Mengapa Makanan Tidak Menyehatkan Murah dan Berlimpah?

Oleh Jeffrey A. Tucker

Setiap pemerhati kesehatan akan memberitahu anda alasan mengapa makanan yang dijual di pasaran Amerika Serikat adalah campuran kacau-balau, di mana merupakan makanan cepat saji dan pertanian milik perusahaan; kita perlu kembali makan makanan lokal dan organik, demikian kata para pemerhati kesehatan. Dan sebaiknya kita tidak makan makanan yang telah diproses.

Mari lihat pengalaman saya di suatu hari.

Pramusaji di bar bandara udara berjalan sambil membawa begitu banyak piring yang berisi makanan, dipenuhi dengan kentang goreng dan burger roti, sementara pramusaji yang lain membawa sepiring sayap ayam yang mengkilap yang dilumuri dengan saus barbecue, disertai dengan kentang goreng yang lebih banyak, kemudian pramusaji yang lainnya membawa semangkuk besar pasta yang dilumurin dengan keju putih, diikuti dengan pramusaji yang lain membawa sepotong kue cokelat yang besar yang dihiasi dengan es krim dan saus karamel di atasnya.

Ya, ampun, porsi makanan di bar ini sangat besar!

Kini giliranku untuk memesan. Aku memilih menu ikan yang ditangkap pada hari-hari tertentu, yaitu ikan mahi-mahi, dengan asparagus dan salad berupa irisan tipis-tipis kubis mentah yang dilumuri dengan mentega asam. Sepertinya lezat! Pengunjung yang lain membayar $15 untuk pesanannya. Aku membayar $29. Tampaknya cukup mahal, namun kadang kita harus rela membayar lebih mahal untuk sesuatu yang enak.

Tetapi saat pesananku datang, ukuran piringku tampak seperti piring lainnya di sekitarku. Seekor ikan mahi-mahi yang sangat kecil. Ada enam irisan panjang asparagus. Saladnya enak namun sangat sedikit. Sedikit puas dengan ikannya. Itu saja.

Saya menghabiskan semua makanan dalam waktu enam menit. Ada 30 kali saya menelan makanan. Dan saya melihat sekelilingku di mana para tamu tampak bahagia mengunyah porsi makanan yang berlimpah, dengan saus tomat (gula) yang berlebihan.

Baik untuk para tamu. Menyedihkan untukku. Atau mungkin tidak juga.

Ilmu pengetahuan salah

Bila anda memberi sedikit perhatian pada semua penelitian diet terbaru, anda pasti tahu mengenai kesepakatan umum yang muncul. “Piramida makanan” tahun 1970-an yang terkenal, beserta anjuran makanan oleh pemerintah federal, adalah benar-benar salah. Perang terhadap lemak, menitikberatkan perhatian pada biji-bijian (dan jagung!), mengurangi porsi sayur dan buah yang segar, menyerbu telur dan daging, dan semuanya yang berdasarkan ilmu pengetahuan konvensional, tampaknya akan berakhir.

Sementara, masalah obesitas yang diderita orang Amerika Serikat, beserta dengan masalah kesehatan yang terkait, tidak terkendali. Rata-rata obesitas telah berlipat ganda sejak tahun 1980-an, yang merupakan penyebab kedua kematian dini. Beberapa data memperlihatkan hampir sepertiga orang Amerika Serikat dapat digolongkan menderita obesitas.

Bahkan hewan peliharaan kita pun menderita masalah obesitas. Mungkin karena mereka makan apa yang kita makan.

Anda tidak perlu membaca ilmu pengetahuan untuk mengetahui hal ini. Pergilah ke luar negeri selama  beberapa minggu dan kembali ke Amerika Serikat, dan anda akan memperhatikan, mungkin untuk pertama kalinya, bahwa orang Amerika Serikat tampak berbeda dengan orang lain di dunia. Anda juga akan memperhatikan pilihan makanan, maksud saya bukan di pasar atau toko hasil pertanian dengan suatu filosofi, namun lebih ke arah harga pasaran, adalah sangat berbeda dengan di Amerika Serikat.

Misalnya, baru-baru ini saya menghabiskan beberapa hari di Karibia. Makanannya sangat segar dan menyehatkan, dengan berbagai macam buah, sayuran yang lezat, dan daging yang luar biasa enak. Roti juga tersedia, namun hanya berperan sedikit. Makanan pencuci mulutnya sangat lezat namun tidak terlalu manis. Hal yang sama juga saya alami di setiap tempat yang saya kunjungi baru-baru ini, di luar Amerika Serikat.

Sebaliknya di Amerika Serikat, diet ditentukan oleh pasar, pasar yang sangat menyimpang, di mana pilihan yang buruk mendapat subsidi dan pilihan yang lebih baik dibiarkan berjuang dalam persaingan.

Para ekonom menjelaskan: “Pertanian Amerika Serikat yang disubsidi adalah luar biasa mahal, memanen $20 milyar setahun dari pundi-pundi pembayar pajak. Sebagian besar uang tersebut jatuh pada petani besar dan kaya yang menghasilkan komoditi bahan pokok seperti jagung dan kacang kedelai di negara bagian seperti Iowa.”

