Lebih dari 3.000 Pemilik Audi Buatan Tiongkok Mengklaim Menjadi Korban Suku Cadang Mobil Beracun

Wartawan diintimidasi karena berbagi artikel mengenai skandal tersebut di media sosial

EpochTimesId – Sebuah artikel yang diposting di platform media sosial Tiongkok, WeChat dengan cepat menjadi viral karena mengungkap masalah kesehatan terkait dengan suku cadang beracun yang diduga ditemukan di mobil Audi buatan Tiongkok.

Setelah publikasi artikel itu, 3.000 orang mengatakan bahwa mereka telah mengalami gangguan kesehatan akibat suku cadang beracun yang digunakan dalam mobil Audi buatan Tiongkok yang mereka beli.

Artikel yang diposting pada tanggal 8 Maret 2019 itu diduga ditulis oleh keluarga dari enam penderita leukemia yang menderita penyakit ini setelah “mereka semua membeli Audi [buatan Tiongkok].”

Di antara 3.000 korban yang dilaporkan, 150 orang menderita sakit parah, keguguran, atau melahirkan bayi dengan cacat lahir.

Menurut laporan The Epoch Times pada 20 Maret 2019, penulis WeChat tersebut merujuk pada enam mobil Audi yang semuanya diproduksi oleh produsen mobil Tiongkok FAW-Volkswagen. Pemilik Audi tersebut menderita leukemia setelah beberapa tahun membeli Audi tersebut dan bahwa dua dari enam pemilik Audi tersebut kini telah meninggal dunia.

Para penulis menduga penggunaan peredam aspal pada Audi tersebut yang menyebabkan penyakit leukemia.

Para sumber yang dapat dipercaya yang bekerja pada industri mobil Tiongkok mendukung pemikiran ini. Berbicara kepada outlet media Tiongkok, mereka mengatakan bahwa peredam aspal banyak digunakan dalam berbagai macam model mobil domestik Tiongkok. Di negara maju, pabrik mobil memilih untuk menggunakan resin polimer atau karet sebagai peredamnya.

Audi, produsen mobil Jerman yang terkenal, bermitra dengan FAW-Volkswagen, perusahaan patungan Tiongkok-Jerman yang didirikan pada tahun 1990. Perusahaan ini memproduksi Audis di pabriknya di Changchun, timur laut Tiongkok.

Pada 24 Maret 2019, penulis utama artikel itu, seorang wanita bernama Lin, mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa lebih dari 3.000 pemilik Audi buatan Tiongkok telah menghubunginya dan membentuk kelompok media sosial untuk membahas masalah kesehatan mereka dan mengambil tindakan untuk mencari keadilan bagi diri mereka sendiri.

Beberapa orang dari mereka tidak mempermasalahkan hubungan antara masalah kesehatan mereka dengan Audi sampai akhirnya mereka membaca artikel WeChat tersebut.

Menurut Lin, dari ribuan pemilik Audi, sekitar 150 pemilik menderita masalah kesehatan serius setelah memiliki kendaraan tersebut. Tiga puluh pemilik juga menderita leukemia, sementara pemilik lainnya menderita kanker paru, limfoma, dan kerusakan hati. Beberapa wanita melaporkan kerusakan pada anak yang dikandungnya, yang mengakibatkan keguguran dan cacat lahir.

Lin juga menulis bahwa meskipun para korban mempublikasikan klaim mereka dan melaporkan nomor kendaraan mereka, tidak ada komentar dari perwakilan lembaga penjaminan kualitas milik negara dalam menanggapi kekhawatiran mereka.

Dealer Audi merespons secara singkat pertanyaan media, dengan mengatakan bahwa semua kendaraan yang mereka jual telah melewati inspeksi kualitas.

“Saat ini, tidak ada instansi pemerintah terkait yang melakukan intervensi dalam kasus ini. Tidak ada instansi pemerintah terkait yang melakukan hal tersebut.

Dealer mobil Audi, dalam wawancara dengan wartawan, hanya mengklaim bahwa mobil mereka tidak memiliki masalah. Ketika para wartawan mencoba menyelidiki lebih jauh, [para dealer] hanya menghindari masalah dengan menutup telepon.”

Huang Zhijie, yang sebelumnya bekerja di Kantor Berita Xinhua sebagai pemimpin redaksi dan editor eksekutif majalah Tiongkok, New Media, kini  menjalankan media mandiri di WeChat. Huang Zhijie menerbitkan ulang artikel yang ditulis oleh enam keluarga di akun WeChat-nya. Karena pengikutnya yang luas, postingan Huang Zhijie dilihat oleh tiga juta orang dalam beberapa hari.

Menurut Huang Zhijie, ia menerima ancaman dari orang tidak dikenal karena berbagi artikel tersebut. (Olivia Li/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=a6NpdU8MgMo