Insinyur Tiongkok Didenda US$66 Juta Atas Pencurian Teknologi LED Amerika

Seorang insinyur Tiongkok diperintahkan oleh pengadilan AS di California untuk membayar US$66 juta sebagai ganti rugi pada mantan majikannya, Lumileds, karena mencuri teknologi dari pembuat LED tersebut dan produk-produk pencahayaan lainnya.

Chen Gangyi dinyatakan bersalah oleh juri Pengadilan Tinggi Santa Clara di San Jose karena mencuri rahasia dagang dan memindahkannya ke perusahaan barunya di Tiongkok, produsen peralatan rumah tangga dan produk LED yang diberi nama Elec-Tech International (ETI), Mercury News melaporkan.

Dari Januari 2005 hingga Juni 2012, Chen bekerja di Lumileds sebagai insinyur penelitian. Pada hari-hari sebelum ia meninggalkan posisinya, Chen menyelundupkan ribuan file rahasia dagang perusahaan, dan mengirimnya ke ETI untuk membantu mengembangkan teknologi LED, menurut gugatan yang diajukan oleh Lumileds.

Sebelum meninggalkan posisinya di Lumileds dan pulang kembali ke Tiongkok, Chen telah menandatangani kontrak kerja dengan ETI, kata gugatan. Di ETI, sebuah perusahaan publik di Bursa Efek Shenzhen, Chen dipromosikan menjadi wakil presiden, segera mempunyai penghasilan lebih dari 621.000 yuan (sekitar $90.000) per tahun.

Rekrutmen Chen di ETI adalah bagian dari kampanye yang lebih besar untuk membajak karyawan dan kekayaan intelektual dari Lumileds. “Beberapa karyawan [di ETI] yang direkrut dari Lumileds telah dipecat atau mengundurkan diri dalam beberapa bulan setelah bergabung, setelah mereka menolak memberikan rahasia dagang Lumileds,” menurut gugatan tersebut.

Juri memberi putusan “sejumlah biaya-biaya penelitian dan pengembangan yang membuat Juri menyimpulkan ETI telah berhemat dengan menggunakan rahasia dagang Lumileds, daripada terlibat dalam pengembangannya sendiri,” menurut siaran pers oleh Lumileds.

teknologi LED Lumileds
Salah satu produk LED yang dikembangkan Lumileds. (Courtesy of Lumileds)

Chen dan ETI berencana untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.

“Seperti yang kami nyatakan selama persidangan, Elec-Tech secara mandiri telah mengembangkan prosesnya sendiri untuk LED dan tidak pernah mengambil, maupun menggunakan teknologi Lumileds,” kata firma hukum ETI, Jeffer Mangels Butler & Mitchell dalam sebuah pernyataan.

Pada tahun 2014, Lumileds telah mencoba mengajukan gugatan federal, tetapi hakim menemukan kasus perusahaan tersebut, yang dibawa di bawah Undang-Undang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer (Computer Fraud and Abuse Act), tidak dicakup secara hukum, menurut Mercury News.

Chen adalah seorang warga Tiongkok yang lulus dari Universitas Tsinghua yang bergengsi di Tiongkok. Dia kemudian datang ke Amerika Serikat untuk mengejar gelar master di Universitas Yale dan gelar doktor di bidang teknik kimia di University of California, Los Angeles, menurut informasi di portal berita keuangan Sina pada pejabat-pejabat senior di ETI.

Satu fakta yang tidak banyak dilaporkan adalah bahwa segera setelah Chen mulai bekerja di perusahaan Tiongkok, gajinya naik dengan cepat antara tahun 2013 dan 2014, mencapai lebih dari 1,2 juta yuan (sekitar $173.000), menurut informasi gaji di portal berita keuangan Sina. Pada 2017, gajinya turun menjadi 168.000 yuan (sekitar $24.000). Di internet Tiongkok, para netizen berspekulasi bahwa ETI berhenti memberinya imbalan setelah perusahaan tersebut memperoleh semua teknologi kunci yang dibutuhkan dari Chen.

Pencurian Kekayaan Intelektual Tiongkok

Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian kasus pengadilan dan dakwaan federal telah mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Tiongkok telah merekrut warga negara Tiongkok yang bekerja atau belajar di Amerika Serikat untuk mencuri teknologi dan memindahkan ke Tiongkok.

Sebagian besar teknologi itu terkait dengan industri yang ingin dikembangkan rezim Tiongkok untuk mengejar ketinggalan dari pesaing-pesaing global.

Beijing menjabarkan dalam rencana ekonomi “Made in China 2025” bagaimana rezim tersebut berencana untuk memperoleh teknologi-teknologi kunci melalui investasi asing dan menekan perusahaan-perusahaan asing di Tiongkok untuk mentransfer teknologi mereka.

Merekrut talenta dari perusahaan teknologi top di luar negeri juga penting. Sebagai contoh, dalam beberapa tahun terakhir, banyak karyawan di perusahaan pembuat chip terkemuka Taiwan telah terpikat oleh gaji besar untuk bekerja di perusahaan semikonduktor Tiongkok. Tiongkok telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada chip yang diproduksi asing, yang digunakan di hampir setiap perangkat elektronik.

Rejim Tiongkok juga menjalankan program rekrutmen yang dirancang khusus untuk mempekerjakan orang-orang yang telah bekerja di bidang teknologi dan sains di luar negeri, yang disebut program Seribu Talenta. (ran)

ErabaruNews