Presiden Salvador Terpilih untuk Menilai Hubungan dengan Tiongkok

SAN SALVADOR — Presiden Salvador terpilih, Nayib Bukele, akan menilai apakah negara itu harus menjaga hubungan diplomatik dengan Tiongkok, kata anggota timnya pada 7 Februari, kurang dari setahun setelah pemerintah yang akan meninggalkan tugas telah memutuskan hubungan dengan Taiwan.

Selama kampanye, Bukele, yang muncul sebagai pemenang pada pemilihan tersebut saat sebagai kandidat pesaing pada hari Minggu, telah mengkritik manfaat yang diterima El Salvador setelah menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok.

Federico Anliker, anggota dekat tim Bukele dan sekretaris jenderal partai Ide-Ide Baru (New Ideas)-nya, mengatakan pemerintahan yang akan datang akan menyelidiki mengapa pemerintah yang akan keluar tersebut telah menjalin hubungan-hubungan dekat dengan Tiongkok.

“Dengan masalah-masalah yang menjadi perhatian publik tentang Tiongkok, hubungan Tiongkok denganTaiwan, kita harus mempelajarinya dan menempatkannya dalam keseimbangan, apa yang terbaik untuk negara, bukan apa yang terbaik untuk partai politik, seperti yang dilakukan (pemerintahan yang akan keluar),” kata Anliker pada media lokal pada hari Kamis

“Kami tidak diajak berkonsultasi, mereka juga tidak memberi kami alasan-alasan (untuk membangun) hubungan dengan Tiongkok. Sekarang kita harus selidiki secara detail,” lanjutnya.

Pada bulan Agustus, El Salvador telah memutuskan hubungan dengan Taiwan untuk menjalin hubungan dengan Tiongkok, mengikuti Republik Dominika dan Panama. Tiongkok kemudian menawarkan kepada El Salvador sekitar US$150 juta untuk proyek-proyek sosial dan 3.000 ton beras untuk memberi makan ribuan orang Salvador yang dilanda kekeringan.

Gedung Putih telah memperingatkan pada bulan Agustus bahwa Tiongkok memikat negara-negara dengan imbalan-imbalan yang “mempermudah ketergantungan ekonomi dan kendali kekuasaan (dominasi), bukan kemitraan.”

Anliker juga mengatakan bahwa Bukele, mantan walikota ibukota berusia 37 tahun, telah menyatakan dukungannya untuk Juan Guaido, yang menyatakan dirinya sebagai kepala negara Venezuela yang sah pada bulan Januari.

Bukele “tidak akan mau mendukung pemerintah totaliter yang menindas rakyatnya dan tidak menghormati hak asasi manusia,” katanya, merujuk pada pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. (ran)

Video pilihan:

Sosialisme Membuat Venezuela Terpuruk, dari Negara Kaya Menjadi Miskin

https://www.youtube.com/watch?v=-awjffyF_Ds