Penulis Australia Mengaku Berbohong Tentang Penahanan Sebelumnya di Tiongkok

Seorang novelis Tionghoa-Australia yang ditahan di Beijing telah meminta maaf karena berbohong tentang dia belum pernah ditahan di Tiongkok delapan tahun sebelumnya.

Yang Hengjun meminta maaf karena dia merahasiakan penangkapan oleh otoritas Tiongkok pada Maret 2011 saat itu. Dalam sebuah surat rahasia yang dia tinggalkan pada seorang teman, untuk dikeluarkan jika dia ditahan lagi, Yang meminta para pendukung untuk tidak menempatkan diri mereka pada risiko untuk membebaskannya melainkan hanya untuk meneruskan perjuangannya. Yang dikenal karena tulisannya yang mendorong demokratisasi Tiongkok, serta kebebasan, hak asasi manusia, serta aturan hukum dan keadilan.

“Pertahankan keyakinan pada masa depan demokrasi Tiongkok dan, ketika itu tidak menempatkan diri Anda atau keluarga Anda dalam bahaya, gunakan semua cara Anda untuk mendorong pembangunan demokrasi Tiongkok terjadi lebih cepat,” kata Yang dalam surat rahasia yang dirilis online pada 28 Januari, delapan hari setelah Yang diperkirakan telah ditahan di bandara Guangzhou.

“Jika saya bisa keluar, saya akan melanjutkan perjuangan saya. Jika saya tidak bisa keluar atau menghilang lagi, ingatlah artikel-artikel saya dan biarkan anak-anak Anda membacanya,” tulis Yang.

Penahanan Sebelumnya Mengangkat Kekhawatiran Spionase

Setelah Yang dibebaskan oleh otoritas Tiongkok pada tahun 2011, ia memberi tahu orang-orang yang khawatir tentangnya bahwa ada kesalahpahaman dan bahwa ia tidak ditahan; telepon genggamnya segera dimatikan. Namun, penjelasannya tersebut menimbulkan kecurigaan di antara beberapa pembangkang dan kritikus Tiongkok terhadap Partai Komunis Tiongkok yang berpikir Yang mungkin sedang dalam kunjungan sebagai mata-mata untuk Partai Komunis Tiongkok (PKT).

“Ini banyak hubungannya dengan media Tiongkok, karena para aktivis demokrasi di seluruh dunia masih mempublikasikan desas-desus bahwa pada tahun 2011 dia tidak dihilangkan atau dia sebenarnya adalah mata-mata komunis dan kembali ke Tiongkok untuk mengatur pekerjaan baru atau mendapatkan uangnya untuk kembali lagi memperkuat posisinya di dinas rahasia Tiongkok di luar negeri,” Associate Professor in China Studies di Universitas Teknologi, Sydney, Dr. Feng Chongyi, mengatakan kepada The Australian.

Surat Yang mengatakan bahwa ia memilih untuk tidak mengungkapkan bahwa ia telah ditahan pada saat itu agar dapat kembali ke Tiongkok dan melanjutkan menulis artikel tentang demokratisasi di Tiongkok menggunakan uangnya sendiri.

“Saya pikir untuk berurusan dengan pemerintah seperti itu, semua orang harus terlebih dahulu belajar melindungi diri mereka sendiri,” katanya. “Saya memilih untuk ‘berbohong’ dan membiarkan diri saya dihina (agar dapat terus) melakukan hal-hal yang menurut saya benar. Bisakah Anda memaafkan saya?”

SURAT RAHASIA YANG

Feng telah membantu dalam upaya membebaskan Yang pada tahun 2011, dan diperintahkan oleh Yang untuk mengeluarkan surat rahasia tersebut hanya jika ia pernah ditahan lagi. Dia telah mengkonfirmasi kepada media lokal Australia bahwa PKT telah membebaskan Yang dengan syarat bahwa dia tidak pernah berbicara tentang penahanannya.

Feng menjelaskan bahwa keputusan Yang untuk menulis surat itu mengisyaratkan bahwa ia memiliki harapan lebih banyak daripada tujuh tahun ditangkap secara sewenang-wenang oleh PKT lagi.

“Jika saya keluar dan mengatakan ‘kebenaran’ itu, pihak berwenang yang bersangkutan tidak akan dapat ditoleransi untuk sementara waktu. Bagaimanapun, saya tidak bisa lagi kembali ke Tiongkok, dan tidak bisa lagi terus menyebarkan prinsip kebebasan dan demokrasi, yang sudah saya lakukan dengan beberapa ruang lingkup,” tulis Yang. “Saya benar-benar percaya bahwa di Tiongkok, menyebarkan filsafat [demokrasi] adalah tugas yang vital. Saya pasti akan terus menggunakan metode saya untuk berkontribusi pada demokrasi Tiongkok.”

Surat itu ditandatangani: “Salam, Yang Hengjun.”

Juga telah banyak dilaporkan bahwa rezim Tiongkok tidak mengizinkan istri kedua Yang, Yuan Rui Juan, meninggalkan negara tersebut meskipun permohonannya untuk tempat tinggal permanen di Australia mengalami kemajuan dan hanya memerlukan pemeriksaan kesehatan. Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia memahami dan telah setuju untuk menyetujui visa penyatuan keluarga yang oleh Yuan dan putri tirinya telah ajukan permohonannya, menurut Fairfax Media.

PANDANGAN POLITIK CAMPURAN

Ketua Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Andrew Hastie baru-baru ini mengecam PKT karena menghasut rasa takut akan pembalasan dari pemerintah Australia dengan menahan Yang. Tiongkok mungkin berharap bahwa tanggapan Australia akan mengambil pendekatan yang lebih lunak untuk hubungan diplomatik dengan Tiongkok.

Hastie, anggota parlemen federal dari partai Liberal untuk Canning di Australia Barat, menuntut pembebasan Yang dengan segera dan menuduh PKT telah membuat contoh tentang Yang untuk memperingatkan para ekspatriat Tiongkok yang tinggal di luar negeri bahwa mereka dapat ditangkap karena mengkritik rezim komunis tersebut.

Menteri Pertahanan Australia, Christopher Pyne, belum mengikuti saran dari sesama anggota parlemennya untuk menuntut agar pemerintah Tiongkok segera membebaskan Yang. Sebagai gantinya, ia memutuskan untuk menunggu dan melihat bagaimana sistem hukum Tiongkok menangani kasus Yang.

“Yang dijemput ketika dia kembali ke Tiongkok di Guangzhou … dan kita harus membiarkan sistem hukum di Tiongkok bermain,” Pyne mengatakan kepada Sky News. “Dia bukan satu-satunya bekas warga negara Tiongkok yang pernah menduduki posisi ini sebelumnya dan kita perlu memastikan semua orang-orang ini, apakah mereka orang Kanada atau Australia, diperlakukan sesuai dengan hukum internasional.”

Beberapa menteri senior pemerintah juga bersikap lunak dengan pilihan kata-kata mereka dalam menanggapi penahanan Yang, sebagai gantinya berusaha mendapatkan jaminan perihal kesejahteraan Yang melalui dialog “rahasia” bilateral yang difasilitasi oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan di ibu kota Canberra. (ran)

Video pilihan:

Gara-gara Iklan McDonald, Netizen Tiongkok Marah

https://www.youtube.com/watch?v=gFISuvDMX0g