Cerita Tiongkok Kuno: Berbaring di Atas Es Demi Ikan Mas

Seorang pria bernama Wang Xiang hidup pada masa Dinasti Jin. Dia terkenal karena kesalehannya. Ibu Wang Xiang meninggal ketika dia masih kecil. Ayahnya menikah lagi dan ibu tirinya membencinya. Dia sering dipukul dan disalahkan untuk hal-hal kecil. Segera, ayah Wang Xiang bergabung dengan ibu tirinya dalam memarahinya, dan karena itu dia tidak memiliki seorangpun yang berbicara padanya.

Ibu tiri Wang Xiang memperlakukannya seperti budak. Dia harus menyapu kandang sapi setiap hari dan melakukan semua pekerjaan rumah tangga yang berat. Wang Xiang melakukan apapun yang ibu tirinya suruh untuk dia lakukan, tanpa kata-kata keluhan. Dia melakukan semuanya dengan hati-hati dan tulus. Meskipun perlakuan buruk, ia menunjukkan kesalehan berbakti terhadap kedua orang tuanya.

legenda tiongkok kuno
Sebuah penggambaran Wang Xiang oleh Utagawa Kuniyoshi. (Public Domain)

Suatu hari, ibu tirinya menderita sakit berat sehingga dia tidak bisa bangun. Dia ingin makan ikan mas, tetapi karena musim dingin dan semua sungai membeku, di mana Wang Xiang bisa mendapatkan ikan mas untuknya? Maka, dia berjalan ke sungai yang membeku. Dia melepaskan pakaiannya dan berbaring di atas es, berharap dapat mencairkannya dengan panas tubuhnya. Saat dia berbaring di sana, dia meminta para Dewa untuk membantunya memenuhi tugas berbaktinya. Tiba-tiba, es di bawahnya meleleh, dan melompat keluar ikan mas!

Kisah kesalehan Wang Xiang, “Berbaring di atas Es demi Ikan Mas,” telah diwariskan dari generasi ke generasi di Tiongkok.

Pada akhir Dinasti Han, bangsa itu hancur karena perang. Ayah Wang Xiang meninggal. Untuk menghindari bencana, Wang Xiang membawa ibu tirinya dan saudara tiri ke Lujiang, jauh dari kota. Dia melindungi mereka selama 30 tahun. Kesalehannya sangat menyentuh hati Luqian Shi, Gubernur Negara Bagian Xu. Gubernur tersebut menunjuknya menjadi seorang pejabat di pemerintahan negara bagian. Dia kemudian dipromosikan ke posisi Taibao dan diberi tanggung jawab membantu Kaisar muda mengelola negara. Kemudian, dia diberikan gelar Lord of Suiling.

Semua orang mengatakan bahwa dia mendapatkan jabatan tinggi karena, meskipun telah mengalami begitu banyak terpaan hidup, dia selalu mempertahankan kesalehannya. (ran)

ErabaruNews