Pusat Pengendalian Penyakit sebenarnya mendanai penelitian masif terhadap keseluruhan topik tersebut. Pertanyaan: Apa hubungan antara makanan yang membuat kita menjadi gemuk dan sakit dengan makanan yang disubsidi oleh pemerintah federal? Hasilnya hampir sama jelasnya dengan ilmu pengetahuan empirik berupa:

“Di antara pembenaran terhadap RUU Pertanian Amerika Serikat pada tahun 1973 adalah untuk meyakinkan para pelanggan adanya suplai makanan yang banyak dengan harga yang pantas. Empat dekade kemudian, populasi Amerika Serikat dibebani dengan masalah obesitas dan penyakit kardiometabolik. Kualitas diet yang kurang optimal adalah faktor penyebab kematian dan cacat fisik di Amerika Serikat.

“Secara spesifik, diet yang mengandung kalori, lemak jenuh, garam, dan gula yang tinggi namun kurang mengandung buah dan sayuan akan berdampak pada timbulnya faktor risiko kardiometabolik (obesitas atau kelebihan timbuhan lemak pada tubuh, tekanan darah meningkat, kadar lemak meningkat, diabetes dan penyakit.”

Mengapa terjadi hal ini?

Banyak orang yang memperhatikan hubungan ini, sebenarnya, saya ingin mengatakan bahwa hampir semua orang, menjelaskan masalah yang menyeluruh sebagai menyalin kembali pada “perusahaan pertanian” dan “makanan olahan.” Atau, singkatnya, makanan cepat saji. Masalah di sini adalah tidak teliti dan cenderung menyalahkan kemajuan industru itu sendiri untuk masalah ini.

Akar permasalahan yang sebenarnya adalah lebih dalam. Bukan mengenai perusahaan-perusahaan atau teknologi tersebut. Mereka telah mampu memberi makan 7,6 milyar orang, dengan bantahan bahwa setiap prediksi Malthusian (Ekonom Inggris yang menulis esai tentang Prinsip Populasi-1798) terhadap bencana terjadi pada abad terdahulu. Bukan mengenai metode atau kecepatan perkembangbiakan. Inti masalah adalah penyimpangan harga yang besar di pasaran yang melibatkan intervensi pemerintah.

Misalnya, kekuatan lobi jagung sangatlah legendaries. Dan ditambah lagi dengan kekuatan lobi gula, yang mencegah gula impor yang akan dijual setengah harga di toko, demikian pula produsen yang mendorong mencari pengganti jagung, yang akan membuat kita menjadi lebih gemuk, demikian pihak yang panik yang tampaknya membantu padahal tidak bermanfaat yang mencoba untuk memboikot produk dan membatasi konsumsi sehingga kesehatan kita yang buruk akan menghentikan gerak laju jaminan kesehatan dengan cepat.

Saya bahkan tidak perlu melihat bahan-bahan yang dipakai pada makanan pencuci mulut yang melewati meja saya seperti kue, es krim, saus, dan whipped topping yang semuanya cenderung mengandung kadar jagung yang tinggi. Sebenarnya tidak mudah untuk menemukan makanan Amerika Serikat yang biasa yang tidak mengandung produk jagung.

Pergilah ke toko lokal yang terdekat dan lihatlah apa yang terkandung di dalam produknya. Perhatikan kandungan jagungnya. Makanan yang anda cari bukanlah makanan yang anda makan.

Jangan menyalahkan pasar

Pasar telah dipersalahkan untuk masalah yang dirunut berasal dari pemerintah itu sendiri. Yang luar biasa, semuanya ini terjadi sejak tahun 1970-an, sebelum adanya sirup jagung yang mengandung kadar fruktosa yang tinggi, tanpa membicarakan bahan bakar bensin yang berasal dari jagung. Ini merupakan satu intervensi yang berada di atas tumpukan intervensi lainnya.

Orang luar negeri menemukan semua misteri ini. Sampai anda melihat lebih dalam dan melihat betapa pentingnya negara bagian penghasil biji-bijian memenangkan pemilu. Rupanya produk utama dan yang paling berharga yang dihasilkan oleh semua aktivitas makanan buruk yang aneh adalah karir politik.

Untuk alasan ini kita makan roti, biji-bijian, dan sirup jagung selama hidup kita, juga dimakan oleh hewan peliharaan kita,  kita makan secara berlebihan sampai menderita penyakit yang semakin parah—semuanya tersedia pada harga murah yang tidak masuk akal hingga titik di mana makan makanan yang menyehatkan tampaknya tidak masuk akal secara ekonomik.

Kini, untuk meyakinkan hal ini, seperti yang mereka katakan, “masalah pertama dunia.” Sebagian besar waktu 150.000 tahun yang telah berlalu, sebagian besar manusia berjuang untuk makan setiap hari. Ini adalah masalah no. 1 yang menunjukkan keberadaan manusia. Bagaimanapun juga kita memecahkan masalah ini adalah menakjubkan. Kita menggantikan masalah lama dengan masalah baru—makan terlalu banyak makanan yang salah—adalah sungguh aneh.

Bila kita memiliki sebuah pasar makanan yang murni bebas—dan pasar tersebut melakukan hal yang terbaik dengan akuisisi Amazon terhadap Whole Foods—tampaknya kita akan melihat kesejajaran yang lebih besar antara apa yang mampu dibeli dan apa sebenarnya makanan yang baik untuk dimakan oleh manusia. Setidaknya, adalah menarik bila mampu menguji hal ini, berawal dengan berhentinya program pertanian. (vi/ran)

Jeffrey Tucker adalah direktur editor dari American Institute for Economic Research. Dia adalah penulis dari lima buku, termasuk “Right-Wing Collectivism: The Other Threat to Liberty.” Artikel ini pertama kali diterbitkan di AIER.org

ErabaruNews