Covid-19.

Setelah mendarat di Jayapura, Ganip beserta rombongan langsung melakukan peninjauan Gladi Pembukaan PON XX Papua yang dilaksanakan di _venue_ Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura. Acara pembukaan ini, direncanakan akan dibuka langsung oleh Presiden Jokowi pada Sabtu (2/10) nanti.

Turut hadir beserta rombongan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Papua Lukas Enembe, Perangkat Pemerintah Daerah setempat, unsur Forkopimda dan komponen terkait.

Setelah menghadiri acara Gladi Pembukaan PON XX, esok hari Ganip dijadwalkan akan melakukan rapat koordinasi bersama unsur forkopimda setempat dan mengunjungi beberapa _venue_ untuk melihat sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan sudah terpenuhi. (BNPB/asr)

Bentrokan Geng Narapidana di Penjara Ekuador Tewaskan 116 Orang dan 80 Terluka

0

NTD

kerusuhan dilaporkan terjadi di sebuah penjara di Guayaquil, sebuah kota pelabuhan di Ekuador. Polisi pada Selasa (28/9/2021) menyebutkan para tahanan menggunakan senjata api saling serang. Bentrokan menyebabkan 116 narapidana tewas dan 80 terluka

Komandan polisi setempat Fausto Buenano mengatakan bahwa polisi menemukan banyak mayat di bangsal 5 saat bentrokan antara geng di Penjara Guayaquil.  Kerusuhan tersebut adalah yang terburuk. Semua narapidana yang tewas karena ditembak dan ledakan granat.

Guayaquil adalah pusat utama untuk mengangkut kokain ke Utara di Amerika Selatan, terutama ke Amerika Serikat. Narapidana yang terkait dengan kartel narkoba Meksiko sering bentrok  di penjara Ekuador.

Human Rights Watch di Ekuador menyatakan bahwa sebanyak 103 orang tewas di penjara Ekuador pada tahun 2020.

Pada Juli tahun ini, kerusuhan pecah di dua penjara di Ekuador, menewaskan 27 orang dan memaksa pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat.

Ada sekitar 60 fasilitas dalam sistem penjara Ekuador yang dapat menampung 29.000 narapidana, tetapi sekitar 30% penjara penuh sesak, dengan hanya 1.500 petugas penjara yang menjaga 38.000 tahanan. Beberapa ahli percaya bahwa penjara harus mengerahkan 4.000 petugas untuk mengendalikannya secara efektif. (hui)