Oleh: Chen Jun-cun
Bermimpi adalah fenomena yang biasa dialami setiap orang saat tidur, tetapi ada yang dapat mengingat mimpinya, sementara ada juga yang tidak.
Bagi sebagian orang, mungkin saat bermimpi akan muncul suasana atau pemandangan visual dalam pikirannya, namun, bagaimana dengan orang buta yang sehari-hari tidak dapat melihat sesuatu apapun, apakah mereka bisa melihat dalamm mimpinya itu? Bagaimana mereka tahu kalau mereka sedang bermimpi? Dan seperti apa wujud dari mimpi mereka?
Mimpi kita terbentuk secara fundamental memori. Jadi bagi mereka yang tidak pernah melihat sesuatu, tidak bisa bermimpi melalui pandangan secara visual. Hal ini sama seperti kita tidak bisa menggunakan gambar sonar untuk bermimpi, karena kita tidak dapat menggunakan sonar.
Tommy Edison, seorang kritikus film terkenal yang mengalami kebutaan sejak lahir mengatakan, bahwa ia tidak bisa melihat apapun dalam mimpinya. Orang-orang muncul dengan pola yang dipahaminya, sementara ia berinteraksi dengan mereka melalui pendengaran, penciuman, pengecap dan dan sentuhan.
Misalnya, jika ia bertemu dengan seseorang dalam mimpi, dia bisa mengetahui sosok orang itu dari suaranya atau parfum yang digunakan. Jika sebelumnya ada yang pernah membantunya berjalan, mungkin dalam mimpinya ia akan mengetahui jati diri orang itu melalui sentuhan dari lengannya.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada 2014 lalu, peneliti dari University of Copenhagen di Denmark menelusuri selam empat pekan mimpi dari 50 sukarelawan. Para sukarelawan ini termasuk 11 partisipan buta lahir, 14 partisipan buta setelah lahir, dan 25 orang normal sebagai kelompok kontrol.
Para peneliti menemukan bahwa dari sisi emosional dan isi mimpi, ketiga kelompok ini tidak menunjukkan perbedaan, tapi dalam mimpi, ketiga kelompok ini menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Dalam mimpi itu, dua kelompok relawan lebih tergantung pada pendengaran, penciuman, pengecap (rasa) dan sentuhan. 86% dari orang buta (termasuk buta bawaan dan setelah lahir) mengatakan bahwa setidaknya sekali merasakan pengalaman pendengaran dalam mimpi. Secara perbandingan, 64% dari kelompok kontrol mengalami setidaknya satu pengalaman pendengaran. Di samping itu, 70% dari orang buta merasakan pengalaman sentuhan, 45% dari orang normal mengalami sentuhan, 30% dari orang buta mengalami penciuman (indera pencium) , 15% orang normal mengalami penciuman. Dalam hal pengalaman (indera) pengecap (rasa), perbandingan antara orang buta dan orang normal proporsinya masing-masing 18% dan 7%.
Sementara dari aspek visual, kelompok kontrol normal mengatakan setidaknya merasakan pengalaman itu sekali dalam mimpi. Namun, bagi mereka yang buta sejak lahir sedikit pun tidak merasakan kesan visual, sedangkan mereka yang buta setelah lahir mengatakan bisa melihat dalam mimpi, tapi semakin lama waktu buta, pengalaman visual mereka dalam mimpi juga semakin berkurang. (Secretchina/joni/rmat)