Rakyat Zimbabwe Merefleksikan Masa-masa Hidupnya Orang Kuat Mugabe

Sally Nyakanyanga, Spesial untuk The Epoch Times

Mengamati kehidupan sehari-hari di ibu kota Zimbabwe, Harare, seolah-olah kematian mantan diktator Robert Mugabe, tak berpengaruh apa-apa terhadap warga.  

Dalam keseharian, orang-orang masih menjalankan bisnis mereka seperti biasa di negara Afrika tenggara itu, yang kini dilanda kemiskinan.

Warga Zimbabwe yang berbicara dengan The Epoch Times mengungkapkan, tak memiliki banyak kata-kata yang baik tentang mantan negarawan itu. Ia meninggal dunia pada usia 95 tahun di sebuah rumah sakit di Singapura. Dikarenakan, warga Zimbabwe percaya keadaan negara yang kini mengerikan gara-gara Mugabe.

Sosok Mugabe mewarisi ekonomi yang dinamis pada tahun 1980, ketika negara Afrika selatan itu memperoleh kemerdekaannya dari Inggris. Tetapi, Mugabe menghancurkannya, kini negara itu tak lagi memiliki mata uangnya sendiri seperti diungkapkan oleh kolumnis, Cyprian Mketiwa.

Cyprian Mketiwa mengatakan, korupsi telah menyebar di bawah pengawasan mantan presiden itu, tetapi dia tidak melakukan apa-apa. Mugabe terlibat dalam pembelian skandal tiga pesawat dari Malaysia, di mana jutaan dolar disedot sebagai contohnya.

Dhliwayo-Chiunzi, seorang dosen bioteknologi di Harare Institute of Technology, mengatakan tentang sosok Mugabe.

Mugabe dinilai sebagai seorang orator yang baik, ahli strategi yang baik, terpelajar, dan cerdas. Namun, dia adalah pembunuh yang kejam dan licik. Ia dengan kejam melenyapkan musuh-musuhnya menggunakan metode licik. Mugabe juga menggunakan loyalis dan pencuri dengan siapapun dia membawa negara ke lututnya.

 Dhliwayo-Chiunzi memaparkan, Secerdas Mugabe, ia tidak mampu mengarahkan negara itu menuju sejahtera.

Adalah kepemimpinannya yang membesarkan para pembunuh dan pencuri yang membunuh negara itu. Adapun istri kedua Mugabe, Grace Mugabe adalah sosok yang lapar akan kekuasaan dan kekayaan materi. 

Dosen itu, menambahkan bahwa “bersama sebagai sebuah keluarga, mereka mengubah negara itu ke dalam rumah tangga pribadi — mereka mengumpulkan kekayaan untuk diri mereka sendiri dan teman-teman setia mereka. ”

Dhliwayo-Chiunzi mengatakan, Mugabe adalah alasan negara itu jatuh dalam jurang kemiskinan yang terjadi pada saat ini. Dia menegaskan, Mugabe adalah seorang teroris yang bersembunyi di balik pidato-pidato yang fasih, menteror rakyatnya sendiri. Bahkan, mengajarkan orang-orang dari partai ZANU-PF atau Zimbabwe Front Persatuan Nasional-Patriotik Afrika- untuk menjadi seperti dirinya. 

Mugabe sangat mengecewakan. Dia memulai dengan sangat baik ketika menyatukan orang-orang, tetapi ketika korupsi merajalela, negara itu bertekuk lutut. 

Ikon Pembebasan

Mugabe meninggal dunia pada 6 September di Rumah Sakit Gleneagles di Singapura, tempat ia menerima perawatan medis. Penggantinya, Presiden Emmerson Mnangagwa, dalam cuitannya pada 6 September lalu, menuliskan bahwa Mugabe adalah “ikon pembebasan” yang telah meninggal dunia.

Mugabe dikenal karena keterlibatannya dalam perjuangan pembebasan melawan pemerintahan kolonial kulit putih. Ketika itu,  membawa Zimbabwe kepada kemerdekaannya pada tahun 1980. 

Dia juga dikenal karena merebut tanah dari kebanyakan petani kulit putih komersial, tanpa kompensasi pada tahun 2000 silam. Akhirnya, memaksa beberapa dari mereka meninggalkan negara itu dan banyak yang melarat. 

Meskipun Mugabe dicintai oleh banyak orang Afrika, karena mereka percaya dia mampu tegak dan berbicara di depan umum menentang kolonialisme kepada rakyatnya, akan tetapi dia adalah seorang tiran.

Obert Masaraure, selaku presiden asosiasi guru, Serikat Guru Pedesaan Amalgamated dari Zimbabwe mengatakan, dirinya memiliki perasaan campur aduk tentang kematian Mugabe.

Masaraure mengungkapkan, Warisan Mugabe memiliki dua sisi: berkontribusi besar terhadap kemerdekaan negara dan inisiatif pemberdayaan kulit hitamnya. Namun, mereka dikerdilkan oleh sisi lain dari korupsi, otoriteranisme, dan nepotisme, yang membuat negara itu bertekuk lutut. 

Seorang pria kulit putih Zimbabwe, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan, bahwa warga Zimbabwe adalah pekerja keras. Akan tetapi semua itu sia-sia belaka. Dikarenakan, uang pensiun mereka tidak berarti apa-apa. Orang-orang tidak dapat mempertahankan uang yang telah mereka hasilkan.

Pria itu mengatakan, Mugabe meninggalkan negara itu dalam keadaan korup, karena korupsi merjalela di mana-mana. Kepemimpinan saat ini, hanya memilih domba kurban karena korupsi warisan Mugabe berurat berakar di mana-mana. 

Ekonomi Bermasalah

Zimbabwe masih berjibaku dengan berbagai tantangan, seperti kekurangan bahan bakar, tidak tersedianya listrik selama lebih dari 18 jam selama sehari, dan masalah mata uang. Lebih parah lagi,  banyak orang tidak dapat menarik uang mereka dari bank.

Kini, warga bergantung terhadap apa yang sekarang dikenal sebagai “uang plastik” –  yakni transfer uang melalui mobile dan transfer bank – yang sering dipengaruhi oleh kekurangan pasokan listrik. 

Selain itu, bagi banyak warga Zimbabwe menghadapi uang seluler yang melejit mahal, karena banyak yang harus membayar antara 30 dan 40 persen ekstra, untuk mendapatkan uang tunai dalam mata uang lokal yakni dolar Zimbabwe.

Presiden saat ini, Mnangagwa mengatakan, bangsa itu akan memasuki masa berkabung secara resmi bagi pemimpinnya untuk mengenang sosok yang disebutnya, sebagai “seorang guru dan mentor yang hebat,” dan “negarawan luar biasa abad ini.”

Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan mereka bekerja dengan Zimbabwe untuk memulangkan jasad Mugabe. (asr)