
Luo Tingting – NTDTV.com
Epidemi virus Komunis Tiongkok (COVID-19) di India tak terkendali. Jumlah orang yang baru didiagnosis dalam sehari melebihi 300.000 kasus, selama 6 hari berturut-turut. Sedangkan jumlah kematian pada 28 April melebihi 3.000 kasus. Fasilitas kesehatan India di ambang kehancuran. Ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) percaya bahwa epidemi di India diremehkan. Asapun jumlah infeksi sebenarnya dapat mencapai 530 juta kasus
The Times of India melaporkan pada 28 April bahwa dalam 24 jam terakhir, India menambahkan 362.770 kasus yang dikonfirmasi virus Komunis Tiongkok (COVID-19), dengan 3.286 kasus kematian baru. Sedangkan jumlah kasus yang diagnosis dan kematian baru dalam sehari, keduanya mencatatkan rekor baru.
Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan kepada CNN pada 26 April mengatakan, dikarenakan kemampuan deteksi pasien yang terinfeksi terbatas, epidemi India telah “diremehkan” dan jumlah infeksi sebenarnya mungkin 20 hingga 30 kali lipat dari angka resmi, yaitu sekitar 350 juta kasus hingga 530 juta kasus.
Sementara itu, menurut laporan pasangan pria dan wanita di daerah Ratland, negara bagian Madhya Pradesh, India, menggelar upacara pernikahan mereka pada 26 April 20201. Keduanya harus mengenakan pakaian alat pelindung diri lengkapnya dikarenakan mereka terkonfirmasi terinfeksi.
Sebagai langkah pengendalian penyebaran epidemi, negara bagian Madhya Pradesh telah membatasi pertemuan sosial dan keagamaan di banyak tempat. Aturan yang diberlakukan mengurangi jumlah tamu pernikahan menjadi 50 orang. Pejabat setempat ingin menghentikan pernikahan tersebut, namun akhirnya tetap digelar seperti biasa dengan seizin atasan.
Pengantin baru mengenakan baju APD untuk mencegah penularan. Tokoh agama dan sejumlah kerabat serta teman juga menggunakan APD. Jumlah peserta pernikahan dibatasi hingga 10 orang, dan ada polisi di tempat untuk “mengawasi upacara.” Video terkait pernikahan menjadi viral di Twitter, memicu diskusi di antara netizen. Ini tak hanya terjadi Madhya Pradesh, di Kerala pun, rumah sakit disulap sebagai tempat pernikahan. Dikarenakan, pengantin pria dan ibunya menjalani tes positif sebelum hari istimewa itu.
Jumlah korban meninggal dunia terus mengalami lonjakan, permintaan ambulans di India tidak mencukupi. Beberapa hari lalu, seorang wanita India berusia 50 tahun yang meninggal dunia, jenazahya terpaksa diapit di antara putra dan menantunya untuk dibawa ke krematorium dengan kenderaan motor.
Menurut laporan oleh “India Today”, insiden tersebut terjadi di distrik Srikakulam, negara bagian Andhra Pradesh di India tenggara. Wanita yang meninggal dunia itu mengalami gejala COVID-19 dan dibawa ke rumah sakit pada 26 April 2021. Setelah mengalami gejala dan di tes, kondisinya memburuk dengan cepat. Wanita itu meninggal dunia sebelum hasil tes diagnosis dilaporkan.
Keluarga wanita itu, dengan sedih menunggu ambulans atau kendaraan lain untuk membawa jenazahnya ke krematorium. Akan tetapi, mereka tidak menyangka tidak dapat menemukan ambulans. Pada akhirnya, menantunya dan anak putranya harus mengendarai sepeda motor, menjepit tubuhnya di tengah, dan membawanya ke krematorium untuk kremasi.
Baru-baru ini, insiden tragis serupa sering muncul di India. Sebelumnya, seorang laki-laki mengikat jenazah ayahnya ke atap mobil dan membawanya ke krematorium. Seorang ibu juga meletakkan jenazah anaknya di atas kenderaan roda tiga, lalu mengirimkannya ke krematorium.
Terlihat sebuah video di Twitter yang menunjukkan bahwa, jenazah korban yang terinfeksi di India dijejerkan untuk menunggu dikremasi. Tungku kremasi tak mencukupi. Banyak dari jenazah ditempatkan di lapangan terbuka dan dibakar dengan kayu bakar. Sebuah pemandangan yang mengerikan dan menyedihkan. (hui)
Video Rekomendasi :